Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 4(Kamis)

Nama Anggota:

1) Rafael Momongan
2) Miftahuljannah Mamonto
3) Anggun Gunadewi
4) Filia Parera
5) Timothy Mumek
6) Evangelia Raranta
7) Jhosua Pangalila(Hilang)
8) Marco Lahapo(Hilang)
B. Sistem Peradilan di Indonesia

Sistem peradilan nasional adalah suatu keseluruhan komponen peradilan nasional, pihak pihak
dalam proses peradilan, hierarki kelembagaan peradilan, maupun aspek-aspek yang bersifat
prosedural yang saling berkait sedemikian rupa sehingga terwujud suatu keadilan hukum. Tujuan
peradilan nasional, yaitu mewujudkan keadilan hukum bilamana komponen-komponen sistemnya
berfungsi dengan baik. Komponen-komponen tersebut, antara lain materi hukum materiil dan
hukum acara (hukum formil), prosedural, budaya hukum, dan hierarki.

1. Alat Kelengkapan Lembaga Peradilan

Pelaksanaan sistem peradilan di Indonesia dibantu dan dilaksanakan oleh alat kelengkapan
peradilan. Alat kelengkapan lembaga peradilan di Indonesia meliputi polisi, jaksa, dan hakim.

a. Kepolisian

Kepolisian negara memiliki peran dan tugas pokok terhadap lembaga peradilan sebagai berikut.

1) Memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat.

2) Menegakkan hukum.

3) Memberi perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Selain tugas pokok
dalam menyelenggarakan tugasnya di bidang proses pidana Kepolisian Negara Republik Indonesia
berwenang sebagai berikut.

1) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

2) Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan
penyidikan.

3) Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.

4) Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.

5) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

6) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi,

7) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

8) Mengadakan penghentian penyidikan.


9) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

10) Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat
pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal
orang yang disangka melakukan tindak pidana.

11) Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima
hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum.

12) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

Pada umumya, kepolisian negara merupakan alat kelengkapan negara yang terjun secara langsung
di lingkungan masyarakat. Terbentuknya kepolisian negara bertujuan untuk mewujudkan keamanan
dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan
tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat
dengan menjunjung tinggi HAM.

b. Kejaksaan

Kejaksaan adalah alat negara sebagai penegak hukum yang juga berperan sebagai penuntut umum
dalam perkara pidana. Pelaksanaan tugas kejaksaan dilaksanakan oleh jaksa, di mana jaksa
merupakan pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang undang untuk bertindak sebagai
penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
serta wewenang lain berdasarkan undang-undang.

c. Kehakiman

Tugas dan wewenang lembaga kehakiman berada di tangan hakim. Hakim adalah pejabat yang
melaksanakan tugas untuk menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dengan cara
menafsirkan hukum serta mencari dasar-dasar dan asas-asas yang menjadi landasan penentuan
keputusan atas perkara-perkara yang ada. Seorang hakim wajib menggali, mengikuti, dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

2. Lembaga Peradilan di Indonesia

Dasar hukum yang secara khusus mengatur tentang lembaga peradilan di Indonesia adalah Pasal 24
Ayat (2) dan Pasal 24B Ayat (1) UUD Tahun 1945. Berdasarkan isi kedua pasal tersebut, kita dapat
mengetahui badan-badan atau lembaga-lembaga dalam peradilan di Indonesia. Lembaga-lembaga
yang dimaksud adalah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya, yaitu
peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara. Selain itu,
terdapat juga lembaga Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.

a. Mahkamah Agung (MA)

Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan
bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan
peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara.
Mahkamah agung memiliki tugas dan wewenang untuk mengatur aktivitas peradilan yang ada di
pengadilan negara. Tugas dan wewenang mahkamah agung diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2004 di
antaranya sebagai berikut.

1) Memberikan nasihat hukum kepada presiden selaku kepala negara untuk pemberian dan
penolakan grasi.

2) Memeriksa dan memutuskan permohonan kasasi dan sengketa tentang kewenangan.

3) Melaksanakan tugas dan kewenangan lain berdasarkan undang-undang.

4) Mengadili permohonan peninjauan kembali (PK) putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.

5) Memberi pertimbangan dalam bidang hukum, baik diminta ataupun tidak kepada lembaga tinggi
negara.

6) Menguji secara material hanya terhadap peraturan perundang-perundangan di bawah undang-


undang.

b.Peradilan umum

adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada
umumnya.Adapun kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga berikut ini.

1)Pengadilan Tinggi

merupakan pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di ibu kota provinsi, dengan daerah
hukum meliputi wilayah provinsi.

2)Pengadilan Negeri

Merupakan suatu pengadilan yang sehari-hari memeriksa dan memutuskan perkara tingkat pertama
dari segala perkara perdata dan pidana untuk semua golongan yang berkedudukan.

c.Peradilan agama (Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989).

Peradilan agama adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung bagi rakyat pencari
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-
undang. Dalam lingkungan peradilan agama, kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh sebagai
berikut.

1) Pengadilan tinggi agama


Pengadilan tinggi agama merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan peradilan
agama sebagai pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di ibu kota provinsi.
2) Pengadilan negeri agama
Pengadilan negeri agama atau yang biasa disebut pengadilan agama merupakan sebuah
lembaga peradilan di lingkungan peradilan agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten
atau kota.
d. Peradilan Militer

Menurut UU No. 31 Tahun 1997 Pasal 5, peradilan militer merupakan pelaksanaan kekuasaan
kehakiman di lingkungan angkatan bersenjata, untuk menegakkan hukum dan keadilan dengan
memperhatikan kepentingan penyelenggaraan pertahanan keamanan negara. Memang jarang bagi
rakyat atau masyarakat yang mau memperhatikan mengenai hukum kekuatan militer Indonesia, di
mana kebanyakan masyarakat menganggap bahwa hukum militer hanya perlu diketahui oleh
mereka di kalangan militer saja. Peradilan militer sendiri terdiri dari beberapa macam sebagai
berikut.

1)Pengadilan militer

adalah pengadilan yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat pertama perkara
pidana dan sengketa Tata Usaha Militer sebagaimana ditentukan dalam pasal 40 Undang-Undang RI
Nomor 31 Tahun 1997 yakni prajurit yang berpangkat kapten ke bawah.

2)Pengadilan militer tinggi

atau biasa disebut dilmilti merupakan pengadilan yang bertugas untuk memeriksa dan juga
memutuskan pada tingkat pertama perkara pidana serta sengketa Tata Usaha Militer yang
disesuaikan dengan Undang-Undang RI No. 30 Tahun 1997 Pasal 41.

3).Pengadilan militer utama

Merupakan pengadilan yang memeriksa dan juga memutuskan pada tingkat banding perkara pidana
dan juga sengketa Tata Usaha Militer yang sebelumnya telah diputuskan terlebih dahulu oleh
pengadilan militer tinggi.

4)Pengadilan militer pertempuran

Merupakan suatu badan pelaksanaan yang ada di lingkungan militer.

e.Peradilan tata usaha negara

Peradilan tata usaha dibuat dengan tujuan menegakkan keadilan, kebenaran, ketertiban, dan
kepastian hukum sehingga dapat memberi pengayoman kepada masyarakat. Hal mengenai peradilan
tata usaha diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1986 dan UU Nomor 51 Tahun 2009.

1) Pengadilan tinggi tata usaha negara


Pengadilan tinggi tata usaha negara merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan
peradilan tata usaha negara pada tingkat banding yang berkedudukan di ibu kota Provinsi.
Susunan pengadilan terdiri atas pimpinan, hakim anggota, panitera, dan sekretaris; dan
pemimpin pengadilan terdiri atas seorang ketua dan seorang wakil ketua.
2) Pengadilan tata usaha negara
Pengadilan tata usaha negara merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan peradilan
tata usaha negara pada tingkat pertama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau
kota. Pengadilan tinggi tata usaha negara bertugas dan berwenang: (a) memeriksa dan
memutuskan sengketa tata usaha negara di tingkat banding; (b) memeriksa dan
memutuskan mengadili antara pengadilan tata usaha negara di dalam daerah hukumnya; (c)
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan di tingkat pertama sengketa tata usaha negara.
f. Mahkamah Konstitusi (MK)

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan.Pembentukan MK didasarkan pada UUD 1945 Pasal 24C yang kemudian diatur secara lebih
terperinci di UU Nomor 24 Tahun 2003. Kewenangan MK sebagai berikut.

1) Menguji UU terhadap UUD 1945.

2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewarganegaraannyadiberikan oleh UUD


1945.

3) Memutus pembubaran parpol.

4) Memutus perselisihan hasil pemilihan umum.

5) Memberikan putusan atas pendapat DPR atas pelanggaran yang dilakukan presiden/ wakil
presiden.

g. Komisi Yudisial (UU Nomor 22 Tahun 2004)

Komisi Yudisial merupakan suatu lembaga yang memiliki sifat mandiri dan memilik wewenang di
dalam mengusulkan pengangkatan hakim agung, memiliki wewenang lain di dalam rangka menjaga
dan menegakkan suatu martabat, kehormatan, keluhuran dan juga perilaku hakim.

Komisi Yudisial terbentuk dari UU Nomor 22 Tahun 2004, dengan tujuan untuk dapat memenuhi
harapan masyarakat akan kekuasaan hakim yang transparan, merdeka, serta partisipatif.

Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh Komisi Yudisial sebagai berikut.

1) Tugas yang dimiliki oleh Komisi Yudisial

a) Melakukan suatu pendaftaran dari calon hakim agung.

b) Melakukan tahap seleksi terhadap semua calon hakim agung.

c) Menetapkan siapa calon hakim.

d) Dapat mengajukan calon hakim agung kepada DPR.

2) Wewenang Komisi Yudisial

a) Dapat mengusulkan pengangkatan hakim agung ke DPR.

b) Dapat menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat dari hakim.

c) Dapat menjaga perilaku hakim.

Anda mungkin juga menyukai