Anda di halaman 1dari 29

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

MODUL PEMERIKSAAN SAKSI


04
2 JP ( 200 Menit)

Pengantar

Modul ini membahas materi tentang Konsepsi pemeriksaan saksi,


Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan serta Teknik dan taktik
pemeriksaan.
Tujuan diberikan materi ini agar Taruna memahami dan terampil
menerapkan prosedur pemeriksaan saksi dan membuat administrasi
pemeriksaan Saksi.

Standar Kompetensi

Memahami dan terampil menerapkan proseddur pemeriksaan saksi


dan membuat administrasi pemeriksaaan Saksi.

Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep pemeriksaan.

Indikator Hasil belajar:


a. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
pemeriksaan.
b. Menjelaskan aturan hukum yang terkait dengan kegiatan
pemeriksaan.
c. Menjelaskan tujuan pemeriksaan.
d. Menjelaskan persiapan pemeriksaan.
e. Menjelaskan syarat-syarat pemeriksaan.
f. Menjelaskan kelengkapan dan peralatan pemeriksaan.
g. Menjelaskan urutan tindakan pemeriksaan.
h. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

2. Melakukan Pemeriksaan Saksi

Indikator Hasil Belajar:


melakukan pemeriksaan dan membuat administrasi serta Berita
Acara Pemeriksaan Saksi.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan 1:
Konsep pemeriksaan.

Sub Pokok Bahasan:


1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan pemeriksaan.
2. Aturan hukum yang terkait dengan kegiatan pemeriksaan.
3. Tujuan pemeriksaan.
4. Persiapan pemeriksaan.
5. Syarat-syarat pemeriksaan.
6. Kelengkapan dan peralatan pemeriksaan.
7. Urutan tindakan pemeriksaan.
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan.

Pokok Bahasan 2:
Pemeriksaan Saksi.

Sub Pokok Bahasan:


1. Administrasi Pemeriksaan Saksi
2. Praktek pembuatan BAP Saksi

Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
pemeriksaan.

2. Metode tanya jawab


Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
disampaikan.
3. Metode praktik
Metode ini digunakan untuk mempraktikkan pembuatan berita
acara pemeriksaan saksi, ahli dan tersangka.

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat/Media
a. Whiteboard.
b. Flipchart.
c. Komputer/laptop.
d. LCD dan screen.
e. Meja dan Kursi.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

2. Bahan
a. Kertas.
b. Spidol.
c. Alat tulis.

3. Sumber Belajar
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
b. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
c. Perkap Nomor 6 tahun 2019 tentang penyidikan tindak
pidana;
d. Perkabareskrim No. 2 tahun 2014 tentang Standar
Operasional Prosedur Perencanaan Penyidikan Tindak
Pidana;
e. Perkabareskrim No. 3 tahun 2014 tentang SOP pelaksanaan
penyidikan tindak pidana

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 menit
a. Pendidik memperkenalkan diri kepada para Serlat.
b. Pendidik melakukan pencairan suasana kelas.
c. Pendidik menyampaikan standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan Indikator hasil belajar.

2. Tahap Inti : 180 menit


Tahap inti 1: ( 60 menit)
a. Pendidik menjelaskan materi tentang konsep pemeriksaan
dan teknik dan taktik pemeriksaan.
b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan materi yang belum dipahami dan
memberikan komentar terkait materi pelajaran yang
disampaikan.

Tahap inti 2: ( 120 menit)


a. Pendidik menyampaikan skenario praktek.
b. Peserta didik mempelajari skenario dan mempersiapkan
kegiatan praktek pemeriksaan.
c. Peserta didik melakukan kegiatan pemeriksaan dan
membuat berita acara pemeriksaan.
d. Pendidik membahas proses praktek pembelajaran.
e. Pendidik memberikan Tugas pembuatan Video pemeriksaan
saksi kepada Taruna.

3. Tahap akhir : 10 menit


a. Penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
proses pembelajaran/praktek.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Cek penguasaan materi.


Pendidik mengecek penguasaan materi praktek dengan cara
bertanya secara lisan dan acak kepada Taruna.

c. Learning point.
Pendidik merumuskan learning point/koreksi dan kesimpulan
dari pembelajaran praktek yang disampaikan kepada
Taruna.

Tagihan / Tugas

Masing-masing Taruna mengumpulkan administrasi pemeriksaan dan


Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi.

Lembar Kegiatan

Mempraktekkan pemeriksaan saksi.


Masing-masing Taruna diberikan tugas membuat administrasi
pemeriksaan/berita acara pemeriksaan Saksi, sesuai dengan skenario di
bawah ini.

KASUS PEMBUNUHAN

Posisi Kasus:
Pada hari Minggu tanggal 21 Februari 2021 sekitar jam 08.00 WIB, telah
ditemukan mayat di dalam sebuah kamar kos di Jl. Wologito tengah XX
No. 10 Kel. Kembang Arum, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang.
Seorang perempuan dengan nama ANGELINA, umur 18 tahun,
pekerjaan pelajar SMA Pertiwi Semarang.

Kronologis Kejadian:
1. Pada saat Penjaga Kos yang bernama ADUL, 25 tahun, Islam,
alamat, Jl. Manggis, Jatingaleh, akan membersihkan teras rumah kos
tersebut, melihat korban tergeletak dilantai ruang tamu rumah kos
tersebut, kemudian Penjaga Kos tersebut melapor kepada Satpam
Perumahan tersebut yang bernama ANDI, 35 th, Islam, alamat Bukit
Gombel III No. 21 Banyumanik Semarang, kemudian Satpam
Perumahan tersebut melihat TKP dan melaporkan kepada
Polrestabes Semarang,
2. Keterangan dari Saksi Penjaga Kos mengatakan bahwa, Korban
pada saat malam sebelum kejadian sekira pukul 19.00 Wib menerima
tamu seorang laki-laki yang dikenal merupakan pacar/teman dekat
PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

korban yang bernama ROY, 21 thn, Islam, pekerjaan Mahasiswa,


alamat, Jl. Lesanpuro I No. 10, Krobokan, Kec. Semarang Barat,
Kota Semarang.
3. Di tempat kejadian telah ditemukan :
a) 2 cangkir berisi minuman teh
b) 1 botol kecil isi cairan bening
c) 2 buah puntung rokok
d) 1 buah asbak
Penugasan Taruna:
Membuat Laporan Polisi, membuat Springas, membuat Surat Panggilan
Saksi dan membuat BAP Saksi-Saksi.

Bahan Bacaan

PEMERIKSAAN SAKSI

1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan pemeriksaan.


a. Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mendapatkan
keterangan, kejelasan dan keidentifikasian tersangka, saksi
ahli dan atau barang bukti maupun tentang unsur-unsur
tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau
peranan seseorang maupun barang bukti didalam tindak
pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan didalam berita
acara pemeriksaan;
b. Pemeriksa adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
untuk melakukan pemeriksaan baik sebagai penyidik maupun
penyidik pembantu;
c. Berita Acara Pemeriksaan saksi adalah catatan atau
tulisan yang bersifat otentik, dibuat dalam bentuk tertentu
oleh penyidik atau penyidik pembantu atas kekuatan sumpah
jabatan, diberi tanggal dan ditanda tangani oleh penyidik atau
penyidik pembantu dan saksi/ahli yang diperiksa, memuat
uraian tindak pidana yang mencakup/memenuhi unsur-unsur
tindak pidana yang dipersangkakan dengan menyebut waktu,
tempat dan keadaan pada waktu tindak pidana dilakukan,
identitas penyidik/penyidik pembantu dan yang diperiksa,
keterangan yang diperiksa.
d. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan
guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan
tentang satu perkara pidana yang didengar dilihat dan
dialami sendiri;
e. Keterangan saksi adalah satu alat bukti dalam perkara
pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu
PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

peristiwa pidana yang didengar, dilihat dan dialami sendiri


dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu;

2. Aturan hukum yang terkait dengan pemeriksaan.


a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP:
1) Pasal-pasal yang terkait dengan Pemeriksaan.
a) Pasal 112
(1) Penyidik yang melakukan pemeriksaan,
dengan menyebutkan alasan pemanggilan
secara jelas, berwenang memanggil
tersangka dan saksi yang dianggap perlu
untuk diperiksa dengan surat panggilan yang
sah dengan memperhatikan tenggang waktu
yang wajar antara diterimanya panggilan dan
hari seorang itu diharuskan memenuhi
panggilan tersebut.
(2) Orang yang dipanggil wajib datang kepada
penyidik dan jika ia tidak datang, penyidik
memanggil sekali lagi, dengan perintah
kepada petugas untuk membawa kepadanya.
b) Pasal 113
Jika seorang tersangka atau saksi yang dipanggil
memberi alasan yang patut dan wajar bahwa ia
tidak dapat datang kepada penyidik yang
melakukan pemeriksaan, penyidik itu datang ke
tempat kediamannya.
c) Pasal 116
(1) Saksi diperiksa dengan tidak disumpah
kecuali apabila ada cukup alasan untuk
diduga bahwa ia tidak akan dapat hadir
dalam pemeriksaan di pengadilan.
(2) Saksi diperiksa secara tersendiri, tetapi boleh
dipertemukan yang satu dengan yang lain
dan mereka wajib memberikan keterangan
yang sebenarnya.
(3) Dalam pemeriksaan tersangka ditanya
apakah ia menghendaki didengarnya saksi
yang dapat menguntungkan baginya dan
bilamana ada maka hal itu dicatat dalam
berita acara.
(4) Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) penyidik wajib memanggil dan
memeriksa saksi tersebut.
d) Pasal 117
(1) Keterangan tersangka dan atau saksi kepada
penyidik diberikan tanpa tekanan dari siapa
pun dan atau dalmn bentuk apapun.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

(2) Dalam hal tersangka memberi keterangan


tentang apa yang sebenarnya ia telah
lakukan sehubungan dengan tindak pidana
yang dipersangkakan kepadanya, penyidik
mencatat dalam berita acara seteliti-telitinya
sesuai dengan kata yang dipergunakan oleh
tersangka sendiri.
e) Pasal 118
(1) Keterangan tersangka dan atau saksi dicatat
dalam berita acara yang ditandatangani oleh
penyidik dan oleh yang memberi keterangan
itu setelah mereka menyetujui isinya.
(2) Dalam hal tersangka dan atau saksi tidak
mau membubuhkan tanda-tangannya,
penyidik mencatat hal itu dalam berita acara
dengan menyebut alasannya.
f) Pasal 119
Dalam hal tersangka dan atau saksi yang harus
didengar keterangannya berdiam atau bertempat
tinggal di luar daerah hukum penyidik yang
menjalankan penyidikan, pemeriksaan terhadap
tersangka dan atau saksi dapat dibebankan
kepada penyidik di tempat kediaman atau tempat
tinggal tersangka dan atau saksi tersebut.
g) Pasal 121
Penyidik atas kekuatan sumpah jabatannya
segera membuat berita acara yang diberi tanggal
dan memuat tindak pidana yang dipersangkakan,
dengan menyebut waktu, tempat dan keadaan
pada waktu tindak pidana dilakukan, nama dan
tempat tinggal dari tersangka dan atau saksi,
keterangan mereka, catatan mengenai. akta dan
atau benda serta segala sesuatu yang dianggap
perlu untuk kepentingan penyelesaian perkara.

2) Jenis-jenis Berita Acara Pemeriksaan (Pasal 75)


a) Berita acara dibuat untuk setiap tindakan tentang:
(1) Pemeriksaan tersangka.
(2) Penangkapan.
(3) Penahanan.
(4) Penggeledahan.
(5) Pemasukan rumah.
(6) Penyitaan benda.
(7) Pemeriksaan surat.
(8) Pemeriksaan saksi.
(9) Pemeriksaan di tempat kejadian.
(10) Pelaksanaan penetapan dan putusan
pengadilan.
(11) Pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

ketentuan dalam undang-undang ini.


b) Berita acara dibuat oleh pejabat yang
bersangkutan dalam melakukan tindakan tersebut
pada ayat (1) dan dibuat atas kekuatan sumpah
jabatan.
c) Berita acara tersebut selain ditandatangani oleh
pejabat tersebut pada ayat (2) ditandatangani pula
oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan
tersebut pada ayat (1).

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun


2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (LN. Tahun 1983 Nomor 36 dan TLN
Nomor 3258);
e. Surat Keputusan Kapolri Nomor: Skep/1205/XI/2000 tanggal
11 September 2000, tentang Himpunan Bujuklak, Bujuklap,
dan Bujukmin Proses Penyidikan Tindak Pidana;
f. Standar Operasional Prosedur pemeriksaan berdasarkan
Perkaba Nomor 3 Tahun 2014.

3. Tujuan
Pemeriksaan Saksi bertujuan sebagai pedoman standar
dalam melakukan langkah-langkah Pemeriksaan Saksi yang
terukur, jelas, efektif dan efesien sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara yuridis dan prosedur serta terwujudnya pola
tindak yang sama bagi penyidik/penyidik pembantu.

4. Persiapan:
a. Syarat formal:
1) Laporan polisi.
2) Surat perintah penyidikan.
3) Surat panggilan saksi/tersangka.
4) Surat perintah penangkapan terhadap tersangka.
b. Syarat materiil:
1) Laporan kemajuan penanganan perkara.
2) Laporan hasil penyelidikan.
3) Laporan hasil gelar perkara.

5. Persyaratan Penyidik/Penyidik Pembantu:


a. Memiliki integritas sebagai penyidik (mindset, mental dan
perilaku) yang profesional.
b. Menguasai administrasi penyidikan perkara.
c. Menguasai peraturan perundang-undangan yang terkait.
d. Memahami dan menguasai perkembangan penyidikan
perkara yang ditangani.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

6. Kelengkapan dan Peralatan


a. Memiliki data lengkap tentang orang/Tersangka yang
sedang dalam proses penyidikan.
b. Ketersediaan format-format administrasi penyidikan berikut
buku-buku registernya.
c. Ketersediaan alat tulis dan perlengkapan kantor yang
memadai.

7. Urutan Tindakan:
a. Persiapan Pemeriksaan
1) Penyidik dan atau penyidik pembantu menyusun daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada saksi yang
akan dimintai keterangan dalam proses pemeriksaan.
2) Penyidik dan atau penyidik pembantu menyiapkan
dokumen, barang bukti, alat tulis, kertas,
komputer/mesin tik, ruang pemeriksaan atau tempat
yang akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan
dan peralatan lain yang akan digunakan dalam proses
pemeriksaan.
3) Penyidik dan atau penyidik pembantu yang akan
melakukan pemeriksaan wajib siap atau hadir sebelum
waktu pemeriksaan yang telah ditentukan.
4) Pemeriksaan dilaksanakan di kantor kesatuan tempat
Penyidik dan atau Penyidik Pembantu bertugas. Dalam
situasi dan kondisi tertentu, pemeriksaan dapat
dilakukan di luar kantor kesatuan dengan melakukan
koordinasi dengan instansi/tempat dimana
pemeriksaan akan dilakukan mempersiapkan tempat
pemeriksaan atas sepengetahuan dan persetujuan
atasan Penyidik dan atau Penyidik Pembantu.
5) Dalam hal pemeriksaan dilakukan di luar negeri maka
penyidik dan atau penyidik pembantu melakukan
koordinasi dengan Divhubinter Polri, Departemen Luar
Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia
dimana pemeriksaan itu akan dilakukan untuk
mempersiapkan tempat, pengamanan dan kesiapan
orang yang akan diperiksa.
6) Penyidik dan atau penyidik pembantu menyiapkan
tenaga penterjemah yang bersertifikat untuk
kepentingan pemeriksaan orang asing atau terperiksa
yang tidak bisa berbahasa Indonesia.
7) Dalam hal diperlukan, pemeriksa (penyidik/penyidik
pembantu) dapat mengadakan konsultasi/meminta
bantuan ahli antara lain psycholog atau psychiater
tentang kepribadian atau keadaan kejiwaan
tersangka/saksi.

b. Langkah-langkah Pemeriksaan
1) Pemeriksaan dilakukan dengan cara tanya jawab

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menggunakan bahasa Indonesia. Apabila yang


diperiksa tidak dapat berbahasa Indonesia, maka
pertanyaan dan jawaban diterjemahkan oleh petugas
penterjemah yang bersertifikat;
2) Penyidik dan atau penyidik pembantu mengajukan
pertanyaan dengan bahasa Indonesia yang mudah
dimengerti, sopan, dan tidak menyinggung perasaan
orang yang diperiksa, dalam hal ini tidak menyinggung
unsur Suku, Agama, Ras/Antar golongan, dan norma
susila.
3) Sedapat mungkin proses pemeriksaan direkam baik
secara audio maupun visual.
4) Penyidik dan atau penyidik pembantu mencatat
keterangan yang diberikan oleh saksi dalam Berita
Acara Pemeriksaan sesuai format yang memenuhi
syarat-syarat formil dan materil.
5) Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan:
a) Persyaratan Formal.
(1) Pada halaman pertama disebelah sudut kiri
atas disebutkan nama kesatuan dan
wilayah.
(2) Dibawahnya nama kesatuan ditulis
kata-kata PRO JUSTITIA atau UNTUK
KEADILAN.
(3) Pada tengah-tengah bagian atas halaman
pertama ditulis kata-kata BERITA ACARA
PEMERIKSAAN/ BERITA ACARA
KONFRONTASI dan dibawahnya antara
tanda kurung dituliskan SAKSI.
(4) Pada pendahuluan Berita Acara
pemeriksaan dicantumkan:
(a) hari, tanggal, bulan, tahun dan waktu
pembuatan.
(b) identitas penyidik/penyidik pembantu
yang memeriksa serta Skep penyidik.
(c) identitas yang diperiksa terdiri dari
Nama (nama lengkap), termasuk
nama kecil, alias (nama panggilan),
tempat dan tanggal lahir (umur)
agama, kewarganegaraan, tempat
tinggal atau kediaman dan pekerjaan
dari saksi, berdasarkan keterangannya
dan dicocokkan dengan identitas diri
dalam Kartu Penduduk/ Passport/Kartu
Pengenal lainnya (SIM, dll), Nomor
Telephon yang bisa dihubungi.
(d) diperiksa selaku saksi.
(e) alasan pemeriksaan yang berisi
nomor dan tanggal laporan polisi serta

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

uraian singkat perkara dan pasal


undang-undang yang dilanggar.
(5) Pada awal pertanyaan dipertanyakan
tentang:
(a) kondisi kesehatan yang diperiksa;
(b) bersedia atau tidak memberikan
keterangan.
(c) untuk pemeriksaan terhadap tersangka
ditanyakan pendampingan dengan
penasehat hukum.
(d) biodata (riwayat hidup) orang yang
diperiksa;
(6) Pada akhir pertanyaan sebelum
pemeriksaan ditutup dipertanyakan tentang:
(a) kebenaran tentang keterangan yang
sudah diberikan dan tentang kondisi
yang dialami pada proses
pemeriksaan.
(b) tentang keterangan lain yang akan
ditambahkan.
(7) Setiap halaman, kecuali halaman terakhir,
yang diperiksa dan pihak-pihak yang
mendampingi harus diberi paraf pada pojok
kanan bawah Berita Acara Pemeriksaan.
(8) Pada akhir Berita Acara Pemeriksaan
terdapat kolom tanda tangan yang diperiksa
dan pihak-pihak lain yang terlibat, kemudian
Berita Acara Pemeriksaan ditutup dan
ditandatangani oleh Penyidik.
(9) Dalam hal pemeriksaan belum dapat
diselesaikan, maka pemeriksaan maupun
pembuatan Berita Acara Pemeriksaan dapat
dihentikan sementara dengan menutup dan
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan
tersebut oleh yang diperiksa dan penyidik
serta semua pihak yang terlibat.
(10) Untuk melanjutkan Berita Acara
Pemeriksaan yang belum dapat
diselesaikan, maka pembuatan Berita Acara
Pemeriksaan (Lanjutan) dilaksanakan
sebagai berikut:
(a) ditulis nama kesatuan dan memakai
kata-kata PRO JUSTITIA atau UNTUK
KEADILAN.
(b) judul berita Acara Pemeriksaan adalah:
Berita Acara Pemeriksaan
Lanjutan saksi.
(c) nomor pertanyaan melanjutkan nomor
pertanyaan Berita Acara Pemeriksaan

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sebelumnya.
(d) pengantar pembuatan Berita
Acara Pemeriksaan lanjutan dibuat
sebagaimana Berita Acara sebelumnya.
(11) Bila yang diperiksa tidak dapat membaca dan
menulis (buta huruf), maka kolom tanda tangan
dibubuhkan cap jempol/tiga jari kanan (telunjuk,
jari tengah, jari manis) kiri/kanan sesuai dengan
keadaan yang paling memungkinkan dari pada
yang diperiksa tersebut.
(12) Apabila yang diperiksa mengalami tuna
rungu dan tuna wicara maka penyidik wajib
mencari ahli bahasa isyarat untuk
mendampingi pemeriksaan sebagai
penerjemah.
(13) Bagi yang diperiksa dikarenakan cacat
tubuh tidak memiliki kedua belah tangan,
maka pemeriksa membubuhkan keterangan
tentang keadaan terperiksa dan diketahui
oleh saksi lain.
(14) Bilamana saksi tidak mau menanda tangani
Berita Acara Pemeriksaan, dibuatkan Berita
Acara penolakan dengan menuliskan
alasan- alasannya.
(15) Apabila saksi didampingi juru bahasa/ahli
bahasa isyarat maka agar disebutkan dalam
uraian setelah kata-kata ”setelah Berita
Acara Pemeriksaan ini selesai dibuat,
maka ..... dst” Selanjutnya juru
bahasa/ahli isyarat turut menanda tangani
Berita Acara Pemeriksaan dimaksud,
disamping tanda tangan yang diperiksa.
(16) Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan di
Luar Negeri maka pada saat pemeriksaan
harus didampingi dari perwakilan negara
Republik Indonesia (Kedutaan Besar atau
Konsulat Jenderal atau Konsuler) dan hasil
Berita Acara Pemeriksaan dilegalisir oleh
Perwakilan Negara Republik Indonesia di
negara tersebut.
(17) Pada setiap awal dan akhir kalimat, apabila
masih ada ruang kosong diisi dengan garis
putus-putus.
(18) Bilamana ada tulisan-tulisan yang salah
dan perlu diperbaiki supaya yang salah
tersebut dicoret dan diparaf pada ujung atau
kiri dan kanan, perbaikannya ditulis pada
marge dan diparaf pada ujung kiri dan
kanan dengan didahului kata-kata ”SAH

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

DIGANTI”.
(19) Kata-kata harus ditulis dengan lengkap,
jangan menggunakan singkatan, kecuali
singkatan kata-kata yang resmi dan sudah
umum digunakan.
(20) Penulisan angka yang menyebutkan
jumlah, harus di ulangi dengan huruf dalam
kurung.
b) Persyaratan Materiil.
Persyaratan materil yang harus dipenuhi dalam
suatu berita acara pemeriksaan terdiri atas
keseluruhan isi/materi Berita Acara Pemeriksaan
agar memenuhi jawaban atas pertanyaan
7 (tujuh) KAH yaitu:
(1) Siapakah.
Pengertian agar dapat menjawab tentang
siapa saja orang atau pihak atau subjek yang
terkait dengan dugaan tindak pidana yang
terjadi.
(2) Apakah.
Pengertian agar dapat menjawab tentang
peristiwa yang terjadi, akibat perbuatan,
penyebab dan latar belakang dan objek lain
terkait dugaan tindak pidana yang terjadi.
(3) Dimanakah.
Pengertian agar dapat menjawab tempat
atau lokasi terkait tindak pidana yang terjadi,
misalnya tempat terjadinya peristiwa, tempat
ditemukannya korban dan atau barang bukti,
tempat keberadaan saksi dan atau
tersangka, dan lain-lain.
(4) Dengan apakah.
Pengertian agar dapat menjawab tentang
alat yang dipergunakan terkait dugaan tindak
pidana yang terjadi.
(5) Mengapakah.
Pengertian agar dapat menjawab latar
belakang kejadian, alasan dan penyebab
terjadinya tindak pidana.
(6) Bagaimanakah
Pengertian agar dapat menjawab tentang
cara perbuatan itu dilakukan terkait tindak
pidana yang terjadi.
(7) Bilamanakah
Pengertian agar dapat menjawab tentang
waktu terkait terjadinya tindak pidana.
6) Bentuk Berita Acara Pemeriksaan.
Bentuk Berita Acara Pemeriksaan berisikan
gambaran/kontruksi suatu tindak pidana, dapat

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

digolongkan menjadi tiga macam, yaitu bentuk


cerita/pertanyaan kronologis, Tanya jawab dan
gabungan antara bentuk cerita dengan tanya jawab.
a) Bentuk cerita pertanyaan.
Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan adalah serangkaian
jawaban atas pertanyaan lisan yang
diajukan oleh pemeriksa kepada yang
diperiksa disusun dalam kalimat sehingga
merupakan rangkaian kejadian yang
memenuhi jawaban-jawaban atas
pertanyaan 7 KAH serta memenuhi unsur-
unsur tindak pidana.
b) Bentuk tanya jawab.
Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk
tanya jawab disusun dalam bentuk tanya
jawab antara penyidik dengan yang diperiksa
sehingga memberikan gambaran
kejadiannya secara jelas dan memenuhi
jawaban-jawaban atas pertanyaan 7 KAH
serta unsur-unsur tindak pidananya.
c) Bentuk Gabungan cerita dan tanya jawab.
Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk
gabungan cerita dan tanya jawab pada
hakekatnya disusun dalam bentuk tanya
jawab dan dalam hal tertentu diselingi
dengan bentuk cerita/pertanyaan.

8. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.


a. Sebelum memulai pemeriksaan, Penyidik dan atau
Penyidik Pembantu memeriksa dan mencocokkan identitas
saksi yang akan diperiksa, dan meminta saksi yang akan
diperiksa untuk menuliskan biodata.
b. Penyidik dan atau Penyidik Pembantu memperkenalkan
diri kepada saksi dan menjelaskan tentang perkara yang
ditangani, maksud pemeriksaan, keterkaitan dan kapasitas
saksi dalam perkara yang ditangani, serta hak dan
kewajiban saksi dalam proses pemeriksaan.
c. Pemeriksaan saksi dilaksanakan dalam suasana yang
tenang dan nyaman sehingga saksi dapat memberikan
keterangan dengan baik, benar, nyaman dan tidak tertekan.
d. Pemeriksaan yang dilakukan diluar kantor penyidik
dengan pertimbangan:
1) Kondisi yang diperiksa sakit/tidak dapat hadir ke kantor
penyidik.
2) Faktor keamanan orang yang diperiksa.
3) Kondisi ekonomi orang yang diperiksa.
e. Berita Acara Pemeriksaan Saksi dicetak rangkap 4 (empat),
dengan perincian masing-masing 2 (dua) rangkap untuk

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

berkas perkara, 2 (dua) rangkap untuk penyidik.


f. Apabila diperlukan, misalnya ada cukup alasan untuk diduga
bahwa saksi tidak akan dapat hadir dalam pemeriksaan di
pengadilan, maka sebelum melakukan pemeriksaan,
Penyidik dan atau Penyidik Pembantu melakukan
pengambilan sumpah/Janji terhadap saksi dan dibuatkan
Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji dengan disaksikan
rohaniawan.
g. Sebelum memberikan keterangan, penyidik dan atau penyidik
pembantu melakukan pengambilan sumpah/janji terhadap
ahli dan dibuatkan Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji.

9. Teknik dan Taktik Pemeriksaan


a. Persiapan pemeriksaan.
1) Mempunyai kewenangan melakukan pemeriksaan dan
membuat Berita Acara Pemeriksaan, sebagai penyidik.
2) Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Hukum
Pidana, Hukum Acara Pidana dan Peraturan Peraturan
perundang-undangan/Hukum-hukum lainnya.
3) Mempunyai pengetahuan yang cukup dan mahir
melaksanakan fungsi tehnis profesinal khas Kepolisian
dibidang reserse kehususnya kemahiran tentang taknik
dan taktik pemeriksaan.
4) Mempunyai pengetahuan dan menguasai kasus tindak
pidananya dengan baik, berdasarkan Laporan Polisi,
Laporan hasil penyelidikan, Berita Acara Pemeriksaan
di Tempat Kejadian Perkara, informasi dan data lainnya.
5) Memiliki kepribadian:
a) Percaya pada diri sendiri.
(1) Mempunyai kemampuan menghadapi orang
lain.
(2) Tidak lekas terpengaruh atau mempunyai
perasaan syak-wasangka.
(3) Sabar, dapat mengendalikan emosi dan
mengekang diri.
(4) Kemampuan menilai dengan tepat dan
bertindak cepat dan obyektif, khususnya
dalam menilai sikap dan gerakan tersangka
waktu menjawab;
(5) Tekun, ulet dan mamu mengembangkan
inisiatif.
(6) Mampu mempersiapkan rencana
pemeriksaan dengan baik sehingga dapat
tepat guna dan berhasil guna (efektif dan
efisien).
b) Yang Diperiksa.
(1) Saksi, dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani.
(2) Saksi bebas dari rasa takut.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(3) Saksi dipanggil dengan panggilan yang sah,


kecuali bila tersangka ditangkap/tertangkap
tangan.
c) Tempat Pemeriksaan.
(1) Ditentukan/ditetapkan secara khusus sebagai
tempat untuk melakukan pemeriksaan baik
dikantor penyidik/penyidik pembantu atau
tempat- tempat lain yang layak sesuai
dengan ketentuan undang-undang yang
berlaku (misalnya dirumah/kediaman yang
diperiksa, dirumah sakit).
(2) Dalam hal tersangka atau saksi/saksi ahli
telah dua kali dipanggil secara berturut-turut
dengan surat panggilan yang sah, tetapi tidak
wajar, maka pemeriksaan dapat dilakukan
dirumah/ kediamannya atau tempat lain
dimana yang akan diperiksa berada.
(3) Tempat pemeriksaan harus sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kesan
menakutkan/ menyeramkan dan dalam
suasana tenang.
(4) Tempat pemeriksaan harus terang dan
bersih, serta tidak ada hal-hal yang dapat
mengalihkan perhatian yang diperiksa.
(5) Tempat pemeriksaan harus terjamin
keamanannya.
(6) Tersedia tempat bagi penasehat hukum.
(7) Bila memungkinkan dibuat ruang khusus
pemeriksaan tersangka/saksi dengan segala
prasarana dan sarana yang diperlukan.
d) Saat Mulai Pemeriksaan.
(1) Pemeriksaan agar diusahakan sesegera
mungkin/tepat waktu sesuai waktu panggilan.
(2) Setelah penangkapan dilaksanakan terhadap
tersangka agar segera diadakan
pemeriksaan.
(3) Dalam waktu satu hari (1 x 24 jam) setelah
perintah penahanan dilaksanakan, tersangka
harus mulai diperiksa (Pasal 122 KUHAP).
(4) Menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat menimbulkan situasi perdebatan yang
tidak perlu maupun pembicaraan yang
emosional.
(5) Hindari agar pemeriksaan jangan sampai
dipengaruhi tersangka atau saksi/ahli.
(6) Hindarkan pertanyaan-pertanyaan kepada
saksi yang menunjuk pada tindak pidana
yang terjadi.
(7) Agar memperhatikan norma-norma

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

kesopanan dan kesusilaan, terutama apabila


tersangka atau saksi seorang wanita;
(8) Dalam hal saksi agak sulit/kurang lancar
dalam mengemukakan keterangan, agar
dibantu atau dibimbing sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang
seseorang, keadaan dan jalannya tindak
pidana secara lengkap, sistimatis dan
berurutan.
(9) Dalam hal saksi memberikan keterangan
tidak benar, jangan dicela, melainkan supaya
diingatkan agar memberikan keterangan
yang benar.
(10) Pemeriksaan saksi pada prinsipnya tidak
boleh dihadiri oleh orang yang tidak
berkepentingan dengan pemeriksaan.
(11) Hendaknya dibangkitkan rasa simpati dan
dicegah jangan sampai menimbulkan sikap
yang betentangan.
(12) Pertanyaan-pertanyaan harus singkat, padat
dan jelas, sehingga mudah dimengerti oleh
saksi.
(13) Untuk memperoleh keterangan yang lebih
meyakinkan, pemeriksa agar mengulang
pertanyaan yang sama kepada tersangka,
saksi dan ahli;
(14) Tidak memberikan kesempatan kepada saksi
untuk membuat keterangan yang bersifat
khayalan atau keterangan yang tidak benar.
(15) Agar bersikap sabar, tekun dan ulet dalam
menghadapi saksi yang berbelit-belit.
(16) Kepada saksi supaya disuruh
mengenali/diperlihatkan kembali barang bukti
yang didapatkan dan keterangannya supaya
dimuat dalam berita acara pemeriksaan atas
dirinya.
(17) keterangan saksi wajib ditulis secara teliti
dan lengkap dalam berita acara pemeriksaan
sehingga memenuhi/menjelaskan unsur-
unsur tindak pidana.
b. Sarana Pemeriksaan.
1) Meja dan kursi sesuai kebutuhan.
2) Mesin tulis/komputer.
3) Alat-alat tulis.
4) Tape recorder dan alat - alat elektronika sebagai
penolong pemeriksaan (bila diperlukan).
5) Kelengkapan Administrasi penyidikan.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

10. Administrasi Berita Acara Pemeriksaan.


a. Persyaratan Formal.
1) Pada halaman pertama disebelah sudut kiri atas
disebutkan nama kesatuan dan wilayah.
2) Dibawahnya nama kesatuan ditulis kata-kata ”PRO
JUSTITIA”.
3) Pada tengah-tengah bagian atas halaman pertama
ditulis kata-kata “BERITA ACARA PEMERIKSAAN” dan
dibawahnya antara tanda kurung dituliskan “SAKSI”
isinya dimulai dibawahnya.
4) Disebelah kiri dari setiap lembaran Berita Acara
Pemeriksaan dikosongkan selebar 1/4 halaman yang
disebut marge yang maksudnya disediakan untuk
perbaikan apabila terjadi kekeliruan dalam penulisan
materinya.
5) Pada pendahuluan Berita Acara Pemeriksaan,
dicantumkan:
a) Hari, tanggal, bulan tahun dan pukul pembuatan
(huruf pertama diawali 7 ketikan).
b) Nama, Pangkat, Nrp, Jabatan dan kesatuan dari
pada penyidik serta Surat keputusab Penyidik.
c) Nama (Nama lengkap, termasuk nama kecil, alias
dan nama panggilan) tempat dan tanggal lahir
(umur), agama, kewarganegaraan, tempat tinggal
atau kediaman dan pekerjaan dari
tersangka/saksi/ahli, berdasarkan keterangannya
dan dicocokan dengan identitas diri dalam Kartu
penduduk/Pasport/Kartu pengenal lainnya (SIM,
STNK, dan lain lain).
d) Diperiksa selaku saksi;
e) Alasan dalam pemeriksaan (dalam hubungan
dengan tindak pidana yang terjadi dengan
menyebutkan pasal undang-undang yang
dilanggar serta menyebutkan pasal undang-
undang yang dilanggar serta menyebutkan nomor
dan tanggal laporan polisi.
6) Pada akhir Berita Acara Pemeriksaan terdapat kolom
tanda tangan yang diperiksa dan pihak-pihak lain yang
terlibat, kemudian Berita Acara Pemeriksaan ditutup
dan ditanda tangani oleh Penyidik.
7) Bila yang diperiksa tidak dapat membaca dan menulis
(buta huruf), maka kolom tanda tangan dibubuhkan cap
jempol/tiga jari tangan (telunjuk, jari tengah, jari manis)
kiri/kanan sesuai dengan keadaan yang paling
memungkinkan dari pada yang diperiksa tersebut.
8) Apabila yang diperiksa tidak mengerti atau memahami
bahasa indonesia, maka kepada yang diperiksa dapat
didampingi oleh penterjemah/bahasa isyarat.
9) Bagi yang diperiksa dikarenakan cacat tubuh tidak

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

memiliki kedua belah tangan, maka untuk


mengesahkan BAP supaya dibuatkan B.A. khusus yang
menerangkan keadaan yang diperiksa dan diketahui
oleh saksi lain.
10) Setiap halaman, kecuali halaman terakhir yang memuat
tanda tangan yang diperiksa, harus diberi paraf yang
diperiksa dipojok kanan bawah.
11) Dalam hal pemeriksaan belum dapat diselesaikan,
maka pemeriksaan maupun pembuatan Berita Acara
Pemeriksaan dapat dihentikan sementara dengan
menutup dan menandatangani BAP tersebut oleh yang
diperiksa dan penyidik serta semua pihak yang terlibat.
12) Untuk melanjutkan Berita Acara Pemeriksaan yang
belum dapat diselesaikan, maka pembuatan Berita
Acara Pemeriksaan (lanjutan) dilaksanakan:
a) Halaman berikut.
b) Memakai nama kesatuan dan memakai kata-kata
PRO JUSTITIA.
c) Judul Berita Acara Pemeriksaan adalah: Berita
Acara Pemeriksaan lanjutan Saksi.
d) Nomor pertanyaan melanjutkan nomor pertanyaan
Berita Acara Pemeriksaan terdahulu.
e) Pengantar pembuatan Berita Acara Pemeriksaan
lanjutan dibuat sebagaimana Berita Acara
sebelumnya.
13) Bilamana saksi tidak mau manandatangani Berita Acara
Pemeriksaan, dibuatkan Berita Acara penolakan
dengan menuliskan alasan-alasannya.
14) Apabila saksi didampingi juru bahasa isyarat, maka
agar disebutkan dalam uraian setelah kata-kata
”Setelah Berita Acara Pemeriksaan ini selesai dibuat,
maka ........dan seterusnya”.
Selanjutnya juru bahasa/ahli bahasa isyarat turut
menandatangani Berita Acara Pemeriksaan dimaksud,
disamping tangan yang diperiksa.
15) Harus diketik diatas kertas folio warna putih, dengan
jarak antar baris kalimat sebesar 1 1/2 (satu setengah)
spasi.
16) Diantara baris awal tidak boleh dituliskan apapun, pada
setiap awal kalimat dimulai 7 (tujuh) ketikan;
17) Pada setiap awal dan akhir kalimat, apabila masih ada
ruang kosong diisi dengan garis putus-putus.
18) Bilamana ada tulisan-tulisan yang salah, jangan sekali-
kali menghapus dengan alat-alat apapun dan menindih
dengan huruf atau kata-kata lain.
19) Bilamana ada tulisan-tulisan yang salah dan perlu
diperbaiki supaya yang salah tersebut dicoret dan
diparaf pada ujung atau kiri dan kanan, perbaikannya
ditulis pada marge dan diparaf pada ujung kiri dan

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kanan dengan didahului kata-kata ”SAH DIGANTI”.


20) Kata-kata harus ditulis dengan lengkap, jangan
menggunakan singkatan, kecuali singkatan kata-kata
yang resmi.
21) Penulisan angka yang menyebutkan jumlah harus
diulangi dengan huruf dalam kurung.
22) Nama orang harus ditulis dengan huruf besar (huruf
balok) dan digaris bawahnya.

b. Persyaratan Materiil.
Keseluruhan isi/materi Berita Acara Pemeriksaan agar
memenuhi jawaban atas pertanyaan 7 (tujuh) KAH yaitu:
1) Siapakah
”Siapakah” mengandung pengertian agar dapat
menjawab tentang orang-orang yang diperlukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan antara lain sebagai
berikut:
a) Siapa yang melaporkan/ mengadukan.
b) Siapa yang pertama-tama mengetahui.
c) Siapa korban/yang dirugikan.
d) Siapa pelakunya/tersangkanya.
e) Siapa saksi-saksinya.
f) Siapa yang terlibat lainnya.
2) Apakah
”Apakah” mengandung pengertian agar dapat
menjawab tentang peristiwa alat, penyebab dan latar
belakangnya dengan mengajukan pertanyaan antara
lain:
a) Apa yang telah terjadi (peristiwanya).
b) Apa yang dilakukan tersangka dan saksi-saksi.
c) Apa alat yang digunakan.
d) Apa akibat yang ditimbulkan.
e) Apa kerugian yang dialami.
f) Apa penyebab timbulnya kejadian.
g) Apa sebab saksi melakukan.
3) Dimanakah
”Dimanakan” mengandung pengertian agar dapat
menjawab tempat-tempat tertentu dengan pertanyaan-
pertanyaan antara lain sebagai berikut:
a) Dimana peristiwa terjadi.
b) Dimanakah korban berada sebelum kejadian,
pada saat kejadian dan saat ditemukan.
c) Dimanakah benda-benda/barang-barang bukti itu
ditemukan, dan dimana sebelum ditemukan.
d) Dimana saksi-saksi ketika tindak pidana terjadi.
e) Dimanakah tersangka berada pada waktu tindak
pidana terjadi.
4) Dengan apakah
”Dengan apakah” mengandung pengertian agar dapat

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

menjawab tentang alat yang dipergunakan dengan


mengajukan pertanyaan, antara lain sebagai berikut:
a) Dengan apakah tersangka melakukan
perbuatannya.
b) Dengan apakah tersangka membawa
korban/barang.
c) Dengan apakah saksi dapat melakukan.
5) Mengapakah
”Mengapakah” mengandung pengertian agar dapat
menjawab latar belakang pertanyaan-pertanyaan,
antara lain sebagai berikut:
a) Mengapakah perbuatan itu dilakukan.
b) Mengapa menggunakan alat/cara-cara itu.
6) Bagaimanakah
“Bagaimanakah” mengandung pengertian agar dapat
menjawab tentang cara perbuatan itu dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
a) Bagaimanakah cara melakukan perbuatan itu.
b) Bagaimana cara mendapatkan sesuatu (saksi).
7) Bilamanakah
”Bilamanakah” mengandung pengertian agar dapat
menjawab tentang waktu dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, antara lain sebagai berikut:
a) Bilamana perbuatan/tindak pidana
dilakukan/terjadi.
b) Bilamana kejadian tersebut dilaporkan.
c) Bilamana korban ditemukan.
d) Bilamana korban meninggal dunia dan lain-lain.

c. Bentuk Berita Acara Pemeriksaan Saksi pada dasarnya


bentuk Berita Acara Pemeriksaan saksi berisikan
gambaran/kontruksi suatu tindak pidana, dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu berbentuk cerita/pernyataan
kronologis, tanya jawab dan gabungan antara bentuk cerita
dengan tanya jawab.
1) Bentuk cerita/pertanyaan.
Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk
cerita/pertanyaan adalah serangkaian jawaban atas
pertanyaan lisan yang diajukan oleh pemeriksa kepada
yang diperiksa disusun dalam kalimat sehingga
merupakan suatu cerita dalam Berita Acara
Pemeriksaan yang memenuhi jawaban-jawaban atas
pertanyaan 7 KAH serta memenuhi unsur-unsur tindak
pidananya yang biasanya digunakan dalam perkara-
perkara/tindak pidana ringan;
2) Bentuk tanya jawab.
Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk tanya jawab
disusun dalam bentuk tanya jawab antara penyidik
dengan yang diperiksa sehingga memberikan

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

gambaran kejadiannya secara jelas dan memenuhi


jawaban-jawaban atas pertanyaan 7 KAH serta unsur-
unsur tindak pidananya;
3) Bentuk gabungan cerita dan tanya jawab.
Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk gabungan
cerita dan tanya jawab pada hakekatnya disusun dalam
bentuk tanya jawab dan dalam hal tertentu diselingi
dengan bentuk cerita/pertanyaan.

11. Pemeriksaan Saksi


1) Persiapan.
1) Penunjukan petugas pemeriksa:
a) Penunjukan pejabat penyidik/penyidik
pembantu yang akan melakukan pemeriksaan
sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat
pendidikan/ kecerdasan dan kepangkatan orang
yang akan diperiksa, agar pemeriksa tidak
mudah disesatkan oleh jawaban-jawaban orang
yang diperiksa, atau
b) Dengan membentuk satu team pemeriksa
sesuai dengan kwalitas tindak pidana yang
diperiksa (pembuktian sulit) dan atau kwalitas
orang (saksi) yang akan diperiksa (orang
terkenal/berpengaruh);
c) Menunjuk pejabat penyidik/penyidik pembantu
untuk duduk dalam team pemeriksa guna
melakukan pemeriksaan terhadap saksi dalam
perkara tindak pidana koneksitas.
2) Penentuan waktu, tempat dan sarana
pemeriksaan.
3) Pemeriksa sudah mempelajari kasus tindak pidana
yang terjadi, berdasarkan antara lain Laporan
Polisi, Berita Acara Pemeriksaan di Tempat
Kejadian Perkara (TKP), laporan hasil
penyelidikan dan keterangan lain yang ada
(riwayat hidup, catatan residivis) agar diperoleh
suatu gambaran tentang tindak pidana yang terjadi
(kasus posisi).
4) Menyusun dan merumuskan daftar pertanyaan
pemeriksaan untuk mendapatkan jawaban atas
pertanyaan 7 KAH, meliputi:
a) Pertanyaan awal, yaitu pertanyaan terutama
yang menyangkut identitas tersangka, saksi
dan ahli atau biodata (riwayat hidup)
tersangka;
b) Pertanyaan pokok, yaitu pertanyaan yang
mengarah kepada jawaban unsur-unsur tindak
pidana yang dipersangkakan;
c) Pertanyaan tambahan, yaitu pertanyaan yang

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

merupakan hasil pengembangan pertanyaan


pokok, pertanyaan yang mengandung hal-hal
yang meringankan atau memberatkan serta
latar belakang dan faktor-faktor yang
mendorong dilakukannya tindak pidana.
5) Menentukan saksi yang akan diperiksa
berdasarkan kadar keterlibatan atau
pengetahuannya tentang tindak pidana yang
terjadi.
6) Penelitian surat panggilan dan pengecekan
identitasnya (antara lain KTPnya) atau surat perintah
penangkapan dan surat perintah penahanan bagi
tersangka yang ditahan.
7) Dalam hal yang diperlukan, pemeriksa (Penyidik/
Penyidik Pembantu) dapat mengadakan
konsultasi/meminta bantuan ahli antara lain
psikolog atau psikiater tentang kepribadian atau
keaadan kejiwaan saksi.
8) Dalam hal saksi belum bisa diambil keterangannya
atas pemberitaan/pemberitahuan saksi tersebut
karena alasan kesehatan, maka pemeriksa
(Penyidik/Penyidik Pembantu) dapat meminta
bantuan ahli (dokter) untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan terhadap tersangka/saksi
yang bersangkutan, sehingga hasil pemeriksaan
kesehatan tersebut dapat digunakan untuk
pertanggungan jawab/alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan selama proses
penyelidikan.
9) Melakukan pendekatan
a) Untuk memudahkan/melancarkan jalannya
pemeriksaan, supaya diadakan pendekatan
kepada yang diperiksa (saksi) menyangkut sifat,
watak dan tingkat kecerdasannya);
b) Bila perlu untuk pendekatan kepada yang
diperiksa dapat meminta bantuan ahli antara
lain psikolog, psikiater, juru bahasa termasuk
juru bahasa isyarat.
10) Penampilan pemeriksa
a) Tampilkan diri sebagai orang yang hendak
berusaha untuk menggali kebenaran dalam
rangka menegakkan hukum agar yang diperiksa
tidak mempunyai kesan, bahwa dari padanya
akan dipaksakannya suatu pengakuan;
b) Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap baik
(corect);
c) Duduk dengan sikap yang baik pada waktu
berhadapan dengan yang diperiksa;
d) Perlakukan orang yang diperiksa secara wajar

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dan pandanglah dia sebagai manusia dengan


sifat-sifat dan harkat kemanusiannya.
11) Penelitian identitas yang diperiksa.
a) Teliti terlebih dahulu identitas orang yang akan
diperiksa agar tidak terjadi kekeliruan;
b) Cara penelitian identitas dapat dilaksanakan
melalui pengecekan tanda pengenal orang yang
akan diperiksa (antara lain melalui: KTP, SIM,
Pasport atau tanda pengenal lainya).
2) Pemeriksaan Saksi.
a) Saksi diperiksa dengan tidak disumpah, kecuali
ada cukup alasan untuk diduga bahwa ia tidak
akan dapat hadir dalam pemeriksaan di
pengadilan maka pemeriksaan terhadap saksi
dilakukan diatas sumpah (Pasal 116 ayat (1)
KUHAP). Dalam hal ini disaksikan/didampingi
rohaniawan.
b) Saksi diperiksa secara tersendiri, tetapi boleh
dipertemukan satu dengan yang lain (konfrontasi)
dan mereka wajib memberikan keterangan yang
sebenarnya (Pasal 116 ayat (2) KUHAP).
c) Saksi yang dipanggl wajib datang pada Penyidik
dan jika ia tidak datang, penyidik memanggil sekali
lagi, dengan perintah kepada petugas untuk
membawa saksi tersebut kepadanya (Pasal 112
ayat (2) KUHAP);
d) Saksi dapat diperiksa dirumah/tempat
kediamannya dalam hal setelah dua kali dipanggil
secara berturut-turut dengan surat panggilan yang
sah tetap tidak datang karena alasan yang patut
dan wajar (Pasal 113 KUHAP);
e) Saksi dalam memberikan keterangan tidak boleh
diperlakukan dengan melakukan tekanan atau
kekerasan dalam bentuk apapun oleh siapapun
(Pasal 117 ayat (1) KUHAP);
f) Saksi dapat menolak memberikan kesaksian
karena ada hubungan keluarga dengan tersangka
sampai derajat ketiga karena berdasarkan
hubungan darah/keluarga atau karena akibat
perkawinan maupun karena situasi tertentu,
mereka itu adalah :
(1) Karena ada hubungan darah/keluarga;
(2) Karena akibat perkawinan;
(3) Orang lain karena sebab tertentu berhak
untuk menolak memberikan kesaksian.
g) Khusus dalam pemeriksaan terhadap saksi, perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
(1) Penyidik/Penyidik Pembantu menanyakan
kepada saksi apakah ada hubungan keluarga

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

atau hubungan kerja dengan tersangka;


(2) Saksi diperiksa dengan tidak diambil
sumpah, kecuali ada cukup alasan untuk
diduga bahwa ia tidak akan dapat hadir
dalam pemeriksaan di pengadilan, maka
pemeriksaan terhadap saksi dilakukan diatas
sumpah/janji;
(3) Saksi diperiksa secara sendiri-sendiri, tetapi
boleh dipertemukan satu dengan yang lain
(konfrontasi/rekontruksi) agar mereka
memberikan keterangan yang sebenarnya.
.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Contoh Lampiran Berita Acara Pemeriksaan

KOP KESATUAN

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan,
kejelasan dan keidentifikasian tersangka, saksi ahli dan atau
barang bukti maupun tentang unsur-unsur tindak pidana yang
telah terjadi, sehingga kedudukan atau peranan seseorang
maupun barang bukti didalam tindak pidana tersebut menjadi jelas
dan dituangkan didalam berita acara pemeriksaan.

2. Pemeriksa adalah pejabat yang mempunyai kewenangan untuk


melakukan pemeriksaan baik sebagai penyidik maupun penyidik
pembantu.

3. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna


kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang satu
perkara pidana yang didengar dilihat dan dialami sendiri.

4. Pemeriksaan yang diatur dalam KUHAP, meliputi:


a. Pasal-pasal yang terkait dengan pemeriksaan antara lain:
pasal 50, pasal 72, pasal 79, pasal 112, pasal 113, pasal
114, pasal 115, pasal 116, pasal 117, pasal 118, pasal 119,
pasal 120, pasal 121, dan pasal 122.
b. Jenis-jenis Berita Acara Pemeriksaan termaktub dalam
pasal 75.

5. Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan, meliputi


tujuan, persiapan, persyaratan, kelengkapan, dan peralatan,
urutan tindakan, langkah-langkah pemeriksaan, dan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pemeriksaan.

6. Persyaratan Penyidik/Penyidik Pembantu, berdasarkan


Perkabareskrim Nomor 3 Tahun 2014:
a. Memiliki integritas sebagai penyidik (mindset, mental dan
perilaku) yang profesional.
b. Menguasai administrasi penyidikan perkara.
c. Menguasai peraturan perundang-undangan yang terkait.
d. Memahami dan menguasai perkembangan penyidikan
perkara yang ditangani.

7. Teknik dan taktik pemeriksaan, meliputi:


a. Melakukan persiapan pemeriksaan:
1) Memiliki kewenangan, pengetahuan, menguasai kasus
dalam pembuatan berita acara pemeriksaan.
2) Memiliki kepribadian percaya pada diri sendiri, yang
diperiksa, tempat pemeriksaan, dan saat mulai diperiksa
serta sarana pemeriksaan.
b. Pembuatan berita acara pemeriksaan sesuai dengan
persyaratan formal dan materiil.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI AKADEMI KEPOLISIAN

Latihan
1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
pemeriksaan!
2. Jelaskan aturan hukum yang terkait dengan pemeriksaan!
3. Jelaskan tujuan pemeriksaan!
4. Jelaskan persiapan pemeriksaan!
5. Jelaskan syarat-syarat pemeriksaan!
6. Jelaskan kelengkapan dan peralatan pemeriksaan!
7. Jelaskan urutan tindakan pemerisaan!
8. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pemeriksaan!

PENUGASAN (PRODUK)
1. Taruna membuat Laporan Polisi
2. Taruna membuat Springas
3. Taruna membuat Surat Panggilan Saksi
4. Taruna membuat BAP Saksi

TAGIHAN TUGAS
Taruna membuat Video Pemeriksaan Saksi dengan durasi maksimal
10 menit.

PEMERIKSAAN SAKSI
FT. RESKRIM AKADEMI KEPOLISIAN

Anda mungkin juga menyukai