MAHKAMAH AGUNG
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Hukum
Dosen Pengampu: Yusuf Mardani, S.H, M.H
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia Nya
kami dapat menyalesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Hukum, Bapak Yusuf Mardani, S.H. M.H. yang telah membimbing
kami sehingga dapat mengetahui tentang Ilmu Hukum. Makalah ini disusun agar pembaca
khususnya kelompok kami sendiri dapat memperluas ilmu tentang Ilmu Hukum. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan memberikan wawsan yang lebih luas bagi pembaca khususnya bagi
kelompok kami sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu semua saran
dan kritik dari semua pihak yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah-
makalah selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..2
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….4
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………….4
BAB II (PEMBAHASAN)
BAB II (PENUTUP)
A. Kesimpulan………………………………………..……………………………..14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai Pengadilan Negara Tertinggi di Negara
Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan UndangUndang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman dan UndangUndang Nomor 3 Tahun 2009 Jo Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, membawahi empat
lingkungan peradilan yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha
Negara dan Peradilan Militer. Sebagai penyelenggara kekuasaan kehakiman, Mahkamah
Agung adalah penyelenggara peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. Dengan demikian,
Mahkamah Agung RI dan badan-badan peradilan di bawahnya merupakan tumpuan dan
harapan masyarakat dalam mencari dan mendapatkan keadilan. Dihadapkan pada harapan
Masyarakat tersebut, Mahkamah Agung berkewajiban dan bertanggungjawab untuk
memastikan keadilan tersebut diperoleh dengan cara yang mudah dan jujur serta bebas
dari segala bentuk kepentingan. Untuk dapat menjalankan wewenang dan fungsi dalam
melaksanakan kekuasaan kehakiman, Mahkamah Agung telah menetapkan strategi dalam
mengelola institusi badan peradilan, yaitu dengan menetapkan visi dan misi. Berdasarkan
visi dan misi tersebut telah dikembangkan nilai-nilai utama badan peradilan, yang
menjadi dasar perilaku (budaya) seluruh aparatur peradilan dalam upaya mencapai
visinya yaitu “Mewujudkan Badan Peradilan Indonesia yang Agung”. Salah satu tujuan
strategis yang merupakan penjabaran dari pernyataan visi yang akan dicapai adalah
terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilanmelalui proses peradilan
yang pasti, transparan dan akuntabel.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Mahkamah Agung, Fungsi, dan Wewenang
2. Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Agung
4
3. Hukum Acara
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Sejarah MA, fungsi MA, dan Wewenang MA
2. Untuk mengetahui pengangkatan dan pemberhentian hakim agung
3. Untuk mengetahui apa itu hukum acara
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
serta bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung
menyatakan kekuasaannya pada badan peradilan dalam lingkungan peradilan
umum, peradilan agama, peradilan tata usaha negara, dan peradilan militer.
7
lembaga penyelesaian sengketa antara pemerintah, lembaga negara, individu, atau
pihak-pihak lainnya
Selain itu, Mahkamah Agung juga memiliki peran penting dalam menginterpretasi
konstitusi, undang-undang, dan peraturan lainnya. Putusan Mahkamah Agung
dapat menjadi preseden (yurisprudensi) yang mengikat untuk kasus-kasus serupa
di masa depan. Penyelesaian Sengketa Mahkamah Agung dapat berfungsi sebagai
8
lembaga penyelesaian sengketa antara pemerintah, lembaga negara, individu, atau
pihak-pihak lainnya.
9
a. dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
b. melakukan perbuatan tercela;
c. terus-menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya;
d. melanggar sumpah jabatan; atau
e. merangkap jabatan sebagaimana dilarang dalam peraturan perundang-
undangan.
Pasal 119
(1) Selama menjabat sebagai Hakim Pemeriksa Pendahuluan, hakim pengadilan
negeri dibebaskan dari tugas mengadili semua jenis perkara dan tugas lain yang
berhubungan dengan tugas pengadilan negeri.
C. Hukum Acara
Hukum acara adalah ketentuan hukum yang mengatur proses beracara di pengadilan
mengenai penyelesaian pertikaian perkara. Hukum acara dikenal juga sebagai hukum
prosedur atau peraturan keadilan. Hukum acara dibuat untuk menjamin adanya sebuah
proses hukum yang semestinya dalam menegakkan hukum. Hukum acara mengatur
cabang-cabang hukum yang umum, seperti hukum acara pidana, perdata, maupun tata
usaha negara¹³.
10
- Undang-Undang Mahkamah Konstitusi, yang mengatur hukum acara Mahkamah
Konstitusi⁴.
Apabila hukum acara tidak dipatuhi dan atau dilanggar, buah dari pelanggaran itu pun
menjadi suatu hal yang didapatkan yakni hukuman. Salah satu hukum diantaranya adalah
hukum acara. Wirjono Prodjodikoro memberikan pendapatnya mengenai makna yang
terkandung dalam hukum acara
11
BAB III
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/assets/resource/ebook/SEJARAH%20MA.pdf
https://www.mahkamahagung.go.id/id/tugas-pokok-dan-fungsi
https://www.mahkamahagung.go.id/id/tugas-pokok-dan-fungsi
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/administratum/article/view/33231
https://pantaukuhap.id/?cat=36
13