KEHAKIMAN
Disusun Oleh:
2. Pebri Ferdian
3. Adri Fauzan
4. Safinatun Najah
5. Dini Aminarti
6. Devi Saputri
7. Ike Lestari
SMAN 1 RAMBAH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang. Selain itu,
Kami juga memanjatkan puji syukur atas limpahan berkah dan hidayah-Nya, sehingga
penyelesaian makalah lembaga penegak hukum bidang kehakiman dengan lancar.
Makalah ini kami susun dengan lengkap dan detail, sehingga orang yang masih awam dapat
memahami mengenai informasi yang berkaitan dengan lembaga penegak hukum bidang
kehakiman. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Kamu memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata,
sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.
Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi inspirasi bagi
seluruh orang yang membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Lembaga Penegak Hukum, seperti namanya, adalah organisasi atau entitas yang bertanggung
jawab untuk menerapkan dan menegakkan hukum dalam suatu negara. Mereka berperan
sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan keadilan di masyarakat.
PEMBAHASAN
Hal tersebut terdapat didalam undang-undang nomor 48 tahun 2009 kekuasaan kehakiman
Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Kekuasaan kehakiman menurut Pasal 24
Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan kekuasaan
yang merdeka yang dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada
di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan
Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Prinsip
kekuasaan kehakiman yang merdeka menghendaki agar hakim terbebas dari campur tangan,
tekanan atau paksaan, baik langsung maupun tidak langsung dari kekuasaan lembaga lain,
teman sejawat, atasan, serta pihak-pihak lain di luar peradilan. Sehingga hakim dalam memutus
perkara hanya demi keadilan berdasarkan hukum dan hati nurani. begitulah bunyi yang
disebutkan dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman. Kekuasaan kehakiman menurut Pasal 24 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan kekuasaan yang merdeka yang dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi, untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Prinsip kekuasaan kehakiman yang merdeka
menghendaki agar hakim terbebas dari campur tangan, tekanan atau paksaan, baik langsung
maupun tidak langsung dari kekuasaan lembaga lain, teman sejawat, atasan, serta pihak-pihak
lain di luar peradilan. Sehinggahakim dalam memutus perkara hanya demi keadilan
berdasarkan hukum dan hati nurani.
1. Hakim
hakim bertugas menyelesaikan sengketa dari para pihak, namun juga bertanggung jawab untuk
menjembatani jurang antara masyarakat dan hukum dan untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.
2. Panitera
Panitera bertugas sebagai pelaksana pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi
perkara serta menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara.
3. Sekretaris