Anda di halaman 1dari 6

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TENGAH


RESOR PEKALONGAN KOTA

STANDART OPERATION PROCEDURE

TENTANG

PELAKSANAAN KEGIATAN PENYELIDIKAN


DALAM PROGRAM REFORMASI BIROKRASI POLRI
DILINGKUNGAN POLRES PEKALONGAN KOTA

Pekalongan , Juni 2014


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR PEKALONGAN KOTA

STANDART OPERATION PROCEDURE

TENTANG

PELAKSANAAN KEGIATAN PENYELIDIKAN


DALAM PROGRAM REFORMASI BIROKRASI POLRI
DILINGKUNGAN POLRES PEKALONGAN KOTA

I. Pendahuluan

1. UMUM
a. Bahwa dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan tugas
penyelidikan dan untuk menghindari terjadinya penyimpangan atau
penyalahgunaan penggunaan kewenangan aparat Kepolisian Negara RI
selaku penyidik atau penyelidik maka perlu Pengawasan dan
Pengendalian yang efektif pada setiap tahapan Proses penyelidikan
perkara. hal ini dimaksud memperkecil dan mempersempit berbagai
bentuk penyimpangan oleh penyidik / penyelidik.

b. Untuk meningkatkan fungsi pengawasan dan pengendalian serta


pertanggung jawaban pelekasanaan penyelidikan maka perlu dilakukan
penanganan dan pengawasan dalam rangka melakukan penyelidikan
melalui SOP.

c. Dalam rangka Singkronisasi antara peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2006


dengan Peraturan Kapolri Nomor 15 tahun 2006 dan peraturan Kapolri
Nomor 14 tahun 2012 dan mencegah pemanggilan penyidik tanpa
konfirmasi dengan atasan Penyidik dan Wassidik maka diperlukan Revisi
terhadap peraturan Kapolri tersebut diatas dan dibuatnya SOP tentang
penanganan dan Pengawasan dalam rangka tindakan penyelidikan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud pembuatan SOP ini sebagai Pedoman bagi pelaksanaan tugas


penanganan penyelidikan maupun pengawasan terhadap tugas
penyelidikan.

b. Tujuan SOP ini untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dan orogansi
penanganan tugas penyelidikan.
3. Dasar.....

3. DASAR HUKUM
a. Undang No 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
b. Undang Undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
b. PP No 27 /1983 tentang pelaksanaan KUHP.
c. Surat Keputusan Kapolri No Pol : Skep/1205/IX/2000/Tentang Revisi
Juknis Proses Penyidikan ( Buku Kuning ).
d. Perkap No 7 tahun 2006 tentang Kode Etik Kepolisian Negara Republik
Indonesia ( Revisi ).
e. Perkap No 15 tahun 2006 tentang kode Etik Profesi Penyidik kepolisian
Negara Republik Indonesia.
f. Perkap No 14 tahun 2012 tentang Manajemen penyidikan tindak pidana.
g. Peraturan pemerintan RI No 2 tahun 2003 tentang disiplin anggota
Kepolisian RI.
h. Pedoman Pengawasan Penyidikan (Naskah sementara ).

4. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup SOP ini meliputi Penanganan tugas penyelidik /
Penyidik yang diwadahi sebagai Dewan Kehormatan Penyelidik / Penyidik
serta Pengawas Penyelidikan./ Penyidikan.

5. PENGERTIAN

a. Penyelidikan adalah Serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan


menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilkukan penyidikan menurut cara yang
diatur dalam undang – undang.
b. Jaringan informasi adalah Jaringan yang dibentuk oleh penyelidik yang
terdiri dari orang orang yang tertentu yang dapat dipercaya untuk dapat
mencari,mengumpulkan dan memberikan informasi dan data tentang
segala sesuatu yang di inginkan oleh penyelidik.
c. Taktik adalah cara yang dipilih dan dilakukan oleh penyelidik didalam
upaya mendapatkan data / informasi yang diperlukan untuk keberhasilan
pelaksanaan tugas.
d. Dewan kehormatan Penyelidik adalah suatu wadah untuk
mengklarifikasikan benar tidaknya terjadi penyimpangan terhadap proses
penyidikan yang dilakukan penyidik untuk diketahui bentuk kekeliruan
teknis dan taktis standart penyidikan,yang terdiri lima anggota yang
memiliki kapasitas dan kapabilitas serta kopentensi di bidang penyidikan

6. SISTIMATIKA

I. Pendahuluan
II. Pelaksanaan SOP
III. Penutup

II. Pelaks……
3

II. PELAKSANAAN SOP DAN PENGAWASAN DALAM RANGKA


PENYELIDIKAN

1. Syarat syarat Penyelidikan


Untuk dapat melakukan Penyelidikan yang efektif dan efisien perlu dipenuhi
persyaratan - persyaratan yang berkaitan dengan pelaksana sarana
peralatan dan biaya.

a. Pelaksanaan
1) Formal
Penyelidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
diberi wewenang menurut undang - undang (pasal 1Butir 4 KUHP ).

2). Fisik
a). Memiliki badan yang sehat Jasmani dan Rokhani
b). Memiliki daya tahan yang kuat
c). Mobilitas tinggi
d). Bersikap samapta

3) Mental
a). Memiliki Motifasi,disiplin,dan dedikasi yang tinggi.
b). Memiliki kesetiaan dan kejujuran.
c). Bersikap penuh percaya diri.
d). Dapat memegang teguh rahasia.
e). Rajin ,tekun dan Ulet.
f). Memiliki keberanian dan ketabahan dalam menghadapi resiko.
g). Cermat teliti dan tanggap,dalam menilai keadaan / situasi.
h). Penuh inisiatif dan pandai menyesuaikan diri.

4). Kemampuan
a). Mampu melakukan taktik dan tehnik penyelidikan
b). Menguasai KUHAP dan KUHP serta per Undang undangan yang
ada.
c). Memiliki pengetahuan umum yang luas.
d). Mengtahui situasi / karakteristik lingkungan dan sasaran
penyelidikan.
e). Memiliki kemampuan bela diri dan kemampuan menggunakan
sejata api (yang menjadi kelengkapan tugasnya).
f). Mampu menggunakan alut dan alsus yang menjadi kelengkapan
tugasnya.
g). Mampu melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang menjadi
obyek penyelidikan.
h). Menguasai dan memahami kasus yang menjadi obyek
penyelidikan.
i). Mengetahui latar belakang sasaran penyelidikan.
j). Mampu membuat perkiraan sementara informasi yang didapat
tanpa memberikan sugesti.

5. Teknik……
← -4-

5). Teknik Penyelidikan.


a). Pengamatan / Observasi.
b). Wawancara / Interview.
c). Pembuntutan / suveilance.
d). Penyamaran / Undercover.

b. Pengawasan Tindakan Penyelidikan.


a). Internal.
1. Administratif
2. Teknis Penyelidikan dan Menejemen penanganan perkara.
3. Masukan dari Propam.

b). Eksternal.
1. Kajian terhadap masukan dari LSM
2. Masukan dari masyarakat.
3. Masukan dari aparat penegak hukum.
4. Masukan dari Instansi terkait.

c. Prosedur Penanganan Dalam Rangka Penyelidikan.


a). Tahap sebelum dilaksanakan penyelidikan.
1. Setelah penyidik menerima Laporan Polisi dari piket Siaga / SPKT
yang diduga sebagai suatu tindak pidana maka penyidik mencari
dan menyimpulkan serta menganalisa fakta – fakta guna
menentukan apakah peristiwa tersebut dapat dilakukan tindak
penyidikan, maka perlu dilakukan penyelidikan terlebih dahulu.
2. Untuk memperoleh fakta – fakta yang dapat dijadikan dasar tentang
peristiwa itu tindak pidana atau bukan maka sasaran penyelidikan
diarahkan kepada :
a). Orang (Korban / Saksi / Pelaku).
b). Benda / Barang bukti
c). TKP
d). Kejadian / peristiwa.

b). Tahap Penyelidikan dalam rangka penyidikan / saat penyidikan


berlangsung :
1. Kegiatan penyelidikan tersebut dilakukan dengan sasaran untuk
menemukan dan mendapatkan alat bukti serta barang bukti dalam
rangka mendukung proses penyidikan lebih lanjut.
2. Dalam rangka memperoleh / mancapai hasil yang optimal
kegiatan penyelidikan terhadap orang, benda, barang, dan TKP
tersebut agar penyelidik berpedoman pada teknik – teknik
penyelidikan ( Observasi, Interview, Surveilance dan Undercover)
sehingga diarahkan dapat mendukung kegiatan proses penyidikan
secara optimal.
Penutup………….……
← -5-

III. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur ( SOP ) tentang penanganan dan
pengawasan dalam rangka penyelidikan.

Ditetapkan di : Pekalongan
Pada tanggal : Juni 2014
KASAT RESKRIM POLRES PEKALONGAN KOTA

BAMBANG PURNOMO, S.H.


AKP NRP 67110048

MENGETAHUI

KEPALA KEPOLISIAN RESOR PEKALONGAN KOTA

RIFKI, S.H., S.I.K.


AKBP NRP 72090379

Anda mungkin juga menyukai