Anda di halaman 1dari 9

Makalah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Peradilan Umum

Kelompok 3 // XI IPS
Penyusun :
- Balqis Inayah (05)
- Hanifah Adhara (11)
- Nayla Ramadina (18)
- Robiyatul Aulia (24)
- Salsa Nabila (25)
- Siti Musyarovah Oktaviani (28)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah tentang
"Peradilan Umum" pada bab 3

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari teman-teman
semuanya.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................... 1
Daftar isi .......................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan .......................................................................................... 3
A. Latar belakang masalah............................................................................ 3
B. Rumusan masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................................... 4
D. Manfaat.................................................................................................... 4

Bab 2 Pembahasan Masalah............................................................................ 5


A. Pengertian peradilan umum................................................................... 6
B. Lembaga-lembaga peradilan umum....................................................... 7
C. Tugas dan Wewenang peradilan tinggi.................................................... 7
D. Pasal peradilan umum.......................................................................... 8

Bab 3 Penutup................................................................................................... 9
- Kesimpulan............................................................................................... 9

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Lembaga peradilan adalah lembaga negara yang mengawasi


pelaksanaan dari suatu kaidah hukum. Lembaga ini juga merupakan
wahana bagi setiap rakyat yang mencari keadilan untuk mendapatkan
haknya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Di Indonesia, lembaga peradilan mendapat kekuasaan
kehakiman sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang merupakan penyempurnaan
dari UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan
Kehakiman.
Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah
Agung (MA). MA kemudian membawahi beberapa badan peradilan
seperti peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, peradilan
tata usaha negara, dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Peran dari lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai penegak
keadilan dan dibersihkan dari setiap intervensi atau campur tangan
lembaga legislatif, eksekutif, dan lainnya.
Namun, lembaga peradilan ini dibentuk oleh negara sebagai
bagian dari otoritas negara di bidang kekuasaan kehakiman dengan
sumber hukumnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di
dalam negara.
Proses peradilan dilakukan di pengadilan. Namun, pengadilan
tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu
perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau
kurang.

B. Rumusan masalah
Dengan uraian diatas maka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Siapakah yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan hukum?
2. Apakah dasar hukum peradilan umum?

B. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui arti dari peradilan
2. Mengetahui dasar hukum yang dibuat oleh peradilan
umum di Indonesia

C. Manfaat penelitian :
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis : Agar hasil penelitian dapat membantu
perkembangan ilmu pengetahuan dan wawasan
2. Manfaat praktis : Agar hasil penelitian dapat menambah
wawasan masyarakat tentang sistem peradilan umum di
Indonesia

Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian peradilan umum

Peradilan dalam istilah inggris disebut judiciary dan rechspraak


dalam bahasa Belanda maksudnya adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas Negara dalam menegakan hukum dan
keadilan. Menurut R.Subekti dan R. Tjitrosoedibio, pengertian peradilan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas Negara untuk
menegakkan hukum dan keadilan.

Penggunaan istilah Peradilan (rechtspraak/judiciary) menunjuk


kepada proses untuk memberikan keadilan dalam rangka menegakan
hukum (het rechtspreken), sedangkan pengadilan ditujukan kepada
badan atau wadah yang memberikan peradilan.

Jadi pengadilan bukanlah merupakan satu satunya wadah yang


menyelenggarakan peradilan. Pengertian peradilan menurut Sjachran
Basah, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dalam
memutus perkara dengan menerapkan hukum, menemukan hukum in
concreto dalam mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum
materil, dengan menggunakan cara procedural yang ditetapkan oleh
hukum formal

Dalam kamus Bahasa Indonesia, peradilan adalah segala sesuatu


mengenai Perkara peradilan. Peradilan juga dapat diartikan suatu proses
pemberian keadilan Disuatu lembaga. Dalam kamus Bahasa Arab
disebut dengan istilah qadha yang Berarti menetapkan memutuskan,
menyelesaikan, mendamaikan. Qadha menurut Istilah adalah
penyelesaian sengketa antara dua orang yang bersengketa, yang mana
Penyelesaiannya diselesaikan menurut ketetapan-ketetapan (hukum)
dari Allah dan Rasul. Sedangkan pengadilan adalah badan atau
organisasi yang diadakan oleh negara Untuk mengurus atau mengadili
perselisihan-perselisihan hukum
B. Lembaga-lembaga peradilan umum
Peradilan Umum adalah lingkungan peradilan di bawah
Mahkamah Agung
Yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya. Peradilan umum meliputi:
1. Pengadilan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi,
dengan daerah hukum meliputi wilayah provinsi.
2. Negeri, berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, dengan
daerah hukum meliputi wilayah kabupaten/kota.
Pengadilan khusus lainnya Spesialisasi, misalnya :
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor), Pengadilan Ekonomi, Pengadilan
Pajak, Pengadilan Lalu Lintas Jalan dan Pengadilan anak.

C. Tugas dan wewenang peradilan tinggi


Berikut adalah tugas dan wewenang pengadilan tinggi :
1. Mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat
banding
2. Mengadili di tingkat pertama dan terakhir
mengenai sengketa kewenangan mengadili
antarpengadilan negeri dalam daerah hukumnya
3. Menjaga jalannya peradilan di tingkat pengadilan
negeri agar peradilan di selenggarakan dengan
saksama dan sewajarnya
4. Memberikan keterangan, pertimbangan, dan
nasihat tentang hukum kepada instansi pemerintah
apabila diminta
5. Tugas atau kewenangan adalah berdasar undang-
undang

D. Pasal peradilan umum


✧ undang undang tentang perubahan atas undang – undang
republik indonesia nomor 2 tahun 1986 tentang peradilan
umum

Peradilan Umum merupakan lingkungan peradilan di bawah


Mahkamah Agung sebagai pelaku kekuasaan kehakiman yang
merdeka, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan. Peradilan Umum sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum
masyarakat dan kehidupan ketatanegaraan menurut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga perlu
membentuk Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku peraturan
perundang-undangan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1986 tentang Peradilan Umum masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.
Tetapi pada akhirnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 diganti
dengan Undang-undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang peradilan
umum sebagai perubahan kedua atas UU Nomor 2 Tahun 1986
tentang peradilan umum telah meletakkan dasar kebijakan bahwa
“Segala urusan mengenai peradilan umum, pengawasan tertinggi,
baik menyangkut teknis yudisial maupun nonyudisial, yaitu urusan
organisasi, administrasi, dan finansial berada di bawah kekuasaan
Mahkamah Agung.” Adapun untuk menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim, pengawasan
eksternal dilakukan oleh Komisi Yudisial”.

BAB 3
Penutup
Kesimpulan :

Kesimpulan dari 2 Bab yang sudah dijelaskan diatas adalah :

- Peradilan Umum merupakan lingkungan peradilan di bawah


Mahkamah Agung sebagai pelaku kekuasaan kehakiman yang
merdeka, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan.

- Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa,


mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan
perkara perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU No.2 Tahun
1986).

- Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan kehakiman yang


merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Dasar
pasca Amandemen).

Anda mungkin juga menyukai