Anda di halaman 1dari 54

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MILIK DINAS


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HANJAR PENDIDIKAN POLRI


ADMINISTRASI PENYELIDIKAN
untuk

PENDIDIKAN PENGEMBANGAN SPESIALISASI


BINTARA RESERSE MOBILE

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


2021
i
IDENTITAS BUKU

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN

Penyusun:

Tim Penyusun Kurikulum dan Hanjar Dikbangspes Bintara Reserse Mobile


Lemdiklat Polri T.A. 2021

Editor:

1. Kombes Pol. Nirboyo, S.I.K


2. AKBP Zulham Efendi Lubis, S.I.K.
3. Kompol Supardoyo, S.H.,M.A.P.
4. Kompol Yon Helmi
5. Pembina Rudiyanto, S.Pd.
6. Bripda Indrayuni Anastasia H. Bail

Hanjar Pendidikan Polri


Pendidikan Pengembangan Spesialisasi
Bintara Reserse Mobile

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan Pengembangan Spesialisasi


Biro Kurikulum
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri
Tahun 2021

Hak cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak dan/atau mengutip sebagian atau seluruh isi Hanjar
Pendidikan Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri

vi
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................... i
Sambutan Kalemdiklat Polri ................................................................................ ii
Keputusan Kalemdiklat Polri ................................................................................ iv
Lembar Identitas Buku ........................................................................................ v
Daftar Isi ............................................................................................................... vii
MODUL ADMINISTRASI PENYELIDIKAN
Pendahuluan ........................................................................................ 1
Standar Kompetensi .............................................................................. 1
Kompetensi Dasar ................................................................................. 2
Materi Pelajaran .................................................................................... 2
Metode Pembelajaran………………………………………………………. 3
Alat, Media, Bahan dan Sumber Belajar ................................................ 3
Kegiatan Pembelajaran ......................................................................... 4
Tagihan/Tugas....................................................................................... 5
Lembar Kegiatan ................................................................................... 5
Bahan Bacaan ....................................................................................... 8
POKOK BAHASAN
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN ......................................................... 8
1. Pengertian Administrasi Penyelidikan ........................................... 8
2. Ketentuan Pembuatan Administrasi Penyelidikan ......................... 8
3. Jenis-Jenis Adminstrasi Penyelidikan ........................................... 12
Rangkuman ........................................................................................... 51
Soal Latihan .......................................................................................... 51

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN vii


DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN
MODUL
10 JP (450 menit)

Pendahuluan

Penyelidikan adalah serangkaian tindakan mencari dan


menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang.
Dalam pelaksanaannya penyidik dituntut mampu melaksanakan
kegiatan penyidikan secara profesional yang didukung dengan
penyelenggaraan administrasi penyidikan yang baik. Hal tersebut
karena administrasi merupakan bentuk pertanggungjawaban secara
tertulis atas semua tindakan yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum.
Mengingat pentingnya administrasi penyidikan, diperlukan
pemberian pengetahuan dan keterampilan penyidik dalam
penyelenggaraan administrasi penyelidikan. Untuk kepentingan hal
tersebut, disediakan modul administrasi penyelidikan yang membahas
materi tentang pengertian, ketentuan pembuatan, dan jenis jenis
administrasi penyidikan.

Standar Kompetensi

Mampu membuat administrasi penyelidikan.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 1
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep administrasi penyelidikan.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian administrasi penyelidikan.
b. Menjelaskan ketentuan pembuatan administrasi
penyelidikan.
c. Menjelaskan jenis administrasi penyelidikan:
1) Surat Perintah Tugas.
2) Laporan Informasi (LI).
3) Laporan Polisi (LP).
4) Surat Perintah Penyelidikan.
5) Berita Acara Interogasi.
6) Laporan Hasil Penyelidikan.
7) Gelar Perkara Awal.

2. Membuat administrasi penyelidikan.


Indikator Hasil Belajar:
a. Membuat Laporan Informasi (LI).
b. Membuat Laporan Polisi (LP).
c. Membuat Berita Acara Interogasi.
d. Membuat Laporan Hasil Penyelidikan.
e. Membuat Gelar Perkara Awal.

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan:
Konsep administrasi penyelidikan.

Sub Pokok Bahasan:


1. Pengertian administrasi penyelidikan.
2. Ketentuan pembuatan pembuatan administrasi penyelidikan
3. Jenis administrasi penyelidikan.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 2
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang
administrasi penyelidikan.
2. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman materi dan
untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik tentang materi
administrasi penyelidikan.
3. Metode praktik
Metode ini digunakan untuk membuat administrasi penyelidikan
meliputi:
a. Kelompok 1 membuat Laporan Informasi (LI).
b. Kelompok 2 membuat Laporan Polisi (LP).
c. Kelompok 3 membuat Berita Acara Interogasi.
d. Kelompok 4 membuat Laporan Hasil Penyelidikan.
e. Kelompok 5 membuat Gelar Perkara Awal.

Alat, Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat, Media dan Bahan:


a. White Board.
b. Laptop.
c. LCD.
d. Layar /LCD.
e. Proyektor/LCD.
f. Spidol/ Penghapus.
g. Kertas HVS.
h. Papan flip chart.
i. Kertas flip chart.
j. Alat Tulis.

2. Sumber Belajar:
a. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana.
b. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 3
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun


1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana.
d. Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Standar Operasional Prosedur Perencanaan Penyidikan
Tindak Pidana.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap Awal: 10 menit


a. Pendidik melaksanakan apersepsi:
1) Pendidik melaksanakan perkenalan.
2) Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menyampaikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan
peserta didik selama pembelajaran.
3) Pendidik menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif.
b. Peserta didik menyimak dan melaksanakan instruksi
pendidik.

2. Tahap Inti: 385 menit


Tahap Inti 1: penyampaian materi: 135 menit
a. Pendidik menyampaikan materi tentang perencanaan dan
administrasi penyelidikan.
b. Peserta didik menyimak dan mencatat hal-hal yang penting.
c. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
d. Peserta didik bertanya dan menanggapi materi yang
disampaikan pendidik.
Tahap Inti 2: praktik: 250 menit
a. Pendidik membagi dalam lima kelompok dan membagikan
skenario.
b. Pendidik menginstruksikan kepada peserta didik untuk
membuat administrasi penyelidikan (LI, LP, BA interogasi,
laporan hasil Gelar perkara awal dan LHP) sesuai dengan
masing-masing skenario.
c. Peserta didik memaparkan hasil praktik dan ditanggapi oleh
kelompok lain.
d. Pendidik memberikan tanggapan dan koreksi hasil paparan.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 4
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e. Pendidik memberikan evaluasi hasil praktik peserta didik.

3. Tahap Akhir: 10 menit


a. Pendidik memberikan kesimpulan materi perencanaan dan
administrasi penyelidikan.
b. Pendidik mengecek penguasaan materi dengan cara
bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Pendidik melakukan evaluasi pembelajaran dan menutup
pembelajaran.

4. Tes Penguasaan Pengetahuan: 45 menit


Tes tertulis dalam bentuk objektif tes (pilihan ganda, jawaban
singkat) dan subjektif tes (uraian).

Tagihan/Tugas
1. Masing-masing kelompok menyerahkan administrasi penyelidikan
hasil praktek
2. Masing-masing peserta didik menyerahkan resume materi
administrasi penyelidikan, satu hari setelah pembelajaran.

Lembar Kegiatan

Praktik pembuatan administrasi penyelidikan

GAMBARAN PERISTIWA

Pada hari selasa tanggal 23 Mei 2021 sekitar pukul 19.00 WIB seorang
laki-laki bernama Hendri, 25 tahun, laki-laki, swasta, Jakarta bersama
seorang perempuan datang ke Villa Megamendung untuk menyewa
kamar selama 2 hari. Pada hari Kamis tanggal 25 Mei 2021 sekira
pukul 06.00 Wib, Villa Megamendung tepatnya kamar 102 di Jalan
Desa Megamendung Desa Kec. Gadog Megamendung Kabupaten
Bogor telah terjadi peristiwa pidana dengan ditemukan potongan tubuh
hasil mutilasi. Kejadian ini diketahui oleh sdr Ilham, 25 tahun, laki-laki,
swasta, alamat Villa Megamendung Jalan Desa Megamendung Desa
Kec. Gadog Megamendung Kabupaten Bogor.

Berawal sdr Ilham merasa curiga kamar 102 yang disewa selama 2
hari penyewanya tidak keluar dari kamar. Sehingga, saudara Ilham

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 5
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

bermaksud untuk mengetahui keberadaan seseorang apakah ada


orang di dalam kamar. Namun, setelah diketuk pintu tercium bau anyir
di dalam kamar. Dengan keadaan itu sdr Ilham memanggil sdr Risto 30
tahun, laki-laki, swasta, alamat Villa Megamendung Jalan Desa
Megamendung Desa Kec. Gadog Megamendung Kabupaten Bogor,
teman sekerjanya untuk menemani membuka pintu kamar
menggunakan kunci cadangan. Setelah pintu kamar terbuka sdr Ilham
dan sdr Risto melihat potongan tubuh yang telah di mutilasi, HP,
pakaian wanita, tas kecil berwarna hitam berserakan di dalam kamar.
Dengan kejadian tersebut, sdr Ilham melapor ke Kepolisian terdekat.
Setelah dilakukan pengecekan terhadap DNA potongan tubuh tersebut
didapat keterangan sebagai berikut:

Nama : Neneng Anjarwati


DOB : Gadog, 9 September 1999
Status : Belum Menikah
Alamat : Desa Cikidang Kec. Gadog Kab. Bogor
No. HP : 0822-7878-7979
Pekerjaan : Karyawati PT. Selaras Indotama
Kulit : Kuning Langsat
Rambut : Hitam Lurus
Mata : Hitam Normal
TB : 169 cm
BB : 55 kg

Perkiraan waktu kematian hari Kamis 25 Oktober 2018 sekira pukul


03.30 WIB.

INFO AWAL DAN TERDUGA PELAKU

1. Nama : Boss Jek


No. Telp : 0811-1234-1234
2. Nama : Bro Mek
No. Telp : 0853-5123-1235
3. Nama : Hen
No. telp : 0812-3312-1233

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 6
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Tugas Peserta Didik:

1. Kelompok 1 membuat Laporan Informasi (LI).


2. Kelompok 2 membuat Laporan Polisi (LP).
3. Kelompok 3 membuat Berita Acara Interogasi.
4. Kelompok 4 membuat Laporan Hasil Penyelidikan.
5. Kelompok 5 membuat laporan hasil Gelar Perkara Awal.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 7
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN
KONSEP ADMINISTRASI PENYELIDIKAN

1. Pengertian Administrasi Penyelidikan


Administrasi penyelidikan adalah penata usahaan segala
kelengkapan administrasi yang diperlukan untuk
mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan penyelidikan
meliputi pencatatan, pelaporan, surat menyurat dan pendataan,
untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan dan
keseragaman pelaksanaan administrasi baik untuk kepentingan
peradilan, operasional maupun untuk kepentingan pengawasan.

2. Ketentuan Pembuatan Administrasi Penyelidikan


Setiap penulisan pada administrasi penyelidikan harus
merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat dan
menyakinkan bagi pihak-pihak yang terkait.
Karena administrasi penyelidikan merupakan pertanggung
jawaban kegiatan penyelidikan untuk kepentingan proses
penyidikan tindak pidana untuk itu perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Penggunaan Bahasa
1) Bahasa yang digunakan dalam penyelenggaraan
administrasi penyelidikan pada prinsipnya
menggunakan Bahasa Indonesia yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh semua pihak;
2) Ejaan yang digunakan adalah ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan (EYD) yang
disahkan dengan keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan nomor: 50 tahun 2015 tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
b. Ketelitian
Yang dimaksud dengan ketelitian disini adalah teliti dalam
penulisan, meliputi :
1) Penulisan isi/materi, antara lain dalam hal :
a) Penulisan pasal-pasal;
b) Pemenuhan persayaratan formal dan
material;
c) Penulisan data-data teknis secara lengkap
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 8
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

terhadap barang-barang yang ada kaitannya


dalam perkara pidana;
d) Penandatanganan, baik surat maupun berita
acara/berita acara pemeriksaan/resume dll;
e) Pembubuhan cap jabatan (untuk surat yang
membutuhkan autentikasi);
f) Penulisan waktu/pukul, hari, tanggal, bulan
dan tahun dalam pembuatan surat/surat
perintah, berita acara/berita acara
pemeriksaan, dll;
g) Pencoretan kata/kalimat yang tidak
diperlukan sesuai petunjuk.
2) Cara pengetikan.
Diusahakan penampilan administrasi penyelidikan
menarik dan selalu menaati kaidah-kaidah
penulisan yang benar. Untuk itu perlu
memperhatikan:
a) Jarak baris dengan spasi 1,5 spasi;
b) Cara pemenggalan kalimat;
c) Pembuatan nomor halaman;
Penggunaan garis putus-putus untuk mengisi
bidang kosong pada pembuatan berita
acara/berita acara pemeriksaan;
d) Kertas yang digunakan;
e) Dalam penyelenggaraan administrasi
penyelidikan seyogyanya menggunakan
kertas folio berwarna putih.
f) Ruang tepi.
Demi keserasian dan kerapihan tulisan serta
tersediannya ruang untuk perbaikan
(khususnya pembuatan berita acara/berita
acara pemeriksaan/resume), maka tidak
seluruh halaman kertas dipergunakan untuk
penulisan surat/surat perintah kerja, berita
acara/berita acara pemeriksaan, resume dan
lain-lain perlu ditetapkan ruang tepi atas,
bawah, kanan dan kiri.
Penentuan jarak ruang tepi dilakukan
berdasarkan perhitungan yang terdapat pada
mesin ketik :
(1) Ruang tepi atas, ditetapkan tiga kait
dari tepi atas kertas;
(2) Ruang tepi bawah, ditetapkan
sekurang-kurangnya dua kait dari tepi
bawah kertas.Tulisan terbawah tiap
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 9
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

halaman adalah kata penyambung;


(3) (Ruang tepi kanan, ditetapkan
sekurang-kurangnya lima ketukan dari
tepi kanan kertas.
Perhatikan kelurusan ujung kalimat
dan tata cara pemenggalan kata!;
(4) (Ruang tepi kiri, ditetapkan sekurang-
kurangnya sepuluh ketukan dari tepi
kiri kertas.
Khusus dalam pembuatan berita acara/berita acara
pemeriksaan jarak dari tepi kiri kertas sebaiknya
lima belas ketukan atau kurang lebih seperempat
halaman, yang dipersiapkan sebagai Merge untuk
perbaikan tulisan.

c. Terang dan Jelas


1) Yang dimaksud dengan terang disini adalah bahwa
hasil pembuatan administrasi penyelidikan yang
menggunakan alat penggandaan harus dapat
dibaca dengan baik, sehingga dapat dimengerti
maksudnya;
2) Yang dimaksud dengan jelas disini menyangkut isi
materi yang tertulis dalam administrasi penyelidikan
itu sendiri, hal ini pembuat administrasi
penyelidikan, khususnya pemeriksa harus mampu
menjelaskan dan menyakinkan pada tiap-tiap pihak
terkait tentang apa yang terjadi secara utuh
sehingga mampu mengambil kesimpulan dan
keputusan secara tepat dan adil.
Oleh karena itu setiap rumusan unsur pasal/fakta,
keterangan dan argumentasi yang terdapat dalam
administrasi penyelidikan, harus mampu memberikan
kejelasan pada pihak terkait dan tidak menimbulkan
keragu-raguan atau salah tafsir.
d. Mantik dan Meyakinkan
1) Mantik berarti bahwa, penuangan dan pemolaan
gagasan dalam tulisan (administrasi penyidikan)
dilakukan menurut urut-urutan yang logis dan
sistimatis;
2) Menyakinkan, berarti bahwa pemakaian kalimat
secara efektif penting artinya untuk mampu
menyakinkan pihak-pihak terkait, pengguna
administrasi penyidikan pada tingkat penuntutan
maupun pada pemeriksaan di sidang pengadilan,
yang tidak mengikuti secara lengkap proses
penyidikan tindak pidana.
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 10
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e. Pembakuan
Setiap pembuatan tulisan (administrasi penyelidikan)
harus dibuat dan disusun menurut aturan dan bentuk yang
telah di bakukan, baik merupakan tata cara pembuatan
surat/surat perintah, berita acara/berita acara
pemeriksaan, buku register, daftar, formulir maupun
blanko yang disediakan khusus untuk mendukung
pelaksanaan penyidikan.
f. Perbaikan Tulisan
Perbaikan tulisan ini digunakan khusus dalam pembuatan
berita acara dan berita acara pemeriksaan yang
membutuhkan waktu yang cepat dan tepat, sedangkan
kalau perbaikan itu diperbaiki dengan pengetikan ulang
maka akan memakan waktu yang cukup lama
(menghambat jalannya proses penyelidikan tindak pidana)
sedangkan situasinya juga sudah berubah.
Perbaikan tulisan dilakukan apabila terdapat penulisan
yang salah dan atau ada kekurangan kata/kalimat dan
atau ada kelebihan kata/kalimat.
1) Apabila ada ”TULISAN YANG SALAH”, cara
perbaikannya adalah sebagai berikut:
a) Coret tulisan yang salah tersebut cukup satu
kali saja (dapat dengan peralatan tulis biasa,
tidak harus dengan mesin ketik).
b) Tulisan yang salah jangan dihapus dengan
penghapus atau dengan type ex (corection
pen).
c) Paraf ujung kanan dan kiri kata/kalimat yang
telah dicoret oleh pembuat (pemeriksa).
d) Beri tanda  pada ’marge’ sebaris (pada
baris/kalimat paling atas yang akan
diperbaiki) dengan kata/kalimat yang dicoret,
awali dengan kata ’sah diganti’, dibawahnya
ditulis kata/kalimat perbaikannya yang diberi
tanda petik (”..................”) dan di paraf pada
ujung kanan dan kiri kata/kalimat perbaikan
tersebut.
2) Apabila ada ”KELEBIHAN TULISAN”, cara
perbaikannya adalah sebagai berikut :
a) Beri tanda huruf V dan paraf pada tempat
seharusnya ada kata/kalimat yang
seharusnya ada.
b) Sebaris dengan kalimat yang diberi tanda V
tersebut, pada ’Marge’ diberi tanda huruf V
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 11
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dengan diawali kata ’SAH DITAMBAH’


dibawahnya ditulis kata/kalimat yang akan
ditambahkan, dengan diberi tanda petik
(”....................”) dan diparaf pada ujung
kanan dan kiri kalimat.

3. Jenis-jenis Administrasi Penyelidikan


a. Surat Perintah Tugas
1) Dasar Hukum
a) Pasal 7 ayat (1) huruf d KUHAP.
b) Pasal 8 ayat (1) KUHAP.
c) Pasal 16 ayat (1) huruf f Undang-undang
Nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara RI.

2) Pertimbangan
Untuk menghindari adanya pelaksanaan yang
sewenang-wenang atau pihak-pihak yang tidak
berwenang, maka dalam pelaksanaan penyelidikan
selain surat perintah penyelidikan yang dibawakan,
pada petugas juga harus dilengkapi dengan surat
tugas.

b. Laporan Informasi (LI)

1) Pengertian Laporan Informasi


Laporan informasi adalah suatu produk dari kegiatan
penyelidikan yang berisikan informasi atau bahan
keterangan, diperoleh sehubungan dengan suatu
persoalan/masalah yang sedang dihadapi, namun
untuk nilai kebenarnya belum dapat ditentukan dalam
mengambil suatu keputusan sebagai bahan masukan
arah kebijakan pimpinan.

Laporan dari petugas yang hanya meliputi satu


bidang dan satu masalah, fakta dipisahkan dari
pendapat pelapor, disusun secara kronologis
sistematis, sumber dan cara mendapatkan harus
jelas dan dibuatkan juga nilai kebenaran bahan
keterangan. Laporan Informasi dapat dikatakan juga
suatu fakta penting yang masih berdiri sendiri dan
belum dikaitkan dengan fakta lainnya, sehingga
masih merupakan bahan mentah (raw material).

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 12
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Dalam suatu kegiatan penyelidikan, Laporan


Informasi merupakan pencatatan bahan keterangan
yang didapat dan merupakan bukti kegiatan
penyelidikan sudah dilaksanakan ke dalam suatu
laporan yang ringkas dan jelas yang memuat bahan
keterangan yang diperoleh dari sumber tertutup
maupun terbuka.

2) Tujuan dan Prinsip Pembuatan Laporan Informasi


a) Tujuan pembuatan Laporan Informasi adalah
untuk membantu pimpinan memperoleh
informasi sebanyak mungkin dan sedini
mungkin secara cepat dan akurat, sehingga
pimpinan dapat mengambil tindakan segera
guna mencegah gangguan Kamtibmas yang
lebih besar.
b) Prinsip
(1) KERAHASIAN: produk laporan informasi
dilakukan oleh personel yang
berkompeten dengan akses terbatas
hanya kepada pejabat tertentu untuk
menghindari kebocoran.
(2) PROSEDURAL: pembuatan laporan
informasi dilaksanakan sesuai
mekanisme, arahan dan ketentuan yang
telah ditetapkan.
(3) AKUNTABILITAS: laporan informasi
dapat di pertanggungjawabkan oleh
personel yang ditunjuk mulai dari proses,
pengadministrasian dan pendistribusian

3) Syarat-syarat Pembuatan Laporan Informasi

Syarat-syarat laporan informasi adalah sebagai


berikut:
a) Informasi berkaitan dengan satu atau beberapa
kasus/masalah (fakta aktual) yang biasanya
berasal dari satuan atas, satuan samping atau
satuan bawah dan perlu untuk diketahui oleh
satuan atas, samping dan bawah.
b) Materi informasi menunjukkan kerawanan-
kerawanan yang bakal timbul dan berpengaruh
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 13
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dengan memuat fakta-fakta lain yang bersifat


melengkapi atau memperkuat masalah yang
dikemukakan yaitu sumber dari dokumentasi
Intel atau Intelijen dasar.

4) Pengolahan Informasi

Laporan Informasi sebagai suatu perwujudan akhir


dari hasil kegiatan penyelidikan dibuat setelah
melalui suatu proses penilaian informasi.
Penilaian informasi adalah suatu kegiatan untuk
menentukan hubungan tingkat kepentingan dan
urgensi serta tingkat kepercayaan dan kebenaran
bahan keterangan.
a) Penilaian hubungan, tingkat kepentingan atau
urgensi:
(1) Apakah bahan keterangan itu
berhubungan dengan sasaran, daerah
operasi atau suatu masalah yang
dihadapi.
(2) Apakah bahan keterangan itu segera
dibutuhkan dan dari siapa diperoleh.
(3) Apakah bahan keterangan itu berharga
untuk waktu sekarang atau nanti dan
untuk siapa diajukan.

b) Penilaian tingkat kepercayaan terhadap


sumber.

Sumber bahan keterangan dan badan


pengumpul dinilai sampai dimana dapat
dipercaya dan kemudian ditentukan tingkat
kepercayaan tersebut. Penilaian tingkat
kepercayaan terhadap sumber atau badan
pengumpul diterangkan sebagai berikut:
(1) Nilai A yang artinya dapat dipercaya
sepenuhnya.
(2) Nilai B yang berarti biasanya dapat
dipercaya.
(3) Nilai C yang berarti agak dapat
dipercaya.
(4) Nilai D yang berarti tidak dapat dipercaya.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 14
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Penilaian atas tingkat kebenaran suatu bahan


keterangan dinyatakan sebagai berikut:
(1) Nilai 1 yang berarti dibenarkan sumber
lain.
(2) Nilai 2 yang berarti sangat mungkin
benar.
(3) Nilai 3 yang berarti mungkin benar.
(4) Nilai 4 yang berarti tidak dibenarkan oleh
sumber lain.

Walaupun angka dan huruf digunakan


untuk menyatakan penilaian terhadap suatu
bahan keterangan, angka dan huruf itu tidak
tergantung antara satu dengan yang lainnya
karena masing-masing mempunyai criteria
sendiri. Suatu sumber bahan keterangan yang
dapat dipercaya sepenuhnya mungkin saja
melaporkan bahan keterangan yang tidak dapat
dipercaya sehingga nilainya A-4. Sebaliknya
pada suatu bahan keterangan yang
pelaporannya dibenarkan oleh sumber lain dan
diperoleh dari sumber yang tidak dapat
dipercaya sehingga nilainya D-1.

5) Penyusunan Laporan Informasi


Materi penyusunan produk laporan informasi terdiri
dari:
a) Bab I, memuat pendahuluan yang berisi
tentang:
(1) Sumber informasi.
(2) Hubungan pelapor dengan sumber.
(3) Cara mendapatkan informasi.
(4) Waktu mendapatkan informasi.
(5) Nilai/bobot informasi.
b) Bab II, memuat fakta-fakta yang berisi tentang:
(1) Semua informasi yang meliputi
Ipoleksosbudkam, baik peristiwa/kejadian
atau suatu gejala yang dapat mengarah
kepada gangguan Kamtibmas, baik yang
diperoleh dari sumber intelijen atau
diketahui sendiri.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 15
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(2) Berisi uraian fakta-fakta secara


sistematis dan mendetail tentang semua
yang berhubungan dengan informasi.
(3) Mencakup/memenuhi Apa, Bilamana,
Dimana, Siapa, Bagaimana dan
Mengapa (ABIDISIBAME) atau yang
disebut 5 W
(what,when,where,who,why) + 1 H
(How).

c) Bab III, memuat pendapat pelapor yang berisi


tentang:
(1) Analisa.
(2) Prediksi yang akan terjadi.
(3) Langkah-langkah intelijen, fungsi
Kepolisian dan instansi terkait yang telah
dilakukan.
(4) Rekomendasi.

6) Format Laporan Informasi


Produk laporan informasi disusun dengan format
sebagai berikut:
a) Judul dan isi BAB.
b) Mencantumkan atau menggunakan sandi
pelapor.
Tulisan ”RAHASIA” di bagian atas dan bawah
pada setiap halaman.
c) Memuat waktu dan tanggal pembuatan.
Mencantumkan alamat distribusi yang telah
ditentukan.
d) Sampul berwarna merah dengan logo tribrata
yang memuat kepala surat, nama produk,
tulisan ”RAHASIA” pada bagian atas dan
bawah, serta registrasi. dan
e) Menggunakan kertas A4 atau folio

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 16
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

RAHASIA
-----------Kop Kesatuan-------
-------------------------------------

LAPORAN INFORMASI
Nomor: R/LI- / / /
____________________________________________________
Bidang : Bidang Ipoleksosbudkam
Perihal : -
I. PENDAHULUAN
1. Sumber Informasi :-
2. Hubungan dengan sumber :-
3. Cara mendapatkan informasi :-
4. Waktu mendapatkan informasi :-
5. Nilai Informasi :-
II. FAKTA-FAKTA
1. Semua informasi yang meliputi Ipoleksosbudkam, baik
peristiwa/kejadian atau suatu gejala yang dapat mengarah
kepada gangguan Kamtibmas, baik yang diperoleh dari sumber
intelijen atau diketahui sendiri.
2. Berisi uraian fakta-fakta secara sistematis dan mendetail
tentang semua yang berhubungan dengan informasi.
3. Mencakup/memenuhi Apa, Bilamana, Dimana, Siapa,
Bagaimana dan Mengapa (ABIDISIBAME).
III. PENDAPAT PELAPOR
1. Analisa.
2. Prediksi yang akan terjadi.
3. Langkah-langkah intelijen, fungsi Kepolisian dan instansi terkait
yang telah dilakukan.
4. Rekomendasi.
Jakarta………………….…
Pelapor
Distribusi:

RAHASIA

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 17
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Laporan Polisi (LP)

2) Pengertian yang Berkaitan dengan Laporan Polisi


1) Laporan
Laporan adalah pemberitahuan yang
disampaikan oleh seseorang, yang karena hak
atau kewajibannya berdasarkan Undang-
undang, kepada pejabat yang berwenang
tentang, telah atau sedang atau diduga akan
terjadinya peristiwa pidana (tercantum dalam
Pasal 1 KUHAP).
Penjelasan: Adapun yang berhak
menyampaikan laporan adalah orang yang
mengalami, melihat, menyaksikan atau menjadi
korban peristiwa yang merupakan Tindak
Pidana, baik secara lisan maupun tertulis.
Sedangkan yang wajib menyampaikan laporan
adalah setiap orang yang mengetahui
permufakatan jahat untuk melakukan Tindak
Pidana terhadap ketentraman umum atau
terhadap jiwa orang atau terhadap hak milik,
wajib seketika itu juga melaporkannya.
2) Pengaduan
Pengaduan adalah pemberitahuan yang disertai
permintaan oleh pihak yang berkepentingan
kepada pejabat yang berwenang untuk
menindak menurut hukum, terhadap seseorang
yang telah melakukan Tindak Pidana Aduan
yang merugikan. Penjelasan :
Yang berkepentingan adalah korban itu sendiri
(tidak boleh diwakilkan) atau pihak yang
dirugikan menurut Hukum.
Sedangkan Delik Aduan adalah tindak pidana
tertentu yang penyelesiannya menurut Hukum
dapat dilakukan oleh Pejabat yang berwenang
apabila ada permintaan untuk dituntut
perkaranya atau pelakunya (Pasal 72 KUHP).
Apabila seorang anggota Polri mengetahui
terjadinya Tindak Pidana Aduan, tanpa
menunggu adanya Aduan dari orang yang
dirugikan tersebut, maka penyelidikan dapat
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 18
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dilakukan. Tetapi apabila dilakukan penyidikan


sampai tuntas hingga perkaranya diserahkan ke
Kejaksaan harus ada Pengaduan terlebih
dahulu dari orang yang dirugikannya.
Delik Aduan ada 2 (dua) macam, yaitu :
(1) Delik Aduan Absolut yaitu yang dituntut
perkaranya, penuntutannya tidak dapat
dibelah (semua pelakunya harus dituntut)
(2) Delik Aduan Relatif yaitu yang dituntut
pelakunya, jadi dapat dibelah
penuntutannya.

Perbedaan antara Laporan dan Pengaduan.

LAPORAN PENGADUAN
Isi : Pemberitahuan Isi : Pemberitahuan
tentang telah, disertai permintaan
sedang atau akan agar perkaranya/
terjaadi peristiwa pelakunya dituntut
yang diduga sesuai Hukum
Tindak Pidana. yang berlaku.

Waktu : Dapat dilaporkan Waktu : - Terbatas jangka


setiap waktu asal waktu 6 bulan,
belum kadaluarsa apabila waktu
(sesuai Pasal 78 Polisi korban
KUHP) berada di Dalam
Negeri.
- Jangka waktu 9
bulan, apabila
korban berada di
Luar Negeri
(Pasal 74
KUHP).
Proses : Perkaranya tidak Proses : Perkaranya dapat
dapat dicabut dicabut kembali
kembali asal belum
disidangkan (Pasal
75 KUHP)

Yang : Setiap orang yang Yang : Terbatas pada


melapor menyaksikan, mengadu orang yang
kan melihat atau kan dirugikan menurut
menjadi korban Hukum

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 19
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Laporan Polisi
Laporan Polisi adalah suatu Laporan tertulis
yang dibuat oleh Penyidik menurut jabatannya,
tentang suatu peristiwa yang karena sifatnya
berdasarkan pertimbangan maupun ketentuan
Hukum yang berlaku, memerlukan tindakan
kepolisian, baik tindakan Hukum, pelayanan,
bantuan/Pertolongan yang harus dilaksanakan.
Yang wajib membuat Laporan Polisi adalah
Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang sedang menjalankan tugas di Kewilayahan
yang pada waktu itu:
(1) Mengetahui sendiri secara langsung
suatu peristiwa Pidana/Aduan atau
melakukan tindakan lanjutan yang
disebut dengan Laporan Polisi Model A.
(2) Menerima Laporan/Pengaduan dari
anggota masyarakat tentang suatu
peristiwa (Pidana/Aduan) yang disebut
dengan Laporan Polisi Model B.
4) Tertangkap tangan
Tertangkap tangan adalah Tertangkapnya
seseorang pada waktu sedang melakukan
Tindak Pidana atau dengan segera beberapa
saat Tindak Pidana itu dilakukan, atau sesaat
kemudian diserukan oleh khalayak ramai
sebagai orang yang melakukannya atau apabila
sesaat kemudian padanya ditemukan benda
yang diduga keras telah dipergunakan untuk
melakukan perbuatan tersebut yang
menunjukan bahwa ia adalah pelakunya atau
turut melakukan atau membantu melakukan
tindak pidana.
5) Saksi
Saksi adalah orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara
Tindak Pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat ia
lihat sendiri dan alami sendiri.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 20
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

6) Pelapor
Pelaporan adalah seseorang yang karena hak
dan kewajiban mengalami, melihat, menyaksi-
kan dan atau menjadi korban yang merupakan
Tindak Pidana atau yang mengetahui
pemufakatan jahat untuk melakukan Tindak
Pidana terhadap ketentraman dan keamanan
umum atau melaksanakan tugasnya
mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang
merupakan Tindak Pidana, mengajukan laporan
atau pengaduan kepada penyelidik, penyidik,
baik secara lisan maupun tertulis.
7) Keluarga
Keluarga adalah mereka yang mempunyai
hubungan darah sampai derajat tertentu atau
hubungan perkawinan dengan mereka yang
terlibat dalam suatu proses pidana
sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Hukum Acara Pidana.
8) Tersangka
Tersangka adalah seorang yang karena
perbuatannya atau keberadaannya,
berdasarkan bukti permulaan patut diduga
sebagai Pelaku Tindak Pidana.

3) Dasar Hukum Laporan dan Pengaduan


Dasar hukum laporan dan pengaduan adalah
KUHAP Pasal:
1) Pasal 5 (1) a nomor 1.
Penyelidik berwenang menerima
Laporan/Pengaduan dari seseorang tentang
adanya suatu Tindak Pidana.
2) Pasal 7 (1) huruf a.
Penyidik berwenang menerima
Laporan/Pengaduan dari seseorang tentang
adanya suatu Tindak Pidana.
3) Pasal 11.
Penyidik Pembantu mempunyai wewenang
seperti tersebut dalam Pasal 7 ayat (1), kecuali
mengenai Penahanan yang wajib diberikan
dengan pelimpahan wewenang dari Penyidik.
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 21
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Pasal 108 (Sesuaikan dengan Pasal KUHAP)


(1) Ayat 1.
Setiap orang yang mengalami, melihat,
menyaksikan dan atau menjadi korban
peristiwa yang merupakan tindak
pidana berhak untuk mengajukan
laporan atau pengaduan kepada
penyelidik dan atau penyidik, baik lisan
maupun tertulis.
(2) Ayat 2.
Setiap orang yang mengetahui
permufakatan jahat untuk melakukan
tindak pidana terhadap ketentraman
dan keamanan umum atau terhadap
jiwa atau terhadap hak milik, wajib
seketika itu juga melaporkan hal
tersebut kepada penyelidik atau
penyidik.
(3) Ayat 3.
Setiap Pegawai Negeri dalam rangka
melaksanakan tugasnya yang
mengetahui tentang terjadinya peristiwa
yang merupakan Tindak Pidana wajib
segera melaporkan hal itu kepada
Penyelidik atau penyidik.
(4) Ayat 4.
Laporan atau pengaduan yang
diajukan secara tertulis harus
ditandatangani oleh Pelapor atau
Pengadu.
(5) Ayat 5.
Laporan atau pengaduan yang diajukan
secara lisan harus dicatan oleh penyidik
dan ditandatangani oleh Pelapor atau
Pengadu dan Penyidik.
(6) Ayat 6.
Setelah menerima Laporan atau
pengaduan, Penyelidik atau Penyidik
harus memberikan Surat Tanda
Penerimaan Laporan atau Pengaduan
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 22
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kepada yang bersangkutan.


(7) UU No.2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia
tersirat pada Pasal 15 (1) huruf a
Kepolisian Negara secara umum
berwenang menerima Laporan/
Pengaduan

4) Sumber Laporan/Pengaduan
Sumber Laporan:
1) Anggota masyarakat;
2) Petugas Polri saat melaksanakan tugas.

Sumber Pengaduan:
a) Anggota masyarakat;
b) Anggota Penyidik Polri.
5) Cara Menyampaikan Laporan/Pengaduan
1) Secara lisan (Pasal 108 (5) KUHAP).

Adalah Laporan/Pengaduan yang disampaikan


oleh masyarakat (Pelapor/Pengadu) secara
lisan, tentang telah sedang atau akan terjadinya
suatu peristiwa yang diduga merupakan Tindak
Pidana.
2) Secara tertulis (Pasal 108 (4) KUHAP)

Adalah Laporan/Pengaduan yang disampaikan


secara tertulis baik yang disampaikan sendiri,
melalui orang lain atau kantor
pos/menggunakan jasa kiriman surat lainnya
tentang telah, sedang atau akan terjadinya
suatu peristiwa Tindak Pidana.
6) Penggolongan Laporan
1) Laporan Biasa
Laporan biasa adalah laporan/pengaduan yang
disampaikan oleh seseorang tentang peristiwa
yang dilihat, didengar, diketahui dan dialaminya
dan dianggap peristiwa pidana, baik yang telah,
sedang atau akan terjadi.
2) Laporan Informasi
Laporan informasi adalah laporan yang

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 23
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

disampaikan kepada petugas kepolisian, namun


sumber informasinya minta dirahasiakan, demi
keamanan dan keselamatan. Dalam hal ini,
harus berusaha untuk dapat mengungkapkan
peristiwa tersebut melalui pelapor atau saksi
lain dengan bukti lain.
3) Laporan Anonim
Laporan anonim adalah laporan yang
disampaikan baik lisan maupun tertulis yang
tidak mencantumkan secara jelas atau benar
identitas pelapor.
4) Laporan Penyerahan Diri
Laporan penyerahan diri adalah laporan yang
disampaikan oleh tersangka/pelaku kejahatan
karena tidak dapat mengatasi tekanan jiwa atau
mencari perlindungan dari ancaman balas
dendam.
5) Laporan Palsu
Laporan palsu adalah laporan baik secara lisan
maupun tertulis yang merupakan tipuan dengan
maksud menyesatkan Polisi dalam melakukan
penyelidikan.
6) Laporan Yang dibumbui
Laporan yang dibumbui adalah laporan tentang
telah sedang atau akan terjadi suatu Tindak
Pidana, hanya jalannya Polisi atau besar
kerugian atau jenis barang yang diambil secara
sengaja atau tidak sengaja menjadi berubah
atau berbeda dengan kenyataan yang
sebenarnya.

7) Bentuk-bentuk Laporan Polisi


1) Laporan Polisi Model A.
Laporan tertulis yang dibuat oleh petugas
Penyidik yang waktu melaksanakan tugasnya,
mengetahui dan atau mendengar sendiri atau
menghadapi sendiri, menyaksikan sendiri suatu
peristiwa yang diduga Tindak Pidana, membuat
Laporan Polisi Model A dengan membuat
unsur-unsur keterangan antara lain 7 KAH.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 24
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Laporan Polisi Model B


Laporan tertulis yang dibuat berdasarkan
pemberitahuan dari masyarakat, dengan
memuat.
(1) Unsur 7 KAH, sesuaikan dengan
kasusnya;
(2) Nama dan Alamat Saksi;
(3) Jenis Tindak Pidana;
(4) Uraian Singkat Polisi;
(5) Tindakan Yang Diambil;
(6) Tanda tangan pelapor/pengadu, petugas
yang menerima, diketahui oleh atasannya;
(7) Selain membuat Laporan Polisi Model B
membuat Surat Tanda Penerimaan
Laporan (STPL).

8) Syarat Pembuatan Laporan Polisi


1) Persyaratan Formal (bentuk)
(1) Pada sudut kiri atas ditulis Kop;
(2) Dibawahnya ditulis kata ” PRO JUSTITIA”;
(3) Untuk Peradilan dan Bebas Bea Materai;
(4) Dibuat disesuaikan dengan Sumber
Laporannya Model A dan Model B;
(5) Ditengah ditulis LAPORAN POLISI;
(6) Di bawahnya ditulis Nomor Laporan
berdasarkan urutan Polisi dalam Buku
Register Polisi;
(7) Untuk Model A ditanda-tangani oleh
petugas yang membuat dan diketahui oleh
atasannya;
(8) Untuk Model B ditanda-tangani oleh
Pelapor/Pengadu/Petugas yang membuat
dan diketahui oleh atasan yang membuat;
(9) Apabila menggunakan juru bahasa, ditulis
namanya pada Buku Register LP
(Laporan Polisi) dan pada akhir uraian
singkat Polisi ditulis nama identitas dan
turut ditanda-tangani;
(10) Upayakan dibuat dengan cara diketik
(Komputer/mesin ketik);
(11) Kata-kata ditulis lengkap, apabila disingkat
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 25
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

gunakan singkatan yang sudah lajim


digunakan;
(12) Nama orang ditulis lengkap dengan huruf
Balok/Huruf Besar semua;
(13) Menulis angka menunjukan jumlah
diulangi dengan kata-kata didalam kurung;
(14) Pada kolom tanda-tangan atasan yang
mengetahui, membubuhkan cap
Dinas/Kesatuan.
2) Persyaratan materiil (isi)
Agar memnuhi unsur unsur keterangan atau 7
KAH atau lajimnya disebut disngkat SI A DI DE
MEN BA BI, disesuaikan dengan kasusnya.
Penjabaran sebagai berikut :
(1) SI = SIAPAKAH ?
(a) Siapakah yang melapor; korban,
saksi atau pelaku.
(2) A = APAKAH ?
(a) Apa yang terjadi
(b) Apakah perbuatan tersebut
merupakan Tindak Pidana
(c) Apakah ada korban manusia
(d) Alat apakah yang digunakan
(e) Apa akibat dari perbuatan pelaku
(f) Kerugian apa yang ditimbulkan
(3) DI=DIMANAKAH ?
(a) Dimanakah tempat Polisi perkara.
(b) Dimana korban, saksi-saksi dan
tersangka berada saat terjadi
tindak pidana.
(c) Dimana barang-barang yang
dipergunakan sebelum terjadi
tindak pidana.
(d) Dimana barang bukti ditemukan.
(4) DE =DENGAN APAKAH?
(a) Dengan alat apa yang
dipergunakan untuk melakukan
tindak membawa barang/korban.
(5) MEN =MENGAPA?
(a) Mengapa perbuatan itu dilakukan

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 26
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(b) Mengapa menggunakan cara


demikian
(6) BA =BAGAIMANA?
(a) Bagaimana perbuatan tersebut
dilakukan/terjadi.
(b) Bagaimana cara mendapatkan
sesuatu
(7) BI =BILAMANAKAH?
(a) Bilamana perbuatan itu terjadi.
(b) Bilamana perbuatan itu dilaporkan

9) Tata cara menerima Laporan/Pengaduan secara


lisan Langsung
1) Kegiatan pelapor
(1) Datang langsung sendiri ke kantor
Petugas.
(2) Menceritakan apa yang ia dengar, ia
lihat, ia alami, ia saksikan kepada
petugas.
2) Kegiatan Petugas
(1) Pelapor/Pengadu diterima dengan
ramah tamah dengfan 3S = Salam,
Senyum, Sapa.
(2) Ucapkan selamat pagi, siang, sore,
malam.
(3) Persilahkan duduk ditempat yang
disediakan.
(4) Katakan antara lain “Ada yang bisa
saya bantu”
(5) Tanyakan dan periksa tanda pengenal
pelapor/pengadu.
(6) Petugas mendengarkan apa yang
diceritakannya.
(7) Saat menceritakan/menjelaskan
janngan dipotong dulu, kecuali
menyimpang dari cerita tersebut.
(8) Sediakan alat tulis dan catat hal-hal
yang perlu ditanyakan kembali,
mengenai saksi, barang bukti dan lain-
lain yang diperlukan untuk memenuhi

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 27
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

unsur-unsur keterangan (7KAH) untuk


penyelidikan lebih lanjut.
(9) Selanjutnya buatkan kedalam Laporan
Polisi bentuk “Blanko Model B” (Contoh
terlampir).
(10) Setelah ditandatangani oleh
Pelapor/Pengadu dan yang menerima
Laporan/Pengaduan serta diketahui
oleh atasannya (Kapolsek,
Kasat/Pejabat yang berwenang
mengetahuinya) kemudian dicap dinas,
selanjutnya dimasukan kedalam Buku
Register Laporan Polisi.

10) Tata Cara Penerimaan Laporan/Pengaduan secara


Tertulis Langsung
1) Kegiatan Pelapor
(1) Datang langsung sendiri ke Kantor
Penyidik
(2) Dengan membawa Laporan/Pengaduan
tertulis (sudah ditanda-tangani oleh
Pelapor/Pengadu) mengenai kasus
yang akan dilaporkan/diadukan.
2) Kegiatan Petugas Penerima
(1) Pelapor/Pengadu diterima dengan
ramah tamah dengan 3 S= Senyum,
Salam Sapa.
(2) Ucapkan ”Selamat ........”
(3) Persilahkan duduk, ditempat yang
tersedia.
(4) Katakan antara lain ” ada yang bisa
saya bantu””?
(5) Tanyakan dan periksa tanda pengenal
Pelapor/Pengadu.
(6) Petugas meneliti Laporan/Pengaduan
tertulsi tersebut.
(7) Apakah sudah ditanda-tangani oleh
Pelapor/Pengadu.
(8) Apakah sudah memenuhi unsur-unsur
keterangan 7 KAH.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 28
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(9) Apakah kasusnya Pidana ?


(10) Masukan/tulis kedalam buku Register
Laporan Polisi
(11) Pada Laporan tertulis dibubuhkan No.
Reg Laporan Polisi.

11) Tata Cara Menerima Laporan atau Pengaduan Tidak


Langsung
Cara menerima Berita/Laporan melalui pesawat
Telephone:
1) Apabila pesawat telephone berdering, segera
angkatlah gagang telephone.
2) Berikan salam, sebutkan nama kesatuan, nama
dan pangkat si penerima.
3) Tanyakan identitas yang berbicara, tanbyakan
apa yang dapat dibantu.
4) Suara hendaknya jelas, berwibawa, jangan
terlalu keras tetapi tidak boleh lemah.
5) Kata-kata yang diucapkan harus sopan dan
jelas diterima bagi orang lain.
6) Berikan jawaban yang baikdalam setiap
menerima telephone.
7) Catat semua pembicaraan melalui telephone,
dengan memuat;
(1) Dari mana;
(2) Untuk siapa;
(3) Isi berita;
(4) Kapan diterima (tanggal dan jam).
8) Tutup pembicaraan telephone dengan ucapan
terima kasih dan salam dengan meletakan
gagang telephone pada tempatnya dengan
baik.
9) Jangan sekali-kali meletakan gagang telephone
dengan keras
12) Dalam hal tertangkap tangan.
1) Apabila dilakukan oleh petugas itu sendiri, maka
segera membuat Laporan Polisi model A
(Contoh : Peristiwa Tindak Pidana ............)
untuk dijadikan Laporan bagi Pimpinan dalam
rangka menentukan langkah selanjutnya.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 29
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Apabila dilakukan oleh masyarakat, selanjutnya


diserahkan kepada petugas, selanjutnya
petugas harus melakukan interview/
penyelidikan kepada yang membawa/
menyerahkan dan tersangka tentang
permasalahannya.
3) Apabila ternyata hal tersebut memang diduga
peristiwa Tindak Pidana yang menjadi
kewenangan Penyidik, maka dibuatkan Laporan
Polisi Model B dengan menyebutkan telah
menerima penyerahan tersangka (identitas
lengkap dan keadaan tersangka dengan Surat
Keterangan Dokter/Visum Et Revertum).

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 30
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

13) Contoh blangko laporan polisi model A

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 31
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

14) Contoh blangko laporan polisi model B

d. Surat Perintah Penyelidikan.


1) Dasar Hukum.
(1) KUHAP Pasal 1 Butir (4) Dan Butir (5).
(2) KUHAP Pasal 4.
(3) KUHAP Pasal 5 Ayat (1) Dan Ayat (2).
(4) KUHAP Pasal 9.
(5) KUHAP Pasal 102 Ayat (1), (2) Dan (3).
(6) KUHAP Pasal 103 Ayat (3).

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 32
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(7) KUHAP Pasal 104.


(8) KUHAP Pasal 105 Ayat.
(9) KUHAP Pasal 111 Ayat (3).
2) Pertimbangan.
(1) Guna memberikan kepastian kepada
petugas/penyidik yang diberi wewenang dan
harus bertanggung jawab dalam pelaksanaaan
penyelidikan tentang peristiwa pidana yang
terjadi.
Dengan demikian petugas lain yang tidak
tercantum dalam surat perintah penyelidikan
tidak boleh sekali-kali melakukan kegiatan
penyelidikan apapun terhadap peristiwa
pidana dimaksud.
(2) Merupakan dasar hukum bagi penyidik yang
ditunjuk, untuk merencanakan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan penyelidikan.
e. Berita Acara Interogasi

1) Pengertian Interogasi
Interogasi adalahsuatu teknik pemeriksaan
tersangka atau saksi dalam rangka penyidikan tindak
pidana dengan cara mengajukan pertanyaan baik
lisan maupun tertulis kepada tersangka atau saksi,
guna mendapatkan keterangan, petunjuk, alat bukti
dan kebenaran keterlibatan tersangka dalam rangka
pembuatan acara pemeriksaan. Bentuk giatnya
berupa komunikasi aktif antara orang dengan orang
atas dasar tujuan dan kepetingan tertentu melalui
mekanisme tanya jawab dengan kondisi
sasaran/object di bawah kendali penyelidik/
interogator.

2) Tujuan Interogasi

a) Menggali fakta alasan/latar belakang, motivasi,


opini atas gejala fenomena, peristiwa yang
telah dan atau sedang maupun kemungkinan
yang akan terjadi;
b) Mengkonfirmasi fakta;
c) melengkapi baket dan data yang sudah ada;
d) mendorong sumber info untuk menjelaskan

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 33
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

fakta secara kontrusionis dalam rangka


mencari kebenaran/kemurnian fakta
3) Sasaran interogasi adalah orang dengan kategori
yang melekat sebagai berikut:

a) Sebagai sumber info.


b) Karena status tertentu atau karena adanya nilai
strategis yang melekat
c) Adanya misi psikologi atau dalam rangka
mengungkap kebohongan atau info rahasia.
d) Dalam rangka ungkap jaringan
e) Modus operandi keterlibatan
f) Dalam rangka bantuan penyidikan
4) Teknik Interogasi

a) Halus atau pendekatan


b) Langsung atau direct ke pokok inti persoalan
c) Keras dan tegas tanpa sentuhan fisik

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 34
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5) Berita Acara Interogasi


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KALIMANTAN SELATAN
DIREKTORAT RESKRIMSUS
Jalan A. Yani Km. 4,5 Banjarmasin

BERITA ACARA INTEROGASI

---------- Pada hari ini Minggu tanggal 25 Oktober tahun 2000 limabelas
sekira Jam 10.00 Wib, saya : --------------------------------------------------------------

--------------------------------- : EKO SUPARDIANTO, SH : ---------------------------

Pangkat IPDA NRP 68050583 yang dipekerjakan pada Kantor tersebut di


atas telah melakukan interogasi terhadap seorang perempuan yang
mengaku bernama : -------------------------------------------------------------------------

---------- : JAYANTI SARI Binti (Alm) H.ABDUSSAMAD SULAIMAN : -------

Lahir di Banjarmasin 3 Pebruari 1970, Jenis kelamin Perempuan, ,


Pendidikan terakhir S1 , Suku Banjar, Pekerjaan Swasta ( Dirut PT. Hasnur
Citra Terpadu ), Agama Islam, Alamat Jl. Kartika Utama SM 21 Rt. 014/016
Kel. Pondok Pinang Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan No. HP.
................... ...........---------------------------------------------------------------------------

----- Ia (JAYANTI SARI) diinterogasi sehubungan dengan dugaan terjadinya


tindak pidana Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut,
atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 99 UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) yang terjadi diatas lahan HGU PT.
Hasnur Citra Terpadu (PT. HCT) yang berada di Kab. Tapin Prov. Kalsel
sebagaimana Surat Perintah Tugas dari Kapolda Kalsel Nomor :
Sprin/598/IX/2015 tanggal 02 September 2015 perihal Penetapan Status
Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan
Lahan di wilayah Provinsi Kalsel. --------------------------------------------------------

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 35
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PERTANYAAN : JAWABAN :

1. Apakah Sdr. Sekarang ini dalam keadaan sehat baik jasmani


maupun rohani dan bersedia memberikan keterangan sekarang ini ?
---------- 1. Ya, saya sehat baik jasmani maupun rohani dan saya
bersedia memberikan keterangan sekarang ini ------------------------------
-------- Setelah selesai Berita Acara Interograsi ini dibuat kemudian
kepadanya dipersilahkan untuk membacanya kembali setelah
menyetujui dan untuk menguatkannya ia turut membubuhkan
tandatangannya dibawah ini : -----------------------------------------------------

Yang diinterogasi

JAYANTI SARI Binti H.ABDUSSAMAD SULAIMAN

-------- Demikian Berita Acara Interograsi ini dibuat dengan


sebenarnya dan atas kekuatan sumpah jabatan kemudian ditutup dan
ditanda tangani di jakarta pada hari, tanggal, bulan dan tahun
tersebut diatas. -----------------------------------------------------------------------

Yang menginterogasi,

EKO SUPARDIANTO, SH
IPDA NRP 68050583

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 36
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

f. Laporan Hasil Penyelidikan (LHP)

1) Akhir Pelaksanaan Penyelidikan


a) Menghimpun semua hasil kegiatan
penyelidikan untuk dijadikan bahan laporan
hasil penyelidikan.
b) Melakukan diskusi/penggelaran hasil
penyelidikan dengan melibatkan para
penyidik dan penyelidik.
c) Menyusun laporan hasil penyelidikan untuk
dikirimkan kepada atasan penyidik/penyelidik
disertai dengan rekomendasi yang memuat
beberapa alternatif berdasarkan fakta
kegiatan penyelidikan disimpulkan sebagai
berikut:
(1) Terhadap proses penyelidikan
sebelum adanya Laporan Polisi
apabila tidak ditemukan unsur pidana
dan atau alat bukti maka penyelidikan
dihentikan. Apabila dalam proses
penyelidikan ditemukan unsur pidana
dan atau bukti yang cukup maka
dilanjutkan proses penyidikan.
(2) Terhadap proses penyelidikan setelah
adanya Laporan Polisi apabila tidak
ditemukan unsur pidana dan atau alat
bukti maka penyidikan dihentikan demi
hukum dengan menerbitkan Surat
Penetapan Penghentian Penyidikan
dan kepada pelapor disampaikan
Surat Pemberitahuan.
(3) Berdasarkan fakta kegiatan
penyelidikan disimpulkan bahwa
belum ditemukan unsur pidana dan
atau bukti yang cukup, maka
disarankan untuk dilakukan
penyelidikan lanjutan

2) Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


a) Penyelidik wajib menjaga kerahasiaan hasil
penyelidikannya.
b) Dalam pengumpulan data dan informasi yang
diperoleh dari hasil penyelidikan, diyakinkan
dapat membuat terang suatu peristiwa
sebagai peristiwa pidana atau bukan.
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 37
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Kegiatan penyelidikan tidak disalah gunakan


untuk kepentingan pribadi atau kelompok-
kelompok tertentu, tidak memihak dan dapat
dipercaya.
d) Petugas penyelidik tidak memiliki hubungan
interest pribadi dengan target penyelidikan.
e) Dalam melaksanakan tugasnya penyelidik
harus fokus terhadap obyek penyelidikannya.
f) Penyelidik wajib melakukan verifikasi dan
konfirmasi terhadap fakta yang diperoleh.

3) Syarat Formil Laporan Hasil Penyelidikan


Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 5
Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana berbunyi: “penyelidikan
adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
diduga sebagai tindak pidana guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini’.
Maka setelah serangkaian tindakan penyelidikan
yang dilakukan oleh penyidik pembantu terkait
tindak pidana dibidang siber Dalam menyajikan
kepada user (penyidik) maka secara teknis laporan
hasil penyelidikan yang formatnya berisi tentang:
a) Kata-kata “Rahasia” pada tengah tengah
kertas.
b) Kop kesatuan pada pojok kiri.
c) Judul “Laporan Hasil Penyelidikan dugaan
tindak pidana ……” di tengah kertas dibawah
kop kesatuan.
d) Dasar penyelidikan berisi dasar surat
perintah penyelidikan atau surat perintah
tugas atau laporan polisi jika didahului
dengan adanya laporan polisi.
e) Petugas yang melaksanakan penyelidikan,
berisi nama dan identitas petugas penyidik
pembantu yang melakukan penyelidikan
berdasarkan nama-nama yang tercantum
dalam surat perintah penyelidikan.
f) Waktu dan tempat, diisi lamanya waktu
penyelidikan dan tempatnya diisi merujuk
pada alokasi lamanya penyelidikan dan
sesuai dengan lamanya penyelidikan
dilakukan oleh petugas.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 38
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

g) Sasaran, pada format ini anda selaku


penyelidik melaporkan target apasaja yang
menjadi objek penyelidikan, bisa orang,
barang, dan tempat, serta kejadian dan
situasi yang terjadi.
h) Pelaksanaan, pada kolom pelaksanaan
dilaporkan tahapan-tahapan pelaksanaan
penyelidikan yang dilakukan oleh penyelidik
dalam mengungkap suatu peristiwa yang
diduga tindak pidana teknik penyelidikan
yang digunakan dan fakta yang didapatkan
dalam penyelidikan.
i) Hasil yang dicapai, pada kolom hasil yang
dicapai diisi tentang hasil dari penyelidikan
terkait serangkaian fakta- fakta yang
diperoleh terkait tindak pidana yang menjadi
sasaran penyelidikan.
j) Analisa, analisa berisi tentang kajian
berdasarkan fakta- fakta yang ada dikaitkan
dengan dugaan pidana yang dilanggar terkait
tindak pidana siber serta terpenuhinya unsur
pasal yang dilanggar, sehingga dapat
dianalisa dapat tidaknya seseorang menjadi
tersangka, menentukan calon saksi, barang
bukti yang ditemukan, ahli yang
dimungkinkan untuk dimintai keterangan
(baik secara laboratorium maupun dimintai
keterangan secara verbal lisan.
k) Penutup
Penutup berisi kesimpulan dan saran, untuk
kesimpulan redaksional berisi tentang dapat
tidaknya suatu sasaran penyelidikan tindak
pidana ditingkatkan ke tahap penyidikan
terkait kecukupan unsur pasal dan alat bukti
berdasarkan analisa hasil penyelidikan
berdasarkan fakta penyelidikan petugas
dilapangan. Saran berisi input kepada user
(penyidik) terkait obyek sasaran penyelidikan
tentang opsi-opsi saran yang akan di ambil
oleh penyidik yaitu: dilanjutkan penyelidikan
karena belum cukup unsur dan cukup alat
bukti, dihentikan penyelidikan karena bukan
tindak pidana, dan atau agar dilanjutkan ke
tahap penyidikan (projustitia) karena
berdasarkan fakta telah cukup alat bukti dan
cukup unsur pasal pidana.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 39
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Syarat Materiil Laporan Hasil Penyelidikan


Syarat materiil merupakan substansi materi dari
obyek penyelidikan yang menjadi tujuan pokok
dalam penyelidikan yang berisikan tindakan
penyelidik, fakta-fakta yang diperoleh, waktu dan
tempat dilakukan penyelidikan, obyek penyelidikan,
teknik yang digunakan dalam penyelidikan, alat
bukti yang ditemukannya identitas serta domisili
tersangka serta calon saksi yang akan dipanggil
dalam tindak pidana yang diselidiki.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 40
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5) Contoh Format Laporan Hasil Penyelidikan

CONTOH

LAMPIRAN SKEP KABARESKRIM


NO. POL :
TANGGAL :
DIREKTORAT TINDAK PIDANA
EKONOMI DAN KHUSUS
SUBDIT IT & CYBER CRIME

LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN

I. Dasar :

1. Surat Perintah Penyelidikan Nomor. Sp.Lidik/ / /2020 tanggal


2. Surat Perintah Tugas Nomor. Sp.Tugas/ / /2020 tanggal .
3. Laporan Informasi Nomor : …………./ /2020, tanggal…

II. YANG MELAKUKAN OBSERVASI :

1. Nama :
Pangkat/Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :

2. Nama :
Pangkat/Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :

3. Nama :
Pangkat/Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 41
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

III. SASARAN OBSERVASI (orang/benda/tempat)

IV. PELAKSANAAN OBSERVASI


1. Tanggal
2. Tempat

V. PERKARA

VI. HASIL OBSERVASI

1. Terhadap Orang
Nama :
Alamat :
Hasil Observasi :

2. Terhadap Tempat
Di
Tempat sasaran observasi berupa
Hasil Observasi

3. Terhadap Barang
Barang sasaran observasi berupa
Hasil Observasi

2020

Penyelidik yang melakukan observasi

Pangkat/Nrp

g. Gelar Perkara Awal

1) Pengertian Gelar Perkara


Gelar perkara adalah upaya penyidik perkara,
Atasan penyidik dan Kepala kesatuan berupa bedah
perkara dan tindakan penyidik perkara dalam rangka
percepatan penyelesaian proses penyidikan perkara.
Gelar perkara dapat dijadikan salah satu sarana
pengawasan dan pengendalian proses penyidikan
tindak pidana yang telah diatur dalam Pedoman
Penyidikan Tindak Pidana di lingkungan Reserse
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 42
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kriminal Polri. Sebagai sarana pengawasan dan


pengendalian, Gelar Perkara mempunyai fungsi
ganda, yaitu disatu sisi untuk kepentingan
pertanggung jawaban managemen pengawasan bagi
kepala kesatuan disatu dan disisi lain untuk
kepentingan pertanggung jawaban teknis/taktis serta
yuridis bagi Atasan Penyidik dan Penyidik yang
menangani perkara.

2) Maksud dan Tujuan Gelar Perkara.


Dalam rangka menjamin terselenggaranya
penyidikan tindak pidana sasuai KUHAP dan
ketentuan hukum yang berlaku lainya sehingga
proses penyidikan dapat berjalan sesuai dengan
aturan dan ketentuan, perlu dilakukan gelar perkara
dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
a) Pengawasan dan pengendalian proses
penyidikan tindak pidana bagi penyidik;
b) Sebagai solusi terhadap berbagai
kendala/hambatan yang dihadapi penyidik sejak
tahap penyelidikan, penindakan, pemeriksaan
maupun dalam tahap penyelesaian serta
penyerahan berkas perkara;
c) Dapat merumuskan unsur-unsur pasal yang
dipersangkakan dengan tepat;
d) Mendapatkan bahan masukan yang lebih rinci
dan akurat terhadap kasus yang ditangani;
e) Untuk mengantisipasi/menghindari pra
peradilan oleh tersangka atau keluarganya;
f) Sebagai wadah/forum koordinasi dan
komunikasi antar penyidik.

3) Pertimbangan Dilakukannya Gelar Perkara


Secara umum semua perkara yang sedang dalam
proses penyidikan dapat dilakukan Gelar Perkara,
tetapi untuk efektifitas dan efesiensinya, perkara
yang perlu dilakukan Gelar Perkara atas
pertimbangan dan keputusan atasan Penyidik dan
atau Kepala Kesatuan dengan mempertimbangkan
kebutuhan atau alasan sebagai berikut:

a) Adanya masalah yang dihadapi Penyidik


Perkara maupun dalam pelaksanaan
penyidikan.
(1) Penyidik Perkara menghadapi kesulitan
atau ragu dalam:
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 43
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(a) Menentukan apakah perkara


merupakan tindak pidana atau
bukan.
(b) Menentukan pasal, Undang-undang
yang dipersangkakan.
(c) Melaksanakan tindakan/upaya
paksa terhadap tersangka atau
barang bukti.
(2) Proses penyidikan perkara telah
berlangsung lama/waktunya berlarut-larut
(lebih dari standar waktu yang telah
ditetapkan), tanpa kemajuan
(3) Proses penyidikan akan/memasuki
tahapan penting atau kritis, dari tahap
penyelidikan ke tahap penindakan dan
pemeriksaan atau ke tahap penyelesaian
dan penyerahan perkara, atau
penyidikan akan dihentikan/dilanjutkan
kembali.
(4) Perkara yang sedang disidik, juga disidik
oleh Penyidik dari kesatuan/instansi lain
yang juga memiliki kewenangan.
b) Bobot Perkara.
(1) Pembuktian perkara cukup sulit dan rumit
sehingga memerlukan pendapat,
keterangan ahli, pakar dari berbagai
disiplin ilmu di dalam negeri/luar negeri
maupun berbagai peralatan khusus.
(2) Perkara terkait dengan berbagai aspek
kehidupan/ kebijakan atau kepentingan
negara/instansi, hubungan antar
negara/dunia Internasional, kepentingan
lembaga tertentu (politik, ekonomi, social,
agama, pertahanan) sehingga penyidikan
sensitif dan akan berdampak luas bagi
kegiatan/sebagian besar masyarakat.
(3) Perkara melibatkan tokoh penting/
mempunyai pengaruh luas di
masyarakat, sehingga tindakan
penyidikan perkara perlu ekstra ketelitian
dan koordinasi dengan instansi/lembaga
terkait, untuk antisipasi dampaknya di
masyarakat.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 44
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(4) Tersangka merupakan warga negara


asing.
c) Komplain Masyarakat.
Adanya komplain terhadap tindakan Penyidik
Perkara dan kuat dugaan terjadi penyimpangan
teknis/taktis dan atau kekeliruan penerapan
pasal Undang-undang dalam penyidikan.
d) Putusan Pengadilan.
Adanya putusan pengadilan yang menyatakan
tindakan penyidik, tidak sah.
4) Macam Gelar Perkara

a) Gelar perkara intern


Peserta gelar perkara dari lingkup satuan kerja
penyidik perkara tersebut
b) Gelar perkara ekstern
Gelar perkara yang pesertanya dari luar
satuan/lingkup kerja penyidik perkara tersebut :
(1) Penyidik polri
(2) Jaksa penuntut umum
(3) Pejabat-pejabat tertentu yang dianggap
dapat memberikan kontribusi dalam
penyelesaian perkara yang ditangani dan
memiliki kompetensi sesuai tujuan gelar
perkara

5) Cara Gelar Perkara

Beberapa pentahapan dilakukan dalam gelar perkara


dengan tujuan untuk mengindentifikasi terhadap
permasalahan-permasalahan yang ada antara lain :

a) Gelar perkara biasa


(1) Tahap gelar awal
(a) Menentukan peristiwa yang akan
ditangani apakah merupakan tindak
pidana atau bukan.
(b) Menentukan pasal yang
disangkakan dan menetapkan
tersangka, hal tersebut dimaksud
untuk mengantisipasi adanya
ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 45
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kesalahan dalam hal pengenaan


pasal yang disangkakan dan
penetapan tersangka.
(c) Menyusun rencana penyidikan, hal
ini terkandung maksud bahwa
perencanaan dilakukan untuk
mengantisipasi kesulitan dan
hambatan dalam proses penyidikan
sehingga apa yang diharapkan
serta tujuan dari penyidikan dapat
tercapai dengan telah tersusun
awal rencana penyidikan.
(d) Menentukan saksi, tersangka dan
barang bukti.
(e) Menentukan target waktu dan.
(f) Penerapan teknik taktik penyidikan.

(2) Tahap gelar pertengahan penyidikan


(a) Evaluasi dan pemecahan masalah
yang dihadapi dalam penyidikan;
(b) Mengetahui kemajuan penyidikan
yang dicapai dan upaya percepatan
penyelesaian penyidikan;
(c) Menentukan rencana penindakan
lebih lanjut;
(d) Memastikan terpenuhinya unsur
pasal yang dipersangkakan;
(e) Memastikan kesesuaian antara
saksi, tersangka dan barang bukti
dengan pasal yang
dipersangkakan;
(f) Memastikan pelaksnaan penyidikan
telah sesuai dengan target yang
telah ditetapkan dan atau;
(g) Mengembangkan rencana dan
sasaran penyidikan;
(h) Menyempurnakan ketepatan
penerapan pasal pidananya.

(3) Tahap gelar akhir penyidikan


(a) Mengevaluasi proses penyidikan

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 46
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

yang telah dilaksanakan;


(b) Pemecahan masalah atau
hambatan penyidikan;
(c) Memastikan kesesuaian antara
saksi, tersangka dan bukti;
(d) Penyempurnaan berkas perkara;
(e) Menentukan layak tidaknya berkas
perkara;
(f) Dilimpahkan kepada penuntut
umum atau dihentikan dan atau;
(g) Pemenuhan petunjuk Jaksa
Penuntut Umum.

b) Gelar perkara khusus


(1) Gelar perkara khusus bertujuan untuk
merespon laporan pengaduan atau
komplain dari pihak yang berpekara atau
penasihat hukumnya setelah ada
perintah dari atasan penyidik selaku
penyidik;
(2) Membuka kembali penyidikan yang telah
dihentikan setelah didapatkan bukti baru;
(3) Menentukan tindakan kepolisian secara
khusus;
(4) Membuka kembali penyidikan
berdasarkan putusan praperadilan yang
berkekuatan hukum tetap

6) Format Administrasi Gelar Perkara

a) Contoh Format Metrik keterkaitan pasal yang


dipersangkakan dengan alat bukti yang sah
Alat Bukti yang Sah
Ket
Nama Pasal yang Unsur Fakta- Ket Ket Petu
No Surat terda Ket
Tersangka Dilanggar Pasal fakta Saksi Ahli njuk
kwa

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 47
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Contoh konsep paparan dalam bentuk bulkonah


“ KOP SURAT “

PELAPOR
1. ------------------------------
Petugas

2. --------------
WASMAT

CA PUL BAKET LP SIDIK

- …………………………………………….
1. SURAT PERINTAH TUGAS
- MODUS : ----------------------------
2. SURAT PERINTAH PENYIDIKAN
---------------------------------
3. PEMB. DIMULAINYA PENYIDIKAN ---------------------------------
4. PENYIDIKAN ---------------------------------
---------------------------------
---------------------------------
5. PENINDAKAN -----
6. PEMERIKSAAN -LTR BLK : 1. ………………………
7. PENYELESAIAN & PENYERAHAN BERKAS 2. ……………………------
-------------------------
-----------------------

-PELAPOR -……………….. -------------------------


-AHLI -……………………
----------------------------
-KARYAWAN -…………………….
-……………… -……………….
-………………..

c) Contoh konsep paparan dalam bentuk uraian


Anatomy kasus yang di gelar oleh penyidik
dibuat dalam bentuk presentasi dengan alat
bantu slide.

ANATOMY KASUS
I. PENDAHULUAN
1. PERISTIWA YANG TERJADI
2. HARI TANGGAL/JAM : (WAKTU KEJADIAN)
3. TEMPAT KEJADIAN PERKARA : (TKP)
4. PASAL YANG DILANGGAR : (KUHP/DILUAR KUHP)
5. URAIAN SINGKAT KEJADIAN : (SINGKAT PADAT DAN
MUDAH DIMENGERTI)

II. FAKTA
1. PELAKU : (PERORANGAN/KELOMPOK/PEJABAT
PEMERINTAH)
2. KORBAN : (PERORANGAN/PERUSAHAAN/BUMN)
3. SAKSI : (PERORANGAN/AHLI)
4. BARANG BUKTI : (BARANG/SURAT/ASET)
5. MOTIF : (EKONOMI/DENDAM /POLITIK)
6. ALAT : (TRADISIONAL/TEKNOLOGI CANGGIH)
7. SIFAT : ( KEKERASAN / TANPA KEKERASAN )
8. WILAYAH : (REGIONAL/NASIONAL/ INTERNASIONAL)

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 48
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

III. KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN : (SEBAB/AKIBAT )
2 SARAN : (TINDAKAN YANG DIAMBIL)

d) Format Daftar hadir peserta gelar

KOP SURAT
Rahasia
DAFTAR HADIR GELAR PERKARA

DASAR : LAPORAN POLISI NO. POL. : LP / / III / 2013 / RESKRIM ….,


TANGGAL …………………….. TENTANG DUGAAN TINDAK PIDANA
KORUPSI DI …… SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
…………………………………………………………………………
HARI / TANGGAL : Senin, Maret 2013

TEMPAT : …………………………………………….

PUKUL : ……………………………………………...

NO NAMA JABATAN PARAF


1.
2.
3.
4.

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 49
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e) Format Formulir tanggapan dan hasil gelar


perkara

KOP SURAT
FORMULIR
TANGGAPAN PESERTA GELAR PERKARA

1. WAKTU KEGIATAN.
HARI : ………………………………….. TANGGAL ………………………. JAM …….. WIB
2. IDENTITAS PESERTA GELAR PERKARA
NAMA / PANGKAT : …………………………………………………………………
NO. TELP / HP : …………………………………………………………………
JABATAN : …………………………………………………………………
SATUAN FUNGSI : …………………………………………………………………
3. PERMASALAHAN GELAR PERKARA
LAPORAN POLISI : ………………………………………………………………….
PERIHAL : …………………………………………………………………..
PEMAPAR : ………………………………………………………………….
4. TANGGAPAN PESERTA.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………

PESERTA

Keterangan :
•Setelah diisi agar diserahkan kepada Notulen ………………..…
•Bila kolom tanggapan disarankan, dapat menggunakan
hal belakang formulir

f) Format Laporan hasil gelar perkara

KOP SURAT
LAPORAN HASIL GELAR PERKARA
LAPORAN POLISI : LP / / I / 2010 DITSERSE
Tentang : ………………………………………………….
1. PESERTA GELAR PERKARA
a. Pimpinan
b. Pemapar
c. Peserta
2. PELAKSANAAN GELAR PERKARA
a. Hari
b. Tanggal
c. Jam
d. Tempat
3. POSISI KASUS
…………………………………………………………………………………………………………
4. MASUKAN TANGGAPAN HASIL GELAR
………………………………………………………………………………………………………….
5. KESIMPULAN GELAR
………………………………………………………………………………………………………….
6. LANGKAH PENYIDIK YANG DILAKUKAN
…………………………………………………………………………………………………………
7. SASARAN.
………………………………………………………………………………………………………..

Mengetahui JAKARTA, 2010


PIMPINAN GELAR PERKARA NOTULEN

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 50
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Administrasi penyelidikan adalah penata usahaan segala
kelengkapan administrasi yang diperlukan untuk
mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan penyelidikan
meliputi pencatatan, pelaporan, surat menyurat dan pendataan,
untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan dan
keseragaman pelaksanaan administrasi baik untuk kepentingan
peradilan, operasional maupun untuk kepentingan pengawasan
2. Ketentuan Pembuatan Administrasi Penyelidikan:
a. Penggunaan Bahasa.
b. Ketelitian.
c. Terang dan jelas.
d. Mantik dan meyakinkan.
e. Pembakuan.
f. Perbaikan tulisan.
3. Jenis-jenis Administrasi Penyelidikan:
g. Laporan Informasi (LI).
h. Laporan Polisi (LP).
i. Berita Acara Interogasi.
j. Laporan Hasil Penyelidikan.
k. Gelar Perkara Awal.

Soal Latihan

1. Jelaskan pengertian administrasi penyelidikan!


2. Jelaskan ketentuan pembuatan administrasi penyelidikan!
3. Jelaskan jenis-jenis administrasi penyelidikan!

ADMINISTRASI PENYELIDIKAN 51
DIKBANGSPES BINTARA RESERSE MOBILE

Anda mungkin juga menyukai