Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional

yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah dalam bentuk

kegiatan pokok. Puskesmas Bandarharjo terletak di Kecamatan Semarang

Utara dengan luas 762 m2, dengan batas sebelah utara laut Jawa, sebelah

Barat Kelurahan Panggung Kidul dan Panggung Lor, sebelah Selatan

Kelurahan Purwosari dan Jalan Imam Bonjol, sebelah Timur Kelurahan

Kemijen dan Kecamatan Semarang Timur. Puskesmas Bandarharjo memiliki

2 puskesmas Pembantu dan 1 Pos Pelayanan Kesehatan dengan 4

Kelurahaan binaan, yaitu Kelurahan Bandarharjo, Tanjungmas, Kuningan, dan

Dadapsari dengan jumlah penduduk sebanyak 75.543 jiwa dengan rincian

laki-laki 38.765 jiwa dan perempuan 36.778 jiwa.

Untuk menumbuhkan peran serta masyarakat Puskesmas Bandarharjo

selalu melibatkan lintas sektor dan kader kesehatan. Puskesmas Bandarharjo

memiliki Kader Kesehatan 200 orang dan setiap satu bulan sekali dilakukan

rapat koordinasi dengan kader koordinator. Posyandu dalam melaksanakan

kegiatan pengembangan program Keluarga Berencana selalu melibatkan

Petugas Lapangan Keluarga Berencana yang ada di kecamatan dan para

pengambil keputusan di tingkat kecamatan maupun kelurahan. Untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Puskesmas Bandarharjo

Semarang bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan

30
31

Kecamatan Semarang Utara. Kegiatan yang dilaksanakan adalah melatih

dokter kecil sebanyak 470 siswa di 25 sekolah dasar dan Madrasah

Ibtidaiyah, serta melakukan pemeriksanaan kesehatan, penyuluhan

kesehatan di sekolah dan inspeksi sanitasi. Adapun jumlah tenaga

Puskesmas Bandarharjo Semarang dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Puskesmas Bandarharjo Semarang

No Jenis Tenaga Jumlah


1. Magister Kesehatan 1 orang
2. Dokter Umum 3 orang
3. Dokter Gigi 1 orang
4. Sarjana Kesehatan Masyarakat 1 orang
5. Perawat 5 orang
6. Perawat Gigi 1 orang
7. Bidan 4 orang
8. Farmasi 2 orang
9. Laborat 1 orang
10. Gizi 1 orang
11. Rekam Medis 1 orang
12. Administrasi 5 orang
Total 26 orang
Sumber: Puskesmas Bandarharjo Semarang, 2015

Adapun tugas pokok, tugas integrasi dan tugas tambahan dari

Puskesmas Bandarharjo Semarang dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Jumlah Tenaga Puskesmas Bandarharjo Semarang

Tugas Pokok Tugas Integrasi Tugas Tambahan


 Pelayanan  P3K  Bendahara BOK
Pengobatan  Pembinaan di  Bendahara Rutine
 Pelayanan KIA Posyandu  Pengelola Barang
 Pelayanan KB  Pembinaan di Sekolah  Penerima Barang
 Pelayanan Gizi  Pembinaan di  Pembuku
 P2M Perusahaan Keuangan
 Pelayanan Kesling  Pengelola BPJS
 Promosi Kesehatan
Sumber: Puskesmas Bandarharjo Semarang, 2015
32

Adapun visi, misi, moto, kedudukan, fungsi, dan tujuan Puskesmas

Bandarharjo sebagai berikut:

1. Visi, Misi, dan Moto

a. Visi

Terwujudnya Masyarakat di Wilayah Puskesmas Bandarharjo yang

Mandiri untuk Hidup Sehat.

b. Misi

1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

2) Memperdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan

kemampuan hidup sehat.

c. Moto

Kerja Keras Kunci Keberhasilan.

2. Kedudukan

Kedudukan Puskesmas Bandarharjo dalam sistem kesehatan kota adalah

sebagai organisasi struktural dan sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan.

3. Fungsi

a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan (motivator,

fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang

diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaannya

mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor

pertimbangan utama sehingga pembangunan yang dilaksanakana

berdampak positif terhadap kesehatan.


33

b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat

non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat

dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM

dan tokoh masyarakat.

c. Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan

puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan

berkesinambungan. Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah

kerjanya wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara

bermutu, terjangkau, adil dan merata. Upaya pelayanan yang

diselenggarakan meliputi:

1) Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok

masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama

masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di

wilayah kerja jalan dan luar puskesmas.

2) Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,

kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga

pada umumnya melalui upaya rujukan.


34

4. Tujuan

a. Tujuan Jangka Panjang

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

puskesmas menuju kecamatan sehat 2015.

b. Tujuan Jangka Pendek

1) Meningkatkan status kesehatan pada bayi melalui pelayanan

imunisasi dasar.

2) Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan.

3) Meningkatkan status gizi masyarakat, balita dan ibu hamil melalui

pelayanan gizi.

4) Menurunkan angka kesakitan pada kelompok usia lanjut.

5) Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

6) Meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui pencegahan

dan pemberantasan penyakit menular langsung.

7) Meningkatkan mutu lingkungan melalui sanitasi lingkungan.

8) Menurunkan angka kematian bayi dan anak serta angka kematian

ibu maternal.

B. Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan

peneliti meliputi gambaran profil responden penelitian (sampel), pengetahuan

petugas loket pendaftaran tentang BPJS, dan kualitas pelayanan Puskesmas

Bandarharjo Semarang. Peneliti menyajikan hasil penelitian ini dalam bentuk

tabel dan uraian untuk menjelaskan gambaran profil responden penelitian

(sampel), pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS, dan kualitas

pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang.


35

1. Karakteristik Pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Responden dalam penelitian ini adalah 118 pasien BPJS di

Puskesmas Bandarharjo Semarang. Untuk melihat responden

berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini :

Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase


1. < 20 tahun 4 3,39%
2. 20-30 tahun 22 18,64%
3. > 30 tahun 92 77,97%
Total 118 100%
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2015

Gambar 4.1
Diagram Responden Penelitian Berdasarkan Usia

Usia
<20 tahun
3%
20-30 tahun
19%

>30 tahun
78%

Dari tabel dan gambar di atas, data dilihat bahwa responden yang

berusia <20 tahun sebanyak 4 orang atau 3,39%, responden yang

berusia 20-30 tahun sebanyak 22 orang atau 18,64%, serta responden

yang berusia >30 tahun sebanyak 92 orang atau 77,97%. Jadi dapat
36

disimpulkan bahwa rata-rata responden berusia >30 tahun dan usia

responden termuda adalah < 20 tahun.

b.Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk melihat responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel dan gambar berikut ini :

Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1. Laki-laki 42 35,59%
2. Perempuan 76 64,41%
Total 118 100%
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2015

Gambar 4.2
Diagram Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Laki-Laki
36%

Perempuan
64%

Dari tabel dan gambar di atas, data dilihat bahwa responden yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 42 orang atau 35,59% dan

responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 76 orang atau

64,41%. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden berjenis

kelamin perempuan.
37

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Untuk melihat responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat

dilihat pada tabel dan gambar berikut ini :

Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase


1. Tidak Sekolah 1 0,85%
2. SD 4 3,39%
3. SMP 15 12,71%
4. SMA 81 68,64%
5. S1 15 12,71%
6. D3 2 1,69%
Total 118 100%
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2015

Gambar 4.3
Diagram Responden Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir
D3 Tidak Sekolah SD
2% 1% 3%
S1 SMP
13% 13%

SMA
69%

Dari tabel dan gambar di atas, data dilihat bahwa responden yang

memiliki pendidikan terakhir tidak sekolah sebanyak 1 orang atau

0,85%, responden yang memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 4

orang atau 3,39%, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP

sebanyak 15 orang atau 12,71%, responden yang memiliki pendidikan

terakhir SMA sebanyak 81 orang atau 68,64%, responden yang memiliki


38

pendidikan terakhir S1 sebanyak 15 orang atau 12,71%, serta

responden yang memiliki pendidikan terakhir D3 sebanyak 2 orang atau

1,69%. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki

pendidikan terakhir SMA.

d.Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Untuk melihat responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat

pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 4.6
Responden Berdasarkan Pekerjaan

Persentase
No Pekerjaan Jumlah
(%)
1. PNS/Polri/TNI 1 0,85%
2. Buruh Pabrik 59 50%
3. Karyawan Swasta 45 38,14%
4. Nelayan 5 4,24%
5. Pelajar 1 0,85%
6. IRT 7 5,93%
Total 33 100%
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2015

Gambar 4.4
Diagram Responden Penelitian Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan
Pelajar IRT PNS/Polri/TNI
1%
1% 6%
Nelayan
4%
Buruh Pabrik
50%
Karyawan Swasta
38%
39

Dari tabel dan gambar di atas, data dilihat bahwa responden yang

memiliki pekerjaan PNS/Polri/TNI sebanyak 1 orang atau 0,85%,

responden yang memiliki buruh pabrik sebanyak 59 orang atau 50%,

responden yang memiliki pekerjaan karyawan swasta sebanyak 45

orang atau 38,14%, responden yang memiliki pekerjaan nelayan

sebanyak 5 orang atau 4,24%, responden yang memiliki pelajar

sebanyak 1 orang atau 0,85%, serta responden yang memiliki pekerjaan

IRT sebanyak 7 orang atau 5,93%. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-

rata responden bekerja sebagai buruh pabrik.

2. Gambaran Pengetahuan Petugas Loket Pendaftaran tentang BPJS

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan petugas loket

pendaftaran tentang BPJS digunakan kuesioner pengetahuan petugas

loket pendaftaran tentang BPJS yang disusun berdasarkan kemampuan

seseorang dalam mengingat, memahami dan mengungkapkan kembali

mengenai program jaminan kesehatan. Data tersebut diungkap dengan

menggunakan kuesioner petugas loket pendaftaran tentang BPJS dengan

jumlah item sebanyak 10 item.

Adapun rentangan skor untuk penentuan kategori pada kuesioner

pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:


40

Tabel 4.7
Gambaran Pengetahuan Petugas Loket Pendaftaran tentang BPJS

Frekuensi Persentase
Kategori
(Orang) (%)
Baik (76-100%) 84 71,19%
Cukup (56-75%) 20 16,95%
Kurang (<56%) 14 11,86%
Total 118 100%
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2015

Dari tabel di atas, data dilihat gambaran pengetahuan petugas loket

pendaftaran tentang BPJS. Pengetahuan petugas loket pendaftaran

tentang BPJS yang tergolong baik sebanyak 84 orang atau 71,91%,

pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS pada kategori

cukup sebanyak 20 orang atau 16,95%, serta pengetahuan petugas loket

pendaftaran tentang BPJS pada kategori kurang sebanyak 14 orang atau

11,86%, Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki

tingkat pengetahuan tentang BPJS pada kategori baik.

3. Gambaran Kualitas pelayanan Puskesmas

Untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan puskesmas

digunakan kuesioner kualitas pelayanan puskesmas yang disusun

berdasarkan kemampuan petugas loket untuk membantu pasien dengan

penuh kecepatan dalam pelayanan, sehingga dapat memberikan

kepuasan kepada konsumen. Data tersebut diungkap dengan

menggunakan kuesioner kualitas pelayanan puskesmas dengan jumlah

item sebanyak 12 item.

Adapun rentangan skor untuk penentuan kategori pada kuesioner

kualitas pelayanan puskesmas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


41

Tabel 4.8
Gambaran Kualitas pelayanan Puskesmas

Frekuensi Persentase
Kategori
(Orang) (%)
Baik (76-100%) 86 72,88%
Cukup (56-75%) 28 23,73%
Kurang (<56%) 4 3,39%
Total 118 100%
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2015

Dari tabel di atas, data dilihat gambaran kualitas pelayanan

puskesmas. Kualitas pelayanan puskesmas yang tergolong baik sebanyak

86 orang atau 72,88%, kualitas pelayanan puskesmas pada kategori

cukup sebanyak 28 orang atau 23,73%, serta kualitas pelayanan

puskesmas pada kategori kurang sebanyak 4 orang atau 3,39%. Jadi

dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki ketanggapan pada

kategori baik.

4. Analisis bivariat Hubungan Pengetahuan Petugas Loket Pendaftaran

Pendaftaran tentang BPJS dengan Kualitas pelayanan Puskesmas

Bandarharjo Semarang

Untuk menganlisis hubungan variabel dependen (kualitas

pelayanan loket puskesmas) dengan variabel independen (pengetahuan

petugas loket tentang BPJS) yang mana kedua variabel tersebut bersifat

kategorik digunakan uji statistik Rank Spearman dengan tingkat

kemaknaan 0,005. Jika nilai p≤ 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima,

dengan kata lain terdapat hubungan yang bermakna antara dua variabel

yang diuji. Sedangkan jika nilai p > 0,005 maka Ho diterima dan Ha

ditolak, dengan kata lain tidak terdapat hubungan bermakna antara dua

variabel yang diuji. Adapun hasil pengujian statistik Rank Spearman


42

antara pengetahuan petugas loket tentang BPJS dengan kualitas

pelayanan loket puskesmas sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Rank Spearman
Correlations

Ketanggapan Kualitas
Petugas Loket Pelayanan

Spearman's Kualitas Correlation Coefficient 1.000 .318**


rho Pelayanan Sig. (1-tailed) . .000

N 118 118

Pengetahuan Correlation Coefficient .318** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 118 118

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan hasil pengujian statistik Rank Spearman dengan

bantuan SPSS 21, diperoleh nilai Rank Spearman sebesar 0,318 dengan

Asymp. Sig. (2-sided) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga

diputuskan pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS

berhubungan nyata dan signifikan dengan kualitas pelayanan Puskesmas

Bandarharjo Semarang. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan petugas

loket pendaftaran tentang BPJS, maka kualitas pelayanan Puskesmas

Bandarharjo Semarang akan baik pula.

Anda mungkin juga menyukai