Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PORTOFOLIO

KEGIATAN DI PUSKESMAS SINDANGLAUT

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas Ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kedokteran Keluarga dan Komunitas di Puskesmas Sindanglaut Kabupaten
Cirebon

Disusun Oleh :
Dea Ananda Riyandi 114170012

Pembimbing :
DR. dr. Gara Samara Brajadenta, S.E, M.M, M.Si.Med,M.Sc

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KELUARGA DAN


KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporan portofolio ini.
Bersama ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon yang


telah memberikan sarana dan prasarana kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar.
2. dr. H. Sutara, M.H Kepala Puskesmas Sindanglaut beserta jajarannya yang
telah memberikan sarana dan prasarana kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar.
3. dr. Ria Rosiana Dewi selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga dan pikiran untuk membimbing kami dalam penyusunan laporan
portofolio ini.
4. DR. dr. Gara Samara Brajadenta, S.E, M.M, M.Si.Med,M.Sc selaku
pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing kami dalam penyusunan laporan portofolio ini
5. Serta pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan
portofolio ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan portofolio ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Cirebon, September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. 2

KATA PENGANTAR....................................................................................... 3

DAFTAR ISI...................................................................................................... 4

BAB I TUJUAN PEMBELAJARAN.............................................................. 5

BAB II PERENCANAAN KEGIATAN.......................................................... 8

BAB III PELAKSANAAN HARIAN DAN REFLEKSI DIRI .................... 23

3
BAB I
TUJUAN PEMBELAJARAN

1.1. Tujuan Pembelajaran


Setiap fakultas kedokteran bertujuan untuk menyelengarakan
Pendidikan kedokteran yang menghasilkan dokter yang sesuai dengan visi
dan misi yang telah dibuat. Standar internasional yang direkomendasikan oleh
world federation for medical education (WFME) dipakai dalam Pendidikan
kedokteran diseluruh dunia salah satunya indonesia. WFME mendorong
strategi Pendidikan kedokteran yang bersifat self directed learning serta life
long learner. Dengan pendekatan teritegritas (horizontal dan vertikal),
berorientasi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat dalam konteks
pelayanan Kesehatan primer.
Pendidikan kedokteran diarahkan untuk mencetak lulusan yang sesuai
kebutuhan masyarakat. Kedokteran keluarga berkembang pesat sehingga
mengharuskan lulusan kedokteran berperan dalam menyelesaikan masalah di
masyarakat. Di Indonesia melalui permenkes No. 916 Tahun 1997 tentang
pelayanan dokter umum yang diarahkan menjadi pelayanan dokter keluarga.
Bahkan ilmu kedokteran keluarga yang nantinya bisa menghasilkan dokter-
dokter keluarga yang merupakan bahgian dari Kedokteran Komunitas.
Dengan adanya prinsip utama pelayanan dokter keluarga secara
holistik tersebut, perlulah diketahui berbagai latar belakang pasien yang
menjadi tanggungannya, serta dapat selalu menjaga kesinambungan
pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh pasien. Dengan memberikan
pelayanan sesuai seperti memperkenalkan diri, memeriksa identitas pasien,
menanyakan identitas dan keluhan pasien, memeriksa keadaan pasien,
memberikan edukasi mengenai penyakit pasien, dan peresepsan obat secara
rasional.

4
Untuk dapat mewujudkan pelayanan kedokteran yang baik, banyak
upaya yang dapat dilakukan. Salah satu di antaranya yang dipandang
mempunyai peranan amat penting adalah melakukan kunjungan rumah (home
visit). Untuk menerakapkan pembelajaran pengetahuan tentang latar belakang
masalah masyarakat serta terwujudnya pelayanan masyarakat menyeluruh
dapat diaplikasikan langsung di fasilitas kesehatan.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan primer yang diselenggarakan
pemerintah adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
Puskesmas juga merupakan unit pelaksanaan tingkat pertama serta sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia sehingga mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang kesehatan.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan
demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta
pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya
Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh
seluruh Puskesmas di Indonesia. Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan
Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu
Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Sedangkan Upaya
Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat
serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya Kesehatan

5
Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui perwakilan masyarakat
dalam bentuk Badan Penyantun Puskesmas/Konsil Kesehatan Kecamatan
(bagi yang sudah terbentuk). Apabila Puskesmas belum mampu
menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota wajib menyelenggarakannya.

1.2. Tujuan umum


Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan
dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

1.3. Tujuan khusus


1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan
masyarakat
2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah
kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat secara holistik dan komprehensif
4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan
5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan
dalam penyelesaian masalah kesehatan
6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan
spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di
Indonesia.

6
BAB II

PERENCANAAN KEGIATAN

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang ingin penulis capai selama


kepanitraan klinik pada stase ilmu kedokteran komunitas maka penulis menyusun
rencana kegiatan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perencanaan Kegiatan

Minggu Kegiatan Tujuan Pembelajaran Tempat

1 Orientasi  Pengenalan dan Puskesmas


identifikasi
(13-18 Juli
permasalahan di
2020)
Puskesmas
Sindangtlaut
BP Umum, MTBS  Orientasi mengenai Puskesmas
dan Poli Lansia obat-obat yang terdapat
di puskesmas
 Megetahui dan
melakukan diagnostik
dan tatalaksana
 Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
 Mengetahui alur
rujukan
Farmasi  Orientasi mengenai Puskesmas
obat-obat yang terdapat
di puskesmas
 Mengetahui cara
pembuatan puyer obat

7
IGD/Tindakan  Orientasi mengenai apa Puskesmas
saja yang dilakukan di
ruang tindakan
 Mengetahui tindakan
apa saja yang boleh
dilakukan di puskesmas

Rawat inap  Mengetahui kegiatan Puskesmas


visite di ruangan
 Mengetahui anamnesis,
pemeriksaa fisik, dan
terapi saat visite
 Dapat memberikan
edukasi kepada pasien
rawa inap
BP KIA  Orientasi mengenai Puskesmas
kegiatan di KIA
 Mengetahui dan
melakukan
pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB
 Memberikan Imunisasi
PONED  Mengetahui kegiatan Puskesmas
visite di poned
 Melakukan anamnesis,
pemeriksaa fisik, dan
terapi saat visite kepada
pasien ibu hamil
maupun ibu bersalin
 Dapat memberikan
konseling kepada
pasien di poned
2

8
(20-25 Juli BP Umum, MTBS  Megetahui dan Puskesmas
2020) dan Prolanis melakukan diagnostik
dan tatalaksana
 Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
 Mengetahui alur
rujukan
BP KIA  Mengetahui dan Puskesmas
melakukan
pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB
 Memberikan Imunisasi
Kunjungan Rumah  Mengetahui dan Kunjungan rumah
mengidentifikasi di Desa Asem,
permasalahan Pande dan Sigong
kesehatan individu dan
keluarga
Mini CEX  Megetahui dan Puskesmas
melakukan diagnostik
dan tatalaksana
 Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Melatih anamnesis,
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang
dan tatalaksana
Diskusi kasus/  Mendiskusikan masalah Puskesmas
manajemen di puskesmas yang
akan diangkat untuk
laporan manajemen
 Mengasah kemampuan

9
clinical reasoning
3. BP Umum,  Megetahui dan Puskesmas
MTBS, dan melakukan diagnostik
(27Juli -01
Prolanis dan tatalaksana
Agustus
 Mengetahui diagnosis
2020)
menurut ICD X
 Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
Mengetahui alur
rujukan

BP KIA  Mengetahui dan Puskesmas


melakukan
pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB
 Memberikan Imunisasi
Diskusi  Mendiskusikan masalah Puskesmas
kasus/manajemen di puskesmas yang
akan diangkat untuk
laporan manajemen
 Mengasah kemampuan
clinical reasoning
 Mendiskusikan
permasalahan dan
kendala yang ditemui
dalam melakukan
kegiatan
Kunjungan Rumah  Mengetahui dan Kunjungan Rumah
mengidentifikasi
Di desa Cipeujeuh
permasalahan
Kulon
kesehatan individu dan
keluarga
4 BP Umum,  Megetahui dan Puskesmas
MTBS, dan melakukan diagnostik

10
(03 -08 Prolanis dan tatalaksana
Agustus  Mengetahui diagnosis
2020) menurut ICD X
 Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
 Mengetahui alur
rujukan
BP KIA  Mengetahui dan Puskesmas
melakukan
pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB
 Memberikan Imunisasi
Kunjungan Rumah  Mengetahui dan Kunjungan rumah
mengidentifikasi di desa Cipeujeuh
permasalahan Kulon
kesehatan individu dan
keluarga
 Melakukan edukasi
terkait permasalahan
kesehatan individu dan
keluarga
Diskusi Kasus  Mengasah kemampuan Puskesmas
clinical reasoning
 Mendiskusikan
permasalahan dan
kendala yang ditemui
dalam melakukan
kegiatan
Swab test  Melakukan Puskesmas
pemeriksaan Swab test
 Melakukan Tensi

11
5 BP umum, MTBS  Mengetahui dan Puskesmas
(10- 15 dan Prolanis melakukan diagnostik
Agustus dan tatalaksana
2020)  Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
 Mengetahui alur
rujukan
BP KIA  Orientasi mengenai Puskesmas
kegiatan di KIA
 Mengetahui dan
melakukan
pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB
 Memberikan Imunisasi
Kunjungan rumah  Mengetahui dan Desa Cipeujeuh
mengidentifikasi Kulon
permasalahan
kesehatan individu dan
keluarga
 Melakukan edukasi
terkait permasalahan
kesehatan individu dan
keluarga
Mini CEX  Megetahui dan Puskesmas
melakukan diagnostik
dan tatalaksana
 Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Melatih anamnesis,
pemeriksaan fisik,

12
pemeriksaan penunjang
dan tatalaksana
Diskusi  Mendiskusikan masalah Puskesmas
kasus/manajemen di puskesmas yang
diangkat untuk laporan
manajemen
 Mengasah kemampuan
clinical reasoning
6 BP Umum, MTBS  Mengetahui dan Puskesmas
(17 – 22 dan Prolanis melakukan diagnostik
Agustus dan tatalaksana
2020)  Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
 Mengetahui alur
rujukan
BP KIA  Orientasi mengenai Puskesmas
kegiatan di KIA
 Mengetahui dan
melakukan
pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB
 Memberikan Imunisasi
Diskusi  Mendiskusikan masalah Puskesmas
kasus/manajemen di puskesmas yang
akan diangkat untuk
laporan manajemen
 Mengasah kemampuan
clinical reasoning
Kunjungan Rumah  Mengetahui dan Desa Sigong
mengidentifikasi
permasalahan

13
kesehatan individu dan
keluarga
 Melakukan edukasi
terkait permasalahan
kesehatan individu dan
keluarga
7 BP Umum, MTBS  Mengetahui dan Puskesmas
(24 – 29 dan Prolanis melakukan diagnostik
Agustus dan tatalaksana
2020)  Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
Mengetahui alur
rujukan
POSYANDU  Melakukan pengukuran Desa Cipeujeuh
status gizi anak Kulon
(menimbang berta
badan)
 Melakukan KIE
 Memberikan Imunisasi
Penyuluhan Desa  Melakukan penyuluhan Balai Desa
Cipeujeuh Kulon mengenai penyakit Cipeujeuh Kulon
tentang ISPA dan ISPA dan cara
AKB pencegahannya
 Serta penyuluhan
mengenai AKB
Mini CEX  Megetahui dan Puskesmas
melakukan diagnostik
dan tatalaksana
 Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Melatih anamnesis,

14
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang
dan tatalaksana
Diskusi  Mendiskusikan masalah Puskesmas
kasus/manajemen di puskesmas yang
akan diangkat untuk
laporan manajemen
 Mengasah kemampuan
clinical reasoning
8 BP Umum, MTBS  Mengetahui dan Puskesmas
(31 dan Prolanis melakukan diagnostik
Agustus- dan tatalaksana
05  Mengetahui diagnosis
Setember menurut ICD X
2020)  Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
 Mengetahui alur
rujukan
BP KIA  Orientasi mengenai Puskesmas
kegiatan di KIA
 Mengetahui dan
melakukan
pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB
 Memberikan Imunisasi
Kunjungan Rumah  Mengetahui dan Desa Sigong
mengidentifikasi
permasalahan
kesehatan individu dan
keluarga
 Melakukan edukasi
terkait permasalahan
kesehatan individu dan

15
keluarga
Diskusi  Mendiskusikan masalah Puskesmas
kasus/manajemen di puskesmas yang
akan diangkat untuk
laporan manajemen
 Mengasah kemampuan
clinical reasoning

9 BP Umum, MTBS  Mengetahui dan Puskesmas


(07 – 12 dan Prolanis melakukan diagnostik
September dan tatalaksana
2020)  Mengetahui diagnosis
menurut ICD X
 Mengetahui 10 besar
penyakit di Puskesmas
 Mengetahui alur
rujukan
BP KIA  Orientasi mengenai Puskesmas
kegiatan di KIA
 Mengetahui dan
melakukan
pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB
 Memberikan Imunisasi
Kunjungan Rumah  Mengetahui dan Desa
mengidentifikasi
permasalahan
kesehatan individu dan
keluarga
 Melakukan edukasi
terkait permasalahan
kesehatan individu dan

16
keluarga
Diskusi  Mendiskusikan masalah Puskesmas
kasus/manajemen di puskesmas yang
akan diangkat untuk
laporan manajemen
 Mengasah kemampuan
clinical reasoning
10 Presentasi  FK UGJ
(14 – 19 Diagnosis
September Komunitas
2020)
Penilaian  FK UGJ
Portofolio

17
BAB III

PELAKSANAAN HARIAN

Kegiatan Minggu ke I (Senin s/d Sabtu 13-18 Juli 2020)


Hari Senin, pada tanggal 13 Juli 2020 saya kembali melaksanakan
stase komperhensif yang tertunda selama 3 bulan terakhir akibat pandemik
covid-19. Kegiatan diawali dengan melaksanakan pembekalan stase
komprehensif di RSUD Waled yang di berikan oleh PPI (program
pengendalian infeksi) RSUD Waled. Kegiatan berlangsung selama 2 hari
yaitu hari senin dan selasa dari jam 08.00-14.00. Hari pertama merupakan
kegiatan pemberian materi PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dan
informasi terbaru mengenai sebaran data covid 19 dan cara penularannya.
Pada hari kedua pemberian materi cara pemakaian dan pelepasan APD
yang benar dan diakhiri dengan praktek pemakaian dan pelepasan APD
yang benar serta posttest.
Hari ketiga melaksanakan pembekalan stase komperhensif yang
bertempat di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. Kegiatan berlangsung
1 hari yaitu hari rabu dan dimulai dari jam 08.00-13.00. Kegiatan diawal
dengan apel pagi dan dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai
struktural Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Pelayanan Kesehatan, di
Puskesmas SDM, Promkes (Promosi Kesehatan) dan Germas (Gerakan
Masyarakat).
Setelah 3 hari mendapatkan pembekalan stase komperhensif di 2
tempat yaitu RSUD Waled dan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, hari
Kamis 15 Juli 2020 saya memulai kegiatan di puskesmas Sindanglaut
dengan kegiatan apel pagi. Pada saat apel pagi memperkenalkan diri
kepada seluruh staf yang hadir dan kami disambut dengan baik oleh
Kepala puskesmas dan seluruh pegawai puskesmas Sindang Laut.
Kemudian kami diberikan orientasi oleh kepala  TU (Tata Usaha) untuk
berkeliling keseluruh ruangan di puskesmas Sindanglaut. Setelah orientasi
selesai saya langsung melakukan pelayanan kesehatan di poli dewasa.

18
Awalnya saya merasa bingung, karena pada hari pertama kedatangan saya
di puskesmas sudah ditugaskan untuk langsung melakukan pelayanan poli
dewasa dan tidak didampingi  dokter pembimbing puskesmas karena
beliau sedang ada kegiatan diluar puskesmas, namun saya tetap berusaha
beradaptasi karena saat itu saya tidak benar-benar sendiri melainkan
didampingi oleh petugas puskesmas yang lain. Petugas tersebut membantu
mengarahkan saya untuk mengetahui mekanisme dan alur  pelayanan
pasien di poli dewasa.
Keesokan harinya pada hari jumat, saya bertemu dengan dokter
pembimbing Puskesmas, dokter pembimbing kami memberikan arahan
mengenai tata tertib puskesmas, hari dan jam kerja puskesmas, hal-hal
yang harus diperhatikan ketika bertugas di puskesmas terutama mengenai
protokol kesehatan berupa pemakaian dan pelepasan APD yang benar
untuk menjaga dan melindungi kita sebagai tenanga kesehatan yang harus
berhadapan dengan pasien secara langsung. Selain itu kami berdiskusi
mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan serta target-target yang harus
dicapai selama bertugas di puskesmas. Pembagian tugas untuk pelayanan
poli berlangsung sampai hari keenam di Poli dewasa. Saya banyak belajar
saat pertama kali melakukan pelayanan di poli dewasa mengenai diagnosis
dan  terapi.
Kegiatan Minggu ke II (Senin s/d Sabtu, 20-25 Juli 2020)
20 Juli 2020, Setiap hari senin dan kamis di puskesmas
Sindanglaut selalu melaksanakan apel pagi, saya selalu mengikuti apel
setiap pagi. Setelah apel, dilanjutkan dengan pelayanan di poli. Pada
minggu kedua ini saya masih bertugas melakukan pelayanan kesehatan di
poli dewasa. Rencana kegiatan minggu ini mencari keluarga yang akan di
bina mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sebagai salah satu tugas
kami untuk stase komperhensif ini.
Pada minggu kedua ini di poli dewasa saya sudah mulai
beradaptasi dengan mekanisme pelayanan di deasa. Dan didampingi oleh
petugas puskesmas. Mayoritas pasien dewasa datang dengan keluhan
batuk pilek, demam, dan pusing. Sehingga saya sudah mulai terbiasa

19
dalam memberikan terapi. Saya berdiskusi dengan perawat yang
mendampingi mengenai keluhan yang tersering dikeluhkan saat pasien
datang, ketersediaan obat-obatan yang ada di farmasi puskesmas, serta
pengaruh pandemik covid-19 terhadap kunjungan pasien ke puskesmas
sindanglaut. Rata-rata kunjungan pasien poli dewasa pada masa pandemi
ini berkurang sekitar 20-30%. Selain itu juga dalam pengisian rekam
medis, salah satu yang harus dilengkapi berupa pencatatan coding ICD X
yang merupakan hal baru bagi saya.
Selain melaukan pelayanan kesehatan dasar, di poli dewasa saya
pelayanan tindakan seperti Up hecting, ekstraksi kuku, mengambil corpus
allineum di mata maupun di telinga serta ekstraksi serumen di telinga.
Saya sangat bersyukur dokter pembimbing kami memberikan otoritas
kepada kami untuk melakukan tindakan tersebut yang merupak
kompetensi kami sebagai dokter umum.
Selain mencari keluarga untuk di bina mengenai AKB, Pada
minggu ini saya juga mulai mencari pasien untuk dijadikan laporan kasus,
dokter pembimbing kami memberikan kebebasan untuk memilih tema
kasus yang dijadikan laporan. Setelah saya mendapatkan pasien untuk
dijadikan laporan kasus, saya meminta persetujuan kepada pasien dan
keluarga pasien yang mendampingi, dan mereka menyetujui, lalu saya
mulai melengkapi identitas pasien untuk melakukan kunjungan rumah ke
pasien tersebut.
Di akhir minggu ini saya melakukan Mini Cex pertama dengan
dokter pembimbing kami. Mini Cex dilakukan di ruang poli dewasa
dengan pasien keluhan pusing. Dokter pembimbing memperhatikan cara
saya melakukan anamnesis, pemeriksaan fisk, pemberian terapi dan
edukasi kepada pasien, dan dilanjutkan dengan evaluasi hasil Mini Cex
serta berdiskusi mengenai kegiatan diminggu ini yang telah terlaksana di
minggu ini, seperti penyakit yang sering ditemukan dan kesulitan apa saja
yang ditemukan pada minggu ini. Pada Mini Cex pertama ini saya masih
merasa belum maksimal karena saya belum terlalu paham mengenai dosis
yang diberikan.

20
Selain itu saya juga mendapat keluarga binaan untuk di bina
mengenai program Adaptasi Kebiasaan Baru. Untuk mendapatkan
keluarga binaan, saya berkoordinasi dengan bidan koordinator di
puskesmas, kemudian bidan koordinator puskesmas menghubungi bidan
desa dan untuk mengarahkan kami langsung menghubungi kader desa.
Kemudian kader tersebut memberikan nomor keluarga didesa tersebut
yang sekiranya bersedia dijadikan keluarga binaan untuk di bina oleh kami
sleama kurang lebi 10 minggu. Setelah mendapakan nomor keluarga
disarankan oleh kader saya langsung menghubungi keluarga binaan
tersebut dan kembali meminta persetujuan secara langsung, steelah
keluarga tersebut menyetujui, saya membuat group Whatsapp untuk
melakukan binaan dengan cara mengirim konten mengenai AKB
(Adaptasi Kebiasaan Baru). Alhamdulillah respon dari keluarg tersebut
baik dan cukup aktif.
Kegiatan Minggu ke III (Senin s/d Sabtu, 27-31 Juli 2020)
Pada minggu ketiga ini saya bertugas melakukan pelayanan di poli
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). Mayoritas pasien yang datang
adalah pasien dengan keluhan batuk pilek, diare dan demam. Di poli
MTBS ini saya hanya didampingi oleh petugas kesehatan Puskesmas,
karena hari ini merupakan hari pertama saya melakukan pelayanan di poli
MTBS maka saya menanyakan bagaimana alur dan mekanisme pelayanan.
Saya diberitahu oleh petugas pendamping bahwa di Poli MTBS telah ada
obat untuk penyakit ispa yang telah di racik dan di ukur dosisnya
disesuaikan dengan usia dan berat badan balita tersebut, obat racikan
tersebut berisi paracetamol, CTM, dan guaifenesin. Hal ini di lakukan
sejak lama karena kunjungan pasien dengan keluhan ispa yang tinggi di
poli MTBS. Selain itu saya juga banyak belajar mengenai dosis dan obat-
obatan yang kontraindikasi pada balita.
Saat pelayanan berlangsung disini saya mengalami beberapa
kesulitan seperti tidak kooperatif nya anak saat di periksa. Keyakinan akan
anamnesis terhadap orang tua, larena yang mengantar pasien bukanlah
orang tua kandung melainkan, saudara, nenek, ataupun pembantu,

21
sehingga membuat saya merasa kurang yakin dalam mendiagnosis serta
memberikan terapi. Karena pasien kurang bisa mengemukakan keluhan
yang dirasakan
Puskesmas sindanglaut termasuk puskesmas dengan jumlah pasien
yang banyak tetapi saat pandemi seperti ini jumlah pasien yang datang
mengalami penurunan. Dan ditambah skrining yang dilakukan di
puskesmas saat pasien melakukan pendaftaran. Seperti pasien yang datang
dari luar wilayah puskesmas sindanglaut, dan pasien yang telah bepergian
dari luar kota atau kontak tidak diperkenankan untuk berobat.
Saat saya di poli MTBS banyak sekali pengalaman baru karena
saya diperbolehkan menangani pasien dari awal anamnesis, pemeriksaan
fisik, sampai pemberian terapi, tetapi tetap dalam pengawasan dokter
pembimbing puskesmas kami. Karena dokter pembimbing kami selalu ada
di puskesmas kecuali ada kegiatan diluar puskesmas.
Di minggu ini kegiatan saya sudah semakin bertambah. Seperti
penyuluhan AKB di group whatsapp keluarga binaan setiap awal minggu,
selain memberikan penyuluhan AKB melauli konten digital, saya juga
membuka kesempatan Tanya jawab di group tersebut sehingga terjadi
interaksi dua arah agar terjadinya kesinambungan anatar pemberi dan
penerima informasi. Setiap minggunya saya memberikan tema materi
penyuluhan yang berbeda dari minggu sebelumnya. Pada minggu ini saya
baru memberikan penyuluhan mengenai pengenalan Covid 19, karena
bahan untuk pemberian materi dari pihak kampus belum tersedia di media
sosial.
Di minggu ini pula saya mulai melakukan pengumpulan data untuk
program kerja yang akan kami jalankan, dan berdiskusi dengan
pembimbing mengenai eksekusi program tersebut. Selain penyuluhan
AKB dan pengumpulan data untuk program kerja, kegiatan saya yang
lainnya adalah kunjungan rumah kepada pasien yang saya jadikan laporan
kasus serta penyusunan laporan kasus tersebut.
Saya mulai melakukan kunjungan rumah untuk kasus kronik, saat
saya melakukan kunjungan rumah saya mendapat sambutan yang sangat

22
baik dan saya langsung melakukan anamnesis, pemeriksaan TTV serta
memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga agar ketaatan pasien
minum obat tetap berlagsung. Cakupan dalam kunjungan rumah, mulai
dari aspek personal yaitu keluhan pasien saat ini, sedangkan aspek klinik 
dari hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan penunjang. Aspek risiko
internal dari pola makan, pekerjaan dan kebiasaan pasien. Terutama pasien
yang saya kunjungi ini menderita penyakit diabetes mellitus tipe 2,
sehingga harus diperhatikan aspek internalnya, dan yang terakhir dan tidak
kalah penting adalah dari aspek psikososial di mana keluarga pasien harus
sangat memperhatikan kondisi pasien untuk kesembuhan pasien.
Kegiatan Minggu ke IV (Senin s/d Sabtu, 03-08 Agustus 2020)
Pada minggu keempat ini saya melakukan pelayanan di poli lansia,
kunjungan  rumah  untuk kasus akut, dan pelaksanaan Swab untuk kader
di wilayah kerja Puskesmas Sindanglaut
Kegiatan di poli lansia , kurang lebih sama seperti di 2 poli
sebelumnya, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik dimulai dari tanda tanda
vital dan pemeriksaan penunjang jika di perlukan untuk penegakkan
diagnosis agar tepat pemeberian terapi serta edukasinya.
Di Poli lansia mayoritas pasien datang dengan keluhan, nyeri
badan, pegal-pegal, kesemutan, batuk pilek dan nyeri kepala. Saya ini
sudah mulai beradaptasi karena sebelumnya saya telah melakukan
pelayanan di poli dewasa dan poli MTBS sehingga ketika saya melakukan
pelayanan di poli lansia sudah semakin percaya diri, karena alur dan
mekanisme pelayanannya tidak jauh berbeda dengan kedua poli lainnya.
Walaupun sesekali ketika tidak ada pasien saya masih harus membuka
catatan dosis obat dan memastikan diagnosis yang telah saya buat.
Saat ini saya baru mengetahui bahwa ketersediaan obat di
puskesmas ternyata terbatas, hal ini saya ketahui ketika salah satu petugas
farmasi datang kepada saya saat pelayanan dan memberi tahu bahwa
ternyata ada salah satu terapi yang saya berikan tidak tersedia di farmasi
puskesmas sindanglaut, sehingg meminta resep ulang untuk terapi yang
pengganti. Setelah kejadia itu sepulang pelayanan kesehatan, saya

23
mengunjungi farmasi untuk berdiskusi mengenai ketersediaan obat di
puskesmas sindanglaut agar kedepannya terapi yang saya berikan
disesuaikan dengan ketersediaan obat di farmasi. Karena ketersediaan obat
di puskesmas terbatas, sesekali saya meresepkan obat untuk dibeli di
apotek luar jika pasien bersedia.
Setiap akhir minggu, setelah pelayanan selesai kami selalu
melakukan evaluasi dengan dokter pembimbing puskesmas, mengenai
pengalaman yang didapat dan kesulitan dalam pelayanan puskesmas.
Kemudian dokter pembimbing kami memberikan masukan dan saran dan
juga berdiskusi tentang program kerja yang akan kami lakukan.
Selain itu di akhir minggu ini kami melakukan Mini Cex kedua
dengan dokter pembimbing kami. Mini Cex dilakukan di Poli dewasa,
dengan kasus Tifoid. Dokter pembimbing menilai cara saya melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta terapi dan
edukasi terhadap pasien. Saat Mini Cex kedua ini saya merasa percaya diri
karena saya sudah terbiasa melakukan pemeriksaan kepada pasien di mulai
minggu pertama di puskesmas Sindanglaut dan dokter pembimbing kami
selalu memberikan bimbingan. Sehingga saya lebih tenang dan tidak
terburu-buru. Setelah Mini Cex selesai seperti biasa dilanjutkan dengan
evaluasi dan membahas hasil Mini Cex yang telah saya lakukan, dokter
pembimbing kami memberikan feedback dan saran yang membangun saya
kedepannya agar lebih baik lagi dalam melakukan pemeriksaan.
Kegiatan lain pada minggu ini adalah kunjungan rumah pada
pasien diare anak yang dilakukan oleh petugas kesehatan poli MTBS, saat
saya melakukan kunjungan rumah saya mendapat sambutan yang baik.
Kemudian saya melakukan anamnesis, pemeriksaan TTV pada pasien dan
menilai status gizi dan tumbuh kembang anak dengan melihat buku KMS
dan menanyakan keluhan tersebut apakah telah berkurang kepada orang
tuanya. Hal terakhir yaitu saya memberikan edukasi kepada keluarga
terutama orang tua pasien mengenai pola makan dan higienitas dari
lingkungan tempat tinggal pasien.

24
Kunjungan tersebut rutin di lakukan oleh petugas kesehatan yang
bertanggung jawab terhadap angka kunjungan pasien anak diare di wilayah
puskesmas sindang laut.
Pemeriksaan swab ditujukan untuk kader di wilayah kerja
puskesmas Sindanglaut, dimana  bertujuan mempersiapkan kegiatan
Posyandu yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. untuk
memastikan kader yang bertugas  saat pelaksanaan posyandu terbebas dari
covid 19. disamping itu  salah satu kecamatan yang berada di sekitar
Puskesmas Sindanglaut terkonfirmasi positif covid 19. 
Kegiatan Minggu ke V (Senin s/d Sabtu, 10-15 Agustus 2020)
Pada minggu ini saya bertugas di poli dewasa, dan kasus terbanyak
adalah ISPA dan Gastritis. Pada minggu ini pula saya sudah beradaptasi
dan sudah semakin yakin menentukan terapi karena pada minggu-minggu
sebelumnya saya pernah bertugas di poli dewasa dan belajar dari
kesalahan sebelumnya, sehingga membuat saya sudah semakin percaya
diri diminggu kelima ini.
Selain melakukan pelayanan di poli dewasa, minggu ini pula saya
memberikan penyuluhan AKB kepada keluarga binaan saya. Saya
bersyukur karena respon dari keluarga tersebut positif dan banyak
berkonsultasi mengenai pencegahan penularan covid secara personal
seperti jenis vitamin yang sebaiknya diminum, durasi berjemur di pagi
hari, dan banyak lainnya.
Di akhir minggu ini kami mempersiapkan untuk kegiatan mini
project dan membahas rencana kegiatan yang akan dilakukan. Mulai dari
diskusi ke setiap bagian program puskesmas. Seperti promkes (promosi
kesehatan), P2M dan bagian administrasi untuk mengetahui 10 penyakit
terbesar di puskesmas Sindanglaut. Melalui banyak pertimbangan, kami
berencana membuat mini project mengenai CTPS karena urutan penyakit
tertinggi di wilayah kerja puskesmas Sindanglaut adalah ISPA. Setelah
pelayanan poli selesai kami berdiskusi dengan dokter mengenai kegiatan
diminggu ini, terutama tentang kasus yang ditemukan dan membahas mini
project yang akan kami laksanakan.

25
Kegiatan Minggu ke VI (Senin s/d Sabtu, 17- 22 Agustus 2020)
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu keenam yaitu
pelayanan di poli MTBS, membahas persiapan pelaksanaan mini project
dan Mini CEX. 
Seperti biasa di poli MTBS saya di dampingi oleh petugas
puskesmas untuk melakukan pelayanan. Dengan kasus terbanyak adalah
ISPA dan diare. Sama seperti minggu sebelumnya, saya sudah beradaptasi
dan sudah semakin yakin menentukan terapi karena pada minggu-minggu
sebelumnya saya pernah bertugas di poli MTBS dan belajar dari kesalahan
sebelumnya, sehingga membuat saya sudah semakin percaya diri
diminggu kelima ini. Di poli MTBS saya banyak belajar dosis terapi pada
anak, menghitung kebutuhan terpai yang disesuaikan dengan berat badan
anak dan usia anak, tidak lupa mengedukasi orang tua anak akan penyakit
yang anak derita.
Diakhir minggu saya melakukan mini cex ketiga dengan keluhan
mata merah, pasien Mini CEX saya memiliki keluhan mata merah dan
berair sejak 3 hari. Keluhan tersebut menganggu aktivitas pasien sebagai
seorang pegawai kantor, gejala khas berupa mata berair di pagi hari dan
riwayat berulang seperti ini jika udara dingin. Kemudian diakhir Mini
CEX saya menjelaskan penyakit yang di derita pasien tidak
membahayakan pasien, namun tetap harus dihindari faktor pencetusnya
mengingat hal ini sudah terjadi berulang kali. Selain itu saya mengedukasi
pasien untuk tidak mengucek mata dan membeli obata tetes mata
semabrangan. Selanutnya saya melakukan evaluasi bersama dokter
pembimbing sekaligus membahas progres mini project dan kegiatan
minggu ini.
Persiapan Mini project sudah siap untuk dilaksanakan. Karena
pada minggu ini saya sudah berkoordinasi dengan bagian promkes
puskesmas dan petugas yang berhubungan dengan program kami. Mulai
dari perencanaan tempat pelaksanaan dengan bidan koordinator, sementara

26
untuk waktu pelaksanaan dan perijinan kami berkoordinasi dengan bidan
desa. Selain itu kami juga mempersiapkan materi yang di perlukan.
Kegiatan Minggu ke VII (Senin s/d Sabtu, 24 – 29 Agustus 2020)
Pada minggu ketujuh kegiatan yang akan dilakukan berupa
pelaksanaan mini project bertema CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun),
kegiatan posyandu, kegiatan bulan penimbangan balita dan kunjungan
rumah kasus akut.
Di minggu ini pada hari senin dan selasa saya masih melakukan
pelayanan di poli lansia, karena waktu pelaksanaan Mini project pada hari
rabu dan kamis yang bertempat di Desa Cipeujeuh Kulon dan Cipeujeuh
wetan. Kegitan dimulai di desa Cipeujeuh Kulon yang bertempat di
kediaman kepala desa, sesampainya di tempat penyuluhan kami bertemu
terlebih dahulu dengan kepala desa dan alhamdulillah kami disambut
dengan baik, dan kami dipersilahkan untuk memulai penyuluhan. Peserta
yang datang di skrining terlebih dahulu di pendaftaran dengan pengecekan
suhu tubuh. Setelah peserta berkumpul kami mulai memberikan kuesioner
tentang pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat kemudian
dilanjutkan dengan pemberian materi penyuluhan ISPA dan Cara Mencuci
Tangan yang baik dan benar. Setelah penyuluhan selesai dilanjutkan
dengan praktek cuci tangan ke peserta penyuluhan dan melakukan
pengisian kuesioner setelah penyuluhan yang bertujan untuk mengetahui
apakah materi yang disampaikan dipahami oleh peserta penyuluhan.
Peserta yang mengikuti penyuluhan yaitu ibu yang mempunyai
bayi dan balita karena waktu pelaksanaan kegiatan bertepatan dengan
posyandu di wilayah desa Cipeujeuh Kulon, hal ini kami lakukan agar
dalam 1 hari agar meminimalisir banyak kegiatan saat pandemic covid-19
seperti saat ini. Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan lancar dan
kondusif. Kami tetap melakukan sesuai protokol kesehatan untuk
melindungi dan mencegah penyebaran Covid 19. Dengan cara menjaga
jarak dan peserta yang tidak memakai masker tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan penyuluhan. Setelah kegiatan penyuluhan selesai

27
dilanjutkan dengan posyandu, berupa pemberian vaksin, pengukuran
tinggi dan berat badan.
Hari berikutnya kegiatan dilakukan di desa Cipeujeuh Wetan yang
bertempat di balai desa Cipeujeuh Wetan. Setelah kami sampai di desa
kami langsung mempersiapkan untuk penyuluhan. Kami bertemu dengan
kepala desa kemudian kami berkomunikasi mengenai acara yang akan
dilaksanakan dan alur mekanismenya, alhamdulillah kepala desa
menyambut dengan baik.
Seperti biasa peserta yang datang di skrining terlebih dahulu di
pendaftaran dengan pengecekan suhu tubuh. Setelah peserta berkumpul
kami memulai penyuluhan dengan pengisian kuesioner tentang CTPS
terlebih dahulu dan langsung melanjutkan dengan penyuluhan tentang
CTPS dan ISPA. Penyuluhan berlangsung dengan lancar dan peserta aktif
bertanya mengenai materi penyuluhan yang kami berikan, dan peserta
sangat antusias dalam melakukan praktek cuci tangan. Diakhir kegiatan
kami melakukan posttest berupa kuesioner tentang CTPS dan ISPA.
Peserta penyuluhan merupakan ibu yang mempunyai bayi dan balita dan
juga kader di desa Cipeujeuh Wetan, jumlah peserta penyuluhan sekitar 50
peserta, namun kami membagi dalam 2 sesi karena kami tetap mengikuti
protokol kesehatan yaitu sosial distancing, pengguanaan masker dan cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Setelah penyuluhan
selesai kami mengikuti kegiatan posyandu berupa pemberian vitamin A
dan pemberian obat cacing.
Kegiatan Minggu ke VIII (Senin s/d Sabtu, 31 Agustus- 05 Setember
2020)
Pada minggu
Kasus Mini CEX ketiga ini tentang DM, pasien Mini CEX saya
memiliki gejala khas berupa cepat lapar, ingin minum terus, dan sering
buang air kecil dimalam hari serta kesemutan. Kemudian diakhir Mini
CEX saya mengedukasi pasien untuk menjaga pola makan berupa
membatasi asupan gula dan olahraga. Selanjutnya saya melakukan

28
evaluasi bersama dokter pembimbing sekaligus membahas progres mini
project dan kegiatan minggu ini.
Kegiatan Minggu ke IX (Senin s/d Sabtu, 07 – 12 September 2020)
Pada

29
BAB IV

REFLEKSI DIRI

Awal-awal bertugas di BP Dewasa, saya mulai mengalami beberapa


kesulitan karena merasa kurang yakin dalam mendiagnosis dan memberikan
terapi, karena keluhan yang disampaikan oleh pasien kurang spesifik untuk
mengarah ke suatu diagnosis ditambah beberapa pasien yang kurang bisa
mengemukakan rasa sakitnya. Saya merasa takut salah dalam memberikan terapi,
terutama jika pasien datang dengan keluhan kulit, sehingga sesekali saya melihat
terapi yang diberikan sebelumnya, sesekali juga diskusi dengan perawat
pendamping. Tapi dengan begitu saya jadi bisa belajar dan mendapat banyak ilmu,
karena beragam jenis keluhan yang ada membuat jadi lebih terbiasa dan percaya
diri dalam memberikan terapi. Hal yang paling membuat saya ragu dalam
memberikan terapi adalah pada pasien ibu hamil dan menyusui, karena saya
belum hafal obat-obatan apa yang aman diberikan untuk kondisi pasien tersebut.
Saya takut ketidaktahuan saya memperburuk kondisi pasien atau malah
memberikan masalah baru pada pasien. Karena tentunya jika hal tersebut terjadi
saya tidak menerapkan prinsip prinsip dasar kaidah Bioetik Kedokteran yakni
Beneficence dimana seorang dokter berkewajiban untuk melakukan suatu
tindakan demi kebaikan dan kemanfaatan pasien, serta Non-Maleficience yakni
seorang dokter tidak boleh melakukan perbuatan yang memerburuk kondisi
pasien. Selain itu aturan penulisan diagnosis pun menggunakan kode ICD10
sedangkan saya tidak hafal sama sekali mengenai pengkodingan tersebut.
Saya harus banyak berlajar lagi mengenai kriteria diagnosis penyakit-
penyakit yang sering muncul pada pasien yang datang berobat ke Puskesmas.
Perlu berlatih lagi dan meningkatkan analisis masalah penyakit dengan baik,
sehingga dapat memikirkan kemungkinan diagnosis banding terhadap suatu
penyakit. Saya harus lebih memperdalam anamnesis sampai pemeriksaan fisik
yang diperlukan dan berkaitan saja, begitu juga dengan pengobatan harus
mengerti farmakokinetik dan farmakodinamik suatu obat beserta dosis, indikasi
dan kontraindikasinya. Saya harus lebih rajin dalam mempelajari obat-obatan

30
untuk ibu hamil dan menyusui. Saya juga harus lebih rajin membaca untuk
meningkatkan clinical reasoning dan harus sedikit-sedikit menghafal mengenai
diagnosis menggunakan ICD10 setidaknya untuk kasus-kasus tersering di
Puskesmas Cibogo.

31

Anda mungkin juga menyukai