Anda di halaman 1dari 11

KEKUASAAN KEHAKIMAN

Jajaran Nama Kelompok 10

1. Liona Gilang Ramadhani (23610082)


2. Lisa Meifa (23610083)
3. Malika Laura(23610093)
4. Muhammad Rayhan (23610100)
5. Mutiara Citra Dinda (23610103)

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

2022/2023
Kata pengantar

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Bandar Lampung, 21 Oktober 2023


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………….

BAB I………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan.

BAB II………………………………………………………………

Pembahasan…………………………………………………………

2.1 Pengertian Kekuasaan Kehakiman

2.2 Fungsi Kekuasaan Kehakiamn Dalam Sistem Hukum Indonesia

2.3 Sistem Peradilan Di Indonesia

BAB III……………………………………………………………..

Penutup……………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran – Saran
3.3 Daftar Pusaka
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk


menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini
termaktub dalam Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Dengan adanya Kekuasaan kehakiman, dapat
memberikan jaminan bagi rakyat Indonesia untuk mendapatkan keadilan dan
kepastian hukum sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Untuk menjamin
terciptanya keadilan dan kepastian hukum bagi rakyat Indonesia, maka kekuasaan
kehakiman di Indonesia haruslah merupakan badan atau lembaga yang
independen. Kekuasaan kehakiman tidak boleh bergantung pada badan atau
lembaga pemerintahan yang lain. Selain daripada itu, kekuasaan kehakiman ini
juga tidak boleh terpengaruh dan dipengaruhi oleh badan atau lembaga kekuasaan
pemerintahan lainnya.

Di Indonesia kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan


badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan
tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung
sendiri merupakan pengadilan tertinggi diantara semua badan peradilan, dimana
dalam menjalankan tugas dan kewenangannya Mahkamah Agung bebas dari
intervensi lembaga pemerintahan lainnya. Sebagaimana yang dibunyikan dalam
Pasal 24 ayat (1) diatas yang mengatakan bahwa kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka. Segala campur tangan dalam urusan
peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam
hal-hal sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 ( Pasal 3 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman ).
1.2 Rumusan Masalah

a) Pengertian Kekuasaan Hukum Kehakiman


b) Pengertian Fungsi Kekuasaan Kehakiman Dalam Sistem Hukum Indonesia
c) Pengertian Sistem Peradilan Di Indonesia

1.3 Tujuan

i. Menjelaskan Dan Mengetahui Pengertian Kekuasaan Hukum


ii. Menjelaskan Dan Mengetahui Pengertian Fungsi Kehakiman Sistem Hukum
Indonesia
iii. Menjelaskan Dan Mengetahui Pengertian Sistem Peradilan Di Indonesia
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Kekuasaan Kehakiman

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk


menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini
termaktub dalam Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Dengan adanya Kekuasaan kehakiman,
dapat memberikan jaminan bagi rakyat Indonesia untuk mendapatkan keadilan
dan kepastian hukum sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Untuk
menjamin terciptanya keadilan dan kepastian hukum bagi rakyat Indonesia,
maka kekuasaan kehakiman di Indonesia haruslah merupakan badan atau
lembaga yang independen. Kekuasaan kehakiman tidak boleh bergantung pada
badan atau lembaga pemerintahan yang lain. Selain daripada itu, kekuasaan
kehakiman ini juga tidak boleh terpengaruh dan dipengaruhi oleh badan atau
lembaga kekuasaan pemerintahan lainnya.

Di Indonesia kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung


dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah Agung sendiri merupakan pengadilan tertinggi diantara semua
badan peradilan, dimana dalam menjalankan tugas dan kewenangannya
Mahkamah Agung bebas dari intervensi lembaga pemerintahan lainnya.
Sebagaimana yang dibunyikan dalam Pasal 24 ayat (1) diatas yang
mengatakan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka. Segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain di luar
kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-hal sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945 ( Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman ).

Sebagaimana telah dijabarkan diatas, salah satu lingkup kekuasaankehakiman


di Indonesia ialah peradilan umum. Peradilan umum merupakan salah satu
pelaksana Kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya
(terdapat dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 tahun 1986), yang artinya
peradilan umum merupakan suatu badan atau wadah bagi rakyat yang
membutuhkan kepastian hukum.

2.2 Fungsi Kekuasaan Kehakiamn Dalam Sistem Hukum Indonesia

Dalam sistem hukum Indonesia, fungsi kekuasaan kehakiman dijalankan


oleh Mahkamah Agung. Mahkamah Agung memiliki peran penting dalam
menjalankan kekuasaan kehakiman [1]. Fungsi kekuasaan kehakiman ini
meliputi berbagai aspek, seperti menegakkan hukum dan keadilan,
mengadili perkara, dan mengeluarkan putusan [1]. Salah satu kebijakan
revolusioner yang diperkenalkan dalam sistem Mahkamah Agung adalah
sistem ruang sidang (chamber system) [2]. Sistem ini bertujuan untuk
mengatasi masalah penanganan perkara yang memakan waktu lama,
kurangnya keseragaman hukum, dan ketidakadilan dalam keputusan [2].
Sebelum adanya sistem ruang sidang, terdapat 12 tim yang menangani
perkara di Mahkamah Agung [2]. Melalui sistem ruang sidang ini, para
hakim dapat mengkhususkan diri dalam bidang hukum tertentu [2].
Dengan adanya kekuasaan kehakiman yang independen dan efektif, sistem
hukum di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan memberikan keadilan
kepada masyarakat [2].

Ada yang bependapatan bahwa Fungsi kekuasaan kehakiman dalam sistem


hukum Indonesia adalah untuk menjaga keadilan dan kepastian hukum di
negara tersebut. Hal ini dilakukan melalui pengadilan dan institusi terkait
seperti Mahkamah Agung, pengadilan, kejaksaan, dan kepolisian. Institusi-
institusi ini memiliki wewenang untuk menegakkan hukum, menyelidiki
pelanggaran hukum, dan memberikan sanksi kepada pelaku. Selain itu,
kekuasaan kehakiman juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat
dalam proses peradilan, memungkinkan mereka untuk mengajukan
gugatan, memberikan kesaksian, dan berkontribusi dalam pembuatan
kebijakan hukum. Pentingnya kekuasaan kehakiman terletak pada
upayanya untuk menjaga keadilan dan kepastian hukum di negara tersebut,
memungkinkan masyarakat hidup dalam sistem yang adil dan tertib,
merasa aman dan dilindungi oleh hukum

2.3 Sistem Peradilan Di Indonesia


Sistem peradilan di Indonesia terdiri dari beberapa lembaga, di antaranya
adalah Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan sistem peradilan
tingkat rendah. Sistem hukum Indonesia merupakan kombinasi antara
hukum kolonial Belanda, hukum keluarga Islam, dan hukum Adat.
Undang-undang tertinggi di Indonesia adalah Konstitusi 1945. Sistem
peradilan di Indonesia bersifat hierarkis dan inquisitorial, di mana para
hakim mencapai putusan berdasarkan bukti-bukti yang ada. Mahkamah
Agung merupakan pengadilan tingkat teratas yang berwenang
membatalkan putusan pengadilan di tingkat lebih rendah dan memutus
sengketa mengenai yurisdiksi pengadilan. Mahkamah Konstitusi
mengadili sengketa yang ditentukan dalam Konstitusi dan memiliki fungsi
lainnya [2][3].
Ada juga yang berpendapat Bahwa Sistem peradilan di Indonesia
mengacu pada struktur dan proses penegakan hukum di negara ini. Sistem
ini melibatkan berbagai lembaga, termasuk Mahkamah Agung dan
lembaga lain seperti pengadilan, jaksa, dan kepolisian. Lembaga-lembaga
ini memiliki wewenang untuk menegakkan hukum, menyelidiki
pelanggaran hukum, dan memberikan sanksi kepada pelaku pelanggaran.
Sistem peradilan juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam
proses peradilan, memungkinkan mereka untuk mengajukan gugatan,
memberikan kesaksian, dan berkontribusi dalam pembuatan kebijakan
hukum. Pentingnya sistem peradilan terletak pada upayanya menjaga
keadilan dan kepastian hukum di negara ini, memungkinkan masyarakat
hidup dalam sistem yang adil dan teratur, merasa aman dan dilindungi oleh
hukum.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
A. Bahwa Kekuasaan Kehakiman Merupakan Kekuasaan Yang Merdeka
Untuk Menyelenggarakan Peradilan Guna Menegakkan Hukum Dan
Keadilan. Hal Ini Termaktub Dalam Pasal 24 Ayat (1) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Dengan
Adanya Kekuasaan Kehakiman, Dapat Memberikan Jaminan Bagi Rakyat
Indonesia Untuk Mendapatkan Keadilan Dan Kepastian Hukum Sesuai
Dengan Aturan Hukum Yang Berlaku. Untuk Menjamin Terciptanya
Keadilan Dan Kepastian Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Maka Kekuasaan
Kehakiman Di Indonesia Haruslah Merupakan Badan Atau Lembaga Yang
Independen
B. Bahwa Fungsi Kekuasaan Kehakiman Dalam Sistem Hukum Indonesia
Adalah Untuk Menjaga Keadilan Dan Kepastian Hukum Di Negara
Tersebut. Hal Ini Dilakukan Melalui Pengadilan Dan Institusi Terkait
Seperti Mahkamah Agung, Pengadilan, Kejaksaan, Dan Kepolisian.
Institusi-Institusi Ini Memiliki Wewenang Untuk Menegakkan Hukum,
Menyelidiki Pelanggaran Hukum, Dan Memberikan Sanksi Kepada
Pelaku. Selain Itu, Kekuasaan Kehakiman Juga Melibatkan Partisipasi
Aktif Dari Masyarakat Dalam Proses Peradilan, Memungkinkan Mereka
Untuk Mengajukan Gugatan, Memberikan Kesaksian, Dan Berkontribusi
Dalam Pembuatan Kebijakan Hukum. Pentingnya Kekuasaan Kehakiman
Terletak Pada Upayanya Untuk Menjaga Keadilan Dan Kepastian Hukum
Di Negara Tersebut, Memungkinkan Masyarakat Hidup Dalam Sistem
Yang Adil Dan Tertib, Merasa Aman Dan Dilindungi Oleh Hukum
C. Bahwa berpendapat Bahwa Sistem peradilan di Indonesia mengacu
pada struktur dan proses penegakan hukum di negara ini. Sistem ini
melibatkan berbagai lembaga, termasuk Mahkamah Agung dan lembaga
lain seperti pengadilan, jaksa, dan kepolisian. Lembaga-lembaga ini
memiliki wewenang untuk menegakkan hukum, menyelidiki pelanggaran
hukum, dan memberikan sanksi kepada pelaku pelanggaran. Sistem
peradilan juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses
peradilan, memungkinkan mereka untuk mengajukan gugatan,
memberikan kesaksian, dan berkontribusi dalam pembuatan kebijakan
hukum. Pentingnya sistem peradilan terletak pada upayanya menjaga
keadilan dan kepastian hukum di negara ini, memungkinkan masyarakat
hidup dalam sistem yang adil dan teratur, merasa aman dan dilindungi oleh
hukum.
3.2 Saran
A. Pentingnya kekuasaan hukum terletak pada upayanya untuk
menjaga keadilan dan kepastian hukum di suatu negara,
memungkinkan masyarakat hidup dalam sistem yang adil dan
teratur, merasa aman dan dilindungi oleh hukum
B. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945: Undang-
undang ini menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan
oleh Mahkamah Agung dan badan kehakiman lainnya sesuai
dengan undang-undang
C. Sistem peradilan di Indonesia melibatkan beberapa lembaga
yudisial, di antaranya adalah Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi. Mahkamah Agung merupakan lembaga yudisial
tertinggi di Indonesia dan merupakan puncak dari organ yudisial
yang diberi kekuasaan yudisial
DAFTAR PUSTAKA

1 Dahlan, Problematika Keadilan Dalam Penerapan Pidana Terhadap Penyalah


guna Narkotika, Deepublish, Yogyakarta, 2017, hal. 228.
2Ius Curia Novit artinya hakim dianggap tahu hukum, maka dari itu hakim tidak
boleh menolak suatu perkara dengan dalil belum ada aturan yang mengaturnya.
3 Jonaedi Efendi, Rekonstruksi Dasar Pertimbangan Hukum Hakim, PT
Prenadamedia Group, Depok, 2018, hal. 11.
4. Zainal Arifin Hoesein, Kekuasaan Kehakiman Indonesia, Malang: Setara. Press,
2016.
5. Manan, Bagir, 1995, Kekuasaan Kehakiman Republik Indonesia, Bandung:
Pusat Penerbitan Universitas.
6. https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/indonesia/
7. Nuridha, Dwi, Sigit, dan Prilia Nur Kurniawati. (2018). [1]

Anda mungkin juga menyukai