OLEH :
B021191047
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
2
PEMBAHASAN
itu dimuat dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945. Dengan
Dalam konteks negara hukum setidaknya ada dua prinsip yang harus
ada dalam sebuah negara hukum yaitu adanya pembatasan kekuasaan negara
negara hukum adalah prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak
Peradilan bebas dan tidak memihak ini mutlak harus ada dalam setiap
4
tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun juga. Untuk menjamin tegaknya keadilan,
maupun legislatif ataupun dari kalangan masyarakat dan media massa. Dalam
dan memutus suatu perkara, hakim harus menghayati nilai-nilai keadilan yang
tengah masyarakat.
prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak secara konstitusional itu telah
dalam Pasal 24, 24A, 24B, 24C, dan 25 UUD 1945. Pasal 24 menyatakan
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
5
Dalam Pasal 24B hasil Amandemen Ketiga UUD 1945, ditegaskan
para hakim. Dalam hal ini Komisi Yudisial berfungsi sebagai pengawas.
martabat, serta perilaku hakim. Pengawasan oleh Komisi Yudisial ini pada
1
Pasal 24B UUD 1945 : “Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim”.
2
Nurul Chotidjah. "Eksistensi Komisi Yudisial Dalam Mewujudkan Kekuasaan Kehakiman Yang
Merdeka." Syiar Hukum 12.2 (2010): 166-177.
6
Tentang Komisi Yudisial mengemukaan bahwa Komisi Yudisial merupakan
pimpinan dan anggota, terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua
penilaian kinerja dan pemberhentian hakim. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
akuntabilitas kekuasaan kehakiman, baik dari segi hukum maupun segi etika.
3
Wahyu Wiriadinata. "Komisi Yudisial dan Pengawasan Hakim di Indonesia." Jurnal Hukum &
Pembangunan 43.4 (2013): 530-545.
4
Pasal 3 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Komisi Yudisial.
5
Pasal 6 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Komisi Yudisial.
7
2. Kedudukan Komisi Yudisial
khususnya reformasi peradilan. Kita tidak dapat menutup mata dalam menatap
melibatkan hampir semua pihak yang terkait dengan dunia peradilan. 6 Tentu
negara yang tersendiri karena dianggap sangat penting dalam upaya nenjaga
dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat dan peri aku hakim. Jika
hakim dihormati karena integritas dan kualitasnya, maka rule of law dapat
Demokrasi tidak mungkin tumbuh dan berkembang, jika rule of law tidak tegak
keluhuran martabat, dan perilaku hakim itu, maka diperlukan lembaga yang
6
Fandi Saputra. Kedudukan Komisi Yudisial Sebagai Lembaga Negara. Diss. Tadulako
University, 2013.
8
efektif. Sistem pengawasan internal saja seperti yang sudah ada selama ini,
yaitu adanya majelis kehormatan hakim, tidak terbukti efektif dalam melakukan
pengawasan. Oleh karena itu, dalam rangka perubahan UUD 1945, diadakan
mengawasi agar perilaku hakim menjadi baik (good conduct) ini di harapkan
pula dapat menjadi simbol mengenai pentingnya infra struktur sistem etika
menurut UUD 1945. Dengan adanya Komisi Yudisial ini sebagai salah satu
kekuasaan kehakiman,
Komisi Yudisial lahir pada era reformasi saat amandemen ke III Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada tahun 2001
memperoleh justifikasi hukum yang sangat kuat karena diatur secara tegas di
hukum. Komisi Yudisial lahir sebagai konsekuensi politik yang ditujukan untuk
membangun sistem saling awas dan saling imbang (check and balances) di
7
Jimly Asshiddiqie, Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta:
SinarGrafika, 2012, Hlm. 158
8
kehakiman.8 Hakim sebagai pelaku utama fungsi peradilan tidak lagi menjaga
(1) UUD 1945 yaitu bahwa Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang
perilaku hakim.
kepada
8
Mustafa Abdullah, Fungsi Komisi Yudisial Dalam Mewujukan Lembaga Peradilan yang
bermartabat dan Profesional, Buletin Komisi Yudisial Vol. II No 2-Oktober 2007, hlm. 13-17
9
Sekretariat Jenderal untuk memberikan dukungan teknis operasional dan teknis
menegakkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim secara lebih rinci serta
berikut :
dan
pengawas eksternal perilaku hakim berpedoman pada Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim yang disusun bersama oleh Komisi Yudisial dan Mahkamah
abstrak, dan digambarkan bahwa hakim sebagai wakil Tuhan di bumi untuk
menegakkan
10
hukum dan keadilan.9 Hakim melalui putusannya, dapat mengalihkan hak
semua kewenangan yang dimiliki oleh hakim harus dilaksanakan dalam rangka
menegakkan hukum, kebenaran dan keadilan tanpa pandang bulu dengan tidak
Namun hal itu dapat terwujud ketika independensi tersebut diikuti dengan
9
Djanggih, H., & Hipan, N. (2018). Pertimbangan Hakim dalam Perkarapencemaran Nama Baik
Melalui Media Sosial (Kajian Putusan Nomor: 324/Pid./2014/PN. SGM). Jurnal Penelitian
Hukum De Jure, 18(1), h.96.
10
Indrayati, R. (2016). Revitalisasai Peran Hakim Sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman
Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Kertha Patrika, 38(1), h.118.
11
sebenarnya justru dilatarbelakangi sebagai gejala reaksional. Dikatakan
yang menempatkan civil society sebagai mitra strategis. Dalam kerangka ini
Komisi Yudisial menyadari betul bahwa upaya mensosialisasikan Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) kepada kalangan hakim tak akan bisa
Kewenangan
11
Rishan, I., & Putra, A. (2017), Model dan Kewenangan Komisi Yudisial: Komparasi dengan
Bulgaria, Argentina, Afrika Selatan, dan Mongolia, Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 24(3),
h.353.
12
Fedrian, D. Membumikan Kode Etik & Pedoman Perilaku Hakim, Buletin Komisi Yudisial, 7(2),
h. 13.
13
Hormati, D. S. (2017). Kajian Yuridis Tentang Peran Komisi Yudisial Dalam Penegakkan
12
Kode Etik Mengenai Perilaku Hakim. Lex Privatum, 5(8), h.89.
13
tersebut tercantum dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, tentang
2011, pasal 20A ayat (1) poin d yang berbunyi: Dalam melaksanakan tugas,
sebagai pintu masuk dan/atau bukti terjadi atau tidaknya pelanggaran kode etik
Komisi Yudisial, salah satu tugas yang melekat pada lembaga ini adalah
pengawasan hakim.
14
Komisi Yudisial. (2012). Tegaskan Menjaga Independensi Peradilan, Buletin Komisi Yudisial,
8(2), h.9.
15
Rishan, I. (2013). Komisi Yudisial: Suatu Upaya Mewujudkan Wibawa Peradilan. Genta Press.
H.4.
14
16
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Komisi Yudisial.
15
c. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan
tertutup;
dan Peraturan Bersama tentang Tata Cara Pembentukan, Tata Kerja, dan Tata
2012.
pelanggaran kode etik, berikut diuraikan tata cara laporan yang diajukan
masyarakat.
Yudisial.
16
b. Mencantumkan identitas Pelapor, meliputi: nama, alamat dan nomor
dihubungi.
e. Memuat pokok laporan, berisi hal penting / pokok pikiran yang akan
Etik dan Perilaku Hakim. Komisi Yudisial Republik Indonesia adalah Lembaga
17
Hasan, Nur Kautsar, Nasrun Hipan, dan Hardianto Djanggih. "Efektifitas Pengawasan Komisi
Yudisial Dalam Mengawasi Kode Etik Profesi Hakim." Jurnal Kertha Patrika 40.3 (2018): 141-
154.
17
Laporan yang masuk akan diverifikasi kelengkapan persyaratan untuk
atau tidak dapat ditindaklanjuti oleh Komisi Yudisial. Hasil analisis dan/atau
Pendahuluan (LPP) yang akan dibawa ke Sidang Panel. Proses ini dilakukan
ditindaklanjuti. Proses ini pun dilakukan secara tertutup dan bersifat rahasia.
18
5. Penjatuhan Sanksi Terhadap Hakim Agung
dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim, Komisi Yudisial bertugas
ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004, usul penjatuhan sanksi ini
dapat berupa: (a) teguran tertulis; (b) pemberhentian sementara; atau (c)
Rakyat (DPR); dan (2) menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakim, Komisi Yudisial memiliki andil besar dalam rangka
harus memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela, jujur, adil, serta serta
penjatuhan sanksi
18
Thohari, A. Ahsin. "Komisi Yudisial dan Independensi Kekuasaan Kehakiman." Lex
Jurnalica 1.2 (2004): 17971.
19
Komisi Yudisial dapat berlaku otomatis, namun tidak ada sanksi bagi Mahkamah
19
Kariang, Apriyanto. "Wewenang Pengawasan Terhadap Hakim Oleh Komisi Yudisial
Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan." Lex Administratum 6.1 (2018).
18
DAFTAR PUSTAKA
Fedrian, D.F. (2012). Membumikan Kode Etik & Pedoman Perilaku Hakim.
Hasan, N. K., Hipan, N., & Djanggih, H. (2018). Efektifitas Pengawasan Komisi
5(8).
38(1).
19
Kariang, A. (2018). Wewenang Pengawasan Terhadap Hakim Oleh Komisi
Administratum, 6(1).
Vol. II No.2.
Yudisial, 8(2).
Peraturan Perundang-Undangan
Yudisial
20