Anda di halaman 1dari 15

Tugas ppkn

Nama:Deni Setiawan
No:10
Kelas:11 TKR 1
Sistem peradilan diindonesia
• Makna lembaga peradilan
• Makna lembaga peradilan juga dapat diartikan sebagai
lembaga bentukan negara yang merupakan bagian dari
otoritas negara di bidang kekuasaan kehakiman.
Sumber hukumnya berasal dari peraturan perundang-
undangan.
• Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilaksankan oleh
Mahkamah Agung. Lembaga peradilan di bawah
Mahkamah Agung terdiri dari Peradilan Umum,
Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata
Usaha Negara, dan Mahkamah Konstitusi.
Dasar hukum lembaga peradilan

• Adjarian, dasar hukum dari terbentuknya lembaga-


lembaga peradilan di Indonesia, yaitu:
• 1. Pacasila terutama sila kelima yang berbunyi “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
• 2. UUD 1945 Bab IX Pasal 24 ayat 2 dab ayat 3.
• 3. UU RI No.3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak.
• 4. UU RI No.31 Tahun 1997 tentang peradilan militer.
• 5. UU RI No.26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi
manusia.
• 6. UU RI No.14 Tahun 2002 tentang pengadilan pajak
• 7. UU RI No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi.
• 8. UU RI No.5 Tahun 2004 tentang perubahan atas
UU RI No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung.
• 9. UU RI No.8 Tahun 2004 renrang perubahan atas
UU RI No.2 Tahun 1986 tentang peradilan umum.
• 10. UU RI No.3 Tahun 2006 tentang perubahan atas
UU RI No.5 Tahun 1986 tentang peradilan agama
• 11. UU RI No.9 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU RI No.7 Tahun 1986
tentang peradilan tata usaha negara.
• 12. UU RI No.3 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU RI No.14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung.
• 13. UU RI No.46 Tahun 2009 tentang pengadilan tindak pidana korupsi.
• 14 UU RI No.48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman.
• 15. UU RI No.49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU RI No.2 Tahun
1986 tentang peradilan umum.
• 16. UU RI No.50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU RI No.5 Tahun
1989 tentang peradilan agama.
• 17. UU RI No.51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU RI No.7 Tahun
1986 tentang peradilan tata usaha negara.
• 18. UU RI No.8 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas UU RI No.24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
Klasifikasi lembaga peradilan
• Lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung
• Peradilan Umum, yang meliputi:
• Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota provinsi.
• Pengadilan Negeri berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
• Peradilan Agama yang terdiri atas:
• Pengadilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
• Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di ibu kota provinsi.
• Peradilan Militer, terdiri atas:
• Pengadilan Militer;
• Pengadilan Militer Tinggi;
• Pengadilan Militer Utama;
• Pengadilan Militer Pertempuran.
• Peradilan Tata Usaha Negara yang terdiri atas:
• Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
• Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota provinsi.
• Mahkamah Konstitusi
• Mahkamah Konstitusi adalah lembaga negara yang melakukan kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia,
adapun susunannya sebagai berikut:
• Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 (sembilan) orang anggota hakim konstitusi
yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
• Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota,
seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan 7 (tujuh) orang anggota hakim
konstitusi.
• Ketua dan Wakil Ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan
selama 3 (tiga) tahun.
• Sebelum Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi terpilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), rapat pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah
Konstitusi dipimpin oleh hakim konstitusi yang tertua usianya.
• Ketentuan mengenai tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua sebagaimana
dimaksud
Perangkat lembaga peradilan
• 1. Peradilan Umum
• Peradilan umum adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Kekuasaan
kehakiman di lingkungan Peradilan Umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi. Hal-hal mengenai
peradilan umum diatur dalam UU No. 2 Tahun 1986 dan UU No. 49 Tahun 2009.
• Pengadilan umum mempunyai tugas dan wewenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan
perkara perdata.
• Pengadilan Negeri
• Pengadilan negeri, merupakan organ kekuasaan kehakiman dalam lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di Ibu kota
Kabupaten/Kota, dan memiliki daerah hukum mencakup wilayah Kabupaten/Kota tersebut.
• Pengadilan Tinggi
• Pengadilan tinggi merupakan ogan kekuasaan kehakiman dalam lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibukota
Provinsi, dan memiliki daerah hukum mencakup wilayah provinsi.
• 2. Peradilan Agama
• Peradilan agama diatur dalam UU No. 7 Tahun 1989 dan UU No. 50 Tahun 2009. Peradilan agama terdiri dari pengadilan
agama dan pengadilan tinggi agama. Pengadilan agama adalah organ kekuasaan kehakiman dalam lingkungan peradilan
Agama yang berkedudukan di kota madya atau ibu kota kabupaten meliputi wilayah kota madya atau kabupaten.
• Pengadilan Tinggi Agama merupakan pengadilan Tingkat Banding. Pengadilan Tinggi Agama berkedudukan di ibukota provinsi,
dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi. Peradilan Agama mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut.
• Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama (perkawinan, warisan, sodaqoh, dan lain-lain).
• Mengadili perkara yang menjadi kewenangan pengadilan agama dalam tingkat banding.
• Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar pengadilan agama di daerah hukumnya
• 3. Peradilan Militer
• Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di
lingkungan Angkatan Bersenjata, yang meliputi Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi, Pengadilan Militer
Utama, dan Pengadilan Militer Pertempuran. Berikut hal mengenai peradilan militer diatur dalam UU No. 31 Tahun
1997 dan UU No. 31 Tahun 1999.
• Pengadilan Militer
• Susunan persidangan Pengadilan Militer untuk memeriksa dan memutuskan perkara pidana pada tingkat pertama
adalah 1 orang Hakim Ketua dan 2 orang Hakim Anggota yang dihadiri 1 orang Oditur Militer/Oditur Militer Tinggi
dan dibantu 1 orang Panitera.
• Pengadilan Militer Tinggi
• Susunan persidangan Pengadilan Militer Tinggi untuk memeriksa dan memutus perkara pidana pada tingkat
pertama adalah 1 orang Hakim Ketua dan 2 orang Hakim Anggota yang dihadiri 1 orang Oditur Militer/Oditur
Militer Tinggi dan dibantu 1 orang Panitera.
• Pengadilan Militer Utama
• Susunan persidangan Pengadilan Militer Utama untuk memeriksa dan memutus perkara sengkata Tata Usaha
Angkatan Bersenjata pada tingkat banding adalah 1 orang Hakim Ketua dan 2 orang Hakim Anggota dan dibantu 1
orang Panitera.
• Pengadilan Militer Pertempuran
• Susunan persidangan Pengadilan Militer Pertempuran untuk memeriksa dan memutus suatu perkara pidana adalah
1 orang Hakim Ketua dengan beberapa Hakim Anggota yang keseluruhannya selalu berjumlah ganjil, yang dihadiri
1 orang Oditur Militer/Oditur Militer Tinggi dan dibantu 1 orang Panitera.
• 4. Peradilan Tata Usaha Negara
• Peradilan tata usaha dibuat dengan tujuan dalam rangka menegakkan keadilan,
kebenaran, ketertiban, dan kepastian hukum sehingga dapat memberi pengayoman
kepada masyarakat. Hal mengenai peradilan tata usaha diatur dalam UU No. 5 Tahun
1986 dan UU No. 51 Tahun 2009. Peradilan Tata Usaha dari PTUN dan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN).
• PTTUN atau Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan pengadilan tingkat pertama.
Susunan pengadilan terdiri atas Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretarus,
dan pemimpin pengadilan terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua.
• Tugas Peradilan Tata Usaha Negara
• Peradilan Tata Usaha Negara memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut.
• Memeriksa dan memutuskan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat banding.
• Memeriksa dan memutuskan serta mengadili antara pengadilan Tata Usaha Negara di
dalam daerah hukumnya.
• Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan ditingkat pertama sengketa Tata Usaha
Negara.
• 5. Komisi Yudisial (KY)
• Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri
dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan
atau pengaruh kekuasaan lain. Komisi Yudisial terdiri dari pimpinan
dan anggota. Pimpinan Komisi Yudisial terdiri atas seorang Ketua
dan seorang Wakil Ketua yang merangkap anggota.
• Komisi Yudisial mempunyai 7 Anggota, yang merupakan pejabat
negara yang direkrut dari mantan hakim, praktis hukum, akademis
hukum, dan anggota masyarakat. Berikut wewenang Komisi
Yudisial.
• Mengusulkan pengangkatan hakim agung kepada DPR.
• Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga
perilaku hakim di seluruh lingkungan peradilan.
Peran lembaga peradilan
• Peran lembaga peradilan salah satunya yaitu
menegakkan hukum dan keadilan bagi rakyat
Indonesia untuk mendapatkan haknya sesuai
undang undang yang berlaku.
• Mengutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas
XI oleh Yusnawan Lubis dan Mohamad Sodeli, lembaga peradilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung meliputi:
• Peradilan Umum, meliputi Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri.
• Peradilan Agama, meliputi Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.
• Peradilan Militer, meliputi Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi, Pengadilan Militer
Utama, dan Pengadilan Militer Pertempuran.
• Peradilan Tata Usaha Negara, berupa Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara.
• Tingkatan dan Peran Lembaga Peradilan
• Berikut ini merupakan tingkatan dan peran lembaga peradilan yang disadur dari buku Pendidikan
Kewarganegaraan untuk SMK dan MAK Kelas X Semester 1 karangan Retno Listyarti dkk.
• 1. Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)
• Pengadilan Negeri merupakan tingkatan pertama dalam Lembaga Peradilan di Indonesia.
Pengadilan tingkat pertama dibuat oleh menteri kehakiman melalui persetujuan Mahkamah
Agung.
• 2. Pengadilan Tingkat Kedua (Pengadilan Tinggi)
• Pengadilan ini dibentuk melalui undang-undang dengan wilayah hukumnya meliputi satu provinsi. Peran lembaga peradilan ini meliputi:
• Memimpin pengadilan-pengadilan negeri di daerah hukumnya.
• Mengawasi jalannya peradilan di daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan secara saksama dan sewajarnya.
• Mengawasi dan meneliti perbuatan seluruh hakim pengadilan negeri di daerah hukumnya.
• Bila terjadi sesuatu, lembaga ini berperan dalam memberikan peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu kepada pengadilan
negeri di daerah hukumnya.
• ADVERTISEMENT
• 3. Mahkamah Agung
• Mahkamah Agung merupakan pengadilan negara tertinggi yang berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia atau di lain tempat
yang ditetapkan oleh presiden. Peran Mahkamah Agung antara lain:
• Mengawasi jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan di Indonesia.
• Mengawasi tindakan para hakim di semua lingkungan peradilan.
• Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk melalui surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.
• Alat Kelengkapan Peradilan
• Ilustrasi hakim lembaga peradilan. Foto: Pexels.com
• Ilustrasi hakim lembaga peradilan. Foto: Pexels.com
• Indonesia memiliki alat kelengkapan lembaga peradilan yang berlaku. Berikut penjelasannya menurut Retno Listyarti dalam bukunya.
• 1. Hakim
• Hakim adalah pihak yang melaksakan tugas kekuasaan kehakiman. Tugasnya, menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila.
• Hal itu dilakukan dengan cara menafsirkan hukum dan mencari asas-asas yang menjadi landasan atas perkara yang terjadi. Dengan begitu
keputusan hakim akan mencerminkan perasaan keadilan bangsa dan rakyt Indonesia.
• 2. Jaksa
• Jaksa merupakan sosok yang melaksanakan kekuasaan negara pada bidang
penuntutan dan kewenangan lain berdasarkan undang-undang.
• Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut memiliki peran penting
dalam upaya penegakan hukum. Karena itulah seorang jaksa dituntut
untuk menjalankan tugasnya secara profesional sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
• 3. Polisi
• Polisi adalah pihak yang berperan sebagai pemelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat (kamtibmas), penegak hukum, pelindung,
pengayom, dan pelayan masyarakat.
• Polisi juga bertugas sebagai penegak hak asasi manusia, pemelihara
keamanan, dan ketertiban, sehingga akan memunculkan keamanan dalam
negeri dalam suatu kehidupan nasional.

Anda mungkin juga menyukai