Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN PEMERINTAHAN

Pengadilan
Agama
Di susu n oleh Kelompok 2
N a m a Anggota :
1. Ni Putu Sela Martini (2010413220031)
2. Meilani Eka Oktaviani (2010413220032)
3. Ria Adini (2010413220033)
4. Dina Milia Rahman (2010413220034)
5. Nazwa Nabila (2010413220037)
6. Wenna Eryanissa (2010413220040)
7. Muhammad Farizki Nur Effendi (2010413310020)
8. Aldy Syah Putra (2010413310021)
9. Muhammad Rosyadi (2010413310032)
10. M Rizky Andrean (2010413310033)
11. M. Yusup (2010413310034)
12. Muhammad Nur Sulaiman Razak (2010413310035)
13. Muhammad Afan Wajar Eka Satria (2010413310039)
14. Diana Sari (2010413320002)
15. Elza Marchellia Saputri (2010413320023)
16. Husnul Chotimah (2010413320024)
17. Dela Ristanti (2010413320026)
Pengadilan Agama
Pengadilan Agama (biasa disingkat: PA) adalah
pengadilan tingkat pertama yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan
Agama yang berkedudukan di ib u kota
kabupaten atau kota. Pengadilan Agama
dibentuk dengan Keputusan Presiden.
Kedudukan Pengadilan Agama
Dasar hukum peradilan agama dalam Undang Undang Dasar 1945 adalah diatur oleh
Pasal 24 yang pada ayat (1) menjelaskan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan.Dalam ayat (2) dijabarkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer
dan lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Kemudian Ayat (3) menegaskan bahwa badan badan lain yang fungsinya berkaitan
dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang undang.
Ke w enangan Pengadilan Agama
Pengadilan Agama menyelenggarakan penegakan h u k u m
dan keadilan di tingkat pertama bagi rakyat pencari keadilan
perkara tertentu antara orang-orang yang beragama I slam di
bidang perkawinan, wa ris, wasiat, hibah , wakaf , zakat, infaq ,
shadaqah, dan ekonomi sy a r i ' ah . Kewenangan penegakan
h u k u m ekonomi sy a r i ' ah oleh Pengadilan Agama disebutkan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomo r 3 Tahun
2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomo r 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Fungsi Pengadilan Agama
1. Memberikan pelayanan teknis yudisial dan administrasi
kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan
eksekusi.
2. Memberikan pelayanan di bidang administrasi perkara Banding,
Kasasi dan Peninjauan Kembali serta administrasi perkara lainnya.
3. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di
lingkungan Pengadilan Agama (umum, kepegawaian dan keuangan
kecuali keuangan perkara.
4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum
Islam pada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila
diminta sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat (1) Undang-
undang No.7 Tahun 1989 Jo Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan
kedua dengan undnag –undang nomor 50 tahun 2009 tentang
Peradilan Agama.
Fungsi Pengadilan Agama
5. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan
pembagian harta peninggalan di luar sengketa antara orang-orang
yang beragama Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam
sebagaimana diatur dalam pasal 107 ayat (2) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009
tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama.
6. Waarmerking Akta keahliwarisan di bawah tangan untuk
pengambilan deposito/tabungan, pensiunan dan sebagainya.
7. Melaksanakan tugas penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah
sesuai dengan pasal 49 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun
2006 Jo undang – undang Nomor. 50 tahun 2009 tentang Peradilan
Agama.
8. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan
hukum, memberikan/melaksanakan hisab rukyat dalam penentuan
awal pada tahun hijriyah, pelayanan riset/penelitian, memberikan
keterangan/nasehat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan
penentuan waktu sholat.
Tugas-tugas lain
pengadilan agama :
1. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat
tentang Hukum Islam kepada instansi Pemerintah didaerah
hukumnya apabila diminta.
2. Melaksanakan hisab dan rukyatul hilal.
3. Melaksanakan tugas-tugas lain pelayanan seperti
pelayanan riset/penelitian, pengawasan terhadap penasehat
hukum dan sebagainya.
4. Menyelesaikan permohonan pembagian harta peninggalan
diluar sengketa antara orang-orang yang beraga Islam.
Struktur Organisasi
Pengadilan Agama
Struktur organisasi Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama
diatur dalam UU No.7 Tahun 1989. Menurt ketentuan pasal 9 UU No.7
Tahun 1989 tersebut adalah:
1. Struktur Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, sekretaris, dan juru Sita.
2. Struktur Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim
Anggota, Panitera, sekretaris.
Struktur Pengadilan Agama

1. Pimpinan Pengadilan 2. Hakim 3. Panitera


Pimpinan Pengadilan Agama Hakim adalah pejabat yang melaksanakan Panitera adalah seorang pejabat yang
terdiri dari seorang Ketua dan wakil tugas kekuasaan kehakiman. Hakim memimpin kepaniteraan. Panitera, wakil
ketua. Ketua dan wakil ketua pengadilan diangkat dan diberhentikan panitera, panitera muda, dan panitera
pengadilan diangkat dan oleh presiden atas usul Ketua Mahkamah pengganti pengadilan diangkat dan
diberhentikan Mahkamah Agung. Agung. diberhentikan dari jabatannya oleh
Mahkamah Agung.

4. Sekretaris 5. Juru Sita


Pada setiap pengadilan ditetapkan adanya juru sita dan juru
Sekretaris adalah seorang pejabat yang memimpin sita pengganti yaitu pejabat yang melaksanakan tugas-tugas
secretariat. Dalam melaksanakan tugasnya sekretaris 
kejurusitaan. Juru sita Pengadilan Agama diangkat dan
dibantu oleh seorang wakil sekretaris. Panitera
pengadilan merangkap sekretaris pengadilan. Wakil diberhentikan oleh Mahkamah Agung atas usul Ketua
sekretaris pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh Pengadilan yang bersangkutan. Juru sita pengganti diangkat
Mahkamah Agung. dan diberhentikan oleh ketua pengadilan yang bersangkutan.
Stuktur Organisasi Pengadilan Tinggi
Agama

Struktur organisasi Pengadilan Tinggi Agama hampir sama dengan susunan


organisasi Pengadilan Agama. Perbedaaannya pada juru sita dalam
kelompok fungsional dan panitera muda. Juru sita tidak terdapat dalam
struktur organisasi Pengadilan Tinggi Agama karena Pengadilan Tinggi
Agama sebagai pengadilan tingkat banding yang tidak memiliki kewenangan
untuk melakukan pemanggilan, pemberitahuan, penyitaan, dan eksekusi.
Sedangkan jumlah panitera muda pada Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari
Panitera Muda Banding dan Panitera Muda Hukum.
Dari penjelasan tentang struktur dan pembagian tugas
personal struktur organisasi dapat di simpulkan bahwa
Untuk struktur organisasi pengadilan Pengadilan Agama
dan Pengadilan Tinggi Agama di atur dalam UU Nomor
7 Tahun 1989. Ketentuan tersebut terdapat pada pasal 9
UU Nomor 7 Tahun 1989 yang menyebutkan bahwa:
struktur organisasi Pengadilan Agama terdiri dari
pimpipinan, hakim anggota, panitera, sekretaris, dan juru
sita dan untuk struktur organisasi Pengadilan Tinggi
Agama terdiri dari pimpipinan, hakim anggota, panitera,
sekretaris.
Kompetensi Pengadilan Agama

Kompetensi (wewenang) Pengadilan Agama terdiri dari


kompetensi relatif dan kompetensi absolut. Kompetensi
absolut adalah kewenangan pengadilan untuk mengadili
berdasarkan materi hukum (hukum materi). Kompetensi
relatif adalah kekuasaan mengadili berdasarkan wilayah atau
daerah. Wewenang dan kekuasaan Pengadilan Agama, Pada
UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009.
Sistem Administrasi Perkara di
Pengadilan Agama

Administrasi yang dimaksudkan di sini yakni administrasi peradilan


agama. Sesuai hukum materil dan formilnya untuk mengadili perkara yang
sesuai dengan kompentensi pengadilan agama itu sendiri dan sesuai zona
wilayah, kemudian berdasarkan adanya surat Keputusan Ketua Mahakamah
Agung Nomor 026/KMA/SK/II/2012 tentang Standar Peradilan dan
Peraturan Perudangan lainnya yang berlaku, maka berlakunya sistem
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang menjadi kewajiban Pengadilan
Agama untk melaksanakan sistem PTSP.
Lanjutan…

Pada prinsipinya, prosedur penerimaan perkara di


Pengadilan Agama ditentukan dengan model unit, yang disebut
meja I (satu) , meja II (dua), meja III (tiga) yang masing-masing
unit mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri tetapi
berkaitan satu dengan yang lain.
Sedangkan Proses prosedur administrasi berperkara di
Pengadilan Agama meliputi:
a. Pendaftaran Perkara
b. Pembayaran Biaya Perkara
c. Menerima Panggilan Sidang
d. Pemeriksaan dalam Sidang
Sistem Beracara di Pengadilan Agama
secara E-Court
Pengaturan administrasi perkara di pengadilan Agama secara elektronik dalam
petunjuk pelaksanaan ini berlaku untuk semua jenis perkara perdata agama yang
meliputi :
• Pendaftaran
• Pembayaran, penambahan dan pengembalian panjar biaya perkara
• Pemanggilan
• Jawaban
• Replik
• Duplik
• Kesimpulan
• Pemberitahuan
• Pengiriman salinan putusan
• Tata kelola administrasi perkara
Persyaratan Pengajuan
Gugatan/Permohonan
SYARAT PENGAJUAN CERAI GUGAT/CERAI TALAK

1. Asli kutipan akta nikah / duplikat akta nikah


2. Foto copy akta nikah / duplikat kutipan akta nikah, 1 lembar dan dimateraikan Rp
6.000,- distempel dan tanda tangan (NAZEGELEN) Kantor Pos Besar
3. Foto copy KTP, Pemohon 1 lembar folio (tidak boleh dipotong) dan dimateraikan
Rp 6.000,- distempel dan tanda tangan (NAZEGELEN) Kantor Pos Besar
4. Surat Ijin Atasan (bagi PNS/TNI/POLRI/BUMN)
5. Untuk suami / istri yang tidak jelas alamatnya harus melampirkan surat keterangan
dari kelurahan setempat yang menyatakan bahwa suami / istri telah pergi
meninggalkan rumah sejak bulan …….. tahun …….. sampai sekarang dan tidak
diketahui alamatnya yang jelas
6. Membayar panjar biaya perkara
SYARAT PENGAJUAN DISPENSASI NIKAH

1.Surat penolakan dari KUA


2.Surat keterangan pemberitahuan adanya halangan / kekurangan persyaratan nikah dari KUA
3.Satu (1) lembar foto copy KTP Pemohon (Suami & Istri) yang dimateraikan Rp 6.000,-
4.Foto copy KK (Kartu Keluarga) Pemohon dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) di Kantor Pos Besar
5.Satu (1) lembar foto copy akta nikah / duplikat kutipan akta nikah Pemohon yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) di Kantor Pos
Besar dan menunjukkan yang asli
6.Satu (1) lembar foto copy KTP calon suami folio 1 muka (atas bawah) tidak boleh dipotong, yang dimateraikan Rp 6.000,-
(NAZEGELEN) di Kantor Pos Besar
7.Satu (1) lembar foto copy KTP calon istri folio 1 muka (atas bawah) tidak boleh dipotong, yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN)
di Kantor Pos Besar
8.Satu (1) lembar foto copy akta kelahiran calon suami yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) di Kantor Pos Besar
9.Satu (1) lembar foto copy akta kelahiran calon istri yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) di Kantor Pos Besar
10.
Satu (1) lembar foto copy akta nikah orang tua calon dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) di Kantor Pos Besar
11.
Surat keterangan kehamilan dari Dokter / Bidan (Bagi yang hamil)
12.
Surat keterangan status dari Kelurahan / Desa
13.
Membayar biaya panjar perkara 
SYARAT PERMOHONAN PERWALIAN

1. Foto copy KTP 1 lembar folio 1 muka (atas bawah tidak boleh
dipotong) yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan
distempel Kantor Pos Besar
2. Foto copy akta nikah / akta cerai apabila sudah bercerai yang
dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan distempel Kantor
Pos Besar
3. Foto copy 1 lembar akte kelahiran anak – anak yang belum
dewasa yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan
distempel Kantor Pos Besar
4. Foto copy sertifikat tanah / surat lain yang dimateraikan Rp
6.000,- (NAZEGELEN) dan distempel Kantor Pos Besar
(apabila untuk menjual / membeli)
5. Membayar biaya panjar perkara 
SYARAT PENETAPAN WARIS

1. Foto copy KTP Pemohon dan semua ahli waris 1 sebanyak 1 lembar folio (tidak boleh dipotong) yang
dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan distempel Kantor Pos Besar

2. Foto copy akta nikah pewaris sebanyak 1 lembar yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan distempel
Kantor Pos Besar

3. Foto copy Kartu Keluarga Pewaris 1 lembar yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan distempel Kantor
Pos Besar

4. Foto copy akta kelahiran semua anak dari pewaris sebanyak 1 lembar yang dimateraikan Rp 6.000,-
(NAZEGELEN) dan distempel Kantor Pos Besar

5. Foto copy surat kematian (Suami / Istri) sebanyak 1 lembar yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan
distempel Kantor Pos Besar

6. Foto copy surat kematian orang tua pewaris sebanyak 1 lembar yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN)
dan distempel Kantor Pos Besar

7. Surat keterangan dari Kelurahan yang menyatakan dengan sebenarnya bahwa ahli waris (misalnya : suami, istri,
anak) dari almarhum …………. guna mengurus Penetapan Ahli Waris di Pengadilan Agama Jakarta Utara;

8. Foto copy surat keterangan ahli waris sebanyak 1 lembar yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan
distempel Kantor Pos Besar
SYARAT PERMOHONAN PENGANGKATAN ANAK
1.Foto copy surat nikah Pemohon (suami + istri) dan orang tua anak yang mau diangkat yang
dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan distempel Kantor Pos Besar
2.Foto copy KTP Pemohon dan orang tua anak yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan
distempel Kantor Pos Besar
3.Foto copy Kartu Keluarga (KK) Pemohon dan orang tua anak yang dimateraikan Rp 6.000,-
(NAZEGELEN) dan distempel Kantor Pos Besar
4.Foto copy akta kelahiran anak yang mau diangkat atau surat keterangan kelahiran dari Bidan,
yang dimateraikan Rp 6.000,- (NAZEGELEN) dan distempel Kantor Pos Besar
5.Surat keterangan kelakuan baik dari Kepolisian
6.Surat keterangan kesehatan dari Dokter
7.Surat keterangan penghasilan disahkan oleh Kelurahan
8.Surat rekomendasi dari Dinas Sosial
9.Membayar panajar biaya perkara 
TERIMA KASIH
Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai