KODE ETIK

PROFESI POLRI
KODE ETIK YANG BAIK
 KODE ETIK KEPOLISIAN TIDAK MUNGKIN DIRUMUSKAN SECARA UNIVERSAL DAN BERLAKU
SEPANJANG MASA
 KODE ETIK YANG BAIK HARUS MENCAKUP TUJUAN POKOK PENEGAKAN HUKUM MELIPUTI:
 MENGANGKAT KEDUDUKAN PROFESI KEPOLISIAN DALAM PANDANGAN MASYARAKAT DAN
MEMBUAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT PADA KEPOLISIANNYA
 MENDORONG POLISI AGAR LEBIH BERTANGGUNG JAWAB
 MENGEMBANGKAN DAN MEMELIHARA DUKUNGAN DAN KERJASAMA DARI MASYARAKAT PADA
TUGAS-TUGAS KEPOLISIAN
 MENGGALANG SUASANA KEBERSAMAAN INTERNAL KEPOLISIAN UNTUK MENCIPTAKAN
PELAYANAN YANG BAIK KEPADA MASYARAKAT
 MENCIPTAKAN KERJASAMA DAN KOORDINASI YANG HARMONIS DENGAN SESAMA APARAT
PEMERINTAH AGAR TERCAPAI KEUNTUNGANG BERSAMA (SINERGI)
 MENEMPATKAN PELAKSANAAN TUGAS POLRI SEBAGAI PROFESI TERHORMAT DAN
MEMANDANGNYA SEBAGAI SARANA BERHARGA DAN YANG TERBAIK UNTUK MENGABDI
KEPADA MASYARAKAT
 PEDOMAN LANJUTAN TRIBRATA
 RAPAT KEPOLISIAN KOMISARIAT DI BANDUNG 5/7 MEI 1958 DISAHKAN
TRIBRATA YANG DIJABARKAN MENJADI 15 BUTIR (TIAP BUTIR DIJABARKAN
MENJADI 5)
 DIKATAKAN PEDOMAN LANJUTAN KARENA BERISI ASAS-ASAS YANG LEBIH
TERPERINCI TAPI BELUM MERUPAKAN NORMA-NORMA YANG DAPAT
DITERAPKAN SECARA KONGKRET
 TRIBRATA DALAM PRAKTEK KEPOLISIAN SEHARI-HARI MASIH BERSIFAT
UMUM SEHINGGA PERLU DIADAKAN PERINCIAN DARI MASING-MASING
BRATA TERSEBUT
 PEDOMAN LANJUTAN TRIBRATA ADALAH EMBRIO DARI KODE ETIK PROFESI
POLRI
 PERKAP NO
PERKAP NO 7 14 TAHUN
TAHUN 2006 2011
KEP 32/2003

KEP
05/2001

SKEP
213/1985
 PERKAP NO 19
TAHUN 2012
PERKAP NO 8
TAHUN 2006

KEP/33/VII/2003

KEP/04/III/2001
KODE ETIK POLRI SKEP 213/1985
 SARASEHAN KODE ETIK PROFESI POLRI 6 JUNI 1985 DI PTIK, PERLUNYA PENJABARAN KODE ETIK
SECARA KONGKRIT, TEPAT, PRAKTIS DAN MUDAH DILAKSANAKAN
 PERTIMBANGAN YANG DIAMBIL
 TRIBRATA SEBAGAI FALSAFAH POLRI PERLU DIJABARKAN DALAM PEDOMAN MORAL DALAM WUJUD KODE
ETIK POLRI YANG DIKRITALISASIKAN DARI NILAI PANCASILA, TRI BRATA DAN CATUR PRASETYA
 KODE ETIK POLRI SEBAGAI PEDOMAN MORAL DISUSUN DENGAN KALIMAT PADAT RINGKAS DAN BAHASA
SEDERHANA, SERTA DIJABARKAN SECARA TERPERINCI DALAM BUTIR-BUTIR PENGAMALANNYA

 SUBSTANSI KODE ETIK MENCAKUP 17 BUTIR

 RASTRA SEWAKOTAMA DI JABARKAN 5 BUTIR PENGAMALAN
 NAGARA YANOTTAMA DIJABARKAN 6 BUTIR PENGAMALAN
 YANA ANUCACANA DHARMA DIJABARKAN 6 BUTIR PENGAMALAN
 SKEP DIR DIK POLRI 05/1986 PENGGUNAAN BUKU POKOK PENJELASAN DAN POLA PELEMBAGAAN
KODE ETIK PROFESI POLRI DI LEMDIK
 PARA SISWA YANG LULUS PENDIDIKAN MENGIKRAKRKAN KODE ETIK POLRI PADA MALAM JAM 24.00
KODE ETIK POLRI KEP 05/2001
 KEP KAPOLRI INI SEBAGAI REALSIASI PASAL 23 UU 28 TAHUN 1997 TENTANG
POLRI
 PASAL 23 (1) SIKAP DAN PERILAKU PEJABAT POLRI TERIKAT PADA KODE
ETIK PROFESI POLRI
 PASAL 23 (2) KODE ETIK PROFESI POLRI DITETAPKAN OLEH KAPOLRI
 DIKELUARKAN BUKU PETUNJUK ADMINISTRASI KOMISI KODE ETIK POLRI
BERDASARKAN KEPUTUSAN KAPOLRI NO. POL KEP/04/III/2001 TANGGAL 7
MARET 2001
KODE ETIK POLRI KEP 32/2003
 KODE ETIK INI DIKELUARKAN SESUAI AMANAT PASAL 34 UU NO 2 TAHUN
2002 TTG POLRI
 SIKAP DAN PERILAKU PEJABAT POLRI TERIKAT PADA KODE ETIK PROFESI
POLRI
 KODE ETIK PROFESI POLRI DIATUR DENGAN KEPUTUSAN KAPOLRI
 TATA CARA SIDANG KOMISI KODE ETIK POLRI DIKELUARKAN KEPUTUSAN
KAPOLRI NO POL KEP/33/VII/2003 TANGGAL 1 JULI 2003
SUBSTANSI DALAM KEP 32/2003

 KODE ETIK PROFESI POLRI MERUPAKAN KRISTALISASI NILAI

TRIBRATA DAN CATUR PRASETYA YANG DILANDASI DAN DIJIWAI
PANCASILA SERTA MENCERMINKAN JATI DIRI ANGGOTA POLRI
DALAM WUJUD KOMITMEN MORAL YANG MELIPUTI ETIKA
PENGABDIAN, KELEMBAGAAN DAN KENEGARAAN
ETIKA PENGABDIAN SEBAGAI PEMELIHARA KAMTIBMAS,
PENEGAK HUKUM, PELINDUNG PENGAYOM DAN PELAYANAN
MASYARAKAT
 PASAL 1 PERILAKU SIKAP PENGABDIAN SELAKU ANGGOTA POLRI YANG SENANTIASA BERTAKWA
KEPADA TUHAN YME
 PASAL 2 PERILAKU ANGGOTA POLRI YANG BERBAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA SEBAGAI
WUJUD PENGABDIAN TERTINGGI
 PASAL 3 SIKAP ANGGOTA POLRI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS MEMELIHARA KEAMANAN
DAN KETERTIBAN UMUM
 PASAL 4 SIKAP DAN PERILAKU ANGGOTA POLRI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PENEGAKAN
HUKUM
 PASAL 5 PERILAKU ANGGOTA POLRI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
 PASAL 6 (1) ANGGOTA POLRI MENGGUNAKAN KEWENANGANNAYA SENANTIASA
BERDASARKAN NORMA HUKUM DAN MENGINDAHKAN NORMA AGAMA, KESOPANAN,
KESUSILAAN DANA NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
PASAL 6 (2) MEMEGANG TEGUH RAHASIA JABATAN
 PASAL 7 PERILAKU ANGGOTA POLRI UNTUK SENANTIASA MENGHINDARKAN DIRI DARI
PERBUATAN TERCELA YANG DAPAT MERUSKAN KEHORMATAN PROFESI DAN ORGANISASI
ETIKA KELEMBAGAAN MERUPAKAN KOMITMEN MORAL SETIAP
ANGGOTA POLRI TERHADAP INSTITUSI YANG MENJADI WADAH
PENGABDIAN DAN PANTAS DIJUNJUNG TINGGI SEBAGAI IKRAR
LAHIR DAN BHATIN DARI SEMUA INSAN BHAYANGKARA DENGAN
SEGALA MARTABAT DAN KEHORMATANNYA.
 PASAL 8 MENEMPATKAN KEPENTINGAN ORGANISASI DI ATAS KEPENTINGAN PRIBADI
 PASAL 9 SETIAP ANGGOTA POLRI MEMEGANG TEGUH GARIS KOMAND, PERINTAH
TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DENGAN NORMA HUKUM, DIBENARKAN MENOLAK
PERINTAH ATASA YANG MELANGGAR NORMA HUKUM, TIDAK BOLEH MELAMPAU
BATAS KEWENANGAN, BERTANGGUNGJAWAB ATAS PELAKSANAAN TUGAS, TIDAK
TERPENGARUH PIHAK LAIN DALAM PELAKSANAAN TUGAS
 PASAL 10 SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN, KETELADANAN, KEADILAN DAN KEARIFAN
 PASAL 11 MENJAGA KEHORMATAN MELALUI PENAMPILAN SERAGAM
 PASAL 12. SENANTIASA MENAMPILKAN RASA SETIA KAWAN
ETIKA KENEGARAAN MERUPAKAN KOMITMEN MORAL SETIAP
ANGGOTA POLRI DAN INSTITUSI BERSIKAP NETRAL, MANDIRI DAN
TIDAK TERPENGARUH OLEH KEPENTINGAN POLITIK, GOLONGAN
DALAM RANGKA MENJAGA TEGAKNYA HUKUM NEGARA
KESATUAN RI
 PASAL 13 SELALU SIAP SEDIA MENJAGA KEBUTUHAN WILAYAH HUKUM NKRI
 PASAL 14 BERSIKAP NETRAL
 PASAL 15 BERPEGANG TEGUH MENJAGA KONSTITUSI
 PASAL 16 MENJAGA KEAMANAN PRESIDEN DAN MENJALANKAN SEGALA KEBIJAKAN
SESUAI JIWA KONSTITUSI, MAUPUN HUKUM POSITIF
KEP 33/2003 SIDANG KOMISI
KODE ETIK POLRI
KEPUTUSAN KAPOLRI INI MERUPAKAN REALISASI DARI
AMANAT PASAL 35 AYAT (1) UU NO 2 TAHUN 2002 .
PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI DISELESAIKAN
KOMISI KODE ETIK POLRI
TUGAS KOMISI KODE ETIK
POLRI PASAL 4 (1)
KOMISI KODE ETIK PROFESI POLRI BERTUGAS MENYELENGGARAKAN SIDANG UNTUK:
 MEMERIKSA APAKAH PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA POLRI
TELAH TERJADI ATAU TIDAK
 MENYATAKAN TERPERIKSA TIDAK TERBUKTI MELAKUKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI
JIKA DALAM PEMERIKSAAN TIDAK CUKUP BUKTI
 MEMBERIKAN SANKSI MORAL SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 37 KODE ETIK PROFESI POLRI,
JIKA TERPERIKSA TERBUKTI MELAKUKAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI
 WEWENANG KOMISI KODE ETIK DIATUR DALAM PASAL 4 AYAT (2) ANTARA LAIN MEMANGGIL DAN
MEMERIKSA TERPERIKSA DAN SAKSI-SAKSI
 PASAL 5 AYAT (1) MELAKSANAKAN SIDANG KOMISI KODE ETIK PROFESI POLRI SEBAGAIMANA DIATUR
DALAM PASAL 12, 13 DAN 14 PP NO 1 TAHUN 2002 TENTANG PENGHENTIAN ANGGOTA POLRI
 PASAL 5 AYAT (2) MELAKSANAKAN SIDANG KOMISI KODE ETIK PROFESI POLRI SEBAGAIMANA DIATUR
DALAM PASAL 13 PP NO 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA POLRI
KODE ETIK PROFESI POLRI
PERKAP NO 7 TAHUN 2006
 KODE ETIK PROFESI POLRI MERUPAKAN KRISTALISASI NILAI TRIBRATA DAN CATUR PRASETYA
YANG DILANDASI DAN DIJIWAI PANCASILA SERTA MENCERMINKAN JATI DIRI ANGGOTA POLRI
DALAM WUJUD KOMITMEN MORAL YANG MELIPUTI ETIKA KEPRIBADIAN, KENEGARAAN,
KELEMBAGAAN DAN HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT
 ETIKA KEPRIBADIAN ADALAH NILAI MORAL ANGGOTA POLRI TERHADAP PROFESINYA
DIDASARKAN PADA PANGGILAN IBADAH SEBAGAI UMAT BERAGAMA DIATUR DALAM PASAL 13
 ETIKA KENEGARAAN ADALAH SIKAP MORAL ANGGOTA POLRI YANG MENJUNJUNG TINGGI
LANDASAN IDEOLOGIS DAN KONSTITUSIONAL NEGARA RI SERTA PANCASILA DAN UUD 1945
DIATUR DALAM PASAL 4
 ETIKA KELEMBAGAAN ADALAH SIKAP MORAL ANGGOTA POLRI TERHADAP INSTITUSINYA YANG
PATUT DIJUNJUNG TINGGI SEBAGAI IKRAR BHATIN DARI SEMUA INSAN BHAYANGKARA DENGAN
SEGALA MARTABAT DAN KEHORMATANNYA DIATUR DALAM PASAL 5,6,7,8 DAN 9
 ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT ADALAH SIKAP MORAL ANGGOTA POLRI YANG
SENANTIASA MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK KEPADA MASYARAKAT DIATUR DALAM PASAL
10
 PEMERIKSAAN ATAS PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI DILAKUKAN
OLEH KOMISI KODE ETIK POLRI (PASAL 14)
 TATA CARA SIDANG KOMISI KODE ETIK POLRI DIATUR DALAM PERATURAN
KAPOLRI NO 8 TAHUN 2006
PERKAP NO 14 TAHUN 2011
 TUJUAN KKEP
 MENERAPKAN NILAI-NILAI TRIBRATA DAN CATUR PRASETYA DALAM PELAKSANAAN
TUGAS DAN WEWENANG UMUM KEPOLISIAN
 MEMANTAPKAN PROFESIONALISME, INTEGRITAS, DAN AKUNTABILITAS ANGGOTA
POLRI
 MENYAMAKAN POLA PIKIR, SIKAP DAN TINDAKAN ANGGOTA POLRI
 MENERAPKAN STANDAR PROFESI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POLRI
 MEMULIAKAN PROFESI POLRI DENGAN PENEGAKAN KEPP
RUANG LINGKUP KKEP
 ETIKA KENEGARAAN
 ETIKA KELEMBAGAAN
 ETIKA KEMASYARAKATAN
 ETIKA KEPRIBADIAN
ETIKA KENEGARAAN
MEMUAT PEDOMAN BERPERILAKU ANGGOTA POLRI DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN:
 TEGAKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
 PANCASILA
 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
 KE-BHINEKA TUNGGALIKAN-AN
ETIKA KENEGARAAN
MEMUAT PEDOMAN BERPERILAKU ANGGOTA POLRI DALAM HUBUNGAN
DENGAN:
 TRI BRATA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
 CATR PRASETYA SEBAGAI PEDOMAN KERJA
 SUMPAH/JANJI ANGGOTA POLRI
 SUMPAH/JANJI JABATAN
 SEPULUH KOMITMEN MORAL DAN PERUBAHAN POLA PIKIR (MINDSET)
ETIKA KEMASYARAKATAN
MEMUAT PEDOMAN BERPERILAKU ANGGOTA POLDI DALAM HUBUNGAN
DENGAN:
 PEMELIHARAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT
 PENEGAKAN HUKUM
 PELINDUNG, PENGAYOM DAN PELAYANAN MASYARAKAT
 KEARIFAN LOKAL ANTARA LAIN: GOTONG ROYONG, KESETIAWAKAWANAN
DAN TOLERANSI
ETIKA KEPRIBADIAN
MEMUAT PEDOMAN BERPERILAKU ANGGOTA POLDI DALAM HUBUNGAN
DENGAN:
 KEHIDUPAN BERAGAMA
 KEPATUHAN DAN KETAATAN TERHADAP HUKUM
 SOPAN SANTUN DALAM KEHIDUPAN BERKELUARGA, BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA
KEWAJIBAN
 KEWAJIBAN DALAM ETIKA KELEMBAGAAN (PASAL 6 MEMUAT 8 BUTIR KEWAJIBAN)
 KEWAJIBAN DALAM ETIKA KELEMBAGAAN
 PASAL 7 MEMUAT:
 15 BUTIR KEWAJIBAN SEBAGAI ANGGOTA POLRI
 3 BUTIR KEWAJIBAN SEBAGAI ATASAN
 4 BUTIR KEWAJIBAN SEBAGAI BAWAHAN
 5 BUTIR KEWAJIBAN SESAMA ANGGOTA POLRI
 PASAL 8 MEMUAT SETIAP ANGGOTA POLRI WAJIB MENDAHULUKAN PERAN, WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB
 PASAL 9 MEMUAT KEWAJIBAN PENYIDIK/PENYELIDIK MELAKSANAKAN TUGAS
PENYIDIKAN/PENYELIDIKAN, MENYELESAIKAN TUGASNYA SERTA MELAPORKAN HASILNYA
KEPADA ATASANNYA
 KEWAJIBAN DALAM ETIKA KEMASYARAKATAN PASAL 10 MEMUAT 6 BUTIR KEWAJIBAN
 KEWAJIBAN DALAM ETIKA KEPRIBADIAN PASAL 11 MEMUAT 5 BUTIR KEWAJIBAN
KEWAJIBAN SEBAGAI ATASAN
DLM ETIKA KELEMBAGAAN
1. MENUNJUKAN KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI (SERVANT
LEADERSHIP), KETELADANAN, MENJADI KONSULTAN YANG DAPAT
MENYELESAIKAN MASALAH (SOLUTIF), SERTA MENJAMIN KUALITAS
KINERJA BAWAHAN DAN KESATUAN (QUALITY ASSURANCE);
2. MENINDAKLANJUTI DAN MENYELESAIKAN HAMBATAN TUGAS YANG
DILAPORKAN OLEH BAWAHAN SESUAI TINGKAT KEWENANGANNYA;
DAN
3. SEGERA MENYELESAIKAN DUGAAN PELANGGARAN YANG
DILAKUKAN OLEH BAWAHAN.
LARANGAN
 LARANGAN DALAM ETIKA KENEGARAAN PASAL 12 MEMUAT 5 BUTIR LARANGAN
 LARANGAN DALAM ETIKA KELEMBAGAAN
 PASAL 13
 7 BUTIR LARANGAN SEBAGAI ANGGOTA POLRI
 2 BUTIR LARANGAN SEBAGAI ATASAN
 2 BUTIR LARANGAN SEBAGAI BAWAHAN
 5 LARANGAN SEBAGAI SESAMA ANGGOTA POLRI
 PASAL 14 MEMUAT 13 LARANGAN BAGI ANGGOTA DALAM PENEGAKAN HUKUM
SEBAGAI PENYELIDIK/PENYIDIK
 LARANGAN DALAM ETIKA KEMASYARAKATAN PASAL 15 MEMUAT 8 BUTIR LARANGAN
 LARANGAN DALAM ETIKA KEPRIBADIAN PASAL 16 MEMUAT 4 BUTIR LARANGAN
LARANGAN SEBAGAI ATASAN
DALAM ETIKA KELEMBAGAAN
1. MEMBERI PERINTAH YANG BERTENTANGAN
DENGAN NORMA HUKUM, NORMA AGAMA, DAN
NORMA KESUSILAAN; DAN
2. MENGGUNAKAN KEWENANGANNYA SECARA
TIDAK BERTANGGUNGJAWAB.
KELEMBAGAAN PENEGAKAN
KEPP PASAL 17
 PASAL 17
 SUBYEK PELAKSANA KEPP
 PROSES PELAKSANAAN KEPP

 PASAL 18 TERDUGA DAPAT DIDAMPINGI PENDAMPING

 PASAL 19 SIDANG KKEPP DILAKUKAN TERHADAP PELANGGARAN
 KEPP SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PERKAP
 PASAL 12,13, DAN 14 PP NO 1 TAHUN 2002 TENTANG PENGHENTIAN ANGGOTA POLRI
 PASAL 13 PP NO 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA POLRI
PASAL 21 SANKSI TERHADAP
PELANGGAR KEPP
 JENIS SANKSI
 SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA REKOMENDASI
 SANKSI PTDH DIKENAKAN KEPADA PELANGGAR KEPP YANG
MELIPUTI 9 JENIS PELANGGARAN KEPP SEBAGAIMANA DI ATUR
PADA PASA 21 AYAT (3) HURUF A SAMPAI DENGAN HURUF 1
PASAL 22 SANKSI
ADMINSITRATIF
REKOMENDASI PTDH DIKENAKAN MELALUI SIDANG KKEPP
PASAL 26 AYAT (1)
 TERHADAP TERDUGA PELANGGAR KEPP YANG DIANCAM HUKUMAN ADMINISTRATIF
BERUPA REKOMENDASI PUTUSAN PTDH DIBERI KESEMPATAN UNTUK MENGAJUKAN
PENGUNDURAN DIRI
PASAL 28 AYAT (2)
PENJATUHAN SANKSI KEPP TIDAK MENGHAPUSKAN PIDANA DAN/
ATAU PERDATA
PERKAP NO 19 TAHUN 2012
 PERKAP NO 14 TAHUN 2011 MERUPAKAN PERATURAN ETIKA PROFESI
POLRI SECARA MATERIIL
 PERKAP NO 19 TAHUN 2012 MERUPAKAN PERATURAN ETIKA POLRI SECARA
FORMAL (PERATURAN ACARANYA)
TUJUAN PERKAP NO 19 TAHUN
2012
 SEBAGAI PEDOMAN DALAM PROSES PENEGAKAN PELANGGARAN KEPP
 TERSELENGGARANYA TERTIB ADMINISTRASI DALAM PROSES PENEGAKAN PELANGGARAN
KEPP
 TERSELENGGARANYA PROSES PENEGAKAN KEPP SECARA OBJEKTIF, JUJUR, ADIL,
TRANSPARAN DAN AKUNTABEL
 TERWUJUDNYA KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANGANAN PELANGGARAN KEPP
 TERAKOMODASINYA HAK-HAK TERDUGA PELANGGAR/PELANGGAR DALAM PROSES
PENEGAKAN KEPP
 SPRINT RIKSA
BUKAN KEPP GELAR A1 A1 DIHENTIKAN
DITUTUP

AKREDITOR LAKS SIDANG NON

PUTUSAN FINAL
ADMINISTRATIF
AUDIT ADA DUGAAN KKEP
INVESTIGASI GAR KEPP ADMINISTRATIF BANDING
TERBENTUK KKEP
RIKSA SAKSI, AHLI, TERIMA USUL TUK KOM
TERDUGA GAR DAN SERAH SKEP PUTUSAN BDG
LAP-B LAP DUMAS BB KKEP SET KKEP
LAP-ADIREKTIF PIMPINAN AKRDITOR SET KKEP AJUKAN REKOM
LAP-A HASIL LIDIK PAMINAL SET KKEP TERBENTUK
BENTUK KKEP KOMISI BANDING
BERKAS GAR
PJB TUK KKEP KEP REKOM
KEPP/LIMPAH LAKS SIDANG
SUMBER PEJABAT BANDING
PENGADUAN AKRDITOR USUL KKEP PEMBENTUK KKEP
SET KKEP PUTUSAN
PENG- AJUKAN TAP PH DITERIMA / TOLAK
ADIMINISTRASI-AN SET
ALUR SARKUM PELANGGAR
PENEGAKAN SET KKEP ATASAN PELANGGAR
KEPP WABPROF PROPAM PROSES TAP PH
DIVKUM FUNGSI WAS/REHAB KUM
SDM
 ALUR PENEGAKAN KEPP

PROFESIONAL, PROPORSIONAL, KEADILAN, KEPASTIAN DAN

TRANSPARAN DAN AKUNTABEL KEMANFAATAN HUKUM

RIKSA SIDANG KOMISI TAP ADM PENJ WAS LAKSA

SIDANG KEPP REHAB PERS
PENDAHULUAN BANDING HUKUMAN PUTUSAN

1. NOTA WAWANCARA SAKSI, AHLI, TERDUGA PELANGGAR

2. CARI KUMPULKAN DOKUMEN DAN BUKTI ELEKTRONIK
AI REN AI
3. DATANGI TEMPAT2 YG BERHBUNGAN DGN GAR KEPP

1. BAP SAKSI, AHLI, TERDUGA PELANGGAR

RIKSA REN RIKSA 2. CARI KUMPULKAN DOKUMEN DAN BUKTI ELEKTRONIK
3. PENANGANAN BB

PEMBERKASAN SUN BERKAS BERKAS PERKARA KODE ETIK POLRI

 PENEGAKAN PELANGGARAN DISIPLIN DAN KEPP
DALAM PERSPEKTIF KEPP

TERKAIT
DENGAN GAR PASAL 6 S/D 11 PERKAP 14 TAHUN 2011 TENTANG KEWAJIBAN
PERKAP PASAL 12 S/D 16 PERKAP 14 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN
14/2011
NORMA-
NORMA
1. PASAL 12 AYAT (1) B BERIKAN KET PALSU/ TIDAK BENAR
PENEGAKAN SEBAGAI CALON ANGGOTA POLRI
TERKAIT GAR
PELANGGARAN 2. PASAL 13 AYAT (1) ANGGOTA POLRI PTDH DARI DINAS
PASAL PP
KEPP YANG KARENA GAR SUMPAH/ JANJI JAB, DAN ATAU KEPP
1/2003
DIATUR DALAM 3. PASAL 14 TINGGALKAN TUGAS TIDKA SAH 30 HARI SECARA
PERKAP BERTURUT-TURUT
19/2012
TERKAIT GAR ANGGOTA POLRI YANG DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN LEBIH
PASAL 13 PP NO DARI 3 KALI DAN DIANGGAP TIDAK PATUT DIPERTAHANKAN
LAGI STATUSNYA SEBAGAI ANGGOTA POLRI DAPAT
2/ 2003
DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT ATAU TIDAK HORMAT DARI
DINAS POLRI MELALUI SIDANG KKEP
 MEKANISME GELAR PERKARA
DUGAAN PELANGGARAN KEPP

1. LAP/DUMAS
2. DIREKTIF PIMPINAN
3. HASIL LIDIK PAMINAL
TATA CARA GP
• BUAT UNDANG GP
PESERTA GP PELAKSANAAN AI / • BUAT RISALAH GP
• FUNGSI IT WAS RIKSA • PAPARAN HASIL AI
• FUNGSI SDM
• TANGGAPAN PESERTA
• FUNGSI PROPAM
GP
• FUNGSI TERKAIT
GELAR PERKARA • KESIMPULAM
• REKOMENDASI

DITEMUKAN DUG GAR TIDAK DITEMUKAN DUG

KEPP GAR KEPP

RIKSA BERKAS DAN TERBIT SP4 DAN SP2HP-

SP2HP-2 2
 PERBEDAAN MENDASAR PERATURAN DISIPLIN
DAN KODE ETIK POLRI

NO ASPEK DISIPLIN KODE ETIK

1 MANDAT HUKUM PPRI NO 2 TH 2003 TTG PERAT DISIPLIN PASAL 31 S/D 35 UU NO 2 TH 2002 TTG
ANGGOTA POLRI POLRI
2 DASAR HUKUM MATERIIL • PPRI NO 1 TH 2003 TTG PERKAP 14 TAHUN 2011 TTG KEPP
PEMBERHENTIAN ANGGOTA POLRI
• PP NO 2 TH 2003 TTG PERAT DISIPLIN
ANGT POLRI
3 DASAR HUKUM FORMIL • KEP 42/IX/2004 TGL 30 SEPT 2004
TTG ATASAN YANG BERHAK
MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN
• KEP/43/IX2004 TGL 30 SEOT 2004 TTG
TATACARA PENYELESAIAN
PELANGGARAN DISIPLIN ANGGOTA
POLRI
• KEP/44/IX2004 TGL 30 SEOT 2004 TTG
TATACARASIDANG DISIPLIN BAGI
ANGGOTA POLRI
NO ASPEK DISIPLIN KODE ETIK
4 MEKANISME SIDANG SIDANG DISIPLIN SIDANG KODE ETIK POLRI
5 LEMBAGA SIDANG ATASAN YANG BERHAK MENGHUKUM KOMISI KODE ETIK PROFESI POLRI DAN
KOMISI BANDING
6 PELAKSANA GAKKUM PEMERIKSA AKREDITOR
7 RUANG LINGKUP • KEHIDUPAN BERNEGARA DAN • ETIKA KENEGARAAN
BERMASYARAKAT • ETIKA KELEMBAGAAN
• PELAKSANAAN TUGAS POLRI • ETIKA KEMASYARAKATAN
• ETIKA KEPRIBADIAN
8 PENERAPAN PASAL • KEWAJIBAN TERDAPAT DALAM PASAL • KEWAJIBAN TERDAPAT DALAM
PELANGGARAN 3 DAN 4 PP NO 2 TAHUN 2003 PASAL 6 S/D 11 PERKAP NO 14 TH
• LARANGAN TERDAPAT DALAM PASAL 2011
5 DAN 6 PP NO 2 TAHUN 2003 • LARANGAN TERDAPAT DALAM PASAL
12 S/D 16 PERKAP NO 14 TH 2011
9 PELAKU PELANGGARAN TERPERIKSA TERDUGA PELANGGAR
SEBELUM INCRAHT
10 PELAKU PELANGGARAN TERHUKUM PELANGGAR
HUKUM SETELAH
INCRAHT
NO ASPEK DISIPLIN KODE ETIK
11 SANKSI HUKUMAN TERDAPAT DALAM PASAL 7 S/D 13 PP NO TERDAPAT DALAM PASAL 21 PERKAP NO
2 TAHUN 2003 21 TAHUN 2011
12 BENTUK SANKSI • TINDAKAN DISIPLIN • SANKSI ADMINISTRATIF
• HUKUMAN DISIPLIN • SANKSI ETIKA PROFESI
13 UPAYA HUKUM TIDAK MENGENAL UPAYA BANDING DIPERLAKUKAN UPAYA BANDING
SEKIAN DAN TERIMAKASIH