Nama kelompok :
Npm : 191140057
Prodi : Hessy 4 A
Metro- Lampung
BAB I
PENDAHULUAN
A.Abstrak
Susunan pengadilan diaur dalam bab II pasal 6 sampai dengan pasal 48 UU NO.7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama . pasal 6 menetapkan bahwa pengadilan terdiri dari Pengadilan Agama terdiri dari
Pengadilan Agama sebagai pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi Agama sebagai pengadilan
tingkat banding. Secara vertikal, kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama ini berpuncak
pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara tertinggi. Secara horizontal, susunan Pengadilan
Agama berkedudukan pada setiap kota madya atau kabupaten. Sedang Pengadilan Tinggi Agama
berkedudukan pada setiap ibu Kota Provinsi.
Susunan organisasi Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama diatur dalam pasal 9 UU No.7 Tahun
1989 dan seterusnya. Ayat (1) pasal ini menentukan bahwa susunan Pengadilan Agama terdiri dari
pimpinan, hakim anggota, penitera, sekretaris, dan juru sita. Sedang ayat (1) menetapkan tentang
susunan pengadilan Tinggi Agama yang terdiri atas pimpinan, hakim anggota, panitera, dan sekretaris.
Dalam makalah ini akan diuraikan struktur organisasi Peradilan Agama dan pembagian tugas para
personal struktur Peradilan Agama.
B. Rumusan Masalah.
PEMBAHASAN
Struktur organisasi Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama diatur dalam UU No.7 Tahun 1989.
Menurt ketentuan pasal 9 UU No.7 Tahun 1989 tersebut adalah: [2]
1. Struktur Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, sekretaris, dan juru
Sita.
2. Struktur Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, sekretaris.
Struktur organisasi Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, sekretaris, dan
juru Sita.[3]
1. Pimpinan Pengadilan
Pimpinan Pengadilan Agama terdiri dari seorang Ketua dan wakil ketua. Ketua dan wakil ketua
pengadilan diangkat dan diberhentikan Mahkamah Agung.
2. Hakim
Hakim adalah pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman. Hakim pengadilan diangkat dan
diberhentikan oleh presiden atas usul Ketua Mahkamah Agung.
3. Panitera
Panitera adalah seorang pejabat yang memimpin kepaniteraan. Dalam melaksanakan tugasnya. Panitera
dibantu oleh seorang wakil panitera. Beberapa panitera muda, beberapa panitera pengganti, dan juru
sita. Panitera, wakil panitera, panitera muda, dan panitera pengganti pengadilan diangkat dan
diberhentikan dari jabatannya oleh Mahkamah Agung.
4. Sekretaris
Sekretaris adalah seorang pejabat yang memimpin secretariat. Dalam melaksanakan tugasnya sekretaris
dibantu oleh seorang wakil sekretaris. Panitera pengadilan merangkap sekretaris pengadilan. Wakil
sekretaris pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh Mahkamah Agung.
5. Juru Sita
Pada setiap pengadilan ditetapkan adanya juru sita dan juru sita pengganti yaitu pejabat yang
melaksanakan tugas-tugas kejurusitaan. Juru sita Pengadilan Agama diankat dan diberhentikan oleh
Mahkamah Agung atas usul Ketua Pengadilan yang bersangkutan. Juru sita pengganti diangkat dan
diberhentikan oleh ketua pengadilan yang bersangkutan.[4]
struktur organisasi Pengadilan Tinggi Agama hampir sama dengan susunan organisasi Pengadilan
Agama. Perbedaaannya pada juru sita dalam kelompok fungsional dan panitera muda. Juru sita tidak
terdapat dalam struktur organisasi Pengadilan Tinggi Agama karena Pengadilan Tinggi Agama sebagai
pengadilan tingkat banding yang tidak memiliki kewenangan untuk melakukan pemanggilan,
pemberitahuan, penyitaan, dan eksekusi. Sedangkan jumlah panitera muda pada Pengadilan Tinggi
Agama terdiri dari Panitera Muda Banding dan Panitera Muda Hukum.[5]
b. Membagikan semua berkas atau surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara yang diajukan ke
Pengadilan kepada majelis hakim untuk diselesaikan.
c. Menetapkan perkara yang harus diadili berdasarkan nomor urut, tetapi apabila terdapat perkara
tertentu yang menyangkut kepentingan umum harus segera diadili, maka perkara itu didahulukan.
d. Mengawasi kesempurnaan pelaksanaan penetapan atau putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
e. Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris dan
juru sita di daerah hukumnya.
f. Mengevaluasi atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris dan juru sita.
2. Hakim bertugas:
b. Mengatasi segala hambatan dan rintangan (pasal 5 ayat (2) UU No.14 tahun 1970)
e. Memeriksa dan mengadili perkara (pasal 2 ayat (1) UU No.14 tahun 1970)
g.Mengawasi pengayoman kepada pencari keadilan ((pasal 27 ayat (1) UU No.14 tahun 1970).
h.Menggali nilai-nilai hukum yag hidup dalam masyarakat (pasal 27 ayat (1) UU No.14 tahun 1970).
4. Panitera bertugas:
a. Menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur tugas wakil panitera, panitera muda dan
panitera pengganti.
b. Membantu hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan, membuat
putusan/penetapan majelis.
f. Membuat salinan atau turunan penetapan atau putusan pengadilan menurut ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
g. Bertanggungjawab atas penguraian berkas perkara, putusan, dokumen, akta buku daftar biaya
perkara uang titipan pihak ketiga, sura-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di
Kepaniteraan.
i. Mebuat akta-akta.
l. Mengirinkan berkas perkara yang di mohonkan banding, kasasi dan peninjauann kembali.
Membantu panitera untuk secara langsung membina, meneliti, dan membantu mengawasi pelaksanaan
tugas administrasi perkara, antara lain ketertiban dalam mengisi buku register perkar, membuat laporan
periodik dan lain-lain.
Member nomor register pada setiap perkara yang diterima di kepaniteraan gugatan.
Mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya.
Menyerahkan salinan putusan kepada para pihak yang berperkara apabila dimintanya.
Melaksanakan tugas seperti panitera muda gugatan dalam bidang perkara permohonan.
Termasuk dalam perkara permohonan adalah permohonan pertolongan pembagian warisan di luar
sengketa, permohonan legalisasi akta ahli waris di bawah tangan, dan lain-lain.
Mengumpulkan, mengelolah dan mengkaji data, menyajikan statistic perkara, menyusunn laporan
perkar, menyimpan arsip berkas perkara.
Mengumpulkan mengelolah dan mengkaji serta menyajikan data hisab, rukyat, sumpah jabatan/PNS,
penelitian dan lain sebagainya serta melaporkannya kepada pimpinan.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepadanya.
Membantu hakim dengan melakukan persiapan, mengikuti dan mencatat jalannya siding pengadilan.
- Membuat berita acara persidangan yang harus selesai sebelum sidang berikutnya,
Melaporkan kepada panitera Muda Gugatan/permohonan, pada petugas meja kedua untuk dicatat
dalam register perkara tentang adanya:
- Perkara yang sudah putus beserta amar putusannya, dan kepada kasir untuk diselesaikan tentang
biaya-biaya dalam proses perkara tersebut.
Menyerahkan berkas perkara kepada panitera muda gugatan/permohonan (petugas meja ketiga)
apabila telah selesai diminutasi.
Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh ketua pengadilan, ketua sidang dan panitera.
Melakukan penyitaan atas perintah Ketua pengadilan dan dengan teliti melihat lokasi batas-batas tanah
yanhg disita berserta surat-suratnya yag sah apabila menyita tanah.
Membuat berita acara penyitaan, yang salinan resminya diserahkan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, antara lainh Badan Pertanahan Nasional setempat bila terjadi penyitaan sebidang
tanah (PP. 10/1961 jo. 198-199 HIR).
Melakukan tugas pelaksanaan putusan dan membuat berita acaranya yang salinan resminya
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Melakukan penawaran pembayaran uang titipan pihak ketiga serta membuat berita acaranya.
Melaksanakan tugas di wilayah Pengadilan Agama yang bersangkutan.
Panitera karena jabatannya adalah juga pelaksanaan tugas kejurusitaan. Tugas dan tanggung jawab
serta kerja jurtu sita di atur dalam Kep. MA NO.KMA/055/SK/X/1996 tanggal 30-10-1996
a. Membantu Panitera dalam menyelenggarakan administrasi umum yaitu yang berhubungan dengan
bidang umum, keuangan dan kepegawaian
c. Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan pada tahun bersangkutan / tahun berjalan
d. Membuat dan menandatangani kontrak / Surat Perintah Kerja (SPK) Berita Acara Penelitian
Penawaran, Berita Acara serah terima barang dan surat-surat lain yang berhubungan dengan pengadaan
barang dan jasa
e. Membuat dan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SSP) yang dikirim kepada kuasa
pengguna Anggaran/ Pengguna Barang Kemudia diteruskan kepada pejabat pengisi Surat Permintaan
Pembayaran (SSP) dan penandatangan Surat Perintah Membayar
Membuat Daftar Pelaksanaan Pekerjaan DP3 apakah penilaian bagi bawahan apakah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1979
Membuat Kenaikan Gaji Berkala (KGB) bagi pegawai yang telah memenuhi syarat pemberian kenaikan
gaji berkala dalam tahun berjalan sesuai dengan Keputusan Presiden No.42 tahun 2002
b. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku
c. Memeriksa ketersediaan pagu Anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan
tidak melampaui batas pagu anggaran
d. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indicator
keluaran
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan tentang struktur dan pembagian tugas personal struktur organisasi dapat di simpulkan
bahwa Untuk struktur organisasi pengadilan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama di atur
dalam UU Nomor 7 Tahun 1989. Ketentuan tersebut terdapat pada pasal 9 UU Nomor 7 Tahun 1989
yang menyebutkan bahwa: struktur organisasi Pengadilan Agama terdiri dari pimpipinan, hakim
anggota, panitera, sekretaris, dan juru sita dan untuk struktur organisasi Pengadilan Tinggi Agama terdiri
dari pimpipinan, hakim anggota, panitera, sekretaris.
Untuk tugas personal dari struktur organisasi tersebut adalah tergantung dengan jabatan yang di
pangkunya. Baik tugas struktural maupun tugas fungsional yang harus dilaksanakannya. Seperti yang
sudah dijelaskan di atas apa saja tugas-tugas yang harus dilaksanakan.