KEKUASAAN KEHAKIMAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
PIH-F/SEMESTER 6
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan
karunia-Nya yang tiada terkira. Semoga kita insan yang dhoif ini bisa selalu
istiqomah terhadap apa yang telah digariskan-Nya. Semoga kita selalu dalam ridha-
Nya. Shalawat beriring salam setulus hati kepada baginda Nabi Muhammad dan ahlul
baitnya (Shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam), sang reformis agung peradaban dunia
yang menjadi inspiring leader dan inspiring human bagi umat di seluruh belahan
dunia. Semoga syafa’atnya kelak menaungi kita di hari perhitungan kelak. Penulis
dapat sampai pada tahap ini dan dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
sempurna karena keterbatasan penulis, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan demi makalah yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia,
begitulah bunyi yang disebutkan dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang
Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Kekuasaan
kehakiman menurut Pasal 24 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan kekuasaan yang merdeka yang
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama,
lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi, untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Prinsip kekuasaan kehakiman yang
merdeka menghendaki agar hakim terbebas dari campur tangan, tekanan atau
paksaan, baik langsung maupun tidak langsung dari kekuasaan lembaga lain,
teman sejawat, atasan, serta pihak-pihak lain di luar peradilan. Sehingga
hakim dalam memutus perkara hanya demi keadilan berdasarkan hukum dan
hati nurani.
Kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka tidak terdapat
penjelasan lebih lanjut, hanya saja dalam Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman memutuskan suatu
perkara hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat, sejalan dengan konsep
Negara Hukum, peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman harus
memegang teguh asas Rule of Law, untuk menegakkan Rule of Law para
hakim dan mahkamah pengadilan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut yaitu: (a) Supremasi Hukum, (b) Equality Before the Law, dan (c)
Human Rights.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah terkait pembahasan makalah ini antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan kehakiman?
2. Apa aja azas kekuaaan kehakiman?
3. Apa saja badan-badan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman?
4. Apa saja lembaga peradilan yang ada di Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian kekuasaan kehakiman.
2. Untuk mengetahui azas kekuaaan kehakiman.
3. Untuk mengetahui badan-badan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.
4. Untuk mengetahui lembaga peradilan yang ada di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kekuasaan Kehakiman
Defenisi yang disebutkan dalam Undang – Undang yang dimaksud
kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan pancasila dan UUD NRI 1945.1 Pengertian kekuasaan Negara
yang merdeka, dimaksudkan bahwa kekuasaan kehakiman di samping
kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan perundang-undangan mempunyai
kekuasaan yang bebas. Dengan kata lain bebas dari intervensi kekuasaan
lainnya. Bebas yang dimaksud dalam pengertian di atas bukan berarti bahwa
kekuasaan kehakiman dapat dilaksanakan dengan sebebas-bebasnya tanpa
rambu-rambu pengawasan, oleh karena itu dalam aspek beracara dalam
pengadilan dikenal adanya asas umum untuk berperkara yang baik (general
principles of proper justice), dan peraturan-peraturan yang bersifat prosedural
atau hukum acara yang membuka kemungkinan diajukannya upaya hukum.2
Dalam penjelasan Pasal 24 dan 25 UUD 1945 dinyatakan bahwa
Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya terlepas dari
pengaruh kekuasaan Pemerintah. Berhubung dengan itu, harus diadakan
jaminan dalam undang-undang tentang kedudukan para hakim. Walaupun
tidak secara tegas (eksplisit) kekuasaan kehakiman yang merdeka/bebas
dicantumkan dalam uraian Pasal 24 dan 25, secara tegas dijelaskan dalam
Penjelasan Pasal 24 dan 25 UUD 1945. Hal itu tidaklah mengurangi prinsip
yang dianut mengenai kekuasaan kehakiman yang bebas/merdeka dari
pengaruh lembaga/badan ex-tra judicial.3
Jadi dalam pelaksanaannya, penegakan prinsip kebebasan dalam
kekuasaan kehakiman tetap harus dalam koridor yang benar yaitu sesuai
1
Ketentuan UU No. 48 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) tentang Kekuasaan Kehakiman
2
Imam Anshori Saleh, Konsep Pengawasan Kehakiman, (Malang: Setara Press, 2014), Hal. 131
3
Zainal Arifin Hoesein, Kekuasaan Kehakiman di Indonesia: Kedudukan, Fungsi dan
Pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman dalam Perspekti Konstitusi, (Yogyakarta:Imperium, 2013),
Hal 71
3
4
dengan pancasila, UUD NRI 1945 serta hukum yang berlaku. Kemerdekaan,
kebebasan atau kemandirian kekuasaan kehakiman merupakan syarat mutlak
dan sangat fundamental bagi Negara yang berlandaskan pada sistem negara
hukum dan negara demokrasi. Apabila kekuasaan kehakiman dalam suatu
Negara telah berada di bawah Negara tersebut tidak menjunjung tinggi
prinsip-prinsip Negara hukum dan demokrasi.
4
Hotma P. Sibuea, Kekuasaan Kehakiman Indonesia, (Jakarta:Krakatauw Book,2006), Hal 171
5
Sudirman, Hukum Acara Peradilan Agama, (Sulawesi:IAIN Parepare Nusantara Press, 2021),
Hal 2-4
6
C. Lingkungan Peradilan
1. Peradilan Umum
Peradilan umum merupakan salah satu lembaga pelaksana kekuasaan
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Pada umumnya, jika
rakyat melakukan suatu pelanggaran atau kejahatan, maka menurut peraturan
dapat dihukum atau dikenakan sanksi dan akan diadili dalam lingkungan
peradilan umum. Saat ini peradilan umum diatur berdasarkan UU No.2 Tahun
1986. Lembaga yang termasuk dalam peradilan umum adalah Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Tinggi.
Pengadilan tingkat pertama adalah pengadilan negeri, yaitu suatu
pengadilan umum yang berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata dan
pidana sipil untuk semua golongan penduduk.
Kedudukan pengadilan negeri adalah diibu kota kabupaten/kota dan
daerah hukumnya meliputi kabupaten/kota. Penempatan kejaksaan negeri pada
tiap-tiap pengadilan negeri adalah sebagai alat pemerintah yang bertindak
sebagai penuntut umum dalam suatu perkara pidana terhadap sipelanggar
hukum.
7
Nurul Chotidjah, “Eksistensi Komisi Yudisial Dalam Mewujudkan Kekuasaan Kehakiman Yang
Merdeka”, FH. UNISBA, Vol.XII. No. 2 (2010):166-177
8
2. Peradilan Agama
Dalam Undang-undang diatur susunan, kekuasaan hukum acara, dab
kedudukan hakim serta segi-segi administrasi pada peradilan agama dan
pengadilan tinggi agama. Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan
agama dilaksanakan oleh:
a. Pengadilan agama
b. Pengadilan tinggi agama
Pengadilan agama berkedudukan di ibukota kabupaten, kota dan
daerah hukumnya meliputi wilayah provinsi, peradilan agama berwenang
memeriiksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara antara orang-
orang yang beragama islam sesuai dengan ketentua peraturan perundang-
undangan.
Pengadilan tinggi agama merupakan pengadilan tingkat Banding yang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara yang diputus oleh
9
3. Peradilan Militer
Peradilan militer merupakan peradilan Khusus bagi Prajurit Angkatan
bersenjata Republik Indonesia. Prajurit adalah warga negara yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
dan diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam
usaha pembelaan negara dengan menyandang senjata.
Peradilan dalam lingkungan peradilan militer merupakan badan
pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan angkatan bersenjata yang
berpuncak pada mahkamah Agung sebagai pengadilan tertinggi. Kewenangan
peradilan militer adalah memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak
pidana miloter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.9
8
Sudirman, Op.Cit, Hal 5
9
Ibid, Hal 6
10
10
Ibid, Hal 7-8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12