Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Kelembagaan Negara (A) yang
diampu oleh Ibu:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Urgensi
Kewenangan Judicial Review Satu Atap di Mahkamah Konstitusi” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Hukum Kelembagaan Negara yang diampu oleh Ibu Dr. Anom Wahyu
Asmorojati, S.H., M.H. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang wewenang Judicial Review pada Mahkamah
Konstitusi baik bagi pembaca maupun penulis.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan. Sejalan dengan hal itu,
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul.............................................................................................................................-
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
a. Latar Belakang..............................................................................................1
b. Rumusan Masalah.........................................................................................2
c. Tujuan Penelitian...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
a) Problematika Konseptual..................................................................7
a. Kesimpulan..................................................................................................12
b. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum adanya perubahan atau Amandemen Undang-Undang Dasar 1945
(UUD 1945), kekuasaan kehakiman tidak diberikan kewenangan melakukan
pengujian Undang-Undang terhadap UUD 1945. Barulah pada tahun 2001 melalui
amandemen ketiga UUD 1945 menghadirkan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang membawa konsekuensi terhadap cabang
kekuasaan kehakiman di Indonesia yakni memiliki wewenang melakukan Judicial
Review disamping Mahkamah Agung (MA).
Kewenangan judicial review ini merupakan mekanisme kontrol terhadap
pembuatan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan dengan kualitas
rendah, atau bahkan peraturan perundang-undangan tersebut memuat materi yang
merugikan warga negara.
Hadirnya judicial review merupakan perkembangan dari gagasan modern
tentang negara hukum demokratis. Secara teoritik gagasan ini dimaksudkan untuk:
Pertama, mencegah warga negara dari dominasi kekuasaan atau penyalahgunaan
kekuasaan (abuse of power) oleh lembaga negara, serta menjamin berfungsinya
sistem demokrasi dalam hubungan peran antara cabang kekuasaan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Kedua, menjamin dan melindungi agar setiap warga negara
terlindung dari penyalahgunaan kekuasaan yang dapat menciderai hak–hak
fundamental yang dijamin oleh konstitusi.
Adanya kewenangannya judicial review yang dimiliki oleh Mahkamah Agung
dan Mahkamah Konstusi menimbulkan berbagai persoalan, salah satunya adalah
dualisme pengujian norma hukum di Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya
persinggungan normatif secara vertikal yang bersifat kontradiktif. Dalam praktik
kedua lembaga tersebut menggunakan paradigma hukum yang berbeda untuk
pengujian peraturan perundang-undangan terkait yang dapat saja berujung pada
putusan yang berbeda secara mencolok.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan Judicial Review di Indonesia?
2. Apa problematika pelaksanaan Judicial Review saat ini?
3. Apa urgensi adanya kewenangan penuh Judicial Review di Mahkamah
Konstitusi?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Judicial Review di Indonesia.
2. Mengetahui problematika dalam pelaksanaan Judicial Review saat ini.
3. Mengetahui urgensi diberikannya kewenangan penuh Judicial Review di
Mahkamah Konstitusi.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kesimpulan
Di Indonesia kewenangan melakukan Judicial Review atau Pengujian Peraturan
Perundang-undangan diberikan kepada dua (2) lembaga yakni Mahkamah Agung
(MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK). Mahkamah Agung diberikan kewenangan
melakukan pengujian peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang,
sedangkan Mahkamah Konstitusi diberikan kewenangan melakukan pengujian
undang-undang terhadap UUD 1945.
Adanya dualisme kewenangan judicial review yang dimiliki kedua lembaga ini
nyatanya menimbulkan berbagai problematika, antara lain: problematika secara
konseptual; menimbulkan konflik norma dan kelembagaan; problematika yuridis
dan teoretis; dan menegasikan kedudukan Mahkamah Konstitusi sebagai Court Of
Law. Sehingga dari berbagai problematika ini, akan lebih baik dan efektif apabila
kewenangan judicial review hanya dimiliki oleh satu lembaga saja yakni,
Mahkamah Konstitusi. Dan Mahkamah Agung lebih fokus pada penanganan
perkara konkrit ditingkat kasasi dan peninjauan kembali bagi para pencari keadilan.
Pemberian kewenangan judicial review satu atap pada Mahkamah Konstitusi
ini tentunya akan sesuai karena Mahkamah Konstitusi merupakan court of law,
selain itu Mahkamah Konstitusi juga sebagai penjaga konstitusi (the guardian of the
constitution), serta penafsir tertinggi konstitusi (the sole interpreter of constitution).
b. Saran
Pengejawantahan judicial review satu atap oleh Mahkamah Konstitusi merupakan
revitalisasi Mahkamah Konstitusi, sejalan dengan hal tersebut perlu diwujudkan
pula pengawasan yang ketat terhadap hakim konstitusi, hal ini guna mencegah
timbulnya kekhawatiran atau permasalahan baru yakni Mahkamah Konstitusi yang
menjadi lembaga “superbody”.
DAFTAR PUSTAKA
Aris, T. W. 2020. Urgensi Judicial Review Satu Atap Oleh Mahkamah Konstitusi. de
Jure Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 1(2), 142-152. Diakses melalui
http://www.ejournal.unkhair.ac.id/index.php/deJure/article/view/1930 pada
Jumat, 1 Januari 2021
Hoesein, Zainal Arifin. 2009. Judicial Review di Mahkamah Agung RI Tiga Dekade
Pengujian Peraturan Perundang-Undangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Huda, Ni’matul. 2008. Urgensi Judicial Review dalam Tata Hukum Indonesia. Jurnal
Hukum No.1 Vol. 15 Januari 2008.
Iriyanto. 2008. Negara Hukum & Hak Uji Konstitusionalitas Mahkamah Konstitusi
Telaah Terhadap Kewenangan Mahkamah Konstitusi. Bandung: Alumni