Pemberhentian hakim
Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya karena (pasal 18),
a. atas permintaan sendiri secara tertulis;
b. sakit jasmani atau rohani secara terus- menerus;
c. telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun bagi ketua, wakil ketua,
dan hakim pengadilan agama, dan 67 (enam puluh tujuh) tahun bagi
ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan tinggi agama; atau
d. ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.
PANITERA
Panitera dalah seorang yang membantu hakim dalam memeriksa,
mengadili dan memutuskan perkara.
Tugas Panitera adalah melaksanakan segala hal yang berkaitan
dengan administrasi perkara pengadilan.
JURUSITA
Jurusita adalah salah satu pejabat yang bertugas di Pengadilan Agama,
selain hakim, panitera, dan sekretaris pengadilan. Pekerjaan
Jurusita/Jurusita Pengganti banyak di lapangan, sehingga hasil
kerjanya sangat berpengaruh terhadap administrasi pengadilan,
terutama dalam proses persidangan.
Tugas jurusita antara lain adalah menyampaikan panggilan kepada
para pihak untuk menghadiri persidangan.
SEKRETARIS
Merencanakan dan melaksanakan pemberian pelayanan teknis
dibidang administrasi umum di lingkungan Pengadilan Agama serta
mengawasi, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai
dengan kebijaksanaan teknis Ketua Pengadilan Agama berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pertemuan 7
2. HAKIM MILITER
Syarat Hakim Militer antara lain :
a). Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b). Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
c). Tidak terlibat partai atau organisasi terlarang ;
d). Paling rendah berpangkat Kapten dan berijazah Sarjana Hukum.
e). Berpengalaman di bidang peradilan dan/atau hukum, dan
f). Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela.
Pengangkatan Hakim
Hakim di lingkungan Peradilan Militer diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usul Panglima TNI berdasar
persetujuan Ketua Mahkamah Agung.
Pemberhentian Hakim
Dengan hormat :
Alih Jabatan, Permintaan sendiri, Sakit, Menjalani masa pensiun,
Tidak cakap
Dengan tidak hormat :
Dipidana, Melakukan perbuatan tercela, Lalai kewajiban, Melanggar
sumpah jabatannya
Penugasan Hakim
1) Hakim Ketua dalam persidangan Pengadilan Militer paling rendah
berpangkat Mayor, sedang Hakim Anggota dan Oditur Militer paling
rendah berpangkat Kapten.
2) Hakim Ketua dalam persidangan Pengadilan Militer Tinggi paling
rendah berpangkat Kolonel, sedangkan Hakim Anggota dan Oditur
Militer Tinggi paling rendah berpangkat Letnan Kolonel.
3) Hakim Ketua dalam persidangan Pengadilan Militer Utama paling
rendah berpangkat Brigadir Jenderal/Laksamana Pertama/Marsekal
Pertama, sedangkan Hakim Anggota paling rendah berpangkat
Kolonel
Panitera
Petugas administrasi pengadilan yang bertugas untuk mengurus
berbagai tugas administratif
dan pemeliharaan dokumen yang terkait dengan proses hukum dalam
pengadilan.
Jurusita
juru sita kepaniteraan memiliki peran yang sama dengan pengadilan
lainnya, yaitu untuk menjalankan perintah-perintah hakim terkait
barang bukti atau dokumen yang menjadi bagian dari proses hukum.
Mereka juga bertanggung jawab untuk menjaga keamanan barang
sitaan yang dipegangnya.
Kesekertariatan
Kesekretariatan di pengadilan militer adalah bagian penting dari
sistem peradilan militer. Tugas utama kesekretariatan di pengadilan
militer
-Menerima dan mengirim surat, berkas, dan dokumen hukum yang
terkait dengan kasus yang sedang diproses di pengadilan militer.
Pertemuan 8
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Pengertian
Peradilan Tata Usaha Negara merupakan sarana control of the
administration. Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha
Negara.
Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Pasal 47. Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara.
Hakim diangkat dan diberhentikan oleh PRESIDEN atas usul Ketua Pengadilan
Tinggi.
Tugas Hakim
1. Menerima, Memeriksa, Memutus dan Menyelesaikan Sengketa (TUN)
2. Meneruskan Sengketa-Sengketa Tata Usaha Negara (TUN) ke
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan (PT.TUN) yang berwenang
3. Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Hakim pada (PTUN Jakarta)
4. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga Peradilan
5. Memantapkan pemahaman dan pelaksanaan tentang organisasi dan tata
kerja kepaniteraan
6. Membina calon Hakim dengan memberikan bekal pengetahuan
Panitera
Petugas Administrasi
1. Menandatangani dan mengirim surat panggilan
2. Menyiapkan, mengecek dan melaporkan kehadiran kepada Hakim
3. Menyerahkan berkas
4. Mendampingi dan mencatat pemeriksaan
5. Membuat dan menandatangani pemeriksaan
Juru Sita
Yang menjalankan perintah-perintah Hakim terkait barang bukti dan
dokumen yang menjadi bagian dari proses hukum.
Kesekretariatan
1. Merencanakan dan melaksanakan pemberian
2. Pelayanan teknis di bidang Administrasi Umum
3. Mengawasi, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan
Pertemuan 9
Patokan ini digariskan pada Pasal 118 ayat (1) HIR yang menegaskan
yang berwenang mengadili suatu perkara adalah Pengadilan Negeri
tempat tinggal tergugat.
c. Actor Sequitur Forum Rei tanpa Hak Opsi, tetapi Berdasarkan Tempat
Tinggal Debitur Principal.
Undang-Undang tidak memberi hak opsi kepada penggugat, meskipun
pihak tergugat terdiri dari beberapa orang
c. Perbedaan
Sumber hukum materiil ialah sumber hukum yang dilihat dari segi
isinya, misalnya : KUHP segi materilnya adalah pidana umum,
kejahatan dan pelanggaran. KUHPerdata mengatur masalah orang
sebagai subjek hukum, benda sebagai objek, perikatan, perjanjian,
pembuktian dan daluarsa sebagaimana fungsi hukum menurut para
ahli .
Sumber hukum formil adalah dalah sumber hukum yang menentukan
bentuk dan sebab terjadinya suatu peraturan (kaidah hukum).
Pertemuan 10
2. Contensius :
bentuk perkara gugatan/ada sengketa didalamnya dan produk putusannya
adalah vonis) seperti :
Perkawinan: sebagaimana tersebut dalam UU No. 1/1974 ditambah
Pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam ;
Kewarisan: sebagaimana tersebut dalam UU No.7/1989 Tentang PA
ditambah kewenangan “Penetapan ahli waris tanpa sengketa;
Wakaf: sebagaimana tersebut dalam UU No. 41/2004 Tentang Wakaf dan
PP No. 27 Tahun 1977 Tentang perwakafan tanah milik serta KHI ;
Harta : Zakat, Infaq, Shodaqoh, hibah ;
Wasiat ;
Ekonomi Syariah
Kekuasaan Relatif
Sumber Hukum
1. Materil
a. Hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-
hubungan yang berwujud perintah dan larangan.
b. Hukum materil peradilan agama adalah hukum Islam (yang biasanya
disebut fiqh).
Contoh :
Undang-undang No. 22 Tahun 1946 dan Undang-undang No. 23 Tahun
1954 yang mengatur tentang hukum perkawinan, talak dan rujuk.
Surat Biro Peradilan Agama No. B/1/735 tanggal 18 februari 1968 dll
2. Formil
a. Hukum yang mengatur cara-cara mempertahankan dan melaksanakan
hukum materiil.
b. Hukum yang memuat peraturan yang mengenai cara cara mengajukan
suatu perkara ke muka pengadilan dan tata cara hakim memberi
putusan.
Contoh :
Wetboek van Koophandel (WvK) atau Kitab Undang-undang Hukum
Dagang
Peraturan Perundang-undangan.
Surat Edaran Mahkamah Agung
Yurisprudensi,dll
Pertemuan 11
Kekuasaan mutlaq atau disebut juga kekuasaan yang absolut dijelaskan pada
pasal 9 UU nomor 31 tahun 1997 tentang peradilan militer
Sumber hukum
Pertemuan 12
Kekuasaan relatif
Kekuasaan relatif suatu badan pengadilan ditentukan oleh batas
daerah hukum yang menjadi kewenangannya. Suatu badan
pengadilan dinyatakan berwenang untuk memeriksa suatu sengketa
apabila salah satu pihak yang sedang bersengketa
(Penggugat/Tergugat) berkediaman di salah satu daerah hukum yang
menjadi wilayah hukum pengadilan itu.
Sumber hukum materiil dalam Peradilan Tata Usaha Negara adalah UU No.
5 tahun 1986 jo UU No. 9 tahun 2004 jo UU No. 51 Tahun 2009.
Pertemuan 13
Perkara Pidana :
1. Peneriamaan
2. Pemeriksaan
3. Penyelesaian
Sumber Hukum
UUD 1945, HIR, RBg,RV,BW,Wvk,UU No 1 Tahun 1974, UU No 2 Tahun
1986.
Banding
Pertimbangan pemeriksaan ulang terhadap putusan pengadilan oleh
pengadilan yang lebih tinggi atas permintaan terdakwa agar putusan
pengadilan tingkat pertama ( Pengadilan Negeri) diperiksa lagi oleh
pengadilan tingkat banding ( Pengadilan Tinggi ).
Kasasi
Permohonan kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap perkaranya
telah menggunakan upaya hukum banding kecuali ditentukan lain oleh
undang – undang. Permohonan Kasai dapat diajukan di Kepaniteraan
Pendadilan Negeri dalam waktu 14 hari kalender.
Peninjauan Kembali
Putusan kasasi merupakan putusan yang telah memiliki kekuatan hukum
yang tetap, jika tidak puas para pihak dapat mengajukan peninjauan kembali
ke Mahkamah Agung melalui panitera pengadilan negeri.