Peradilan Umum
Pengadilan umum memiliki beberapa lembaga yang melakukan kekuasaan
kehakiman di lingkungannya seperti:
Pengadilan Negeri
Kedudukan pengadilan negeri berada di ibukota kabupaten atau kota madya dan
pembentukannya sesuai dengan keputusan Presiden. Lembaga peradilan ini
melakukan kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum. Daerah hukum
pengadilan negeri terletak di wilayah kabupaten atau kota madya. Tugas dan
wewenang pengadilan negeri ialah menyelesaikan, memeriksa, dan memutus
perkara perdata dan perkara pidana pada tingkat pertama.
Untuk itu pengadilan tingkat pertama terletak pada pengadilan negeri dalam
lingkungan peradilan umum. Pengadilan negeri memiliki susunan organisasi seperti
pimpinan, panitera, juru sita, hakim anggota, dan sekretaris. Selain itu pengadilan
negeri juga dipimpin oleh seorang ketua beserta seorang wakil ketua. Di dalam
lembaga ini juga ada beberapa orang hakim yang tugas mereka diatur dan dibagi
oleh kepala pengadilan. Pembentukan hakim pengadilan berasal dari usulan ketua
Mahkamah Agung dan diangkat oleh Presiden.
Pengadilan Tinggi
Lembaga pengadilan di lingkungan peradilan umum selanjutnya ialah pengadilan
tinggi. Pengertian pengadilan tinggi ialah pengadilan yang berkedudulan di ibukota
provinsi di tingkat banding serta memiliki daerah hukum di wilayah provinsi.
Pengadilan tinggi ini memiliki susunan organisasi yang meliputi pimpinan, panitera,
sekretaris, dan hakim anggota. Pengadilan tersebut dipimpin oleh satu orang ketua
beserta satu orang wakil ketua. Pengadilan tinggi memiliki hakim anggota yang
dinamakan dengan hakim tinggi. Adapun beberapa tugas dan wewenang pengadilan
tinggi yaitu meliputi:
Perubahan kedua atas UU No. 2 Tahun 1986 mengenai pengadilan umum ialah UU
No. 49 Tahun 2009 mengenai Peradilan umum yang memberikan dasar kebijakan
untuk semua urusan pengadilan umum, urusan organisasi administrasi (baik
berkaitan dengan teknis non yudisial maupun yudisial), finansial dan pengawasan
tertinggi di bawah kekuasaan Mahkamah Agung. Sedangkan Komisi Yudisial
melakukan pengawasan eksternal yang terdiri dari menegakkan dan menjaga
kehormatan, perilaku serta keluhuran martabat hakim.
Agar prinsip dasar kekuasaan kehakiman dapat diselenggarakan dengan kuat maka
dilakukan perubahan kedua UU No. 2 Tahun 1986 mengenai Peradilan Umum.
Dengan begitu prinsip kebebasan hakim dan prinsip kemandirian peradilan dapat
berlangsung pararel dengan prinsip akuntabilitas dan integritas hakim. Dalam
pembaruan Undang Undang juga dijelaskan bahwa pengadilan khusus yang dapat
dibentuk dalam lingkungan pengadilan umum dengan tugas memutus, memeriksa
dan mengadili perkara yang dilakukan oleh hakim ad hoc.
Dalam lingkungan peradilan umum terdapat beberapa pengadilan khusus yang
tercatat seperti:
Pengadilan Khusus
Peradilan khusus pada dasarnya tidak memisahkan diri dengan lembaga lembaga
lain di lingkungan peradilan. Namun pembentukan peradilan khusus dapat dilakukan
oleh masing masing lingkungan peradilan. Untuk itu sifatnya kamar atau chamber.
Pengadilan khusus sekarang ini terbagi menjadi pengadilan tindak pidana korupsi
(tipikor) dan pengadilan HAM.
Kedua macam pengadilan khusus tersebut terletak di lingkungan peradilan umum.
Pembentukan pengadilan HAM sesuai dengan UU No. 46 Tahun 2000 mengenai
Pengadilan HAM. Sedangkan pembentukan pengadilan Tipikor sesuai dengan UU No.
46 Tahun 2009 mengenai Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Sekian penjelasan mengenai peradilan umum dan pengadilan khusus di Indonesia.
Di Indonesia sendiri terdapat peradilan khusus yang terdapat di lingkungan
pengadilan umum saat ini yakni pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) dan
pengadilan HAM. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda dan terima
kasih telah berkunjung di blog ini.
Pengadilan Negeri
Pengadilan negeri ialah sebuah pengadilan umum yang dalam sehari-
hari bertugas memeriksa serta memutuskan perkara pada tingkat
pertama dari semua perkara perdata serta pidana sipil pada seluruh
kelompok penduduk (warga negara serta orang asing).
Pada Undang-Undang Nomer 8 Tahun 2004 mengenai
amandemen pada Undang-Undang Nomer 2 tahun 1986
mengenai Peradilan Umum, yang mana Peradilan Umum ialah
dari salah satu yang melaksanakan kekuasaan kehakiman untuk
semua rakyat yang mencari keadilan secara umum.
3. Panitera Pengadilan
4. Sekretaris
Pengangkatannya:
Pemberhentiannya:
a. Permintaan sendiri.
1. HIR
HIR singkatan dari Herziene Inlandsch Reglement, merupakan salah satu sumber hukum acara perdata bagi
daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan kolonial Hindia Belanda yang masih berlaku dinegara kita hingga
kini.
HIR sebenarnya berasal dari Inlansch Reglement (IR) atau Reglement Bumiputera. IR pertama kali diundangkan
tanggal 5 April 1848 (Stb). 1848 Nomor 16) merupakan hasil rancangan JHR. Mr. HL. Wichers, President
hooggerechtshof (Ketua Pengadilan Tinggi di Indonesia pada zaman Hindia Belanda) di Batavia.
2. BRv
BRv atau Rv singkatan dari Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering, merupakan Hukum Acara Perdata
untuk golongan Eropa
3. RBg
RBg adalah singkatan dari Rechtsreglement voor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang),
merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah-daerah luar pulau Jawa dan Madura.
DASAR HUKUM
Banding diatur dalam pasal 188 s.d. 194 HIR (untuk daerah Jawa dan Madura) dan
dalam pasal 199 s.d. 205 RBg (untuk daerah di luar Jawa dan Madura). Kemudian
berdasarkan pasal 3 Jo pasal 5 UU No. 1/1951 (Undang-undang Darurat No.
1/1951), pasal188 s.d. 194 HIR dinyatakan tidak berlaku lagi dan diganti dengan UU
Bo. 20/1947 tentang Peraturan Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura.
Keputusan pengadilan yang dapat dimintakan banding hanya keputusan pengadilan
yang berbentuk Putusan bukan penetapan, karena terhadap penetapan upaya
hukum biasa yang dapat diajukan hanya kasasi.