0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
115 tayangan14 halaman
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri dan prosedur administrasi perkara perdata dan pidana di Pengadilan Negeri.
2. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan tentang tugas Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera, dan pejabat lainnya di Pengadilan Negeri.
3. Juga diuraikan tahapan pendaftaran perkara perdata dan administrasi perkara pidana di Pengadilan Negeri.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri dan prosedur administrasi perkara perdata dan pidana di Pengadilan Negeri.
2. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan tentang tugas Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera, dan pejabat lainnya di Pengadilan Negeri.
3. Juga diuraikan tahapan pendaftaran perkara perdata dan administrasi perkara pidana di Pengadilan Negeri.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri dan prosedur administrasi perkara perdata dan pidana di Pengadilan Negeri.
2. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan tentang tugas Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera, dan pejabat lainnya di Pengadilan Negeri.
3. Juga diuraikan tahapan pendaftaran perkara perdata dan administrasi perkara pidana di Pengadilan Negeri.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Dasar pasca Amandemen). Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh Mahkamah Agung RI, Badan-badan peradilan lain di bawah Mahkamah Agung (Peradilan Umum, PTUN, Peradilan Militer, Peradilan Agama) serta Mahkamah Konstitusi (Pasal 24 ayat 2 Undang- Undang Dasar 1945). Penyelenggaraan kekuasaan Kehakiman tersebut diserahkan kepada badan- badan peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Mahkamah Agung sebagai pengadilan tertinggi dengan tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya). (Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya (Pasal 2 UU No.2 Tahun 1984). Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986) Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada instansi pemerntah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun 1986). Selain menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan Undang-Undang. Adapun tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Negeri diautur dalam UU No.49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU No.2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum dalam Pasal 55 sampai dengan pasal 67 sebagai berikut : 1. KETUA Tugas Pokok : a. Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama. b. Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Panitera Pengganti dan Jurusita serta Pejabat Struktur di daerah hukumnya. c. Ketua Pengadilan mengatur pembagian tugas para hakim. Fungsi : a. Ketua Pengadilan membagikan semua berkas perkara dan atau surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara yang diajukan ke Pengadilan kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan. b. Ketua Pengadilan Negeri menetapkan perkara yang harus diadili berdasarkan nomor urut, tetapi apabila terdapat perkara tertentu yang karena menyangkut kepentingan umum harus segera diadili, maka perkara itu didahulukan. 2. WAKIL KETUA Tugas Pokok : a. Wakil Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama. Fungsi : a. Wakil Ketua Pengadilan Negeri berfungsi sebagai Koordinator Pengawasan di daerah Hukumnya 3. HAKIM Tugas Pokok : a. Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama. Fungsi : a. Melakukan tugas-tugas Pengawasan sebagai Pengawas Bidang dengan memberi petunjuk dan bimbingan yang diperlukan bagi para Pejabat structural maupun Fungsional.
4. PANITRA/SEKRETARIS Tugas Pokok : a. Panitera Pengadilan bertugas menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti. b. Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti bertugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan. c. Sekretaris bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan DIPA selaku Kuasa Penggugat Anggaran (KPA). d. Sekretaris selaku Pengguna barang (Kuasa Pengguna Barang) bertanggung jawab atas keberadaan dan pemanfaatan barang milik negara (BMN). e. Sekretaris Pengadilan bertugas menyelenggarakan administrasi umum Pengadilan, dan mengatur tugas Wakil Sekretaris, Kasub Kepegawaian, Kasub Umum dan Kasub Keuangan. Fungsi : a. Panitera wajib membuat daftar semua perkara perdata dan pidana yang diterima di Kepaniteraan. b. Panitera membuat salinan putusan menurut ketentuan undang-undang yang berlaku. c. Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara,uang titipan pihak ketiga, Surat- surat berharga, barang bukti, dan surat-surat lainnya yang disimpan di Kepaniteraan. d. Melaksanakan Penyusunan Rencana dan Program Kerja Anggaran (RAK- KL). e. Menunjuk Bendaharawan Penerima (PNBP). f. Menunjuk Bendaharawan Pengeluaran, termasuk Bendaharawan Gaji dan Pembuat Daftar Gaji. g. Menunjuk Pejabat yang berwenang menguji Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan penanda tangan Surat Perintah Membayar (SPM) h. Melakukan penilaian DP3 kepada Wakil Panitera dan Wakil Sekretaris 5. WAKIL PANITRA Tugas Pokok : a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan selaku Panitera Pengganti. Fungsi : a. Membantu Panitera didalam melaksanakan tugasnya dalam memimpin Kepaniteraan di Pengadilan Negeri. b. Melaksanakan tugas Panitera apabila Panitera berhalangan. c. Membantu Panitera untuk membina secara langsung pelaksanaan administrasi perkara antara lain ketertiban dalam mengisi buku register, pembuaran laporan periodik dan lain-lain. 6. WAKIL SEKRETARIS Tugas Pokok : a. Sekretaris Pengadilan bertugas menyelenggarakan administrasi umum Pengadilan, dan mengatur tugas Wakil Sekretaris, Kasub Kepegawaian, Kasub Umum dan Kasub Keuangan. Fungsi a. Membantu Sekretaris didalam melaksanakan tugasnya dalam memimpin Sekretariatan di Pengadilan Negeri. b. Melaksanakan tugas Sekretaris apabila Sekretaris berhalangan. c. Membantu Sekretaris untuk membina secara langsung pelaksanaan administrasi umum antara lain ketertiban pengelolaan Kepegawaian, Keuangan DIPA, Pengisian Register, Pelaporan Pelaporan, Surat Menyurat, Kearsipan dan pembuatan laporan periodik lainnya
7. JURUSITA Tugas Pokok : a. Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua / Hakim Ketua Mejlis untuk menyampaikan pengumuman-pengumuman, tegoran-tegoran, protes-protes, dan pemberitahuan putusan Pengadilan menurut cara-cara berdasarkan ketentuan undang-undang. Fungsi a. Membuat relaas panggilan sidang. b. Membuat relaas Pemberitahuan Putusan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung. c. Membuat relaas pemberitahuan-pemberitahuan yang berkaitan dengan banding, kasasi PK dan Eksekusi. d. Membuat berita acara penyitaan, yang salinannya diserahkan kepada pihak- pihak yang berkepentingan. e. Membuat Penetapan-Penetapan dan berita acara yang berkaitan dengan pelaksanaan Eksekusi. PENDAFTARAN DAN ALUR PENDAFTARAN PERKARA (PERDATA) Petugas Meja 1(satu) : Menerima Gugatan, Permohonan, Verzet, Pernyataan Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali, Eksekusi, Memberikan penjelasan dan penafsiran biaya perkara atau biaya Eksekusi yang dituangkan dalam SKUM (surat kuasa untuk membayar). Dan menyerahkan kembali surat gugatan / permohonan tersebut kepada calon Penggugat atau Pemohon agar membayar panjar biaya perkara ke Pemegang Kas. Pemegang Kas : Menerima pembayaran panjar biaya perkara sesuai penafsiran biaya perkara atau biaya Eksekusi yang dituangkan dalam SKUM (surat kuasa untuk membayar). Petugas Meja 2 (dua) : Menerima surat gugatan / permohonan dari Calon Penggugat atau Pemohon sebanyak jumlah Tergugat atau Terlawan di tambah 4 (empat) rangkap untuk Majelis Hakim. Mendaftarkan perkara yang masuk sesuai dengan urutan penerimaan dari pemegang kas, dan membubuhi nomor perkara gugatan / permohonan sesuai dengan urutan dalam buku register tersebut. Mengembalikan 1 (satu) rangkap surat gugatan / permohonan ke calon Penggugat / Pemohon. Dan surat gugatan / permohonan yang asli diserahkan ke Panmud Perdata untuk diparaf setelah dilampiri SKUM, dan penetapan penunjukan Majelis. Setelah diparaf berkas diteruskan ke Wakil Panitera untuk diparaf. Berkas diteruskan ke KPN melalui Panitera untuk ditunjuk Majelis. Kemudian berkas diserahkan kembali ke Panitera untuk penunjukan Panitera Pengganti. Pemegang register menyerahkan berkas tersebut kapada Majelis yang bersangkutan. Majelis Hakim menetapkan hari sidang disertai perintah kepada Juru sita untuk memangggil para pihak (Penggugat & Tergugat, Pemohon & Termohon) menghadap dipersidangan pada waktu yang telah ditentukan. Petugas Meja 3 (tiga) : Menyiapkan dan menyerahkan salinan Salinan Putusan Pengadilan apabila ada permintaan dari para pihak. Menerima dan memberikan tanda terima atas : a. Memori Kasasi dan PK b. Kontra Memori Kasasi dan PK c. Jawaban/tanggapan atas Alasan PK
ADMINISTRASI PERKARA PIDANA PENGADILAN NEGERI A. MEJA PERTAMA 1. Menerima berkas perkara pidana, lengkap dengan surat dakwaannya dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut. Terhadap perkara yang terdakwanya ditahan dan masa tahanan hampir berakhir, petugas segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan. 2. Berkas perkara dimaksud diatas meliputi pula barang bukti yang akan diajukan oleh Jaksa Penuntut umum, baik yang sudah dilampirkan dalam berkas perkara maupun yang kemudian diajukan kedepan persidangan. Barang-barang bukti tersebut didaftarkan dalam register barang bukti 3. Bagian penerimaan perkara memeriksa kelengkapan berkas.Kelengkapan dan kekurangan berkas dimaksud diberitahukan kepada Panitera Muda Pidana. 4. Dalam hal berkas perkara dimaksud belum lengkap, Panitera Muda Pidana meminta kepada Kejaksaan untuk melengkapi berkas dimaksud sebelum diregister. 5. Pendaftaran perkara pidana biasa dalam register induk, dilaksanakan dengan mencatat nomor perkara sesuai dengan urutan dalam buku register tersebut 6. Pendaftaran perkara pidana sigkat, dilakukan setelah Hakim melaksanakan sidang perkara 7. Pendaftaran perkara tindak pidana ringan dan lalu lintas dilakukan setelah perkara itu diputus oleh Pengadilan 8. Petugas buku register harus mencatat dengan cermat dalam register terkait, semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara dan pelaksanaan putusan kedalam register induk yang bersangkutan. 9. Pelaksanaan tugas pada meja pertama, dilakukan oleh Panitera Muda Pidana dan berada langsung dibawah koordinasi Wakil Panitera. B. MEJA KEDUA 1. Menerima pernyataan banding, kasasi, Peninjauan Kembali dan Grasi/Remisi 2. Menerima dan Memberikan tanda terima atas: - Memori Banding - Kontra Memori Banding - Memori Kasasi - Kontra Memori Kasasi - Alasan Peninjauan Kembali - Jawaban/Tanggapan Peninjauan Kembali - Permohonan Grasi/Remisi - Penangguhan Pelaksanaan Putusan C. Perkara Banding 1. Membuat: - Akta Permohonan pikir-pikir bagi terdakwa - Akta permintaan Banding - Akta terlambat mengajukan permintaan banding - Akta Pencabutan Banding 2. Permintaan Banding yang diajukan, dicatat dalam register induk perkara pidana dan register banding oleh masing-masing petugas register. 3. Permintaan Banding diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah putusan dijatuhkan, atau 7 (tujuh) hari setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa yang tidak hadir dalam pengucapan putusan. 4. Permintaan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut diatas tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat Surat Keterangan Panitera bahwa permintaan banding telah lewat tenggang waktu dan harus dilampirkan dalam berkas perkara 5. Dalam hal pemohon tidak datang menghadap, hal ini harus dicatat oleh Panitera dengan disertai alasannya dan catatan tersebut haus dilampirkan dalam berkas perkara. 6. Panitera wajib memberitahukan permintaan bandingdari pihak yang satu kepada pihak yang lain 7. Tanggal penerimaan memori dan kontra memori banding dicatat dalam register dan salinan memori serta kontra memori disampaikan kepada pihak yang lain dengan relaas pemberitahuan 8. Dalam hal pemohon belum mengajukan memori banding sedangkan berkas perkara telah dikirim ke Pengadilan Tinggi, pemohon dapat mengajukannya langsung ke Pengadilan Tinggi, sedangkan salinannya disampaikan kepada pihak lain 9. Selama 7 (tujuh) hari sebelum pengiriman berkas perkara kepada Pengadilan Tinggi, pemohon wajib diberi kesempatan untuk mempelajari berkas perkara tersebut di Pengadilan Negeri. 10. Jika kesempatan mempelajari berkas diminta oleh pemohon dilakukan di Pengadilan Tinggi maka pemohon harus mengajukan secara tegas dan tertulis kepada Ketua Pengadilan Negeri 11. Berkas perkara banding bundle A dan bundle B dalam waktu selambat- lambatnya 14 hari sejak permintaan banding diajukan sesuai dengan pasal 236 ayat 1 KUHAP harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi 12. Selama perkara banding belum diputus oleh Pengadilan Tinggi, Permohonan banding dapat dicabut sewaktu waktu untuk itu Paniterabmembuat akta pencabutan banding yang ditandatangani oleh Panitera, Pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri. Akta tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi. 13. Salinan Putusan Pengadilan Tinggi yang telah diterima oleh Pengadilan Negeri, harus diberitahukan kepada terdakwa dan Penuntut Umum dengan membuat Akta Pemberitahuan Putusan 14. Petugas register harus mencatat semua kegitan yang berkenaan dengan perkara banding dan pelaksanaan putusan ke dalam buku register terkait 15. Pelaksanaan tugas pada mejakedua, dilakukan oleh Panitera Muda Pidana dan berada langsung dibawah Koordinasi Wakil Panitera. D. Perkara Kasasi Permohonan kasasi diajukan oleh Pemohon kepada Panitera selambat- lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sesudah putusan Pengadilan diberitahukan kepada terdakwa/Penuntut Umum dan selanjutnya dibuatkan akta permohonan kasasi oleh Panitera: 1. Permohonan Kasasi yang melewati tenggang waktu tersebut, tidak dapat diterima,selanjutnya Panitera membuat Akta terlambat mengajukan Permohonan Kasasi yang diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri
2. Dalam tenggang waktu 14(empat belas)hari setelah permohonan kasasi diajukan, pemohon kasasi harus sudah menyerahkan memori kasasi dan tambahan memori kasasi (jika ada).Untuk itu petugas membuat akte tanda terima memori/tambahan memori. 3. Dalam hal pemohon kasasi adalah terdakwa yang kurang memahami hokum, Panitera pada waktu menerima permohonan kasasi wajib menanyakan apakah alasan ia mengajukan permohonan tersebut dan untuk itu Panitera membuatkan memori kasasinya 4. Panitera memberitahukan dan menyerahkan tembusan memori kasasi/tambahn memori kasasi kepada pihak lain, untu itu petugas membuat tanda terima 5. Termohon kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi, untuk itu panitera memberikan surat tanda terima 6. Dalam hal Pemohon Kasasi tidak menyerahkan memori kasasi dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi,untuk itu Panitera membuat akta 7. Apabila Pemohon tidak menyerahkan dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi berkas perkara tidak dikirim ke Mahkamah Agung, untuk itu Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan surat Keterangan yang disampaikan kepada Pemohon Kasasi dan Mahkamah Agung (SEMA No.7 Tahun 2005) 8. Tehadap Perkara Pidana yang diancam pidana paling lama 1 (satu)tahun, dan atau denda putusan Pra Peradilan tidak dapat diajukan Kasasi 9. Permohonan Kasasi yang telah memenuhi syarat formal selambat-lambatnya dalam waktu 14(empat belas)hari setelah tenggang waktu mengajukan memori kasasi berakhir berkas perkara kasasi harus sudah dikirim ke Mahkamah Agung 10.Dalam hal permohonan Kasasi diajukan sedangkan terdakwa masih dalam tahanan Pengadilan Negeri paling lambat 3(tiga) hari sejak diterimanya permohonan kasasi tersebut segera melaporkan ke Mahkamah Agung melalu surat atau melalui sarana-sarana elektronik 11. Selama perkara kasasi belum diputus oleh Mahkamah Agung permohonan kasasi dapat dicabut oleh Pemohon dalam hal pencabutan dilakukan oleh kuasa hukum terdakwa, harus mendapat persetujuan terlebih dahuludari terdakwa 12. Atas pencabutan tersebut Panitea membuat akte pencabutan kasasi yang ditanda tangani oleh Panitera, Pihak yang mencabut diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri selanjutnya akte tersebut dikirim ke Mahkamah Agung
13. Untuk perkara kasasi yang terdakwanya ditahan Panitera Pengadilan Negeri wajib melampirkan penetapan Penahanan dimaksud dalamberkas perkara 14. Dalam hal perkara yang telah diputu oleh Mahkamah Agung salinan putusan dikirim kepada Pengadilan Negeri untuk diberitahukan kepada terdakwa dan Penuntut Umum yang untuk itu Panitera membuat akta pemberitahuan putusan 15. Fotocopy relaas pemberitauan putusan Mahkamah Agung segera dikirim ke Mahkamah Agung 16. Petugas buku register harus mencatat dengan cermat dalam register terkait dengan semua kegiatan yag berkenaan dengan perkara kasasi dan pelaksanaan putusan
Tips Memilih Karir 2 - Pentingnya Bekerja Di Bidang Pekerjaan Yang Sesuai Minat - 6 August 2009 - Blog - Kanal Penerjemah, Lowongan Penerjemah, Translation Job