Penulis
DAFTAR ISI
ii
2.6. Bagaimana cara agar pelaku bisnis sesuai ketentuan hukum bisnis.............
7
2.7. Pentingnya pemahaman bidang hukum......................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dengan semakin pesatnya perkembangan setiap bidang kehidupan, termasuk
bisnis yang kini tak hanya barang namun juga jasa, diperlukan suatu kebutuhan untuk sadar
hukum dan melek hukum. Suatu negara yang digambarkan dalam Diagram Pareto pada
awalnya dibuat atas fenomena unik bahwa menurut penelitian tersebut 80% pendapatan negara
ditentukan oleh 20% penduduknya, ini menunjukan bahwa bisnis termasuk sebagai penopang
perekonomian dan pembangunan di suatu negara.
Menurut Saleh (1990), Hukum merupakan pranata yang pada akhirnya menentukan
bagaimana kesejehateraan yang dicapai tersebut dapat dinikmati secara merata, bagaimana
keadilan sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dan bagaimana kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat membawa kebahagiaan rakyat banyak.
Sebagai pelaku bisnis tentu tidak akan terlepas dari hukum, khususnya hukum bisnis.
Hukum bisnis bertujuan untuk memberikan kepada para pelaku bisnis berupa keadilan,
kepastian hukum, dan ketertiban dalam menjalankan kegiatan bisnis mereka. Dengan
demikian, hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar,
tertib, dan aman, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis
tersebut.
Hukum sebagai salah alat pengawasan (social control) yang efektif untuk
mengendalikan praktek bisnis yang tidak sehat. Sebab hukum menetapkan secara tegas apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, serta bentuknya yang tertulis memberi rasa
aman bagi para pelaku bisnis, karena apabila terjadi pelanggaran sanksinya jelas dan terdapat
bukti nyata.
Kegiatan bisnis yang terkadang kompleks menjadi alasan perlunya hukum sebagai atapnya,
bisnis tentu melibatkan dua pihak atau lebih, payung hukum lah yang menjamin agar mereka
masing-masing pihak menunaikan seluruh kewajiban dan atau mendapatkan seluruh haknya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Mengapa aturan-aturan hukum dibutuhkan dalam bisnis?
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa yang menetukan tingkah laku manusia
dalam masyarakat. Meliputi aturan tertulis dan tidak tertulis yang berlaku dalam
penyelenggaraan segenap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Van
Vollenhoven (Het adatrecht van Nederlandsche Indie), Hukum adalah suatu gejala dalam
pergaulan hidup yang bergejolak terus menerus dalam keadaan bentur membentur tanpa hentihentinya dengan gejala lainnya.
Norma hukum masih diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat meskipun ada normanorma atau kaidah-kaidah lain seperti norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan.
Norma hukum masih diperlukan karena dari ketiga norma tersebut tidak mampu memberikan
secara langsung rasa keadilan dan kebenaran bagi masyarakat. Dalam hukum dikenal dengan
istilah berlaku secara unifikasi (berlaku bagi seluruh golongan). Norma semacam ini dapat
berlaku secara menyeluruh dikarenakan dalam pembuatan norma itu jelas, atau dengan kata
lain ada azas legalitas dalam hukum.
Bisnis adalah keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara
teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa-jasa
maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan, atau disewakan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. (R.B. Simatupang). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bisnis
adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bisnis merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan, karena
dikatakan sebagai suatu pekerjaan, mata pencaharian, bahkan suatu profesi; Bisnis merupakan
aktivitas dalam perdagangan; Bisnis dilakukan dalam rangka memperoleh keuntungan/laba
Ada 3 bidang usaha bisnis:
1. Perdagangan
2. Industri
3. Jasa
Aturan-aturan
hukum
itu
dibutuhkan
dalam
bisnis
karena
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih
daripada
sekadar
janji
serta
iktikad
baik
saja.
2. Adanya kebutuhan untuk menciptkan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan seandainya
salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya, tidak memenuhi janjinya. Disinilah peran
hukum
bisnis
tersebut.
Dengan kata lain hukum binis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcementnya) yang mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau
keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan
menempatkan uang dari para entrepreneunr dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan
motif (dari entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan keuntungan. (Munir Fuady,
2005 : 2).
Dapat dikatakan bahwa hukum bisnis penting atau perlu diketahui atau dipelajari oleh pelaku
ekonomi atau bisnis karena setiap aktivitas/kegiatan bisnis selalu diatur oleh hukum. Untuk itu
para pelaku bisnis atau ekonomi perlu mengetahui atau mempelajarinya agar bisnisnya bisa
berjalan dengan lancar sehingga tidak melanggar hukum atau melakukan bisnis yang illegal
yang menyebabkan kerugian baik pelaku bisnis itu sendiri (produsen) maupun masyarakat
(konsumen).
Etika Bisnis
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku Etika bisnis, yaitu :
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang
kokoh.
Fungsi Hukum Bisnis
1. Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,
2. Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis,
3. Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat
dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).
Ruang Lingkup Hukum Bisnis
Secara garis besar yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis, antara lain sebagai
berikut :
1. Kontrak bisnis
2. Bentuk-bentuk badan usaha (PT, CV, Firma)
3. Perusahaan go publik dan pasar modal
4. Jual beli perusahaan
5. Penanaman modal/investasi (PAM/PMDN)
6. Kepailitan dan likuidasi
7. Merger, konsolidasi dan akuisisi
8. Perkreditan dan pembiayaan
9. Jaminan hutang
10. Surat-surat berharga
11. Ketenagakerjaan/perburuhan
12. Hak Kekayaan Intelektual, yaitu Hak Paten (UU No. 14 tahun 2001, Hak Merek UU
No. 15 tahun 2001, Hak Cipta (UU No. 1 19 tahun 2002), Perlindungan Varietas
Tanaman (UU No. 29 tahun 2000), Rahasia Dagang (UU No. 30 tahun 2000 ), Desain
Industri, (UU No. 31 tahun 2000), dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (UU No. 32
tahun 2000).
13. Larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
14. Perlindungan konsumen (UU No.8/1999)
15. Keagenan dan distribusi
16. Asuransi (UU No. 2/1992)
17. Perpajakan
18. Penyelesaian sengketa bisnis
19. Bisnis internasional
20. Hukum pengangkutan (dart, laut, udara)
21. Alih Teknologi perlu perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi pemilik
teknologi maupun pengguna teknologi seperti mengenai bentuk dan cara pengalihan
teknologi asing ke dalam negeri.
22. Hukum perindustrian/industri pengolahan.
23. Hukum Kegiatan perusahan multinasional (ekspor inport)
24. Hukum Kegiatan Pertambangan
25. Hukum Perbankan (UU No. 10/1998) dan surat-surat berharga
26. Hukum Real estate/perumahan/banguna
27. Hukum Perjanjian internasional/perdagangan internasional.
28. Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang (UU No. 15 tahun 2002)
29.
Asas kontrak (perjanjian) itu sendiri yang menjadi sumber hukum utama,
dimana masing-masing pihak terikat untuk tunduk kepada kontrak yang
Perundang-undangan
diluar
KUHPerdata,
KUHPidana,
KUHDagang
33. Atau menurut Munir Fuady, sumber-sumber hukum bisnis adalah
Perundang undangan;
Perjanjian;
Traktat;
Jurisprudensi;
Kebiasaan;
barang-barang
yang
tidak
aman
dikonsumsi,
atau
bidang
hukum
penting
bagi
seorang
pengusaha
39.
obyek hukumnya.
Misal, sebuah bisnis tidak memiliki surat izin tempat usaha maka
KESIMPULAN
Hukum tentu sangat penting untuk bisnis, seluruh subjek dan objek
bisnis tak akan terlepas dari hukum. Hukum menjamin agar kegiatan bisnis dapat
berjalan dengan aman,tertib dan terlindungi oleh kepastian hukum. Sesuai dengan
fungsinya, bahwa Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,
Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis, Agar terwujud
watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat dan
dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).
46.
terpenuhi,baik itu produsen maupun konsumennya, sehingga tidak ada satu pihak
pun yang merasa dirugikan jika terjadinya wanprestasi. Hak-hak konsumen untuk
merasa aman terhadap suatu produk pun terjamin. Agar bisnisnya bisa berjalan
dengan lancar pelaku bisnis tentu berhubungan erat dengan hukum sehingga tidak
ada kata melanggar hukum atau melakukan bisnis yang illegal yang menyebabkan
kerugian baik pelaku bisnis itu sendiri (produsen) maupun masyarakat
(konsumen).
47. Oleh karena itu, dengan menaati hukum bisnis akan menghindarkan para
pelaku bisnis dari berbagai persoalan, sekaligus membuat kegiatan bisnis
menjadi aman dan terlindungi. Jadi, tidak ada alasan bagi para pelaku
bisnis untuk tidak melakukannya.
48.
49.
DAFTAR PUSTAKA
50.
51.
52.
53.
54.
55.