rhalam2014@gmail.com
• Pengantar
• Perkenalan
• Harapan
Sesi 1: Memahami Konflik
Waktu: 45 menit
Maksud:
Tujuan:
• Melakukan curah-pikir (brainstorming) kata-kata yang terkait dengan
konflik.
• Memahami perbedaan konflik dan kekerasan.
• Menghasilkan definisi kerja tentang konflik yang disepakati bersama.
• Memahami teori-teori tentang sebab konflik
Curah-pikir kata-kata terkait konflik
Konflik
?
Aktivitas 1:
Tuliskan kata-kata yang menggambarkan atau berkaitan dengan konflik
Curah-pikir kata-kata terkait konflik
Konflik =
Kekerasan
?
Aktivitas 2:
Apakah konflik sama dengan kekerasan?
Definisi kerja tentang konflik
Konflik adalah………..
Aktivitas 3:
- Bagi peserta menjadi 6 kelompok
- Masing-masing kelompok merumuskan definisi tentang konflik
Definisi Konflik Menurut Para Sarjana (I)
• “a social relationship…in so far as action within it is oriented intentionally
to carrying out the actor’s own will against the resistance of the other party
or parties” (Weber 1947: 132).
• “a struggle over values and claims to scarce status, power, and resources
in which the main aims of opponents are to neutralize, injure, or eliminate
rivals” (Coser 1956: 8).
• “Social conflict occurs when one person or group makes negative claims
on another” (Tilly 1987: 1).
Definisi Konflik Menurut Para Sarjana (II)
Asumsi Asumsi
Terhalangnya individu atau masyarakat Konflik adalah hasil dari interaksi individu/
dalam mengakses Sarana untuk kelompok berbeda yang memiliki
memuaskan kebutuhan dasar mereka orientasi budaya, nilai dan kepentingan
menjadi penyebab terjadinya konflik yang berlainan. Konflik berada di jantung
kekerasan seluruh hubungan manusia.
Teori-teori
Teori Politik tentang Teori Transformatif
Waktu: 45 menit
Maksud:
Tujuan:
• Melakukan curah-pikir (brainstorming) kata-kata yang terkait dengan
konflik keagamaan.
• Menghasilkan definisi kerja tentang konflik keagamaan yang
disepakati bersama.
• Mengidentifikasi konflik keagamaan menurut aktor dan isu pertikaian.
Curah-pikir kata-kata terkait konflik keagamaan
Konflik
keagamaan
?
Aktivitas 4:
Tuliskan kata-kata yang menggambarkan atau berkaitan dengan konflik keagamaan
Definisi kerja tentang konflik keagamaan
Aktivitas 5:
- Bagi peserta menjadi 6 kelompok
- Masing-masing kelompok merumuskan definisi tentang konflik keagamaan
Definisi Konflik Keagamaan
Menurut Para Sarjana
UMAT UMAT
ANTARUMAT INTRAUMAT
BERAGAMA & BERAGAMA &
BERAGAMA BERAGAMA
PEMERINTAH NONPEMERINTAH
Konflik
nirkekerasan
Konflik
kekerasan
Aktivitas 6:
- Bagi peserta menjadi 6 kelompok
- Masing-masing kelompok mengidentifikasi tipe konflik keagamaan
Sesi 3: Memahami Siklus Konflik
Waktu: 45 menit
Maksud:
Tujuan:
• Memahami sifat dinamis konflik.
• Mengidentifikasi fase/siklus konflik.
Curah-pikir tahapan atau fase dalam konflik
Bagaimana konflik
berkembang
Aktivitas 7:
Peserta melakukan curah-pikir bagaimana konflik berkembang
Fase dalam Siklus Konflik
Krisis
Eskalasi De-eskalasi
Fase Laten
Konflik
diselesaikan
Benih konflik
baru
Sumber: Diadaptasi dari Rubin, Pruitt y Hee (1986), dikutip dalam OAS dan UNDP (2015)
Intervensi dalam Siklus Konflik
Terminasi
Penanggulangan kekerasan
Peacemaking
Krisis Peacekeeping
Rehabilitasi
Eskalasi De-eskalasi
Rekonstruksi
Reintegrasi
Fase Laten
Pencegahan/ Peacebuilding
respons dini
Konflik
diselesaikan
Benih konflik
baru
Sumber: Diadaptasi dari Rubin, Pruitt y Hee (1986), dikutip dalam OAS dan UNDP (2015)
FASE KONFLIK
Kasus 1
Kasus 2
Kasus 3
Kasus 4
Kasus 5
Kasus 6
Aktivitas 8:
- Bagi peserta menjadi 6 kelompok
- Masing-masing kelompok membuat deksripsi sebuah kasus konflik
berdasarkan fase konflik dan intervensi
Sesi 4: Regulasi terkait Kerukunan
Waktu: 45 menit
Maksud:
Tujuan:
• Memahami berbagai peraturan tentang kerukunan dan penanganan
konflik sosial.
• Mengidentifikasi berbagai kelemahan dalam peraturan tentang
kerukunan dan penanganan konflik sosial.
• Mengidentifikasi problem regulasi dalam berbagai kasus konflik.
Curah-pikir regulasi kerukunan
Regulasi terkait
kerukunan
?
Aktivitas 9:
Peserta mengidentifikasi berbagai peraturan terkait kerukunan dan
penanganan konflik sosial
Beberapa peraturan terkait pemeliharaan
kerukunan dan penanganan konflik sosial
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Undang-Undang No. 5 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2OO2 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
Menjadi Undang-Undang.
5. Undang-Undang No 5 Tahun 2006 Tentang Pengesahan International Convention for The Suppression of Terrorist
Bommbing, 1997 (Konvensi Internasional Pemberantasan Pengeboman oleh Teroris, 1997)
6. Undang-Undang No 6 Tahun 2006 Tentang Pengesahan International Convention for The Suppression of The Financing of
Terrorism, 1999 (Konvensi Internasional Pemberantasan Pendanaan Teroris, 1999)
7. Undang-Undang No. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik
8. Udang-Undang No. 16 Tahun 2017 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2017
Tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
9. Undang-Undang No. 5 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Undang
10.Penetapan Presiden RI No. 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama
11.Penetapan Presiden RI No. 4 Tahun 1963 tentang Pengamanan terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya dapat
Mengganggu Ketertiban Umum
12.Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/BER/mdn-mag/1969 tentang Pelaksanaan Tugas
Aparatur Pemerintah
dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk-pemeluknya
13.Undang-Undang No. 5 Tahun 1969 tentang Pernyataan Berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai
Undang-undang
14.Petunjuk Presiden sehubungan dengan Surat Edaran Menteri Agama No. MA/432/1981
15.Instruksi Menteri Agama RI No. 3 Tahun 1995 tentang Tindak Lanjut Keputusan Bersama Menteri Agama
dan Menteri Dalam Negeri No. 01/BER/mdn-mag/1969 di Daerah
Beberapa peraturan terkait pemeliharaan
kerukunan dan penanganan konflik sosial
17.Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1979 tentang Tatacara Pelaksanaan Penyiaran
Agama dan Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia
18.Keputusan Menteri Agama No. 35 Tahun 1980 tentang Wadah Musyawarah Antarumat Beragama
19.Keputusan Pertemuan Lengkap Wadah Musyawarah Antarumat Beragama tentang Penjelasan atas Pasal 3, 4 dan 6 serta
Pembetulan Susunan
Penandatanganan Pedoman Dasar wadah Musyawarah Antarumat Beragama
20.Instruksi Menteri Agama RI No. 3 Tahun 1981tentang Pelaksanaan Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama di Daerah
sehubungan
dengan Telah Terbentuknya wadah Musyawarah Antarumat Beragama
21.Keputusan Jaksa Agung RI No. Kep-108/JA/5/1984 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan
Masyarakat
22.Surat Kawat Menteri Dalam Negeri No. 264/KWT/ DTPUM/DV/V/1975 perihal Penggunaan Rumah Tempat Tinggal sebagai
Gereja
23.Surat Kawat Menteri Dalam Negeri No. 933/KWT/ SOSPOL/DV/V/1975 perihal Penjelasan terhadap Surat Kawat Menteri Dalam
Negeri No. 264/KWT/ DTPUM/DV/V/1975 perihal Penggunaan Rumah Tempat Tinggal sebagai Gereja, tanggal 28 November
1975
24.Instruksi Menteri Agama No. 4 Tahun 1978 tentang Kebijaksanaan Mengenai Aliran-aliran
Kepercayaan
25.Instruksi Menteri Agama No. 8 Tahun 1979 tentang Pembinaan, Bimbingan dan Pegawasan terhadap Organisasi dan Aliran
dalam Islam yang Bertentangan dengan Ajaran Islam
26.Edaran Menteri Agama No. MA/432/1981 tentang Penyelenggaraan Hari-hari Besar Keagamaan
27.Keputusan Pertemuan Lengkap Wadah Musyawarah Antarumat Beragama tentang Hari-hari Besar Keagamaan
28.Instruksi Direktur Jenderal Bimas Islam No. Kep/D/101/ 78 tentang Tuntunan Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan
Mushalla
29.Keputusan Menteri Agama RI No. 84 Tahun 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan
30.Kerawanan Kerukunan Hidup Umat Beragama
Beberapa peraturan terkait pemeliharaan
kerukunan dan penanganan konflik sosial
31.Keputusan Presiden RI No. 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden No. 14 tahun 1967 tentang Agama,
Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina
32.Keputusan Presiden RI No. 19 Tahun 2002 tentang Hari Tahun Baru Imlek
33.Keputusan Menteri Agama RI No. 331 Tahun 2002 tentang Penetapan Hari Tahun Baru Implek sebagai
Hari Libur Nasional
34.Surat Mahkamah Konstitusi No. 356/PAN. MK/ XII/2005 perihal Penjelasan Mahkamah Konstitusi, tanggal 28 Desember
2005
35.Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan 8 Tahun 2006 tentangPedoman Pelaksanaan
Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat
36.Surat Menteri Agama No. MA/12/2006 perihal Penjelasan Mengenai Status Perkawinan Menurut Agama Khonghucu dan
Pendidikan Agama Khonghucu, tanggal 24 Januari 2006
37.Surat Menteri Dalam Negeri No. 470/336/SJ perihal Pelayanan Administrasi Kependudukan Penganut Agama Khonghucu,
tanggal 24 Februari 2006
38.Instruksi Menteri Agama No. 1 Tahun 2006 tentang Sosialisasi Status Perkawinan, Pendidikan dan Pelayanan terhadap
Penganut Agama Khonghucu
39.Edaran Sekretaris Jenderal No. SJ/B.VII/1/BA.01.2/623/06 perihal Pelayanan terhadap Penganut Agama Khonghucu,
tanggal 21 Maret 2007
40.Edaran Menteri Dalam Negeri No. 450/2576/SJperihal Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan
Dewan Penasihat FKUB
41.Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun 2008,
Nomor : KEP-033/A/JA/6/ 2008, Nomor : 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut Anggota,
dan atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan warga Masyarakat
Tinjauan Regulasi
Poin-Poin
Contoh Kasus Potensi Masalah Usulan
Penting
UU No. 5/2018
PB Menag-
Mendaggri No. 9 &
8 2006
SKB 2008 ttg
Ahmadiyah
Penetapan Presiden
1/PNPS/1965
Aktivitas 10:
- Bagi peserta menjadi 6 kelompok
- Masing-masing kelompok membuat deksripsi tentang salah satu isi regulasi
terkait kerukunan
Sesi 5: Pemetaan dan Analisis Konflik
Waktu: 45 menit
Maksud:
Tujuan:
• Memahami pemetaan dan analisis konflik.
• Memetakan dan menganalisis berbagai kasus konflik
ELEMEN KONFLIK
Isu Utama
Aktor/Pemangku Kepentingan
Isu adalah hak pokok yang dipertikaikan
Dinamika konflik bergantung pada emosi, para pihak. Seringkali isu itu bersifat
kepribadian, persepsi, budaya, multidimensi; penyelesaian yang satu
kepentingan atau agenda, serta belum tentu mengakhiri konflik.
pengaruh orang yang terlibat dalam Problem memiliki akar utama; penting
konflik. untuk mengenalinya.
Pemangku kepentingan: primer, Problem bersifat dinamis; berubah seiring
sekunder, yang berkepentingan berjalannya waktu
Elemen
Proses
Konflik
Proses adalah cara para pihak Konteks
merespons konflik.
Ada tiga jenis respons: nirkekerasan, Mengacu pada kondisi-kondisi yang
konfrontasional dan kekerasan. melekat pada situasi konflik.
Proses mengalami perubahan seiring Misal: persepsi yang berkembang, lokasi
berjalannya waktu. geografis, komposisi demografis, konteks
Cara masyarakat dalam merespons historis, ekonomi, politik dan budaya.
konflik berkembang; terkadang konteks
tertentu memiliki keunikan
Deskripsi dan Analisis Kasus
No. Item Keterangan
1 Nama peristiwa
2 Tanggal peristiwa
3 Lokasi peristiwa
4 Status konflik (awal, eskalasi, krisis, de-eskalasi)
5 Status penyelesaian (selesai, belum selesai)
6 Deskripsi peristiwa Mengikuti model penulisan 5 W + 1H: what, when, where, who, why dan how
7 Deskripsi aktor (Pihak 1, Pihak 2 dan Pihak 3); Pihak 1 dan 2 adalah pihak yang langsung terlibat
dalam konflik. Pihak 3 adalah pihak yang tidak terlibat langsung, tapi menaruh
perhatian atau memiliki kepentingan terhadap konflik yang terjadi
sudah dilakukan Apakah penyelesaian itu efektif? Jika tidak apa kendalanya dan apa alternatif
solusinya
Aktivitas 11:
- Bagi peserta menjadi 6 kelompok
- Masing-masing kelompok membuat deksripsi dan analisis salah satu kasus konflik
Sesi 6: Peringatan Dini Konflik
Waktu: 45 menit
Maksud:
Tujuan:
• Memahami pengertian peringatan dini.
• Mengidentifikasi berbagai jenis gelagat terjadinya konflik.
• Menganalisis berbagai jenis gelagat terjadinya konflik
PENGERTIAN
Kekerasan
Respons Penanggu-
Peringatan dini
dini langan
Mengenali gelagat
Faktor
Struktural/
Akar Masalah
Faktor
Akselerator
Faktor
Pemicu
Aktivitas 12:
- Bagi peserta menjadi 6 kelompok
- Masing-masing kelompok mengidentifikasi kasus konflik berdasarkan faktor
struktural, faktor akselerator dan faktor pemicu
Sesi 7: Respons Dini Konflik
Waktu: 45 menit
Maksud:
Tujuan:
• Memahami pengertian respons dini.
• Mengidentifikasi kompetensi aktor-aktor pelaku respons dini
• Mengidentifikasi berbagai jenis respons dini sesuai level
peringatan dini.
PENGERTIAN
5 Kekerasan 1. Peledakan/pengeboman
2. Perang saudara
3. Kerusuhan (amuk massa)
4. Bentrok antar warga
5. Penyerangan terhadap orang/penganiayaan
6. Penyerangan terhadap properti; pembakaran, perusakan berat, perusakan ringan
7. Demonstrasi disertai kekerasan.
4 Disruptif 1. Pendudukan
2. Blokade jalan
3. Penyanderaan
4. Penculikan
5. Pembajakan (alat transportasi)
6. Demo disruptif (demo disertai pembakaran properti demo; seperti ban, spanduk, bendera,
dsb)
Indikator Bentuk
Level Konflik Respons
Aktor
Aktivitas 13:
- Bagi peserta menjadi 6 kelompok
- Masing-masing kelompok mengidentifikasi kasus konflik berdasarkan level
konflik, tindakan respons yang diperlukan, dan aktor yang dapat berperan
DAFTAR PUSTAKA
Asry, M. Yusuf, ed. Pendirian Rumah Ibadat di Indonesia: Pelaksanaan Peraturan Bersama Menteri Agama
dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan 8 Tahun 2006. Jakarta: Kementerian Agama, Badan Diklat dan
Litbang, Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2011.
Coser, Lewis A. The Functions of Social Conflict. Glencoe: The Free Press, 1956.
Kriesberg, Louis. Constructive Conflicts: From Escalation to Resolution. Lanham, MD: Rowman and
Littlefield Publishers, Inc., 1998.
Kriesi, Hanspeter, et al. The Politics of New Social Movements in Western Europe. Minneapolis dan St. Paul:
University of Minnesota Press, 1995.
Varshney, Ashutosh. Ethnic Conflict and Civic Life: Hindus and Muslims in India. New Haven & London: Yale
University Press, 2002.
Weber, Max. The Theory of Social and Economic Organization, trans. A.M. Henderson dan Talcott Parsons.
Glencoe, Illinois: The Free Press, 1947.
FEWER, Developing Capacity for Conflict Analysis and Early Response: A Training Manual, 2002.