PENDAHULUAN
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang
berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Bangsa primitif, demikian pula
orang-orang zaman purbakala, memandang masa puber dan masa remaja tidak
seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup
Ditambahkan oleh Monk (Monks, Knoers, & Haditono, 2002 : 258-259) anak
golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau
golongan tua. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum
Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual
menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Secara
umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dan remaja
akhir. Garis pemisah antara awal masa remaja dan akhir masa remaja terletak kira-
kira di sekitar usia 17 tahun. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13-16
atau 17 tahun dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18
tahun. Akhir masa remaja merupakan periode tersingkat (Hurlock, 1990: 205).
1
2
Tak jauh berbeda dengan itu Monks, dkk (2002: 262) mengatakan bahwa
perkembangan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun,
dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja
pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Sedangkan pada umumnya masa
pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada anak laki-laki dan 11-15 tahun pada anak
pelajar SMP hngga SMA. Proses belajar dalam suatu jenjang pendidikan diakhiri
dengan diadakanya ujian nasional. Para siswa harus mengikuti ujian nasional
untuk menentukan kelulusan. Para siswa kelas XII seringkali memandang ujian
nasional sebagai hal yang menakutkan, karena standar kelulusan yang setiap tahun
meningkat. Hal inilah yang kemudian menimbulkan stres pada siswa baik SMP
maupun SMA.
Terdapat beberapa fenomena stres yang terjadi pada siswa SMA maupun
bahwa sekitar hampir 50 persen pelajar merasa stres dalam menghadapi Ujian
pelajar masih merasa stres saat akan menjelang datangnya UN, kebanyakan dari
mereka masih digeluti rasa takut dan perasaan khawatir jika mereka tidak lulus.
Selain itu faktor lainnya yakni kebanyakan pelajar masih bingung dalam
dianggap tetap dan sesuai (Smeaker.com, 2016). Fenomena yang lain terjadi di
3
Temanggung, Jawa Tengah. Puluhan pelajar SMA jatuh pingsan dan kesurupan.
Peristiwa itu terjadi saat mengikuti acara pembekalan menjelang ujian nasional
(UN). Pengurus sekolah kemudian memanggil seorang kiai untuk mengobati para
siswa yang kesurupan, belum lama ini. Siswa yang pingsan mendapat perawatan
membaca ayat-ayat Alquran sengaja digelar untuk membantu mental para siswa
ketakutan dalam diri manusia modern tidak dapat dibiarkan begitu saja karena jika
mengganggu keseimbangan manusia. Hal ini dapat kita lihat misalnya dalam
massal itu murni merupakan persoalan kejiwaan. Mereka menyebut kesurupan itu
secara mendadak. Hal ini disebabkan terjadinya kecemasan yang melupa hebat
tetapi ditekan oleh alam bawah sadarnya. Setelah tak mampu menampung lagi
Stres pada remaja dapat juga disebabkan karena tuntutan dari orang tua
dan masyarakat. Orang tua biasanya menuntut anaknya untuk mempunyai nilai
bagus di sekolah, tanpa melihat kemampuan si anak. Beban berat yang dialami
4
remaja ini dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti sakit kepala, kurangnya
terutama bagi SMA, karena pada saat ini remaja pada umumnya mengalami
tekanan untuk mendapat nilai yang baik dan bisa masuk ke Universitas favorit.
ketegangan dan kecemasan, mereka takut tidak lulus dan tidak dapat masuk ke
terhadap peristiwa tersebut dinamakan respons stres (Atkinson, dkk, 2000: 338).
Helmi (dalam Safaria dan Saputra, 2012: 29) mengungkapkan terdapat empat
macam gejala stres, yaitu gejala psikologis, fisiologis, kognitif, dan tingkah laku.
peristiwa atau hal-hal yang dapat menimbulkan stres, kontrol atas jangka waktu,
perlindungan terhadap stres (Smet, 1994: 134). Serupa dengan hal tersebut Coyne
dan Lazarus (dalam Niven, 2000: 137) menyatakan bahwa dukungan sosial atau
jaringan sosial adalah jumlah orang yang terlibat dan sifat perasaan-perasaan dan
dan menghilangkan penyakit dan dapat memiliki pengaruh positif yang kuat pada
masalah muncul. Dukungan sosial berbeda dengan kontak sosial yang tidak selalu
siswa. Peneliti kemudian melakukan wawancara pada enam siswa kelas XII SMK
Palebon Semarang yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2016, untuk mengetahui
bagaimana Ujian Nasional dapat menimbulkan stres pada siswa. Bahkan ada
hingga terbawa mimpi. Stres dalam menghadapi UN yang dirasakan siswa juga
pelaksanaan UN. Siswa juga menyadari bahwa akhir-akhir ini nafsu makannya
meningkat karena memikirkan UN. Dalam mengatasi stres yang timbul akibat UN
siswa menggunakan berbagai macam cara untuk dapat mengatasinya, dan semua
yang diterima siswa terlihat dari adanya teman yang saling menyemangati satu
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Dukungan sosial yang diterima oleh
6
B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa fenomena stres yang terjadi pada siswa SMA dalam
menghadapi ujian nasional. Seperti contohnya puluhan pelajar SMA jatuh pingsan
dan kesurupan. Peristiwa itu terjadi saat mengikuti acara pembekalan menjelang
UN. Kemudian dari hasil studi yang dilakukan oleh Balitbang Kemendikbud
peserta UN berada dalam tingkat sangat stres atau cemas. Stres terjadi jika orang
fisik atau psikologisnya. Banyak faktor yang mempengaruhi stres individu, namun
berasal dari teman, keluarga, dan sumber-sumber lain yang membantu individu
ketika suatu masalah muncul. Dukungan sosial yang diterima oleh siswa yang
sosial. Namun demikian, dukungan sosial yang telah dirasakan oleh siswa belum
dapat menghindarkan siswa dari adanya stres dalam menghadapi UN. Siswa
7
UN yang semakin dekat. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melihat apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres pada siswa
C. Tujuan Penelitian
dukungan sosial dengan stress dalam menghadapi UN pada siswa kelas XII SMK
Palebon Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
berkaitan dengan stres dalam menghadapi UN pada siswa kelas XII SMK
2. Manfaat praktis
pada siswa kelas XII dengan tidak hanya memberikan materi pelajaran, namun