Peradilan umum merupakan salah satu pelaku kekuasaaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Jika rakyat melakukan sebuah pelanggaran ataupun kejahatan dalam peraturan maka bisa dihukum ataupun dikenakan sanksi serta diadili di lingkungan peradilan hukum (tempat untuk mengadili tindak hukum atau kejahatan). Peradilan umum saat ini ditetapkan dalam UU No.49 Tahun 2009. Kekuasaan kehakiman pada lingkungan peradilan umum diselenggarakan pada pengadilan nengeri, pengadilan tinggi serta Mahkamah Agung yang berperan sebagai pengadilan negara yang tertinggi. 2. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MELAKSANAKAN KEKUASAAN KEHAKIMAN DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM a. Pengadilan Negeri Pengadilan negeri merupakan pengadilan umum yang dibentuk berdasarkan keputusan presiden. Pengadilan negeri berkedudukan di kota madya atau kabupaten dan daerah hukumnya juga meliputi wilayah kota madya atau kabupaten. Pengadilan negeri bertugas dan berwenang untuk memeriksa, memutus, serta menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama (pengadilan negeri) pada seluruh kelompok penduduk (warga negara serta orang asing) Dalam setiap pengadilan negeri terdapat juga Kejaksaan Negara yang berguna sebagai sarana pemerintah yang menjadi penuntut umum pada suatu perkara pidana kepada yang melakukan pelanggaran hukum. (Namun, pada perkara perdata Kejaksaan Negeri tidak memiliki kekuasaan untuk ikut campur tangan.) Perbedaan perkara pidana dan perkara perdata - Perkara pidana, merupakan perkara umum yang menyangkut keamanan, kesejahteraan, ketentraman, dan ketertiban umum di masyarakat. - Perkara perdata, merupakan perkata private (khusus) yang hubunganya antar personal (menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan) Susunan pengadilan negeri : - Pimpinan, terdiri dari seorang ketua dan seorang wakil ketua - Hakim anggota - Panitera - Sekretaris - Juru sita Hakim pengadilan negeri diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usulan ketua Mahkamah Agung b. Pengadilan Tinggi, Pengadilan tinggi merupakan pengadilan tingkat banding yang memiliki tugas dalam memeriksa ulang perkara yang sudah diputuskan dalam pengadilan negeri Rentang waktu yang disediakan guna mengajukan banding ialag 14 hari setelah adanya vonis dari pengadilan negeri Pengadilan tinggi berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah provinsi. Tugas dan wewenang pengadilan tinggi : - Memeriksa, memutuskan, serta menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat banding - Mengadili pada tingkat pertama serta terakhir mengenai sengketa dan mempunyai kewenangan untuk mengadili antarperadilan negeri yang berada dalam daerah hukumnya - Memimpin pengadilan-pengadilan negeri pada daerah hukumnya - Melaksanakan pengawasan di dalam jalannya peradilan pada daerah hukumnya serta menjaga agar peradilan tersebut mampu diselenggarakan dengan saksama dan sewajarnya - Melakukan pengawasan terhadap perbuatan yang dilakukan hakim pengadilan negeri pada daerah hukumnya - Memberikan teguran, peringatan, serta petunjuk yang dianggap perlu terhadap pengadilan pada daerah hukumnya - Memberikan perintah supaya mengirim lampiran-lampiran perkara serta surat-surat guna mengasih penilaian mengenai kecakapan serta kerajinan para hakim. Pemeriksaan perkara pada pengadilan tinggi umumnya hanya memeriksa yang berlandasan pada pemeriksaan berkas perkara (namun bisa saja melangsungkan persidangan seperti biasanya) Susunan dalam pengadilan tinggi : - Pimpinan (seorang ketua dan seorang wakil ketua) - Hakim anggota - Panitera - Sekretaris 3. DASAR HUKUM PERADILAN UMUM Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum sebagai perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum menyatakan bahwa segala urusan tentang peradilan umum, pengawasan tertinggi, teknis yudisial & non yudisial (organisasi, administrasi, dan finansial) berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung. Perubahan Kedua dimaksudkan agar prinsip kemandirian peradilan dan prinsip kebebasan hakim dapat berjalan paralel dengan prinsip integritas dan akuntabilitas hakimm Undang-undang tersebut memperbolehkan dibentuknya pengadilan khusus di lingkungan peradilan umum dan hakim ad hoc bertugas untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.