UNIVERSITAS INDONESIA
PROPOSAL TESIS
NAMA :
NPM :
Nama :
Program Studi :
Judul Proposal : EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PATROLI
Pembimbing I, Pembimbing 2,
(………………………………) (……………………………...)
Mengetahui.
Ketua Program Studi,
(………………………………)
ii
3
DAFTAR ISI
JUDUL/SAMPUL DALAM.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Pertanyaan Penelitian............................................................................ 12
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 12
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................... 9
2.2 Landasan Teori dan Konsep............................................................... 18
2.2.1 Teori Pencegahan Kejahatan..................................................... 19
2.2.2 Teori Efektivitas........................................................................ 21
2.2.3 Teori Kesadaran Hukum............................................................ 23
2.2.4 Teori Manajemen Strategik (Whelen – Hunger)....................... 25
2.2.5 Teori Komunikasi...................................................................... 27
2.2.6 Konsep Kamtibmas.................................................................... 29
2.2.7 Konsep Patroli Kepolisian......................................................... 29
2.2.8 Konsep Analisis SWOT............................................................. 32
2.2.9 Konsep Ilmu Kepolisian............................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian.................................................. 38
3.2 Alur Penelitian.................................................................................. 39
3.3 Sumber Data / Informasi.................................................................. 40
3.3.1 Sumber Data Primer................................................................ 40
3.3.2 Sumber Data Sekunder............................................................ 42
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 42
3.4.1 Pengamatan (Observasi)....................................................... 42
3.4.2 Wawancara............................................................................ 43
3.4.3 Pemeriksaan Dokumen......................................................... 43
3.5 Teknik Analisis Data........................................................................ 44
3.5.1 Reduksi Data......................................................................... 44
3.5.2 Sajian Data............................................................................ 44
3.5.3 Trianggulasi.......................................................................... 44
3.5.4 Penarikan kesimpulan........................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
iii
4
DAFTAR TABEL
iv
5
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
2.1.1 Penelitian yang dilakukan oleh Cakra Donya, tahun 2016, dengan
judul ”Optimalisasi Patroli Unit Turjawali Satuan Shabara Dalam
Pencegahan Kejahatan di Wilayah Hukum Polresta Banda Aceh”.
Penelitiannya tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
kegiatan patroli yang dilaksanakan oleh Unit Turjawali Satuan Shabara Polresta
Banda Aceh dalam merespon pengaduan/laporan masyarakat serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan patroli tersebut.
Penelitiannya ini menghasilkan temuan penelitian, yaitu pertama pelaksanaan
patroli yang dilaksanakan Unit Turjawali Satuan Sabhara Polresta Banda Aceh
dalam konteks pencegahan kejahatan sebagai salah satu bentuk penanggulangan
kejahatan masih belum maksimal. Hal ini ditunjukan dari kenyataan bahwa
walaupun dilaksanakannya beat patroli, angka kejahatan yang terjadi selama 2
(dua) tahun terakhir 2014 sampai 2015 masih mengalami peningkatan.
Kedua, Unit Turjawali Satuan Sabhara Polresta Banda Aceh melalui quick
response telah memenuhi harapan masyarakat dengan kecepatan kehadirannya di
TKP dalam kurun waktu kurang dari 15 menit. Ketiga, dalam melaksanakan
tugasnya dalam penanggulangan kejahatan dan responsivitas terhadap
pengaduan/laporan masyakat, Unit Patroli Satuan Sabhara Polresta Banda Aceh di
pengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat mendukung dan menghambat yang
merujuk pada kuantitas sumber daya organisasi, lingkungan dan masyarakat dan
model patroli yang digunakan, yaitu Beat Patroli.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Cakra Donya
dengan penulisan yang dibuat oleh peneliti antara lain sama-sama meneliti
mengenai pelaksanaan patroli kepolisian dalam rangka pencegahan kejahatan.
Sedangkan perbedaan antara penelitian tersebut dengan tulisan peneliti adalah
terletak pada wilayah hukum penelitian dan juga peneliti terfokus pada tindakan
patrolis dialogis dalam meningkatkan Harkamtibmas di wilayah hukum Polda
Sulawesi Barat.
11
2.1.2 Penelitian yang dilakukan oleh Rozsa Rezky Febrian, tahun 2016,
dengan judul “Pelaksanaan Patroli Dialogis oleh Unit Patroli
Ditshabara Polda Sumatra Barat Guna Mencegah Pencurian
Kendaraan Bermotor di Wilayah Hukum Polresta Padang”.
Penelitiannya tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui konsep patroli
dialogis yang diterapkan oleh Unit Patroli Dit Shabara Polda Sumatera Barat,
praktik kegiatan patroli dialogis guna mencegah curanmor oleh Unit Patroli Dit
Shabara Polda Sumatera Barat di wilayah hukum Polresta Padang dan faktor-
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan patroli dialogis demi mencegah
Curanmor oleh Unit Patroli Dit Shabara Polda Sumatera Barat di Wilayah Hukum
Polresta Padang. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
patroli dialogis oleh Unit Patroli Dit Shabara Polda Sumbar mengacu pada
peraturan yang ada dan dikembangkan sesuai dengan karakter daerah. Praktik
patroli dialogis dilaksanakan sesuai Juknis dan manajemen yang baik. Faktor-
faktor yang mempengaruhi berasal dari personel, sarana prasarana, anggaran,
metode patroli dan masyarakat.
Dari hal tersebut di atas, persamaan penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa Rozsa Rezky Febrian dengan penulisan yang dibuat oleh peneliti
antara lain sama-sama meneliti mengenai pelaksanaan patroli dialogis. Sedangkan
perbedaan antara penelitian tersebut dengan tulisan peneliti adalah terletak pada
wilayah hukum penelitian dan juga peneliti terfokus pada tindakan patrolis
dialogis dalam meningkatkan Harkamtibmas di wilayah hukum Polda Sulawesi
Barat.
tahun ke tahun, sarana dan prasarana yang masih kurang serta masyarakat kurang
berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ismail Rahmaturyadi dengan
penulisan yang dibuat oleh peneliti antara lain sama-sama meneliti mengenai
pelaksanaan patroli kepolisian dalam rangka pencegahan kejahatan. Sedangkan
perbedaan antara penelitian tersebut dengan tulisan peneliti adalah terletak pada
wilayah hukum penelitian dan juga peneliti terfokus pada tindakan patrolis
dialogis dalam meningkatkan Harkamtibmas di wilayah hukum Polda Sulawesi
Barat.
2.1.5 Penelitian yang dilakukan oleh Junaidi dan Dwi Priya Utama, tahun
2019, dengan judul “Peran Komunikasi Direktorat Samapta
Bhayangkara Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (Ditsabhara
Polda Kalteng) dalam Peningkatan Patroli Dialogis di Kota Palangka
Raya”.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan Peran
Komunikasi Direktorat Samapta Bhayangkara Kepolisian Daerah Kalimantan
Tengah (Ditsabhara Polda Kalteng) Dalam Peningkatan Patroli Dialogis Di Kota
Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu anggota
subditgasum Ditsabhara Polda Kalteng dan beberapa masyarakat yang ada di Kota
Palangka Raya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaperan Komunikasi Direktorat
Samapta Bhayangkara Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (Ditsabhara Polda
Kalteng) Dalam Peningkatan Patroli Dialogis Di Kota Palangka Raya maka dapat
ditarik kesimpulan Bahwa prosedur pelaksanaan patroli dialogis Ditsabhara Polda
Kalteng mengacu pada Perkap Baharkam Polri No.1 Tahun 2017 tentang Patroli
ini masih belum maksimal dengan kurangnnya pemahaman masyarakat untuk
berinteraksi dan berdialog yang masih belum aktif. Hal ini dilihat dari interaksi
dari sebagian masyarakat yang memilih-milih interaksinnya dalam arti masih
15
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah tindakan langsung dalam mengidentifikasi
secara dini terhadap orang-orang yang berpotensi melakukan kejahatan dan
mengintervensinya mendahului tindakan pejabat resmi yang mengawasi
aktivitas illegal. Dalam pencegahan sekunder secara implisit terkandung
kemampuan masyarakat dan sistem peradilan pidana untuk melakukan
identifikasi secara benar dan meramalkan masalah-masalah yang bakal
timbul. Di samping kritik-kritik soal kemampuan untuk memprediksi
perilaku, banyak intervensi yang mendeskripsikan klien-klien mereka dengan
penelitian yang menggunakan prediksi. Suatu pencegahan kejahatan
memerlukan identifikasi kawasan kejahatan tingkat tinggi dan kawasan lain
yang terpengaruh perkembangan aktivitas kejahatan. Banyak usaha
pencegahan kejahatan berdasarkan target area ini menyerupai kegiatan yang
termasuk dalam pencegahan primer. Perbedaannya terletak pada apakah
program-program itu diarahkan lebih pada memelihara masalah yang
menjurus kreativitas kejahatan sejak timbul (pencegahan primer) atau bila
usaha-usaha itu difokuskan pada faktor-faktor perilaku menyimpang yang
telah ada dan tengah berkembang (pencegahan sekunder).
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier berhubungan dengan para pelanggar hukum yang nyata
dan melibatkan intervensi pada semacam kebiasaan yang tindakan mereka
lakukan untuk penyerangan lebih lanjut. Sebagian besar dari pencegahan
tersier bersandar pada pekerjaan dari sistem kriminal pidana. Kegiatan
penangkapan, penahanan, pemenjaraan, perawatan dan rehabilitasi semuanya
tergolong bidang pencegahan tersier (Steven P.Lab, 2006: 32).
hukum yang positif, baik dari warga masyarakat secara keseluruhan, maupun
dari kalangan penegak hukum. Achmad Ali berpendapat, kesadaran hukum
ada dua macam yaitu:
1) Kesadaran hukum positif, identik dengan “ketaatan hukum”
2) Kesadaran hukum negatif, identik dengan “ketidaktaatan hukum.
Teori kesadaran hukum tersebut akan digunakan sebagai pisau analisis
untuk mengetahui dan menganalisis deskripsi patrolis dialogis dalam
meningkatkan Harkamtibmas di wilayah hukum Polda Sulawesi Barat.
Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan untuk
tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell
yang menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam
melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), say what (mengatakan apa), in
which medium (dalam media apa), to whom (kepada siapa), dan dengan what
effect (apa efeknya) (Lasswell, dalam Muhammad, 2001: 5-6).
Gambar 2.1
Model Komunikasi Lassweel
a. Who
Merujuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai
komunikasi. Yang memulai komunikasi ini dapat berupa seseorang dan dapat
juga sekelompok orang, seperti organisasi atau persatuan.
b. Say What
Berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dalam
komunikasi tersebut. Kadang-kadang orang perlu mengorganisir lebih dahulu
apa yang akan disampaikan sebelum mengkomunikasikannya. Isi yang
dikomunikasikan ini kadang-kadang sederhana dan kadang-kadang sulit dan
kompleks.
c. To Whom
Mengacu pada menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari
komunikasi. Atau dengan kata lain kepada siapa komunikator berbicara atau
kepada siapa pesan yang ingin disampaikan diberikan.
d. Through What
Yang dimaksud dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara,
gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku dan
gambar. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah tidak semua media
cocok untuk maksud tertentu. Kadang-kadang suatu media lebih efisien
digunakan untuk maksud tertentu tetapi untuk maksud yang lain tidak.
29
e. What Effect
Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan dua hal, yaitu
apa yang ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan kedua, apa yang
dilakukan orang sebagai hasil dari komunikasi.
2. Tujuan Patroli
Tujuan patroli adalah mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan
agar tidak terjadi gangguan kamtibmas/pelanggaran hukum, dalam rangka upaya
memelihara/meningkatkan tertib hukum dan upaya membina ketentraman
masyarakat guna mewujudkan/menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.
a.Tugas patroli. Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Polri, maka kegiatan
patroli mempunyai tugas, antar lain:
b. Peran Patroli. Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas Polri, maka kegiatan
patroli mempunyai peran, antara lain :
1) Pelaksana garis depan operasional Polri dalam upaya mencegah segala
bentuk kejahatan/pelanggaran hukum atau gangguan kamtibmas.
2) Sumber informasi mata dan telinga bagi kesatuan.
3) Wujud kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat.
4) Cermin kesiapsiagaan Polri setiap saat, sepanjang waktu dalam upaya
memelihara dan menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.
5) Sarana untuk memperkenalkan strategi perpolisian masyarakat dimana
polisi menjadi mitra masyarakat dan polisi sebagai bagian dari
masyarakat.
6) Sarana komunikasi dengan masyarakat untuk mendapatkan masukan
mengenai masalah yang dihadapi masyarakat setempat dan mengambil
tindakan untuk pemecahan masalah.
7) Pendorong kemitraan antara polisi dan masyarakat dalam mencegah dan
memberantas pelanggaran serta kejahatan.
8) Pencipta rasa aman di lingkungan masyarakat.
9) Peningkat citra polisi, seperti kepercayaan dan rasa hormat pada
masyarakat.
10) Pemberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
sistematis guna merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta
peluang (opportunity) dan ancaman (threats) secara sistematis. Sehingga dapat
memberikan masukan terhadap sistem manajemen sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan haluan dan mengelola berbagai faktor tersebut agar dapat
mendukung sistem manajemen yang tengah atau akan berjalan. Analisis SWOT
dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar
matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan
terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi dan kebijakan. Dengan demikian, perencanaan strategi harus
menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman) dalam kondisi yang saat ini. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor
internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness).
Gambar 2.2
Diagram Analisis SWOT
BERBAGAI PELUANG
3. mendukung 1. mendukung
strategi strategi
turn-around agresif
KELEMAHA KEKUATAN
N INTERNAL INTERNAL
34
4. mendukung 2. mendukung
strategi strategi
defensif diversifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
BAB III
METODE PENELITIAN
selain itu akan menentukan baik tidaknya suatu penelitian. Metode pada
hakikatnya memberikan pedoman tentang cara-cara seorang ilmuwan
mempelajari, menganalisis dan memahami lingkungan, seperti yang dinyatakan
oleh Koentjaraningrat (1989: 7-8) mengenai peranan metode dalam penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan. ”Sehubungan dengan upaya ilmiah, memahami
obyek yang menjadi sasaran ilmu-ilmu yang bersangkutan. Dengan demikian
dapatlah dikatakan bahwa metode mutlak harus ada dalam penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus dengan
cara terjun langsung ke obyek penelitian. Studi kasus (case study) adalah suatu
model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu sistem yang berbatas
(bounded system) pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai
dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber
informasi yang kaya akan konteks (Creswell, dalam Herdiansyah, 2010: 76).
Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti dalam melakukan pengumpulan
data langsung terjun ke lapangan dan mengumpulkan data dari anggota di
lapangan dan pihak-pihak terlibat dalam efektivitas pelaksanaan patroli dialogis
dalam rangka meningkatkan harkamtibmas di wilayah hukum Polda Sulawesi
Barat. Melalui studi kasus (case study), peneliti akan mendapatkan karakteristik
gangguan Kamtibmas di wilayah hukum Polda Sulawesi Barat, efektivitas
pelaksanaan patroli dialogis dalam rangka meningkatkan harkamtibmas di
wilayah hukum Polda Sulawesi Barat, serta faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap pelaksanaan patroli dialogis dalam rangka meningkatkan harkamtibmas
di wilayah hukum Polda Sulawesi Barat.
Gambar 3.1
Alur Penelitian
MULAI PENELITIAN
STUDI
MASALAH
PENDAHULUAN
STUDI
WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN
RUMUSAN
PERMASALAHAN
PENGOLAHAN
TINJAUAN DATA
KEPUSTAKAAN
PENARIKAN
KESIMPULAN
RANCANGAN
PENELITIAN
SELESAI
masyarakat di wilayah hukum Polda Sulawesi Barat yang sedikit banyak karakter
tersebut dapat berdampak pada respon yang diberikan ketika ada masalah.
Observasi juga akan dapat digunakan untuk menjawab permasalahan ketiga terkait
dengan langkah-langkah pelaksanaan patroli dialogis dalam rangka meningkatkan
harkamtibmas di wilayah hukum Polda Sulawesi Barat, melalui kegiatan turun
langsung ke lapangan dan turut serta dalam kegiatan pencegahan tersebut.
3.4.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai alat pengumpulan data utama dalam
penelitian ini yang diharapkan dapat menjawab setiap pertanyaan penelitian
terkait dengan efektivitas pelaksanaan patroli dialogis dalam rangka
meningkatkan harkamtibmas di wilayah hukum Polda Sulawesi Barat.
Wawancara dalam hal ini dilakukan oleh peneliti terhadap sumber data
dengan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya, sehingga memperoleh
gambaran tentang efektivitas pelaksanaan patroli dialogis dalam rangka
meningkatkan harkamtibmas di wilayah hukum Polda Sulawesi Barat.
Wawancara dilakukan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya dan
terkait langsung dengan permasalahan pemolisian dalam pencegahan konflik
pengelolaan limbah bernilai ekonomis, diantaranya Kapolda Sulawesi Barat,
Dirreskrim Polda Sulawesi Barat, Dir Intelkam Polda Sulawesi Barat, Dir
Sabhara Polda Sulawesi Barat, serta masyarakat.
pelaksanaan patroli dialogis, dan daftar inventaris sarana dan prasarana, serta
berbagai literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Data yang diperoleh dari penelitian dokumen tersebut diharapkan dapat
semakin memperkaya temuan penelitian terkait dengan langkah-langkah
pelaksanaan patroli dialogis dalam rangka meningkatkan harkamtibmas di
wilayah hukum Polda Sulawesi Barat.
3.5.3 Trianggulasi
Trianggulasi digunakan untuk mengecek kebenaran informasi dari
sumber informasi yang dianggap memahami dan mengalami fenomena yang
sedang diteliti. Trianggulasi dilakukan dengan menghubungkan informasi yang
telah diperoleh dari satu sumber kemudian dilakukan pengecekan kembali
mengenai informasi tersebut ke sumber yang lain untuk melihat tingkat
kebenaran informasi yangdisampaikan. Dalam penelitian ini trianggulasi data
dilakukan untuk melihat kebenaran informasi yang disampaikan Kapolda
Sulawesi Barat, Dirreskrim Polda Sulawesi Barat, Dir Intelkam Polda Sulawesi
Barat, Dir Sabhara Polda Sulawesi Barat, serta masyarakat mengenai pelaksanaan
patroli dialogis. Selain itu, peneliti juga akan melakukan pengecekan terhadap
kebenaran informasi dengan sumber data yang lain, seperti halnya dengan
pemeriksaan dokumen.
DAFTAR PUSTAKA
Bakke, Erik. 2019. “Predictive Policing: The Argument for Public Transparency”.
NYU Annual Survey of American Law, 74:131.
Bayley, David H. 1998. Police for The Future, disadur oleh Kunarto. Jakarta:
Cipta Manunggal.
Dahniel, Rycko Amelza, et.al. 2015. Ilmu Kepolisian. Edisi Perdana Dies Natalis
ke-69 STIK-PTIK. Jakarta: PTIK Press.
Donya, Cakra. 2016. Optimalisasi Patroli Unit Turjawali Satuan Shabara Dalam
Pencegahan Kejahatan di Wilayah Hukum Polresta Banda Aceh. Skripsi.
Jakarta: Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Febrian, Rozsa Rezky. 2016. Pelaksanaan Patroli Dialogis Oleh Unit Patroli
Ditshabara Polda Sumatra Barat Guna Mencegah Pencurian Kendaraan
Bermotor Di Wilayah Hukum Polresta Padang. Skripsi. Jakarta: Perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Junaidi., dan Priya Utama, Dwi. 2019. Peran Komunikasi Direktorat Samapta
Bhayangkara Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (Ditsabhara Polda
Kalteng) dalam Peningkatan Patroli Dialogis di Kota Palangka Raya.
Restorica: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi,
Volume 5 Issue 1, April 2019, Page 1 – 5.
Kemal, Moh. Darmawan. 1994. Strategi Pencegahan Kejahatan. PT. Citra Aditya
Bakti.
Kenedi, J. 2015. Studi Analisis terhadap Nilai-nilai Kesadaran Hukum dalam
Pendidikan Kewarganegaraan 46 (Civic Education) di Perguruan Tinggi
Islam. Madania. Vol. 19. No. 2: 205-214. Fakultas Syariah dan Ekonomi
Islam IAIN Bengkulu.
Lab, Stephen P. 2006. Crime Prevention: Approach, Practice, and Evaluation. 7th
edition. CRC Press.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT. Gramedia.
Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.