Anda di halaman 1dari 4

Makna Lembaga Peradilan, Dasar Hukum Lembaga Peradilan, Klasifikasi Lembaga

Peradilan di Indonesia

Apa itu lembaga peradilan?

Lembaga peradilan merupakan alat perlengkapan negara yang tugasnya adalah untuk
mempertahankan serta menegakkan hukum nasional. Artinya, ketika pelanggaran hukum terjadi,
maka pelaku pelanggaran hukum tersebut akan dihadapkan ke hadapan lembaga pengadilan.

Lembaga peradilan memiliki pengadilan atau badan peradilan yang merupakan salah satu
lembaga penegakan hukum. Proses penegakan hukum dan lembaga yang melaksanakan
penegakan hukum ini biasa disebut sebagai peradilan dan pengadilan.

Lembaga Peradilan di Indonesia

Apa itu pengadilan?

Pengadilan adalah instansi resmi atau badan yang melaksanakan sistem peradilan melalui jalan
memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara.

Peradilan sendiri merupakan segala sesuatu atau proses yang dijalankan di pengadilan yang
berkaitan dengan memeriksa, mengadili serta memutuskan perkara dengan jalan menerapkan
hukum.

Tugas dari lembaga peradilan adalah untuk menjalankan peradilan yang ada dengan seadil-
adilnya. Badan –badan peradilan ini mempunyai tugas -tugas pokok yang cukup banyak. Yakni,
menerima, memeriksa, dan mengadili serta menyelesaikan tiap perkara yang melanggar hukum
dan yang diajukan kepadanya.

Pentingnya penegakan hukum

Tujuan dari diciptakannya hukum adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang amna,
damai dan tenteram. Karenanya, hukum perlu berjalan efektif. Agar hukum dapat berjalam
efektif, diperlukan adanya penegakan hukum.

Penegakan hukum yang dimaksud juga termasuk pemberian hukuman atau sanksi, baik pidana
maupun perdata, bagi para pelanggar hukum. Karena ada tugas hukuman atau sanksi inilah,
maka dibutuhkan juga lembaga penegak hukum dan pejabat hukum.

Penegakan hukum memerlukan kekuasaan kehakiman yang dipegang oleh sebuah Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya. Badan tersebut berada dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Di Indonesia, pemegang kekuasaan kehakiman ada dua lembaga, yakni Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi.

Dasar hukum lembaga peradilan nasional

Pembentukan lembaga-lembaga peradilan nasional di Indonesia sesuai dengan dasar –dasar


hukum yang ada. Dasar hukum tersebut meliputi :

1. Pancasila, utamanya sila kelima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.

2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pada Bab IX Pasal 24 Ayat
(2) dan (3), yang bunyinya: (2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi (3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman diatur dalam undang-undang.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997, tentang Peradilan Militer.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009, tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009, tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009, tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011, tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

Klasifikasi Lembaga Peradilan

Dalam pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman


disebutkan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi”.
Dari ketentuan di atas, sesungguhnya badan peradilan nasional dapat diklasifikasikan sebagai
berikut.

Lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung

1) Peradilan Umum, yang meliputi:

a) Pengadilan Negeri berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota dan

b) Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota provinsi.

2) Peradilan Agama yang terdiri atas:

a) Pengadilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.

b) Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di ibu kota provinsi.

3) Peradilan Militer, terdiri atas:

a) Pengadilan Militer,

b) Pengadilan Militer Tinggi,

c) Pengadilan Militer Utama, dan

d) Pengadilan Militer Pertempuran.

4) Peradilan Tata Usaha Negara yang terdiri atas:

a) Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota, dan

b) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota provinsi.

Mahkamah Konstitusi
Badan-badan peradilan di atas merupakan sarana bagi rakyat pencari keadilan untuk
mendapatkan haknya di dalam lapangan peradilan nasional. Badan-badan tersebut mempunyai
fungsi tersendiri sesuai dengan kompetensinya.

Kompetensi sebuah lembaga peradilan adalah sebagai berikut.

1. Kompetensi relatif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya untuk
mengadili suatu perkara. Misalnya, penyelesaian perkara perceraian bagi penduduk yang
beragama Islam maka yang berwenang untuk menyelesaikannya adalah peradilan agama. Tindak
pidana yang dilakukan oleh anggota TNI, disidangkan di pengadilan militer.

2. Kompetensi absolut, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan wilayah hukum atau wilayah
tugas suatu badan peradilan. Misalnya, pengadilan negeri, wilayah hukumnya hanya meliputi
satu kabupaten atau kota dan hanya berwenang menyidangkan perkara hukum yang terjadi di
wilayah hukumnya.

Sumber Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Anda mungkin juga menyukai