Anda di halaman 1dari 88

TUGAS DAN FUNGSI SERTA ADMINISTRASI PERKARA

PIDANA UMUM

DISUSUN OLEH

Dr. MUSLIKHUDDIN, S.H.,M.H.


MOHAMMAD CHOZIN, S.H.,M.H.
HELFANDRA BUSRIAN, SH
ARDIANSYAH GIRSANG, SH

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


TEKNIS ADMINISTRASI KEJAKSAAN (TAK)
BADIKLAT KEJAKSAAN R.I.
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Tujuan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 adalah
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk
tercapainya tujuan tersebut perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) termasuk SDM di Kejaksaan
Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman yang melaksanakan
kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan Undang-Undang. Sebagai lembaga pemerintah,
Kejaksaan harus didukung oleh aparatur yang profesional, berintegritas dan berkarakter yang salah satu caranya didapat melalui
pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kejaksaan R.I. mengadakan Pendidikan dan
Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK) bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2022. Dalam rangka pemenuhan
proses pembelajaran, maka disusunlah modul-modul, yang salah satunya modul Tugas, Kewenangan dan Administrasi Perkara
Tindak Pidana Umum.
Modul ini akan membahas tentang tugas, wewenang, fungsi dan administrasi perkara tindak pidana umum. Pembahasan
dimulai dengan struktur organisasi bidang Tindak Pidana Umum, tugas dan kewenangan Kejaksaan di bidang tindak pidana
umum serta membahas tentang administrasi dan prosedur yang akan digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
Atas nama Badan Pendidikan dan Pelatihan, kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun yang telah bekerja keras menyusun modul ini. Begitu pula halnya dengan para ahli di bidang masing-masing
yang telah memberikan review dan masukan, kami ucapkan terimakasih.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik, saran dan kontribusi dari
berbagai pihak tentu akan sangat membantu untuk perbaikan modul ini ke depan. Akhirnya kami berharap semoga modul
ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi bagi para peserta TAK dalam pelaksanaan tugas kedinasan.

Jakarta, Februari 2022

Kepala Badan,
 
 
Tony T. Spontana
Pendahuluan
Deskripsi Singkat Indikator Keberhasilan
Modul ini akan membahas tentang tugas, wewenang, 1. Memahami dan mengaplikasikan tugas dan fungsi
fungsi Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan serta tata kelola administrasi Kejaksaan
dan Administrasi Perkara Tindak Pidana. Pembahasan dibidang Pidana Umum dalam pelaksanaan tugas.
dimulai dengan sejarah perkembangan tugas dan 2. Tersedianya ASN/CPNS Kejaksaan R.I. yang memiliki
kewenangan Kejaksaan di Bidang Tindak Pidana Umum kemampuan dan ketrampilan, memiliki integritas
serta membahas tentang administrasi dan prosedur yang kepribadian dan disiplin dalam pelaksanaan tugas,
akan digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. fungsi dan kewenangan Kejaksaan.

Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi Kejaksaan serta tata kelola administrasi Kejaksaan di
bidang Pidana Umum.
2. Mempersiapkan dan membentuk ASN/CPNS Kejaksaan R.I. yang siap pakai dalam pelaksanaan tugas, fungsi
dan kewenangan Kejaksaan.

4
PERKEMBANGAN TUGAS DAN FUNGSI KEJAKSAAN DI BIDANG
TINDAK PIDANA UMUM

A. Tugas dan Fungsi Kejaksaan di Bidang Tindak 1. Mengadili perkara banding dari perkara-
Pidana pada Zaman Pemerintahan Hindia perkara yang diputus oleh Raad van Justitie
Belanda (pasal 169 RO)
Pada jaman Pemerintahan Hindia Belanda terdapat 3 2. Memutus perkara –perkara yang diminta
badan peradilan umum yang ada relevansinya dengan kasasi (pasal 170 RO)
Jaksa dan Kejaksaan, yaitu Pengadilan Negeri
(Landraad) adalah pengadilan sehari-hari bagi
3. Memutus dalam tingkat pertama dan terakhir
penduduk Bumiputera atau yang dipersamakan baik perkara-perkara yang termasuk dalam
dalam perkara sipil (perdata) maupun pidana (pasal 94 golongan forum privelegiatum (pasal 163
RO) ; Raad van Justitie (R. v .J) adalah pengadilan RO), seperti para pejabat tinggi tertentu, para
sehari-hari bagi penduduk golongan eropa (pasal 129 Sultan dsb, serta perselisihan-perselisihan
RO) dan merupakan pengadilan banding bagi Landraad wewenang mengadili (Jurisdictie geschillen)
(pasal 128 RO), berwenang juga untuk memutus antara pengadilan-pengadilan tingkat
perselisihan untuk mengadili (jurisdictie geschillen)
banding, antara pengadilan sipil dan militer,
antara Landraad (pasal 127 RO) ; Hooggerechtshof
adalah pengadilan tinggi yang berwenang untuk :
antara pengadilan swapraja dsb.
Dalam ketiga
jenis badan Pada tingkat Pengadilan Negeri (Landraad)
peradilan dan Raad van Justitie, lembaga Openbaar
terdapat • Mempertahankan Ministerie (OM) dilaksanakan oleh Officer
pegawai-pegawai segala peraturan van Justitie , sedangkan pada tingkat
yang diberi
wewenang negara; Hooggerechtshof dilaksanakan oleh Procureur
selaku • Melakukan General (PG) atau substitusinya yang
pengemban tugas dinamakan Advocaat General.
dari suatu penuntutan segala
lembaga (badan
atau dinas)
tindak pidana;
negara yang • Melaksanakan Adanya Openbaar Ministerie dalam sistem
dinamakan peradilan yang berlalu di Hindia Belanda
Openbaar
putusan pengadilan merupaka penerapan dari asas konkordansi
Ministerie (OM), pidana yang yaitu harus ada persamaan antara peraturan
lembaga ini berwenang. hukum dan sistem serupa yang berlaku di
mempunyai 3
(tiga) tugas negeri Belanda
pokok, yaitu :
• Tugas dan kewenangan Kejaksaan pada zaman penjajahan Hindia
Belanda sebagaimana diatur dalam pasal 55 RO, antara lain sebagai
berikut :
1. Mempertahankan ketentuan undang-undang;
2. Melakukan penyidikan dan penyidikan lanjutan ;
3. Melakukan penuntutan tindak-tindak pidana pelanggaran dan kejahatan ;
4. Melaksanakan putusan-putusan pengadilan pidana ;
5. Berwenang untuk menyampingkan perkara berdasarkan asas opportunitas tidak
tertulis ;
6. Dapat naik banding (appel) dan memajukan permohonan kasasi fihak atas
putusan pengadilan yang berwenang yang tidak merupakan putusan bebas (pasal
128, 169, 171 RO) ;
B. Tugas dan Fungsi Kejaksaan di Bidang Tindak
Pidana Umum Pada Masa Kemerdekaan.

• Berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 jo Peraturan


Pemerintah Nomor 2 Tahun 1945, maka setelah Indonesia
merdeka, kekuasan Openbaar Ministerie (O.M)/ Procureur
General (P.G) di zaman Hindia Belanda tetap berlaku bagi
Kejaksaan/Jaksa Agung di Negara Republik Indonesia
1. Tugas dan Fungsi • Undang Undang Nomor 15 Tahun 1961
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kejaksaan di Bidang Kejaksaan Republik Indonesia
Tindak Pidana Dalam mengatur secara jelas tentang tugas dan
Undang Undang Nomor 15 fungsi Kejaksaan di bidang tindak
Tahun 1961 tentang pidana yaitu dalam Pasal 1 ayat (1)
Undang Undang Nomor 15 Tahun 1961
Ketentuan-ketentuan tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pokok Kejaksaan Kejaksaan Republik Indonesia :
Republik Indonesia dan • Kejaksaan Republik Indonesia selanjutnya
disebut Kejaksaan , ialah alat Negara
Perangkat Peraturan penegak hukum yang terutama bertugas
Pelaksanaannya. sebagai penuntut umum.
• Dalam melaksanakan 1. a. Mengadakan penuntutan dalam
perkara pidana pada Pengadilan yang
ketentuan-ketentuan dalam berwenang. b. Menjalankan keputusan
pasal 1 Undang Undang dan penetapan hakim pidana.
Nomor 15 Tahun 1961 2. Mengadakan penyidikan lanjutan
terhadap kejahatan dan pelanggaran
tentang Ketentuan-ketentuan serta mengawasi dan mengkoordinasikan
Pokok Kejaksaan Republik alat-alat penyidik menurut ketentuan-
ketentuan dalan Undang-Undang
Indonesia, Kejaksaan dalam Hukum Acara Pidana dan lain-lain
bidang tindak pidana Peraturan Negara
mempunyai tugas : 3. ..
4. ..
a. Keputusan Presiden Nomor 86 • Didalam Keppres ini meniadakan Jabatan Jaksa Agung
Tahun 1982 tentang Pokok- Muda Bidang Operasi dan menggantikan Jaksa Agung
Muda Bidang Tindak Pidana Umum dan Jaksa Agung
Pokok Organisasi Kejaksaan Muda Bidang Tindak Pidana Khusus.
Republik Indonesia • Adapun fungsi Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana
Umum sebagaimana pasal 17 Keppres Nomor 86 Tahun
• Berdasar Keputusan Presiden No 86 1982 tentang Pokok-Pokok Organisasi Kejaksaan Ri .
Tahun 1982 tanggal 29 Desember adalah :
1. merumuskan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan ,
1982 tentang Pokok-pokok pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap eselon
Organisasi Kejaksaan Republik bawahan serta petunjuk dan koordinasi kepada instansi lain
dalam menyelenggarakan operasi yustisial yang menyangkut
Indonesia dalam pasal 16 tugas Jaksa tindak pidana umum ;
Agung Muda Bidang Tindak Pidana 2. merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pra
penuntutan, penuntutan, eksekusi perkara beserta
umum adalah melaksanakan sebagian pengadministrasiannya dan statistik kriminil ;
tugas utama kejaksaan di bidang 3. mempersiapkan konsepsi, bahan-bahan pertimbangan, rencana,
pendapat dan saran bagi kebijaksanaan yang akan diambil oleh
yustisial yang menyangkut tindak Jaksa Agung dalam/mengenai tugas-tugas kejaksaan pada
pidana umum berdasarkan peraturan umumnya dan tugas-tugas operasi yustisial pada khususnya ;
4. memberikan pertimbangan kepada Jaksa Agung dalam segala
perundang-undangan dan kebijakan urusan bantuan hukum, analisa hukum dan analisa kriminalitas ;
yang ditetapkan oleh Jaksa Agung 5. melaksanakan pengamanan teknis atas prlaksanaan tugas pokok
sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Keputusan • Pasal 292 :
Jaksa Agung RI “ Tugas pokok Jaksa Agung Muda
No. Bidang Tindak Pidana Umum
KEP-116/JA/06/ ialah melaksanakan sebagian
1983 tentang tugas utama Kejaksaan di bidang
Susunan
yustisial yang menyangkut tindak
Organisasi dan
Tata Kerja pidana umum berdasarkan
Kejaksaan peraturan perundang-undangan
Republik dan kebijaksanaan yang
Indonesia ditetapkan oleh Jaksa Agung “
• Pasal 293 :
 
...... Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum mempunyai fungsi :
1. merumuskan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan, pembinaan, pengendalian dan
pengawasan terhadap eselon bawahan serta petunjuk dan koordinasi kepada instansi
lain dalam menyelenggarakan operasi yustisial yang menyangkut tindak pidana umum ;
2. merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pra penuntutan , penuntutan,
eksekusi perkara beserta pengadministrasiannya dan statistik kriminil ;
3. mempersiapkan konsepsi, bahan-bahan pertimbangan, rencana, pendapat dan saran bagi
kebijaksanaan yang akan diambil oleh Jaksa Agung dalam/mengenai tugas-tugas
kejaksaan pada umumnya dan tugas-tugas operasi yustisial pada khususnya ;
4. memberikan pertimbangan/saran kepada Jaksa Agung dalam segala urusan bantuan
hukum, analisa hukum dan analisa kriminalitas ;
5. melaksanakan pengamanan teknis atau pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Tugas dan Wewenang Kejaksaan di Bidang Pidana yang Terkandung Dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
dan Perangkat Pelaksanaannya

Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991:


• Di bidang pidana , Kejaksaan mempunyai tugas dan
wewenang
a. melakukan penuntutan dalam perkara pidana ;
b. melaksanakan penetapan Hakim dan putusan pengadilan ;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas
bersyarat ;
d. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke
pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.
a. Keppres Nomor 55 Tahun 1991 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia

Pasal 15 : Pasal 16 :
“Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
“Jaksa Agung Muda Tindak Umum mempunyai tugas dan wewenang
Pidana Umum adalah unsur melakukan prapenuntutan, pemeriksaan
pembantu pimpinan dalam tambahan, penuntutan, melaksanakan
penetapan hakim dan putusan pengadilan,
melaksanakan sebagian tugas pengawasan terhadap pelaksanaan
dan wewenang serta fungsi keputusan lepas bersyarat da tindakan
Kejaksaan dibidang Yustisial hukum lainnya dalam perkara tindak
mengenai tindak pidana umum pidana umum berdasarkan peraturan
perundang – undangan dan kebijaksanaan
yang bertangung jawab langsung yang ditetapkan Jaksa Agung.”
kepada Jaksa Agung.”
Pasal 17 :
“.....Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum
menyelenggarakan fungsi :
1. merumuskan kebijaksanaan teknis kegiatan yustisial
pidana umum berupa pemberian bimbingan dan
pembinaan bidang tugasnya ;
2. merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
kegiatan prapenuntutan “
Pasal 223 :
......Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum mempunyai fungsi :
b. KEPJA Nomor : KEP-035/JA/3/1992
1. merumuskan kebijaksanaan teknis kegiatan yustisial pidana umum berupa
tanggal 25 Maret 1992 tentang Susunan pemberian bimbingan dan pembinaan dalam tugasnya ;
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan 2. merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan prapenuntutan,
Republik Indonesia pemeriksaan tambahan, penuntutan dalam perkara tindak pidana terhadap
keamanan negara dan ketertiban umum, tindak pidana terhadap orang dan
harta benda serta tindak pidana umum yang diatur diluar Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana ;
3. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan, melakukan
Pasal 222 pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan tindakan
hukum lain dalam perkara tindak pidana umum serta
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum pengadministrasiannya ;
mempunyai tugas dan wewenang 4. membina kerjasama , melakukan koordinasi dan memberikan bimbingan
serta petunjuk teknis dalam penanganan perkara tindak pidana umum dengan
melakukan prapenuntutan, pemeriksaan instansi terkait berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
tambahan, penuntutan, melaksanakan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung ;
5. memberikan saran, konsepsi tentang pendapat dan atau pertimbangan
penetapan hakim dan putusan pengadilan, hukum Jaksa Agung mengenai perkara tindak pidana umum dan masalah
pengawasan terhadap pelaksanaan hukum lainnya dalam kebijakan penegakan hukum ;
6. membina dan meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan integritas
keputusan lepas bersyarat dan tindakan kepribadian aparat tindak pidana umum di lingkungan kejaksaan ;
hukum lainnya dalam perkara tindak 7. melakukan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang
pidana umum berdasarkan peraturan kejaksaan di bidang tindak pidana umum berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung ;
perundang-undangan dan kebijaksanaan 8. memberikan saran dan pertimbangan kepada Jaksa Agung serta
yang ditetapkan oleh Jaksa Agung melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk Jaksa Agung.
c. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1999 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia, yang merupakan perubahan
tentang Struktur Organisasi Kejaksaan dari Keppres Nomor 55 Tahun 1991.

Pasal 14 :

“Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum mempunyai tugas dan


wewenang melakukan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan ,
pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan
tindakan hukum lainnya dalam perkara tindak pidana umum
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Jaksa Agung.”
d. KEPJA Nomor : 115/JA/10/1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan Republik Indonesia..

Pasal 203 :

“Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum mempunyai tugas dan


wewenang melakukan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan ,
penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan,
pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan
tindakan hukum lainnya dalam perkara tindak pidana umum
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan oleh
Jaksa Agung “
Pasal 204 :
“ .............Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum menyelenggarakan fungsi :
1) perumusan kebijaksanaan teknis dan kegiatan yustisial pidana umum berupa pemberian bimbingan
dqan pembinaan dalam bidang tugasnya ;
2) perencanaan dan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan prapenuntutan , pemeriksaan tambahan,
penuntutan dalam tindak pidana keamanan negara dan ketertiban umum, tindak pidana terhadap orang
dan harta benda serta tindak pidana umum yang diatur didalam dan diluar Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana ;
3) pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan , pelaksanaan pengawasan terhadap
pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnya dalam perkara tindak pidana
umum serta pengadministrasiannya ;
4) pembinaan kerjasama , pelaksanaan, koordinasi dan pemberian bimbingan serta petunjuk teknis
dalam penanganan perkara tindak pidana umum dengan instansi terkait berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung ;
5) pemberian sarana, konsepsi , tentang pendapat dan/atau pertimbangan hukum Jaksa Agung mengenai
perkara tindak pidana umum dan masalah hukum lainnya daam kebijakan penegakan hukum
6) pembinaan dan peningkatan kemampuan ketrampilan dan integritas aparat tindak pidana umum
dilingkungan kejaksaan ; “
7) pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang kejaksaan di bidang tindak pidana umum
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.
e. KEPJA Nomor: 225 / JA/ / 2003 merupakan perubahan dan penyempurnaan
atas beberapa pasal dalam Kepja No. 115/JA/10/1999
Pasal 640 :
Seksi Tindak Pidana Umum terdiri dari :
a. Subseksi Prapenuntutan
b. Subseksi Penuntutan
Merubah pasal
c. Subseksi Upaya Hukum, Eksekusi dan
640 dan pasal Eksaminasi
641 Kepja No.
115/JA/10/1999
menjadi sebagai Menjadi:
berikut:
Seksi Tindak Pidana Umum
terdiri dari :
a. Subseksi Prapenuntutan
b. Subseksi Penuntutan
3. Tugas dan Wewenang Kejaksaan di Bidang Pidana yang Terkandung Dalam Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia dan Perangkat
Pelaksanaannya sebagaimana telah dirubah dengan undang-undang Nomor 11 Tahun 2021

Pasal 30 :
Di bidang pidana , kejaksaan mempunyai tugas dan
wewenang : Peraturan Presiden Nomor
a. melakukan penuntutan ; 29 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum Tata Kerja Kejaksaan RI
tetap ; Pasal 18
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
putusan bersyarat, putusan pidana pengawasan dan
keputusan lepas bersyarat ; Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-
d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana 006/A/JA/07/2017 tentang tentang
tertentu berdasarkan undang-undang ; Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan R.I.
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu PASAL 267
dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum
dlimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik .
Tambahan tugas dan wewenang berdasarkan UU Nomor 11
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor
16 Tahun 2004
Pasal 30 C :

Turut serta dan aktif dalam penanganan perkara pidana yang


melibatkan saksi dan korban serta proses rehabilitasi, restitusi, dan
kompensasinya; (huruf c)
Melakukan mediasi penal, melakukan sita ekseskusi untuk pembayaran
pidana denda dan pidana pengganti serta restitusi; (huruf d)
melakukan sita eksekusi untuk pembayaran pidana denda dan uang
pengganti; (huruf g)
Dalam rangka efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan RI
serta tuntutan percepatan pemberian pelayanan hukum kepada masyarakat
perlu melakukan penyesuaian terhadap organisasi dan tata kerja Kejaksaan
RI yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan RI yaitu dengan ditetapkan Peraturan
Jaksa Agung RI Nomer : PER-006/A/JA/07/2017 berdasar Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan RI .
KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG SERTA FUNGSI JAKSA AGUNG MUDA BIDANG TINDAK
PIDANA UMUM
(PERJA No. 006/A/JA/2017) SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN
KEJAKSAAN NOMOR 1 TAHUN 2021
• Pasal 267 Peraturan Jaksa Agung R.I. • Pra Penuntutan
Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 Tentang • Pemeriksaan tambahan
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan R.I
• Penuntutan
yang telah dirubah dengan Peraturan
Kejaksaan Nomor 1 Tahun 2021, • Upaya hukum
kedudukan Jaksa Agung Muda Bidang • Pelaksanaan penetapan hakim dan
Tindak Pidana Umum adalah sebagai unsur putusan pengadilan yang telah
pembantu pimpinan dalam melaksanakan mempunyai kekuatan hukum tetap
tugas dan wewenang Kejaksaan dalam • Eksaminasi
bidang tindak pidana umum dan • Pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. bersyarat, pidana pengawasan ,
Pelaksanaan tugas dan wewenang pengawasan terhadap pelaksanaan
Kejaksaan dalam bidang tindak pidanan keputusan lepas bersyarat dan tindakan
umum meliputi : hukum lainnya.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang di bidang tindak pidana umum, Jaksa Agung Muda
Bidang Tindak Pidana Umum menyelenggarakan fungsi ( pasal 268 Peraturan Jaksa Agung RI
Nomor : PER-006/A/JA/07/2017) :

a. Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana umum ;


b. Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana umum ;
c. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
tindak pidana umum ;
d. Pelaksaanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik di
dalam negeri maupun di luar negeri ;
e. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
di bidang tindak pidana umum
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.
JAMPIDUM MENANGANI 722 JENIS TINDAK PIDANA DIKELOPOKKAN PADA 4 TINDAK PIDANA
(PEDOMAN JA NOMOR 3 TAHUN 2021 tgl 9 Feb 2021 TENTANG PENGELOMPOKAN
JENIS TINDAK PIDANA)
1. TP ORANG DAN HARTA BENDA :
• Tindak pidana melanggar Kepentingan hokum perorangan dan hak kebendaan
2. KAMNEGTIBUN DAN TPUL
• Tindak pinadan Keamanan neg,ketertiban umum,kesehatan, lingkungan hidup,
perekonomian dan tpul
3. NARKOTIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA
• Tindak pidana Narkotika, precursor narkotika,psikotropika,dan zat adiktif,
perlindungan konsumen dan kesehatan (obat, kosmetik, rokok dll)
4. TERORISME DAN LINTAS NEGAR
• Tindak pidana terorisme, perdagangan orang, kedaulatan /pelanggaran batas negara,
perlindungan tenaga kerja/migran Indonesia, ancama serius bagi keamanan dan
kemakmuran global yang bersifat lintas negara.
STRUKTUR ORGANISASI
Kejaksaan melalui Jaksa
Agung Muda Bidang
Tindak Pidana Umum
melaksanakan tugas,
fungsi dan wewenang di
bidang tindak pidana
umum, dengan struktur
organisasi sebagai
berikut :
PERATURAN JAKSA AGUNG NOMOR: PER-006/A/JA/07/2017
Tanggal 20 Juli 2017
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan RI.
Tugas & Fungsi Jaksa Agung Muda Bidang Tindak
Pidana Umum
(Pasal 269 Perja 006 Tahun 2017)

• Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana umum;


• Pelaksanaan penegakan hokum di bidang tindak pidana umum;
• Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
tindak pidana umum;
• Pelaksanaan hubungan kerja dengan instasi atau lembaga baik di
dalam negeri maupun luar negeri;
• Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang tindak pidana umum;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.
Pengaturan Wilayah Kerja Jampidum
Wilayah II :
Wilayah I : • Kejati Jawa Timur
• Kejaksaan Agung • Kejati Sulawesi Selatan
• Kejaksaan Tinggi Sumut
• Kejati Kalimantan Timur
• Kejaksaan Tinggi Riau
• Kejati NTB
• Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan
• Kejati Sumatera Barat • Kejati Jambi
• Kejati Sulawesi Utara • Kejati Sulawesi Tenggara
• Kejati DIY • Kejati Papua
• Kejati Bengkulu • Kejati Kalimantan Tengah
• Kejati Jawa Barat • Kejati DKI Jakarta
• Kejati Jawa Tengah
• Kejati Sumatera Selatan
• Kejati Kalimantan Barat
• Kejati Aceh
• Kejati Banten
• Kejati Bali • Kejati Lampung
• Kejati Sulawesi Tengah • Kejati NTT
• Kejati Bangka Belitung • Kejati Maluku
• Kejati Maluku Utara • Kejati Kepulauan Riau
• Kejati Gorontalo
BAGAN ORGANISASI SESJAMPIDUM
Tugas & Fungsi Sesjampidum
Dalam melaksanakan tugas di bidang kesekretariatan di lingkungan Jaksa Agung
Muda Pidana Umum mempunyai Fungsi (Pasal 237 Perja 006 Tahun 2017):
a) Penyiapan kegiatan di bidang kesekretariatan di Lingkungan Jaksa Agung
Muda Tindak Pidana Umum;
b) Penyusunan rencana strategis, rencana kerja, program dan anggaran, Rencana
Anggaran kerja K/L di lingkungan Jampidum;
c) Pelaksanaan pemantauan, penilaian dan penyusunan laporan akuntabilitas
kinerja penanganan perkara tindak pidana umum;
d) Pengumpulan, pencatatan, pengolahan dan penyajiandata kegiatan di bidang
tindak pidana umum;
e) Pengelolaan keuangan dan barang miliknegara di lingkungan Jampidum
f) Pelaksanaan kordinasi dan kerja sama dengan lembaga penegak hokum lain
yang memiliki penyidik pegawai Negeri Sipil; dan
g) Pelaksanaan Fungsi lain sesuai petunjuk Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Umum
Direktorat pada Jampidum
Berdasarkan Peraturan Jaksa Agung RI Nomor :
PER-006/A/JA/07/2017) terjadi perubahan struktur organisasi pada
Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum yaitu terdapat 4
Direktorat (pasal 270), yaitu :
• Direktorat TP Terhadap Orang dan Harta Benda
1. Direktorat TP Terhadap Keamanan Negara, Ketertiban Umum dan
Tindak Pidana Umum Lainnya
2. Direktorat TP Narkotika dan Zat Adiktif lainnya
3. Direktorat TP Terorisme dan Lintas Negara
Direktorat Orang dan Harta Benda
TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT ORANG DAN HARTA
BENDA
Pasal 288 Perja 07 / 2017 :
a) Penyusunan rencana dan program kerja penanganan perkara
tindak pidana Oharda
b) Penyiapan perumusan kebijakan teknis penanganan perkara
Oharda meliputi Pratut, Tut, eksekusi & Eksaminasi
c) Pemberian pertimbangan hokum penanganan perkara TP
Oharda
d) Pengendalian penanganan perkara TP Oharda dengan
ketentuan yg diatur Kejaksaan
e) ……..dst.
Direktorat TP Keamanan Negara, Ketertiban Umum
dan TP Umum Lainnya
Tugas dan Fungsi Direktorat Kamnegtibum &
TPUL
Pasal 304 Perja 07 Tahun 2017 :
a) Penyusunan rencana dan program kerja penanganan perkara
tindak pidana Kamnegtibum dan TPUL.
b) Penyiapan perumusan kebijakan teknis penanganan perkara
Kamnegtibum dan TPUL meliputi Pratut, Tut, eksekusi &
Eksaminasi
c) Pemberian pertimbangan hokum penanganan perkara TP
Kamnegtibum dan TPUL Pengendalian penanganan perkara TP
Kamnegtibum dan TPUL dengan ketentuan yg diatur Kejaksaan
d) ……..dst.
Direktorat Tindak Pidana Narkotika dan Zat
Adiktif Lainnya
Tugas dan Fungsi Direktorat Narkotika & Zat
Adiktif Lainnya
Pasal 320 Perja 07 Tahun 2017 :
a) Penyusunan rencana dan program kerja penanganan perkara tindak
pidana Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya.
b) Penyiapan perumusan kebijakan teknis penanganan perkara
Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya meliputi Pratut, Tut, eksekusi &
Eksaminasi
c) Pemberian pertimbangan hokum penanganan perkara TP Narkotika
dan Zat Adiktif Lainnya Pengendalian penanganan perkara TP
Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya dengan ketentuan yg diatur
Kejaksaan
d) ……..dst.
Direktorat Tindak Pidana Terorisme dan
Lintas Negara
Tugas dan Fungsi Direktorat TP Terorisme dan
Lintas Negara
Pasal 336 Perja 07 Tahun 2017 :
a) Penyusunan rencana dan program kerja penanganan perkara tindak
pidana Terorisme dan Lintas Negara.
b) Penyiapan perumusan kebijakan teknis penanganan perkara Terorisme
dan Lintas Negara meliputi Pratut, Tut, eksekusi & Eksaminasi
c) Pemberian pertimbangan hokum penanganan perkara TP Terorisme
dan Lintas Negara Pengendalian penanganan perkara TP Terorisme
dan Lintas Negara Lainnya dengan ketentuan yg diatur Kejaksaan
d) ……..dst.
ASISTEN BIDANG TINDAK PIDANA UMUM
TUGAS ASISTEN BIDAN TINDAK PIDANA UMUM (Pasal 851
Perja 07 / 2017)

• Melaksanakan dan mengendalikan penanganan perkara tahap


prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, pelaksanaan
penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hokum tetap, eksaminasi serta pengawasan terhadap pelaksanaan
pidana bersyarat, pidana pengawasan, pengawasan terhadap
pelaksanaan keputusan pembebasan bersyarat dan kebijakan serta
tindakan hukum lainnya.
Kejaksaan Negeri Tipe A
Kejaksaan Negeri Tipe B
Tugas dan Fungsi Seksi Tindak Pidana Umum
Pada Kejaksaan Negeri :
Pasal 998 Perja 07 Tahun 2017 :
a) Penyiapan bahan Penyusunan rencana dan program kerja.
b) Analisis dan penyiapan pertimbangan hokum penanganan perkara tindak pidana umum;
c) Pelaksanaan dan pengendalian penanganan perkara tahap Pratut, Pemeriksaan
tambahan, penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah berkekuatan hokum tetap, eksaminasi serta pengawasan terhadap pelaksanaan
pidana bersyarat pidana pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan
pembebasan bersyarat serta tindakan hokum lainnya;
d) Penyiapan pelaksanaan kordinasi dan kerja sama dalam penanganan perkara tindak
pdana umum
e) Pengelolaan dan penyajian data dan informasi;
f) …..dst.
ADMINISTRASI PERKARA TINDAK
PIDANA
REFERENSI MATERI ADMINISTRASI PIDANA
UMUM
• Keputusan Jaksa Agung Nomor:KEP-518/A/JA/11/2001 tanggal 1 Nop 2001
Tentang Perubahan Keputusan Jaksa Agung Nomor:Kep-132/A/JA/11/1994
tentang Administrasi Tindak Pidana.
• Peraturan Kejaksaan RI Nomor 13 Tahun 2019 tanggal 20 Nopember 2019
tentang Pencabutan Peratutan Jaksa Agung Nomor: Per-036/A/JA/09/2011
tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Tindak Pidana
Umum.
• Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: Kep-24/E/Ejp/12/2019 tanggal 2
Desember 2019 tentang Standar Operasional Penaganan Tindak Pidana
Umum.

Alasan pencabutan Peratutan Jaksa Agung Nomor:
Per-036/A/JA/09/2011 tentang Standar Operasional
Prosedur (SOP) Penanganan Tindak Pidana Umum.
CatataN:
• Untuk memenuhi standar yang
baik dalam aktifitas, pelaksanaan Pemberlakuan Kepja
kegiatan,persyaratan waktu 24/2019 tidak menghapus
kerja,dan output yang menjamin Persuratan yang sudah ada
terciptanya kepastian dan
dalam Perja 518 tahun 2001
pelayanan hokum yang lebih baik
bagi masyarakat.melaui: namun menambahkan
• Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: yang belum diakomodir krn
Kep-24/E/Ejp/12/2019 tanggal 2 Kepja 518/2001 belum
Desember 2019 tentang Standar dicabut.
Operasional Penaganan Tindak
Pidana Umum.
ADMINISTRASI PERKARA TINDAK PIDANA BERDASAR KEPJA NO:
KEP-518/A/JA/11/2011
1. Yang dimaksud dengan Administrasi Perkara Tindak
Pidana adalah bagian dari Administrasi umum
Kejaksaan yang meliputi segala administrasi yang
mengelola perkara tindak pidana umum dan perkara
A. Administrasi Perkara tindak pidana khusus mengenai perkara, tahanan,
barang sitaan, barang bukti, barang rampasan, barang
Tindak Pidana di temuan dan hasil dinas, baik secara teknis yuridis
Kejaksaan RI. maupun yang hanya merupakan pencatatan proses
penanganan berbentuk Surat-Surat, register dan
Bahwa berdasarkan pasal 1 laporan sesuai dengan bentuk dan kode yang
ditentukan.
(ketentuan umum) Keputusan 2. Yang dimaksud dengan surat-surat adalah segala
Jaksa Agung RI nomor KEP- bentuk dan macam surat baik berupa surat menyurat,
Surat perintah, Surat Ketetapan dan Berita Acara yang
120/JA/12/1992 tanggal 31 diperlukan menurut ketentuan KUHAP.
Desember 1992 disebutkan 3. Yang dimaksud dengan register adalah buku daftar
yang memuat secara lengkap dan terinci mengenai
bahwa ; perkara, benda sitaan, barang bukti, barang
rampasan, barang temuan dan hasil dinas
ADMINISTRASI PERKARA TINDAK PIDANA BERDASAR KEPJA NO:
KEP-518/A/JA/11/2001

4. Yang dimaksud dengan


laporan adalah penyampaian
informasi dan data secara • Mengenai:
berkala berupa: • Perkara
• Laporan bulanan • Tahanan
• Laporan triwulan • Benda sitaan
• Laporan tahunan, atau • Barang bukti/barang
• Sewaktu-Waktu (insendentil) rampasan
• Hasil dinas
• Ketentuan Administrasi perkara tindak a. Penyesuaian Susunan
pidana yang berlaku di Kejaksaan RI
Organisasi dan Tata Kerja
meliputi Keputusan Jaksa Agung RI
nomor 1 KEP-518/A/JA/11/2001 Kejaksaan RI yang diatur
tanggal 1 Nopember 2001 (Kepja dengan Keputusan Jaksa
518/2001) tentang perubahan Agung RI nomor
Keputusan Jaksa Agung R1 nomor
KEP- 132/JA/11/1994 tanggal 7
KEP-115/JA/10/1999
Nopember 1994 tentang Administrasi tanggal 20 Oktober 1999
Perkara Tindak Pidana. KEPJA b. Untuk kelancaran
518/2001 ini merupakan perubahan
beberapa formulir dari administrasi pelaksanaan tugas dan
perkara tindak pidana yang merupakan Wewenang kejaksaan dalam
lampiran pada Keputusan Jaksa Agung proses penanganan dan
R1 nomor KEP- 132/JA/ 11/1994
tanggal 7 Nopember 1994 (Kepja-132/
penyelesaian perkara tindak
1994) sehubungan dengan : pidana.
KEPJA-120/ 1992 ini diterbitkan
KEPJA-132/1994 merupakan sehubungan dengan berlakunya Undang-
perubahan dari keputusan Jaksa undang nomor 5 tahun 1991 tentang
Kejaksaan RI dan Keputusan Presiden
Agung RI nomor RI nomor 55 tahun1991 tentang susunan
KEPJA-120/JA/ 12/ 1992 organisasi dan tata kerja Kejaksaan RI
tanggal 31 Desember 1992 untuk merubah ketentuan administrasi
tindak pidana yang diatur dalam
(KEPJA-120/ 1992), karena
Keputusan Jaksa Agung RI nomor
KEPJA 12O/ 1992 ini belum KEPJA-088/JA/8/1988 agar secara
sepenuhnya dapat memenuhi optimal dapat mengantisipasi
kebutuhan pelaksanaan tugas perkembangan kemajuan dalam sistem
laporan yang cepat dan akurat baik
dan wewenang Kejaksaan secara kwalitatif maupun kuantitatif
dalam penyelesaian perkara perlu dipersiapkan mekanisme laporan
tindak pidana dalam bentuk komputerisasi administrasi
perkara tindak pidana terpadu
B. Hal-hal yang diatur dalam KEPJA-
518/2001

Administrasi perkara tindak pidana yang diatur dalam KEPJA-


518/2001, meliputi seluruh proses dari tahap penyelidikan sampai
dengan tahap eksekusi dan oleh karenanya meliputi administrasi
perkara tindak pidana khusus (tahap penyelidikan sampai dengan tahap
penyidikan) dan administrasi perkara tindak pidana umum (tahap pra
penuntutan sampai dengan tahap pelaksanaan putusan)
1. Bentuk (kode) surat-surat perkara (P.1 s/d P.53 beserta lampiran I s/d
V)
2. Kode Register Perkara (RP.1 s/d RP. 14)
3. Kode Laporan Perkara (LP.1 s/d LP.18)
4. Bentuk Formulir Tahunan (T.l s/d T.15)
5. Bentuk Register Tahanan (RT.l s/d RT.3)
6. Bentuk Laporan Tahanan (LT.1 s/d LT.2)
7. Bentuk Formulir Benda Sitaan/Barang Bukti (B.1 s/dB.22)
8. Kode Register Benda Sitaan/Barang Bukti (RB.l s/dRB.2)
9. Kode laporan Benda Sitaan/ Barang Bukti (LB.1 s/dLB.5)
10. Bentuk Formulir Denda (D.1 s/d D.4)
11. Kode Register Hasil Dinas (RHD)
12. Kode Laporan hasil Dinas (LD)
13. Bentuk dan kode Berita Acara (BA.1 s/d BA23)
Ad.1. Kode Surat-Surat Perkara:
• P.1: Penerimaan Laporan
• P.2 : Surat perintah Penyelidikan
• P.3: Rencana Penyelidikan
• P.4: Permintaan Keterangan
• P.5: Laporan hasil Penyelidikan
• P.6: Laporan Terjadinya Tindak Pidana
• P.7: Matrik Perkara Tindak Pidana
• P.8: Surat perintah Penyidikan
• P.8A : Rencana Jadwal Kegiatan Penyidikan
• P.9: Surat Panggilan Saksi / Tersangka
• P.10 : Bantuan Keterangan Ahli
• P.11 : Bantuan Pemanggilan Saksi /Ahli
• P.12 : Laporan Perkembangan Penyidikan
• P.13 : Usul Penghentian Penyidikan / Penuntutan
• P.14 : Surat Perintah Penghentian Penyidikan
• P.15 : Surat Perintah Penyerahan Berkas Perkara
• P.16 : Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Mengikuti
Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana
• P.16A : Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk
Penyelesaian Perkara Tindak Pidana
• P.17 : Permintaan Perkembangan Hasil penyidikan
• P18 : Hasil Penyidikan belum lengkap
• P.19 : Pengembalian berkas Perkara untuk dilengkapi
• P.20 : Pemberitahuan Bahwa Waktu Penyidikan Tambahan Sudah Habis
• P.21 : Pemberitahuan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap
• P.21A : Pemberitahuan Susulan Hasil Penyidikan Sudah Lengkap
• P.22 : Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
• P.23 : Surat Susulan Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
• P.24 : Berita Acara Pendapat
• P.25 : Surat Perintah Melengkapi Berkas Perkara
• P.26 : Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan
• P.27 : Surat Ketetapan Pencabutan Penghentian Penuntutan
• P.28 : Riwayat Perkara
• P.29 : Dakwaan
• P.30 : catatan Penuntut Umum
• P.31: Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa (APB)
• P.33: Tanda Terima Surat Pelimpahan Perkara APB/APS
• P.34: Tanda Terima Barang Bukti
• P.35: Laporan Pelimpahan Perkara
• P.36: Permintaan Bantuan Pengawalan Tahanan/ Pengamanan Persidangan
• P.37: Surat Panggilan Saksi Ahli / Terdakwa / Terpidana
• P.38: Bantuan Panggilan saksi / Terdakwa / Terpidana
• P.39: Laporan Hasil Persidangan
• P.40: Perlawanan Jaksa Penuntut Umum terhadap Penetapan Ketua PN
• /Penetapan Hakim
• P.41: Rencana Tuntutan Pidana
• P.42: Surat Tuntutan
• P.43: Laporan Tuntutan Pidana
• P.44: Jaksa Penuntut Umum Segera Setelah Putusan
• P.45: laporan Putusan pengadilan
• P.46: Memori Banding
• P.47: Memori kasasi
• P.48: Surat perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan
• P.49: Surat Ketetapan Gugurnya / Hapusnya Wewenang Mengeksekusi
• P.50: Usul Permohonan Kasasi Demi kepentingan Hukum
• P.51: Pemberitahuan Pemidanaan Bersyarat
• P.52: Pemberitahuan Pelaksanaan Pelepasan Bersyarat
• P.53: Kartu Perkara Tindak Pidana
• Lampiran I Pada Kalimat Identitas Tersangka Ditambah Calon Tersangka
• Lampiran II tetap
• Lampiran III tetap
• Lampiran IV tetap
• Lampiran V tetap
Ad. 2. Kode Register Perkara
• RP.1 : Register Penerimaan Laporan
• RP.2 : Register Perkara Tahap penyelidikan
• RP.3 : Register Perkara Tahap Penyidikan
• RP.4 : Register Permintaan Keterangan/Panggilan
• RP.5 : Buku Perkara Jaksa Kegiatan Penyidikan
• RP.6 : Register Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan/Dihentikannya Penyidikan
• RP.7 : Register Penerimaan Berkas Perkara Tahap Pertama
• RP.8 : Register Perkara Pemeriksaan Tambahan
• RP.9 : Register Perkara Tahap Penuntutan
• RP.10 : Register Penghentian Penuntutan Dan Penyampingan Perkara Demi
• Kepentingan Umum
• RP.11 : Upaya Hukum Dan Grasi
• RP.12 : Register Pelaksanaan Putusan/Pidana Bersyarat Dan Gugurnya
• Kewenangan Mengeksekusi serta Pelepasan Bersyarat
• RP.13 : Register Perkara Acara Pemeriksaan Cepat Dan Eksekusi
• RP.14 : Register/Buku Perkara Jaksa Penuntut Umum
Ad.3. Kode Laporan Perkara
• LP.1 : Laporan Bulanan Kegiatan Penyelidikan
• LP.2 : Laporan Bulanan Kegiatan Penyidikan
• LP.3 : Laporan Bulanan Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
• LP.4 : Laporan Penerimaan Berkas Tahap Perkara Tahap Pertama
• LP.5 : Laporan Pemeriksaan Tambahan
• LP.6 : Laporan Kegiatan Penuntutan
• LP.7 : Laporan Rekapitulasi Kegiatan Penuntutan (Acara Pemeriksaan
• Biasa/Singkat)
• LP.8 : Laporan Rekapitulasi Kegiatan Penuntutan (Acara Pemeriksaan Cepat)
• LP.9 : Laporan Rekapitulasi Upaya Hukum Dan Grasi
• LP.10 : Laporan Data Pelaksanaan Putusan Pengadilan
• LP.11 : Laporan Bulanan Penghentian Penuntutan
• LP.12 : Laporan Bulanan Upaya Hukum Dan Grasi
• LP.13 : Laporan Data Pemidanaan Bersyarat
• LP.14 : Laporan Data Pelepasan Bersyarat
• LP.15 : Rekapitulasi Laporan Perkara Penting
• LP.16 : Laporan Data Pembebasan Bersyarat
• LP.17 : Laporan Triwulan Penyelesaian Perkara Orang Asing
• LP.18 : Laporan Tahunan
• LP.19 : Laporan Triwulan Putusan-putusan Pidana Mati
Ad.5. Bentuk Formulir Tahanan
• T.1 : Surat Perintah Penangkapan
• T.2 : Surat Perintah Penahanan/Pengalihan Jenis Penahanan (Tingkat Penyidikan)
• T.3 : Permintaan Perpanjangan Penahanan
• T.4 : Surat Perpanjangan Penahanan
• T.5 : Penolakan Permintaan Perpanjangan Penahanan
• T.6 : Perpanjangan Penahanan Terhadap Tersangka / Terdakwa
• T.7 : Surat Perintah Penahanan/Pengalihan Jenis Penahanan (Tingkat Penuntutan)
• T.8 : Surat Perintah Penangguhan Penahanan/ Pengeluaran dari Tahanan/
Pencabutan Penangguhan Penahanan
• T.9 : Pemindahan Tahanan
• T.10 : Surat Ijin Mengunjungi Tahanan
• T.11 : Surat Perintah Pemeriksaan Kesehatan Tahanan
• T.12 : Pemeriksaan Kesehatan Tahanan
• T.13 : Panggilan Tahanan
• T.14 : Bantuan Pencarian/Penangkapan
• T.15 : Bantuan Penayangan Buronan
Ad.6. Bentuk Register Tahanan
• Rt.l: Register Tahanan Tahap Penyidikan
• Rt.2 : Register Surat Perpanjangan Penahanan
• Rt.3 : Register Tahanan Tahap Penuntutan
 
Ad.7. Bentuk Laporan Tahanan
• LT.1 : Laporan Bulanan Tahanan Tahap Penyidikan
• LT.2 : Laporan Bulanan Tahanan Tahap Penuntutan
Ad.8. Bentuk Formulir Benda Sitaan / Barang Bukti
• B.1 : Permintaan Ijin Penggeledahan/Penyitaan
• B.2 : Laporan Untuk Mendapatkan Persetujuan Penggeledahan/Penyitaan
• B.3 : Mohon Ijin Gubernur Bank Indonesia Untuk Memeriksa Keuangan
• B.4 : Surat Perintah Penggeledahan/Penyegelan/Penyitaan/Penitipan
• B.5 : Permintaan Ijin Khusus Untuk Membuka/Memeriksa Dan Menyita Surat
• B.6 : Permintaan Penyerahan Surat-Surat Yang Dicurigai Dengan Alasan Kuat Mempunyai
Hubungan Dengan Perkara Yang Sedang Diperiksa
• B.7 : Copy Pemberitahuan Surat Perintah Penyitaan Barang Bukti Oleh Kejaksaan
• B.8 : Pemberitahuan Pencabutan Status Penyitaan Barang Bukti Oleh Kejaksaan
• B.9 : Label Benda Sitaan/Barang Bukti
• B.10 : Kartu Barang Bukti
• B.11 : Permintaan Penelitian Benda Sitaan/Barang Bukti
• B.12 : Pemberitahuan Dan Permintaan Persetujuan Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti Yang Lekas
Rusak/Membahayakan/Biaya Tinggi
• B.13 : Permohonan Ijin Untuk Melelang Benda Sitaan/ Barang Bukti Berdasarkan Pasal 45 KUHAP
• B.14 : Surat Perintah Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti
• B.15 : Permintaan Bantuan Pelelangan Benda Sitaan/ Barang Bukti
• B.16 : Laporan Pelaksanaan Lelang Benda Sitaan/Barang Bukti Berdasarkan Pasal 45 KUHAP
• B.17 : Surat Ketetapan Pengembalian Benda Sitaan/ Barang Bukti Yang Tidak Diperlukan Bagi
Kepentingan Penuntutan
• B.18 : Surat Perintah Pelimpahan Barang Rampasan
• B.19 : Permohonan Ijin Pelelangan Barang Bukti Yang Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil /
Barang Temuan
• B.20 : Permohonan Ijin Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/Pemusnahan Barang Bukti Yang
Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan
• B.21 : Surat Perintah Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/ Pemusnahan Barang Bukti Yang
Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan
• B.22 : Laporan Pelaksanaan Pemanfaatan/Penyerahan Barang Terlarang/ Pemusnahan Atas Barang Bukti Yang Dikembalikan Tetapi
Tidak Diambil/Barang Temuan
Ad.9. Kode Register Benda Sitaan/Barang Bukti
• RB.1 : Register Benda Sitaan
• RB.2 : Register Barang Bukti Dan Barang Temuan

Ad. 10. Kode Laporan Benda Sitaan/Barang Bukti


• LB.1 : Laporan Bulanan Benda Sitaan Dan Barang Bukti
• LB.2 : Laporan Penyelesaian Barang Bukti
• LB.3 : Laporan Bulanan Barang Bukti Yang Sudah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Dari
Pengadilan
• LB.4 : Laporan Bulanan Penyelesaian Barang Rampasan Untuk Negara
• LB.5 : Laporan Triwulan Penyelesaian Barang Temuan
Ad.11. Bentuk Formulir Denda
• D.1 : Tagihan Denda/Uang Pengganti/Biaya Perkara
• D.2 : Surat Pernyataan Kesanggupan Melunasi Pembayaran Denda
• D.3 : Tanda Terima Pembayaran Denda/Denda Ganti/Uang Pengganti/Biaya Perkara
• D.4 : Surat Perintah Penyerahan Denda/Denda Ganti/Uang Pengganti/Biaya Perkara

 
Ad.12. Register Hasil Dinas
• RHD : Register Hasil Dinas

Ad.13. Kode Laporan Hasil Dinas :


• LD : Laporan Hasil Dinas
Ad. 14. Bentuk Dan Kode Berita Acara
• BA.1 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi/Tersangka
• BA.2: Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Saksi
• BA.3 : Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Ahli
• BA.4 : Berita Acara Penerimaan Dan Penelitian Tersangka
• BA.5 : Berita Acara Penerimaan Dan Penelitian Benda Sitaan / Barang Bukti
• BA.6 : Berita Acara Penitipan Benda Sitaan / Barang Bukti
• BA.7 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Penahanan/Penahanan Lanjutan
• BA.8 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Pengalihan Jenis Penahanan
• BA.9 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Penangguhan Penahanan
• BA.10 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Mengeluarkan Dari Tahanan
• BA.11 : Berita Acara Pelaksanaan Perintah Pencabutan Penangguhan Penahanan
• BA.12 : Berita Acara Pemeriksaan Tambahan (UU No.5/91)
• BA.13 : Berita Acara Penggeledahan/Penyitaan
• BA.14 : Berita Acara Pendapat (Resume)
• BA.15 : Berita Acara Pelaksanaan Penetapan Hakim
• BA.16 : Berita Acara Pemeriksaan Tambahan (Psl. 203 (3) b Kuhap)
• BA.17 : Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan
• BA.18 : Berita Acara Pelaksanaan Pidana Mati
• BA.19 : Berita Acara Pelaksanaan Putusan Perampasan/Pemanfaatan Benda Sitaan Yang Bersifat
Terlarang Atau Dilarang Diedarkan
• BA.20 : Berita Acara Pengembalian Barang Bukti
• BA.21 : Berita Acara Penyerahan Tanggung jawab Atas Barang Rampasan/Barang Bukti Yang
Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan Untuk Dilelang
• BA.22 : Berita Acara Penyerahan Barang SitaanYang Bersifat Terlarang /Barang Rampasan/Barang
Bukti Yang Dikembalikan Tetapi Tidak Diambil/Barang Temuan Untuk
Dimanfaatkan/Dimusnahkan
• BA.23 : Berita Acara Pemusnahan Barang Bukti
ADMINISTRASI RESTORATIVE
JUSTICE

PERATURAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 15 TAHUN 2020
TENTANG PENGHENTIAN PENUNTUTAN
BERDASARKAN KEADILAN RESTORATIF
• RJ-1: Surat Perintah Untuk Memfasilitasi Proses Perdamaian
• RJ-2 : Surat Panggilan Korban / Tersangka / Orang Tua atau Wali Korban
• RJ-3 : Pemberitahuan Penyelesaian Perkara di Luar Pengadilan Kepada Penyidik
• RJ-4 : Nota Pendapat Upaya Perdamaian Berhasil
• RJ-5 : Laporan Tentang Upaya Perdamaian Berhasil
• RJ-6 : Berita Acara Upaya Perdamaian tidak tercapai
• RJ-7 : Kesepakatan Perdamaian
• RJ-8 : Berita Acara Proses Perdamaian
• RJ-9 : Laporan tentang proses Perdamaian diterima
• RJ-10 : Berita Acara Pelaksanaan Perdamaian
• RJ-11 : Laporan tentang Pelaksanaan Perdamaian Berhasil
• RJ-12 : Permintaan Penghentian Penuntutan
• RJ-13 : Permintaan Penghentian Penuntutan
• RJ-14 : Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan
• RJ-15 : Pemberitahuan Penghentian Penuntutan
• RJ-16 : Surat Ketetapan Pencabutan Penghentian Penuntutan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BERDASARKAN KEPJA NO : KEP-24/E/EJP/12/2019
TENTANG STANDAR OPERASIONAL (SOP) PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA
UMUM

• Kejaksaan melalui Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana


Umum melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang di
bidang tindak pidana umum, dengan mekanisme
penyelesaian perkara tindak pidana umum sebagai berikut :
Bahwa untuk dapat melaksanakan
administrasi perkara Tindak Pidana
Dengan mempelajari teori
Umum dengan benar disamping
sekaligus mempraktekkan pada
mempelajari modul ini dengan baik
Disamping itu Peserta sebaiknya tempat tugas Insya Allah,
perlu melihat contoh-contoh
dapat mempraktekkan Pendidikan dan Latihan
bentuk formulir, Surat-Surat,
pelaksanaannya pada tempat kerja Pendahuluan ini akan berhasil,
register, formulir laporan dan
terutama di Kejaksaan Negeri. khususnya untuk mata diklat
Berita Acara yang terdapat pada
Administrasi Perkara Tindak
Lampiran Keputusan Jaksa Agung
Pidana Umum.
RI Nomor B-518/A/JA/1l/2001
tanggal 1 Nopember 2001
PENGAWALAN DAN PENGAMANAN
TAHANAN
Ketentuan-ketentuan tata
laksana pengawalan dan
pengamanan tahanan baik pada
dalam upaya meningkatkan tahap penyidikan, penuntutan,
kelancaran penyelesaian pemeriksaan di persidagan dan
penanganan perkara pidana dan eksekusi selama ini belum
untuk mewujudkan peradilan yang diatur secara bakju dalam suatu
sederhadna, cepat dan berbiaya
Standar Operasional Prosedur
ringan maka pengawalan dan
(SOP)
pengamanan tahanan baik
sebelum, pada waktu, dan setelah
persidangan harus dioptimalkan
agar tahana tidak melarikan diri
• Pengawalan dan pengamanan tahanan adalah tindakan untuk mengawal
dan mengamankan tahanan perkara tindak pidana pada tahap penyidikan,
penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan dan eksekusi
• Standar OperasionaJ Prosedur (TOP) Pengawalan dan Pengamanan Tahanan
adalah tata kelola dan teknis pelaksanaan pengawalan dan pengmanan
tahanan
• Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu
oleh penyidik atau penuntut umum atau Hakim dengan penetapannya,
dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang (di Rutan /
Kota/ Rumah
• Pengawal Tahanan adalah pegawai tata usaha dilingkungan Kejaksaan
Republik Indonesia yang diberi tugas dengan Surat Perintah untuk
menyiapkan, menjaga, mengawal dan mengamankan tahanan pada tahap
pényidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan dan eksekusi.
Pengawal Tahanan di atas
terdiri dari:
• Komandan regu;
• Wakil komandan regu;
• Anggota; dan
• Pengemudi kendaraari tahanan
KEHATI- TANGGUNGJAWA
HATIAN B

ASAS DAN TUJUAN


pengawalan dan
pelaksanaan pengawalan
pengamanan tahanan pada
dan pengamanan tahanan
tahap penyidikan, penuntu
dari dan ke Rutan/
tan, pemeriksaan di sidang
Lémbaga Pemasyarakatan
pengadilan dan eksekusi

RUANG LINGKUP
1. PADA TAHAP PENYIDIKAN

2. PADA TAHAP PERSIAPAN PERSIDANGAN

3. PADA SAAT PERSIDANGAN


4. PADA SAAT TAHANAN SELESAI MENJALANI
SIDANG

PROSEDUR PENGAWALAN DAN


PENGAMANAN TAHANAN
KENDARAAN DICEK, DAN LAIK
JALAN

BORGOR BERFUNGSI BAIK


DIBANTU
MINIMAL 2 ORANG
MINIMAL 2 ORANG PETUGAS
PENGAWAL KEPOLISIAN BAJU TAHANAN BERTULISKAN
TAHANAN UNTUK 1 KALI “TAHANAN KEJAKSAAN”
PENGANGKUTAN/
1 MOBBIL TAHAAN
HT ATAU ALAT KOMUNIKASI
LAIN

PERSONIL, SARANA DAN


PRASARANA
• BAN MOBIL TAHANAN
PECAH • HAL-HAL LAIN YANG
• TAHANAN MELARIKAN TAK TERDUGA
DIRI

KEADAAN DARURAT
Selama masa pengawalan tahanan dari dan kembali ke
Rutan / Lembaga Pemasyarakatan serta pengamanan
tahanan selama di ruang gedung Pengadilan dan atau
gedungg Kejaksaan, secara melekat Petugas Intelijen
memberi dukungan pengamanan dan penggalangan
yang rnekanismenya sesuai yang telah diatur dalam
SOP Intelijen dan SOP Terintegrasi dalam
Penanganan Perkara di Lingkungan Kejaksaan
Republik Indonesia (PERJA Nomor 046/A/JA/12/
2011 tanggal 28 December 2011].

DUKUNGAN INTELIJEN
Tindakan pengawalan dan pengamanan tahanan yang tidak
dilaksanakan sesuai dengan Standar Operational Prosedur (SOP) ini
akan dilakukan pemeriksaan dan diberikan sanksi berdasarkan
Peraturan Perundang- undangan

SANKSI
PERATURAN JAKSA
NOMOR : PER
AGUNG REPUBLIK
-005/A/JA/03/2013
INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGAWALAN DAN PENGAMANAN TAHANAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai