(22)
XI IPS 1
6. Tingkatan Lembaga Peradilan, jelaskan fungsi dan wewenangnya :
Memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan yang diajukan oleh
tersangka, keluarga atau kuasanya kepada Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-
alasannya.
Permohonan kasasi dapat dilakukan oleh orang-orang dalam perkara antara lain
sebagai berikut:
Dalam hal perkara perdata, yaitu oleh pihak-pihak yang berperkara, permohonan yang
demikian hanya diterima dalam upaya-upaya hukum biasa yang dapat digunakan telah
dimanfaatkan.
Dalam perkara pidana, dapat dilakukan oleh terpidana atau jaksa yang bersangkutan dari
pihak yang dirugikan.
- Pengadilan Negeri
1. Menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di
tingkat pertama bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.
2. Dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada
instansi pemerintah di daerah Kabupaten/kota yang termasuk ke dalam wilayah
hukumnya dan Kabupaten/kota apabila diminta.
3. Dapat diserahkan tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan Undang-Undang.
- Pengadilan Tinggi
- Mahkamah Agung
2. Mengadili pada permohonan peninjauan kembali terhadap putusan pengadilan yang sudah
mendapatkan kekuatan hukum yang tetap.
3. Memberi pertimbangan pada bidang hukum, baik hal tersebut diminta atau tidak terhadap
badan tinggi negara.
4. Memberikan nasihat hukum terhadap Presiden sebagai kepala negara guna pemberian serta
penolakan grasi.
1. Perkawinan
- Izin poligami
- Pencegahan perkawinan
- Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN)
- Pembatalan perkawinan
- Kelalaian Kewajiban suami / istri
- Cerai talak
- Cerai gugat
- Harta bersama
- Penguasaan anak / Hadlonah
- Nafkah anak oleh ibu
- Hak-hak bekas istri
- Pengesahan anak / Pengangkatan anak
- Pencabutan kekuasaan orang tua
- Perwalian
- Pencabutan kekuasaan wali
- Penunjukan orang lain sebagai wali
- Ganti rugi terhadap wali
- Asal usul anak
- Penolakan kawin campuran
- Itsbat Nikah
- Izin kawin
- Dispensasi kawin
- Wali adhol
2. Ekonomi Syariah
3. Kewarisan
4. Wasiat
5. Hibah
6. Wakaf
7. Zakat / Infaq / Shodaqoh
8. P3HP / Penetapan ahli waris
9. Perkara lain yang ditetapkan undang-undang
Peradilan Tata Usaha Negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata usaha
negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha
negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara,
baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dari dikeluarkannya keputusan tata usaha
negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan perpu yang berlaku.
Wewenang :
Menurut Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 dan Pasal 10 ayat (1) UU No. 24 Tahun
2003, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat
final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewewenangan lembaga Negara yang kewewenangannya diberikan oleh
UUD1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang
hasil Pemilihan Umum.
2. Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
3. Menguji undang-undang terhadap UUD 19451.
4. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945.
5. Memutus pembubaran partai politik.
6. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.
Peradilan Militer :
1. Mengadili:
a. Militer
b. Yang dipersamakan dengan militer :
– Seorang yang dipersamakan dengan militer,
– Seorang anggota dari suatu badan/organisasi yang dipersamakan dengan
angkatan perang.
c. Nonmiliter
2. Tersangka/terdakwa dapat didampingi oleh penasihat hukum harus ada
perintah atau perwira penyerah perkara atau pejabat lain yang ditunjuk.
3. Penasihat yang mendampingi terdakwa sipil dalam perkara koneksitas yang
disidangkan di lingkungan Peradilan Militer harus ada.
Diva Ayudya R. (11)
XI IPS 1
Penegakan hukum adalah suatu proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat yang
berhubungan dengan hukum . Penegakan hukum merupakan suatu persoalan yang dihadapi
oleh setiap masyarakat. Perkataan penegakan hukum mempunyai konotasi menegakkan,
melaksanakan ketentuan di dalam masyarakat, sehingga dalam konteks yang lebih luas
penegakan hukum merupakan suaat proses berlangsungnya perwujudan konsep-konsep yang
abstrak menjadi kenyataan.
2. Kesadaran Hukum
Kesadaran hukum akan terwujud apabila ada indikator pengetahuan hukum, sikap hukum,
dan perilaku hukum yang patuh terhadap hukum. Ketiga indikator inilah yang dapat dijadikan
tolok ukur dari kesadaran hukum, karena jika ketiga indikator itu rendah maka kesadaran
hukumnya juga akan ikut rendah. Kesadaran hukum yang rendah atau tinggi masyarakat akan
sangat mempengaruhi pelaksanaan hukum. Kesadaran hukum yang rendah akan menjadi
kendala maupun hambatan dalam penegakan maupun pelaksanaan hukum baik berupa
tingginya tingkat pelanggaran hukum maupun kurang berpartisipasinya masyarakat dalam
pelaksanaan hukum.
3. Kepatuhan hukum
Kepatuhan hukum adalah kesadaran kemanfaatan hukum yang melahirkan bentuk kesetiaan
masyarakat terhadap nilai-nilai hukum yang diberlakukan dalam hidup bersama yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku yang senyatanya patuh terhadap nilai-nilai hukum itu
sendiri yang dapat dilihat dan dirasakan oleh sesama anggota masyarakat. Ditegaskan lagi
bahwa kepatuhan masyarakat pada hakikatnya merupakan kesadaran dan keetiaan masyarakat
terhadap hukum yang berlaku sebagai aturan main sebagai konsekuensi hidup bersama,
dimana kesetiaan tersebut diwujudkan dalam bentuk perilaku yang senyatanya patuh pada
hukum, antara das sein dengan das sollen secara fakta sama.
Ariana (05)
XI IPS 1
b. Ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat
dilihat dari perilaku yang diperbuatnya, seperti :
o Lingkungan Keluarga
- Melaksanakan tugas dan kewajiban setiap anggota keluarga.
- Menjaga nama baik dan kehormatan keluarga.
- Menggunakan dan merawat fasilitas keluarga dengan tertib.
- Melaksanan pola hidup sederhana (hidup wajar, hemat, cermat, tepat, dan manfaat).
- Mengikuti adat kebiasaan keluarga yang sudah dibina dengan baik.
o Lingkungan Sekolah
- Menghormati guru dan menyayangi teman.
- Menaati seluruh peraturan sekolah.
- Melakanasan kewajiban sebagai pelajar.
- Menumbuhkan kesadaran hukum dalam semua segi kehidupan.
- Berdoa ketika akan memulai dan mengakhiri pelajaran.
o Lingkungan Mayarakat
- Terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat.
- Menjaga nama baik dan kehormatan masyarakat.
- Menciptakan kebersihan, ketenteraman, dan keamanan lingkungan.
- Menjaga kelestarian lingkungan hidup.
- Membantu tetangga yang tertimpa musibah.