PENYIDIKAN
MODUL
62 JP (2.790 menit)
Pendahuluan
Standar Kompetensi
Terampil melaksanakan administrasi, upaya paksa, pemeriksaan,
pemberkasan dan penyelesaian perkara, gelar perkara serta sistem
aplikasi elektronik manajemen penyidikan (E-MP).
PENYIDIKAN1
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Pengantar
Kompetensi Dasar
Memahami konsep administrasi penyidikan.
Indikator Hasil Belajar:
1. Menjelaskan pengertian administrasi penyidikan.
2. Menjelaskan dasar hukum pembuatan administrasi penyidikan.
3. Menjelaskan azas penyelenggaraan administrasi penyidikan.
4. Menjelaskan jenis-jenis administrasi penyidikan.
5. Menjelaskan penggolongan administrasi penyidikan.
6. Menjelaskan pejabat/pihak yang berwenang menandatangani
administrasi penyidikan.
7. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pembuktian di sidang pengadilan.
2 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Konsep administrasi penyidikan.
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian administrasi penyidikan.
2. Dasar hukum pembuatan administrasi penyidikan.
3. Azas penyelenggaraan administrasi penyidikan.
4. Jenis-jenis administrasi penyidikan.
5. Penggolongan administrasi penyidikan.
6. Pejabat/pihak yang berwenang menandatangani administrasi
penyidikan.
7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pembuktian di sidang pengadilan.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang
pengertian, dasar hukum, azas, jenis dan penggolongan
administrasi penyidikan, pejabat/pihak yang berwenang
menandatangani serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan pembuktian di sidang pengadilan.
PENYIDIKAN3
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
h. Jaringan Internet.
i. Alat tulis.
j. Kertas flipchart.
k. Alat tulis.
l. Blangko surat.
2. Sumber Belajar:
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1994 tentang KUHP.
c. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2019 Pencabutan Peraturan Kepala Kepolisian
negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang
manajemen penyidikan tindak pidana.
d. PeraturanKepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana.
e. Peraturan Kabareskrim Polri No. 1, 2, 3 dan 4 Tahun 2014
tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan penyidikan.
Kegiatan Pembelajaran
4 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
disampaikan pendidik.
3. Tahap Akhir: 20 menit
a. Pendidik melakukan penguatan terhadap materi yang telah
diberikan.
b. Pendidik memberikan pertanyaan kepada peserta didik
mengenai materi yang telah diberikan, keterkaitan mata
pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
c. Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari materi
pelajaran dan menyimpulkan materi.
d. Pendidik melaksanakan evaluasi dan menutup
pembelajaran.
Tagihan/Tugas
--------------------------------------------------------------------------------------------
Lembar Kegiatan
--------------------------------------------------------------------------------------------
PENYIDIKAN5
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN 1
KONSEP ADMINISTRASI PENYIDIKAN
6 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN7
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
8 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN9
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
10 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
11
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
1) Dasar hukum
a) Pasal 7 ayat (1) huruf d KUHAP;
b) Pasal 8 ayat (1) KUHAP;
c) Pasal 16 ayat (1) huruf f Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara RI.
2) Pertimbangan
Untuk menghindari adanya pelaksanaan
penangkapan yang sewenang-wenang atau pihak-
pihak yang tidak berwenang, maka dalam
pelaksanaan penangkapan selain surat perintah
penangkapan yang dibawakan pada petugas untuk
diberikan kepada tersangka dan keluarganya, juga
kepada petugas harus dilengkapi dengan surat
tugas yang harus diperlihatkan kepada yang akan di
tangkap.
m. Surat perintah penangkapan
1) Dasar hukum
a) Pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1 KUHAP.
b) Pasal 7 ayat (1) huruf d dan Pasal 11 KUHAP.
c) Pasal 16 ayat (1) KUHAP.
d) Pasal 16 ayat (2) KUHAP.
e) Pasal 17, Pasal 18 ayat (1) KUHAP.
f) Pasal 19 ayat (2) KUHAP.
g) Pasal 16 ayat (1) huruf a Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
2) Pertimbangan
Untuk memberikan kepastian hukum tentang status
seseorang didalam pelaksanaan penyidikan tindak
pidana, penangkapan dilakukan dalam rangka:
a) untuk kepentingan penyidikan, khususnya
segera dilakukan pemeriksaan yang
didasarkan bukti permulaan yang cukup,
untuk segera diketahui tentang tindak pidana
yang terjadi, keberadaan barang bukti
keterlibatan yang bersangkutan dalam tindak
pidana tersebut dan adanya kemungkinan
adanya tersangka lain keberadaan maupun
statusnya;
12 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
13
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
14 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
15
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
16 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2) Pertimbangan
a) bahwa setelah dilakukan pemeriksaan
ternyata locus delictie perkara tersebut berada
ditempat lain, dan/atau karena sesuatu hal
tersangka dipindahkan tempat penahanannya,
sedangkan tersangka telah beberapa saat
ditahan disuatu kesatuan;
b) kepastian tempat penahanan tersangka,
sebagaimana dikehendaki pada Pasal 21 ayat
(2) KUHAP yang mempersyaratkan bahwa
Surat Perintah Penahanan mencantumkan
tempat ia ditahan.
x. Surat perintah pengalihan jenis penahanan
1) Dasar hukum
a) Pasal 7 ayat (1) huruf d dan j KUHAP.
b) Pasal 23 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP.
c) Pasal 16 ayat (1) huruf 1 Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
2) Pertimbangan
a) tingkat penyelesaian perkara sudah tidak
terlalu memerlukan kehadiran tersangka setiap
saat;
b) tersangka dinilai tidak akan mempersulit
pemeriksaan lebih lanjut;
c) situasi dan kondisi tersangka sedemikian rupa
sehingga perlu dialihkan jenis penahanannya;
d) tindak pidana yang dilanggar tidak terlalu
berat;
e) situasi masyarakat setempat mendukung,
sehingga tidak akan membahayakan terhadap
tersangka.
PENYIDIKAN
17
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
18 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2) Pertimbangan
Guna menjamin hak asasi seseorang atas rumah
kediamannya sedangkan dalam pelaksanaan
penyidikan untuk melakukan pemeriksaan, menyita
barang bukti dan atau menangkap pelaku tindak
pidana, penyidik memerlukan tindakan
penggeledahan rumah dimaksud.
bb. Surat perintah penggeledahan rumah
1) Dasar hukum
a) Pasal 7 ayat (1) huruf d KUHAP;
b) Pasal 32 KUHAP;
c) Pasal 33 ayat (2) KUHAP;
d) Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP.;
e) Pasal 16 ayat (1) huruf a Undang-undang
nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
2) Pertimbangan
Jika yang melakukan penggeledahan rumah itu
bukan penyidik sendiri, maka petugas Polri dapat
memasuki rumah seseorang untuk melakukan
penggeledahan (memeriksa, mengambil/menyita
barang bukti dan atau menangkap tersangka)
namun dalam pelaksanaannya harus dapat
menunjukan selain Surat Ijin Ketua Pengadilan
Negeri juga Surat Perintah penggeledahan dari
penyidik.
cc. Laporan untuk mendapatkan persetujuan atas
penggeledahan.
1) Dasar hukum
a) Pasal 7 ayat (1) huruf d dan Pasal 32 KUHAP;
b) Pasal 34 ayat (2) KUHAP.
2) Pertimbangan
Untuk mendapatkan persetujuan penggeledahan dari
ketua pengadilan, sebagai legalitas pelaksanaan
penggeledahan yang telah dilakukan oleh penyidik
dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak
sehingga pada saat itu tidak mungkin untuk
mendapatkan surat ijin terlebih dahulu dari ketua
pengadilan negeri setempat.
dd. Berita acara penggeledahan badan/pakaian
1) Dasar hukum
a) Pasal 16, Pasal 17, Pasal 13 dan Pasal 111
ayat (1) KUHAP.
b) Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP
PENYIDIKAN
19
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2) Pertimbangan
a) Untuk mempertanggungjawabkan kegiatan
penggeledahan pakaian dan atau badan yang
telah dilakukan oleh penyidik atau penyelidik
pada saat melakukan penangkapan terhadap
tersangka.
b) Dengan maksud untuk mencari barang bukti
yang diduga keras dengan alasan yang cukup
bahwa tersangka menyimpan dalam pakaian
atau dalam badan tersangka untuk dilakukan
penyitaan.
c) Atau mencari kemungkinan adanya senjata
yang diduga disimpan tersangka didalam
pakaiannya untuk menghindari kemungkinan
adanya serangan dari tersangka kepada
petugas atau orang lain.
20 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
21
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
22 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
23
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Republik Indonesia.
2) Pertimbangan
a) Untuk kepentingan penyidikan tindak pidana
perlu dilakukan tindakan hukum berupa
penyitaan barang bukti yang diduga ada
kaitannya dengan tindak pidana yang terjadi.
b) Kondisi kondisi benda sitaan tersebut
memerlukan perawatan khusus untuk
menghindari kerusakan, perubahan yang
mengakibatkan turunnya nilai ekonomi secara
drastis, atau kematian (apabila yang menjadi
objek penyitaan berupa manusia dan hewan).
c) Dititipkan kepada orang yang paling berhak
atau instansi yang tugasnya ada kaitannya
merawat benda sitaan tersebut, dengan
catatan tidak untuk dipakai/dipergunakan serta
sewaktu-waktu dapat dihadirkan untuk
kepentingan penyidikan, penuntutan atau
pemeriksaan di sidang pengadilan.
nn. Surat perintah pengembalian benda sitaan
1) Dasar hukum
a) Pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, Pasal 7 ayat
(1) huruf d dan Pasal 11 KUHAP.
b) Pasal 46 ayat (1) KUHAP.
2) Pertimbangan
Karena kepentingan penyidikan atau kepentingan
penuntutan sudah tidak memerlukan lagi terhadap
benda sitaan tersebut.
oo. Surat permintaan bantuan penelitian.
1) Dasar hukum
a) Pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, Pasal 7 ayat
(1) huruf d dan Pasal 11 KUHAP.
b) Pasal 45 KUHAP.
c) Pasal 16 ayat (1) huruf i Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
2) Pertimbangan
a) untuk kepentingan pelelangan, guna
menentukan apakah memang benda sitaan
tersebut dalam kategori benda yang lekas
rusak atau lekas menurun kualitas/kuantitas
24 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
25
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
26 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
setempat.
2) Pertimbangan
Untuk melaksanakan lelang perlu petugas yang ahli
dari kantor lelang negara yang mendampingi petugas
polri yang mendapat surat perintah lelang benda
sitaan.
uu. Berita acara penerimaan hasil lelang benda sitaan.
1) Dasar hukum
a) Pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, Pasal 7 ayat
(1) huruf d dan Pasal 11 KUHAP.
b) Pasal 38 KUHAP.
c) Pasal 45 ayat (1), ayat (2), ayat (3) KUHAP.
d) Rísalah lelang dari petugas lelang.
2) Pertimbangan
Hasil pelelangan benda yang bersangkutan yang
berupa uang dipakai sebagai barang bukti pengganti.
vv. Permintaan ijin pemusnahan/perampasan benda sitaan
yang berbahaya dan terlarang/dilarang untuk diedarkan
1) Dasar hukum
a) Pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, Pasal 7 ayat
(1) huruf d dan Pasal 11 KUHAP.
b) Pasal 38 KUHAP.
c) Pasal 45 ayat (4) KUHAP.
2) Pertimbangan
Penyitaan dapat dilakukan hanya atas ijin atau
persetujuan ketua pengadilan negeri berdasarkan
laporan dari penyidik, maka kegiatan perampasan
untuk dipergunakan bagi kepentingan negara atau
untuk dimusnahkan harus pula disetujui oleh
ketua pengadilan negeri setempat.
ww. Surat ketetapan/perintah pemusnahan/perampasan
benda sitaan yang berbahaya dan terlarang/dilarang
untuk diedarkan.
1) Dasar hukum
a) Pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, Pasal 7 ayat
(1) huruf d dan Pasal 11 KUHAP;
b) Pasal 38 KUHAP;
c) Pasal 45 ayat (1), ayat (2), ayat (3) KUHAP;
d) Pasal 18 ayat (1) Undang-undang Nomor
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
e) Ijin lelang dari Ketua Pengadilan Negeri
setempat.
PENYIDIKAN
27
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2) Pertimbangan
Bahwa benda sitaan tersebut termasuk dalam
kategori benda yang bersifat terlarang atau
dilarang diedarkan, sehingga apabila disimpan
sampai putusan pengadilan terhadap perkara yang
bersangkutan memperoleh kekuatan hukum yang
tetap, maka penyimpanannya akan membawa
resiko dan biayanya akan menjadi terlalu tinggi.
xx. Berita acara pemeriksaan saksi/tersangka
1) Dasar hukum
a) Pasal 7 ayat (1) huruf g dan h dan pasal 11
KUHAP;
b) Pasal 50, Pasal 51, Pasal 52, Pasal 53, Pasal
54, Pasal 55, Pasal 56, Pasal 65, Pasal 66,
Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 72
KUHAP;
c) Pasal 45 114 dan Pasal 115 KUHAP;
d) Pasal 75 ayat (1) huruf a, h, ayat (2) dan ayat
(3) KUHAP;
e) Pasal 112 dan Pasal 113 KUHAP;
f) Pasal 116 KUHAP;
g) Pasal 117 KUHAP;
h) Pasal 118 dan Pasal 121 KUHAP;
i) Pasal 119 KUHAP;
j) Pasal 120 KUHAP;
k) Pasal 16 ayat (1) huruf f Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
l) Pasal 16 ayat (1) huruf g Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia
2) Pertimbangan
a) guna mempertanggung jawabkan tindakan
pemeriksaan terhadap saksi atau ahli atau
tersangka yang telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku;
b) sebagai bahan yang akan dipergunakan
dalam pemeriksaan disidang pengadilan serta
mampu memberikan keyakinan kepada pihak-
pihak yang terkait tentang tindak pidana apa
yang sebenarnya terjadi, siapa pelakunya,
siapa saksinya, apa barang buktinya, petunjuk
28 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
29
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
30 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
31
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
c) menyimpan;
d) mendistribusikan surat-menyurat yang ada
hubungannya dengan pelaksanaan penyidikan.
2) Kelengkapan administrasi untuk mempertanggung
jawabkan pelaksaanaan penyidikan sesuai
dengan ketentuan, yang meliputi:
a) Dalam hal penerimaan laporan/pengaduan
yang meliputi pembuatan:
(1) laporan Polisi, yang ditulis berdasarkan
dan sesuai dengan informasi yang
diterima, ditanda tangani oleh pelapor
dan yang menerima laporan;
(2) surat tanda penerimaan
laporan/pengaduan, yang harus diberikan
kepada pelapor atau pengadu.
32 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
33
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
34 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
(vide Pasal
21 ayat (4) huruf a dan huruf b
KUHAP).
Penyidik yang menahan segera
menyerahkan tembusan surat
perintah penahanan kepada
keluarga tersangka pada
kesempatan pertama.
(3) Surat perintah penahanan
lanjutan, yang dibuat apabila
tersangka karena sesuatu alasan
tidak dapat melaksanakan seluruh
masa tahanan (melarikan diri dari
rutan, dikeluarkan dari rutan,
pembatalan penahanan,
dipindahkan tempat
penahanannya) penyidik
melakukan penahanan lanjutan
(melanjutkan sisa masa tahanan
yang belum dijalani) terhadap
seseorang yang diduga keras
melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti yang cukup.
Menyerahkan tembusan surat
perintah penahanan lanjutan
kepada keluarga tersangka pada
kesempatan pertama.
(2) Berita acara penahanan/penahanan
lanjutan, yang dibuat sesaat setelah
melakukan penahanan/penahanan
lanjutan (tersangka dimasukan kedalam
ruang tahanan) sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan
penahanan/penahanan lanjutan, yang
ditanda tangani oleh penyidik yang
melakukan penahanan dan tersangka
yang ditahan.
(3) Surat perintah perpanjangan penahanan,
yang dibuat setelah memperoleh
penetapan perpanjangan penahanan baik
oleh Kajari maupun Ketua Pengadilan
Negeri, apabila ternyata batas waktu
penahanan sudah hampir berakhir, namun
pelaksanaan penyidikan belum selesai,
sehingga masih diperlukan penahanan
terhadap tersangka.
(4) Berita acara perpanjangan penahanan,
PENYIDIKAN
35
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
36 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
37
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
38 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
39
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
40 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
41
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
42 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
43
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
44 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
45
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
46 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
47
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
48 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
49
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
50 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
51
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
52 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
53
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
54 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
55
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
56 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
57
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
58 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
59
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
60 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
61
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
62 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
63
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
1) pembuatan/penyusunan resume;
2) sampul berkas perkara;
3) daftar isi berkas perkara;
4) daftar barang bukti;
5) daftar saksi;
64 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
6) daftar tersangka;
7) surat pengiriman berkas perkara kepada JPU
atau kejaksaan negeri;
8) surat pengiriman tersangka dan barang bukti
kepada kejaksaan negeri;
9) berita acara penyerahan tanggungjawab
tersangka dan barang bukti.
PENYIDIKAN
65
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
66 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
67
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
68 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
69
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
c. Cara pengetikan
Diusahakan penampilan administrasi penyidikan menarik
70 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
71
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
72 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
1. Pengertian administrasi penyidikan
Adalah penata usahaan segala kelengkapan administrasi yang
diperlukan untuk mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan
PENYIDIKAN
73
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
74 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
75
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
76 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
77
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
78 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENYIDIKAN
79
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Latihan
1. Jelaskan pengertian administrasi penyidikan!
2. Jelaskan dasar hukum pembuatan administrasi penyidikan!
3. Jelaskan azas penyelenggaraan administrasi penyidikan!
4. Jelaskan jenis-jenis administrasi penyidikan!
5. Jelaskan penggolongan administrasi penyidikan!
6. Jelaskan pejabat/pihak yang berwenang menandatangani
administrasi penyidikan!
7. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pembuktian di sidang pengadilan!
80 PENYIDIKAN
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FT. RESKRIM
19
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI