Anda di halaman 1dari 17

Sistem hukum

dan peradilan di
Indonesia

M. Raul Devandra S.
XI MM
Makna dan
karakteristik hukum
Hukum itu pada hakikatnya merupakan pagar
pembatas agar kehidupan manusia aman dan
damai
Unsur dalam hukum
Peraturan mengenai tingkah laku manusia di
masyarakat.
Peraturan dibuat oleh badan resmi yang berwajib.
Peraturan itu bersifat memaksa
Sanksi terhadap pelanggar aturan tersebut adalah
tegas

Adapun yang menjadi karakteristik dari hukum adalah


adanya pemerintah dan larangan dan itu harus dipatuhi
oleh semua orang
Hukum berlaku di masyarakat dan ditaati oleh masyarakat
karena hukum bersifat memaksa dan mengatur. Hukum
memaksa orang menaati tata tertib yang berlaku dan yang
melanggar akan diberikan sanksi tegas. Ketentuan memiliki
tugas berikut:

Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di


masyarakat.
Menjamin ketertiban, ketentraman, keadilan,
kemakmuran, kebahagiaan dan kebenaran.
Menjaga dari perbuatan dari main hakim sendiri di
masyarakat.
Penggolongan hukum

BERDASARKAN SUMBERNYA: BERDASRKAN TEMPAT BERLAKUNYA: BERDASARKAN BENTUKNYA: BERDASARKAN WAKTU BERLAKUNYA:

1. Hukum undang-undang
2. Hukum kebiasaan
1. Hukum nasional 1. Hukum tertulis 1. Hukum positif
3. Hukum traktat 2. Hukum internasional 2. Hukum tidak tertulis 2. Hukum negatif
4. Hukum yurisprudensi 3. Hukum asing
4. Hukum gereja
BERDASARKAN CARA BERDASARKAN SIFATNYA:
MEMPERTAHANKANNYA:
1. Hukum memaksa
1. Hukum material 2. Hukum mengatur
2. Hukum formal

BERDASARKAN WUJUDNYA: BERDASARKAN ISINYA:

1. Hukum objektif 1. Hukum publik


2. Hukum subjektif 2. Hukum privat
TUJUAN HUKUM
Hukum bertujuan untuk menegakkan kebenaran
dan keadilan, mencegah tindakan sewenang-
wenang, melindungi hak asasi manusia dan
menciptakan suasana yang tertib, aman dan damai.
Tata hukum merupakan hukum yang
berlaku di suatu negara pada saat
TATA HUKUM sekarang. Tujuannya ialah untuk
mempertahankan ketertiban di
INDONESIA masyarakat sehingga tercapailah
kedamaian dan ketentraman di negara
tersebut
MAKNA LEMBAGA
PERADILAN

Pengadilan bertugas untuk mengadili perkara


menurut hukum tanpa membeda-bedakan orang.
pengadilan wajib memeriksa dan mengadili semua
perkara yang masuk.
DASAR HUKUM
LEMBAGA PERADILAN
Berikut dasar terbentuknya lembaga-lembaga peradilan
nasional:
1. Pancasila terutama sila ke lima yaitu "keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Bab IX pasal 24 ayat (2) dan (3)
KLASIFIKASI LEMBAGA
PERADILAN.
a. Lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung
1. Peradilan umum, yang meliputi:
• Pengadilan negeri berkedudukan di ibukota kabupaten atau kota
• Pengadilan tinggi berkedudukan di ibukota provinsi
2. Pengadilan agama yang terdiri atas:
• Pengadilan agama yang berkedudukan di ibukota kabupaten atau kota
• Pengadilan tinggi agama yang berkedudukan di ibukota provinsi
3. Peradilan Militer yang terdiri atas:
• Pengadilan militer tinggi
• Pengadilan militer utama
• Pengadilan militer pertempuran
4. Peradilan Tata Usaha Negara yang terdiri atas:
• Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota
. • Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota
b. Mahkamah konstitusi
Badan-badan peradilan merupakan sarana bagi rakyat pencari keadilan untuk
mendapatkan haknya di dalam lapangan peradilan nasional.
a. Peradilan umum
Berdasarkan undang undang, kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan umum
dilaksanakan oleh pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan mahkamah agung.
• Pengadilan Negeri
• Pengadilan Tinggi
b. Pengadilan agama
• Pengadilan Agama
• Pengadilan Tinggi Agama
c. Pengadilan Militer
Dalam pengadilan militer dikenal dengan adanya oditurat yaitu badan di lingkungan
TNI yang melakukan kekuasaan pemerintahan negara di bidang penuntutan dan
penyidikan berdasarkan pelimpahan dari panglima TNI.
d. Peradilan Tata Usaha Negara
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan tata usaha negara dilaksanakan oleh
pengadilan tata usaha negara dan pengadilan tinggi tata usaha negara
• Pengadilan Tata Usaha Negara
• Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
e. Mahkamah Konstitusi
Mahakamah konstitusi merupakan perwujudan dari pasal 24 C Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Masa jabatan hakim konstitusi adalah 5 tahun
dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan 3 tahun.
Hakim konstitusi adalah pejabat negara.
TINGKATAN LEMBAGA
PERADILAN.
a. Peradilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)
b. Peradilan Tingkat Kedua
c. Kasasi oleh Mahkamah Agung
Mahkamah agung berkedudukan sebagai puncak semua peradilan dan sebagai
pengadilan tertinggi untuk semua lingkungan peradilan dan memberi pimpinan kepada
pengadilan yang bersangkutan.
Mahkamah agung merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PERAN LEMBAGA
PERADILAN.
a. Lingkungan Peradilan Umum
Dalam pasal 20 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009, disebutkan bahwa
mahkamah agung mempunyai wewenang:
1. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap keputusan yang diberikan pada tingkat terakhir
oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah mahkamah agung
2. Melaksanakan wewenang yang diberikan Undang-Undang

b. Lingkungan Peradilan Agama


Beradasarkan pasal 49 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2006, pengadilan agama
bertugasmemeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang
orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,
shadaqah dan ekonomi syari'ah.
c. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan tata usaha negara berperan dalam proses penyelesaian
sengketa tata usaha negara. Sengeketa tata usaha negara adalah
sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang
atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha
negara , baik di pusat maupun daerah
d. Lingkungan Peradilan Militer
Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses
peradilan dalam lapangan hukum pidana, khususnya bagi anggota
TNI.
MENAMPILKAN SIKAP YANG
SESUAI DENGAN HUKUM.
a. Macam-Macam Perilaku yang Bertentangan Dengan Hukum:
• Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan atau bahkan kebutuhan.
• Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai dengan tuntutan kehidupan.
b. Macam-Macam Sanksi
1. Hukuman Pokok:
• Hukuman mati
• Hukuman penjara
2. Hukuman Tambahan:
• Pencabutan hak-hak tertentu
• Penyitaan barang-barang tertentu
• Pengumuman Keputusan Hakim

Anda mungkin juga menyukai