Disusun oleh:
Kelompok 3
Muhammad Akmal Nabillah
Muhammad Zulfan Pramudya Putra
Nouval Surya Gumilang
Nur Fitri Arisanti Bafaqih
Raden rara Wijayanti Kusumadewi
Rhyno Fairuz Melin
Zacky Verzanico Putra
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah tentang “Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia” ini dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Penelitian………………………………………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….………………………………………………………5
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………….…………………………………………………….5
BAB II………………………………………………………………………………………………………6
2.1 Makna Lembaga Peradilan…………………………………………………………………………………………………………………6
A. Pengadilan Negeri……………………………………………………………………....…7
B. Pengadilan Tinggi………………………………………………………………………………………………………….10
C. Peradilan Agama…………………………………………………………………………………………………………..11
D. Peradilan Militer…………………………………………………………………………………………………………..12
E. Peradilan Tata Usaha Negara………………………………………………………………………………………..13
F.Artikel Mengenai Tema Makalah………………………………………………………………………………………………..15
BAB III………………………………………………………………………………………….17
3.1 Kesimpulan……………….…………………………………………………………………17
3.2 Kritik dan Masukan...……………………………………………………………………….17
3.3 Penutup…………………..………………………………………………………………….17
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penelitian
Negara dan bangsa Indonesia pun menghendaki adanya tatanan masyarakat yang tertib,
tenteram, damai dan seimbang, sehingga setiap konflik, sengketa atau pelanggaran
diharapkan untuk dipecahkan atau diselesaikan: hukum harus ditegakkan, setiap pelanggaran
hukum harus secara konsisten ditindak, dikenai sanksi. Kalau setiap pelanggaran hukum
ditindak secara konsisten maka akan timbul rasa aman dan damai, karena ada jaminan
kepastian hukum. Untuk itu diperlukan peradilan, yaitu pelaksanaan hukum dalam hal
konkrit adanya tuntutan hak, fungsi mana dijalankan oleh suatu badan yang berdiri sendiri
dan diadakan oleh negara serta bebas dari pengaruh apa atau siapapun dengan cara
memberikan putusan yang bersifat mengikat dan bertujuan mencegah.Telah kita ketahui
bahwa Indonesia adalah Negara Hukum sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 1
ayat (3) yang berbunyi ,“ Negara Indonesia adalah negara hukum”. Namun apakah hal ini
sudah benar-benar diterapkan dalam Tatanan Kenegaraan Republik Indonesia. Disebutkan
pula dalam UUD 1945 pasal 28 D ayat (1) bahwa “ Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang asli serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum”.Semua persoalan harus dapat diselesaikan dengan hukum dan sama sekali bukan
melalui kekuasaan apalagi kekerasan”.Ini artinya bahwa semua masyarakat Indonesia juga
memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan adil di hadapan hukum.Disinilah peran lembaga
peradilan menjadi sesuatu yang krusial. Lembaga peradilan diharapkan menjadi tempat bagi
masyarakat mendapatkan keadilan dan menaruh harapan. Namun, realitanya jauh dari
harapan. Justru, pengadilan dianggap sebagai tempat yang berperan penting menjauhkan
masyarakat dari keadilan. Orang begitu sinis dan apatis terhadap lembaga peradilan. Harapan
akan memperoleh kebenaran dan keadilan pun pupus ketika ditemukan adanya permainan
sistematis yang diperankan oleh segerombolan orang yang bernama mafia peradilan.
Seperti yang kita ketahui bersama, banyak kasus dalam dunia peradilan Indonesia yang
sangat memprihatinkan. Para koruptor yang mengambil uang rakyat dengan semena-mena.
Namun dalam kenyataanya fonis yang dijatuhkan hakim jauh dari kata adil. Mereka bisa
mendapat keringanan hukuman dengan memberi “suap” kepada para penegak keadilan.
Berbeda dengan warga miskin. Ketika ia berurusan dengan hukum, maka sulit untuk
memperoleh keadilan. Vonis yang dijatuhkan tidak sesuai dengan kejahatan yang mereka
lakukan. Bahkan tidak jarang mereka yang tidak bersalahpun divonis bersalah dengan
hukuman yang tidak sebanding atau adil dibandingkan dengan para koruptor yang bisa
bernegosiasi dengan mafia peradilan. Padahal telah jelas bahwa kedudukan masyarakat
dimata hukum telah dilindungi dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya.Oleh karena itu,kami tertarik untuk membuat makalah berjudul “Mencermati Sistem
Peradilan di Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
1.Makna lembaga peradilan
2.Dasar hukum lembaga peradilan
3.Perangkat lembaga peradilan
-Pengadilan negeri
-Pengadilan tinggi
-Peradilan agama
-Peradilan militer
-Peradilan tata usaha negara
Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita
Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan
sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta
pembangunan.
Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada
instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.
Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan
persidangan), dan administrasi umum (perencanaan/ teknologi informasi/pelaporan,
kepegawaian/organisasi/tatalaksana dan keuangan/ umum/perlengakapan).
Fungsi Lainnya, antara lain melaksanakan Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan
riset/penelitian dan sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat
dalam era keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang
Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan sebagai pengganti Surat Keputusan Ketua
Mahkamah Agung RI Nomor: 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di
Pengadilan.
Wakil Ketua
- Mengkordinir pengawasan internal.
- Menunjuk hakim dalam perkara tindak pidana ringan, perkara pelanggaran lalulintas jalan raya,
menyetujui/menetapkan ijin penyitaan dan penggeledahan dari pihak Kepolisian.
- Menetapkan perpanjangan penahanan.
- Menunjuk/menetapkan hakim perkara perdata permohonan.
- Mengkordinir dalam kegiatan kebersihan lingkungan kantor, halaman, taman serta olah raga
dan keamanan.
- Membantu/mewakili Ketua Pengadilan Negeri Timur dalam pelaksanaan tugas Ketua
Pengadilan.
B. Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi (biasa disingkat: PT) merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan
Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota Provinsi sebagai Pengadilan Tingkat Banding
terhadap perkara-perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri.
Pengadilan Tinggi juga merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir mengenai sengketa
kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.
Susunan Pengadilan Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang dengan daerah hukum
meliputi wilayah Provinsi. Pengadilan Tinggi terdiri atas Pimpinan (seorang Ketua PT dan
seorang Wakil Ketua PT), Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris.
Tugas pokok pengadilan tinggi adalah , menerima, memeriksa dan menyelesaikan setiap
perkara di tingkat banding yang diajukan kepadanya serta tugas lain yang ditentukan oleh
Undang-Undang
Adapun fungsi pengadilan tinggi adalah sebagai berikut :
Fungsi Mengadili (Judicial Power), yakni memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang
menjadi kewenangan pengadilan tinggi dalam tingkat banding dan berwenang mengadili
di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antara Pengadilan Negeri
di daerah hukumnya dan mengadili tingkat pertama dan terakhir dalam perkara Pilkada
Kota dan Kabupaten, namun setelah tanggal 29 September 2008 kewenangan tersebut
telah dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi.
Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan yang berada di wilayah hukumnya,
baik menyangkut teknis yustisial, administrasi peradilan, administrasi umum,
perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pembangunan.
Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah
laku Hakim, Panitera/Sekretaris, Panitera Pengganti, Jurusita/Jurusita Pengganti
Fungsi Nasihat, yakni memberikan pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada
instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.
Fungsi Administrasi, yakni menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan
kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan
dan administrasi peradilan.
C. Peradilan Agama
1.) Pengadilan Agama
Pengadilan Agama (biasa disingkat: PA) adalah pengadilan tingkat pertama yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu
kota kabupaten atau kota. Pengadilan Agama dibentuk dengan Keputusan Presiden.
Pengadilan Agama menyelenggarakan penegakan hukum dan keadilan di tingkat pertama bagi
rakyat pencari keadilan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di
bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari'ah.
Kewenangan penegakan hukum ekonomi syari'ah oleh Pengadilan Agama disebutkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
3.3 Penutup
Dengan demikian, mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan, kami
mohon maaf kepada para pembaca terutama kepada guru pembimbing dan
teman-teman semua, apabila ada kesalahan penulisan kata dan
ketidaksesuaian materi pada makalah yang telah kami susun. Kami juga
berharap kepada guru pembimbing dan teman-teman semua akan kritik dan
saran agar kekurangan dalam makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih
sempurna untuk proses penambahan wawasan bagi kita semua.
Sekian Terima Kasih