Anda di halaman 1dari 4

Pengertian dan Tugas

Wewenang Peradilan Umum


(Pengadilan Negeri, MA, dll)
Dalam Pasal UUD 1945 menetapkan bahwa kekuasaan kehakiman
dijalankan oleh Mahkamah Agung serta lembaga peradilan yang
terdapat di bawahnya pada lingkup peradilan umum, lingkup
peradilan agama, lingkup peradilan militer, lingkup peradilan dalam
tata usaha negara, serta oleh Mahkamah Konstitusi.

Ketetapan ini telah menjadi ketentuan yang mendasari dalam


pengaturan badan peradilan di negara Indonesia. Sehingga, yang
memegang kekuasaan kehakiman di negara Indonesia terdapat dua
badan, ialah Mahkamah Agung serta Mahkamah Konstitusi.

Peradilan Umum
Peradilan umum ialah sebuah pelaksanaan kekuasaan dalam
kehakiman untuk rakyat yang mencari keadilan. Apabila rakyat pada
umunya melaksankan sebuah pelanggaran ataupun kejahatan, dalam
peraturan mampu dihukum ataupun dikenakan sanksi serta diadili
pada lingkungan peradilan umum.

Baca juga : Tingkatan Lembaga Peradilan Di Indonesia


Peradilan umum pada saat ini telah ditetapkan dalam UU No. 49
Tahun 2009. Kekuasaan kehakiman pada lingkungan peradilan umum
diselenggarakan pada pengadilan negeri, pengadilan tinggi serta
Mahkamah Agung yang berperan sebagai pengadilan negara yang
tertinggi.

Pengadilan Negeri
Pengadilan negeri ialah sebuah pengadilan umum yang dalam sehari-
hari bertugas memeriksa serta memutuskan perkara pada tingkat
pertama dari semua perkara perdata serta pidana sipil pada seluruh
kelompok penduduk (warga negara serta orang asing).

Pada Undang-Undang Nomer 8 Tahun 2004 mengenai amandemen


pada Undang-Undang Nomer 2 tahun 1986 mengenai Peradilan
Umum, yang mana Peradilan Umum ialah dari salah satu yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman untuk semua rakyat yang
mencari keadilan secara umum.

Pengadilan negeri memiliki kedudukan di daerah ibu kota, di


kabupaten/kota, serta daerah hukumnya yang meliputi
kabupaten/kota. Perkara-perkara yang terdapat tersebut mampu
diselesaikan oleh hakim serta dibantu oleh panitera.

Urutan Pejabat dalam Pengadilan Negeri


Dalam setiap Pengadilan Negeri terdapat juga Kejaksaan Negara yang
berguna sebagai sarana pemerintah yang menjadi penuntut umum
pada suatu perkara pidana kepada yang melakukan pelanggaran
hukum. Namun pada perkara perdata, oleh Kejaksaan Negeri tidak
memiliki kekuasaan untuk ikut campur tangan. Urutan pengadilan
Negeri yaitu:

1. Pimpinan (Ketua serta waki ketua pengadilan)


2. Hakim anggota
3. Panitera
4. Sekretaris
5. Juru sita
Pada pengadilan negeri, masalah-masalah yang diadili oleh seseorang
hakim yang terdapat pada majelis hakim (yang terdiri dari satu hakim
ketua serta dua hakim anggota) serta dengan bantua dari seorang
panitera.
Namun, pada perkara-perkara ringan yang mana ancaman
hukumannya yaitu kurang dari 1 tahun yang mendapat pengadilan
dari hakim tungga. Contoh, perkara pelanggaran dalam lalu lintas.

Pengadilan Tinggi
Pengadilan tinggi ialah pengadilan banding, yakni pengadilan yang
memiliki tugas dalam memeriksa ualang perkara yang sudah
diputuskan dalam pengadilan negeri.

Pengadilan tinggi berkedudukan di daerah ibu kota provinsi. Setiap


pengadilan tinggi dipimpin oleh seseorang kepala yaitu ketua
pengadilan tinggi. Pengadilan tinggi ialah pengadilan tingkat banding.

Baca juga : Pelaksanaan Sistem Demokrasi Pancasila Di indonesia


dan Dasar Hukum
Pemeriksaan perkara pada pengadilan tinggi umumnya hanya
memeriksa yang berlandasan pada pemeriksaan berkas perkara,
namum bisa saja melangsungkan persidangan seperti biasanya.

Rentang waktu yang disediakan guna mengajukan bandiang ialah


empat belas hari setelah adanya vonis dari pengadilan negeri.

Tugas serta wewenang pada pengadilan tinggi ialah sebagai berikut:

1. Memeriksa, memutuskan serta menyelesaikan perkara


pidana dan perdata pada tingkat banding.
2. Mengadili pada tingkat pertama serta terakhir dan
mempunyai kewenangan untuk mengadili antarperadilan
negeri yang berada dalam daerah hukumnya.
3. Memimpin pengadilan-pengadilan negeri pada daerah
hukumnya.
4. Melaksanakan pengawasan di dalam jalannya peradilan
pada daerah hukumnya serta menjaga agar peradilan
tersebut mampu diselenggarakan dengan seksama serta
sewajarnya.
5. Melakukan pengawasan terhadap perbuatan yang
dilakukan hakim pengadilan negeri pada daerah
hukumnya.
6. Memberikan teguran, peringatan serta petunjuk yang
anggap perlu terhadap pengadilan pada daerah
hukumnya.
7. Memberi perintah supaya mengirim lampiran-lampiran
perkara serta surat-surat guna mengasih penilaian
mengenai kecakapan serta kerajinan para hakim.
Wilayah hukum dalam peradilan tinggi mencakup satu wilayah
provinsi. Urutan dalam pengadilan tinggi ialah sebagai berikut:

1. Pimpinan (ketua pengadilan serta wakil ketua)


2. Hakim anggota.
3. Panitera
4. Sekretaris

Anda mungkin juga menyukai