MODUL PLKH
MODUL PLKH
Praktek Peradilan Pidana
PENDAHULUAN
A. VISI
“Menjadi Program Studi yang Unggul dalam Pengembangan Ilmu Hukum
Berwawasan Syariah”.
B. MISI
1. Berperan aktif dalam proses pengembangan dan peningkatan kualitas
Catur Darma Perguruan Tinggi dalam bidang ilmu hukum melalui upaya
internalisasi dan integrasi nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikan,
penelitian maupun pengabdian masyarakat.
2. Mencetak sarjana yang cakap, percaya diri serta tangguh dan mampu
menerapkan ilmu hukum yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam dalam
praktek penegakan hukum dan pengembangan ilmu hukum di masyarakat
pada umumnya dan di dunia kerja pada khususnya.
3. Aktif berperan serta dalam proses pembangunan hukum nasional pada
umumnya dan lebih khusus lagi pada pembangunan dan pengembangan
hukum nasional yang lebih mengintegrasikan nilai-nilai Islam.
4. Membangun integritas dan reputasi PSIH UMY sehingga menjadi pilihan
utama mahasiswa dalam menuntut ilmu.
C. TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan yang menguasai dasar-dasar ilmu hukum dan
syariah dengan baik sebagai basis kajian dan pengembangan ilmu hukum.
2. Menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan dasar untuk
mengaplikasikan ilmu hukum ke dalam praktik hukum di masyarakat.
3. Menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu hukum
dalam peraturan global dan memecahkan permasalahan secara
interdisipliner.
4. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam kompetisi profesi
hukum seperti advokat, jaksa, hakim, konsultan hukum dan sebagainya.
5. Menghasilkan lulusan yang memiliki keberanian menegakkan nilai
keadilan dan kebenaran berdasarkan Syariah Islam dalam dunia profesi
hukum dan kehidupan sehari-hari.
4
D. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Ketercapaian kompetensi Hard skills dan Softskill melalui Mata Kuliah yang
bersangkutan.
Hard Skills
Alat tulis dan kertas akan diberikan oleh insturktur pada saat praktikum
G. PROSEDUR UMUM :
1. Mata Kuliah ini diikuti oleh mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan
dan terdaftar sebagai peserta hukum acara pidana melalui Progam Studi
Ilmu Hukum dan Laboratorium Fakultas Hukum UMY;
2. Seluruh peserta mata kuliah Praktek Peradilan Pidana dipandu oleh
seorang dosen kelas dan instruktur praktikum;
3. Setiap mahasiswa harus memiliki dan mempelajari petunjuk praktikum
secara cermat, dengan dibimbing oleh instruktur praktikum ;
4. Setiap praktikum, mahasiswa harus membawa/menyiapkan alat dan bahan
praktikum. Khusus untuk alat/bahan praktikum selain alat tulis dapat
berkoordinasi dengan instruktur praktikum/Lab Hukum FH UMY;
5. Setiap praktikum mahasiswa harus mengerjakan tugas-tugas yang telah
ditentukan oleh instruktur praktikum sesuai dengan petunjuk praktikum;
6. Hasil tugas praktikum harus diserahkan kepada intruktur praktikum
sebagai bahan penilaian praktikum;
7. Setiap praktikum mahasiswa peserta praktikum harus mengisi lembar
kerja praktikum yang telah disediakan oleh Lab Hukum, dan diserahkan
kepada instruktur praktikum;
8. Penyelenggaraan praktikum dan jadwal kegiatan praktikum akan
dilaksanakan dan ditentukan lebih lanjut oleh Lab. Hukum FH UMY.
H. EVALUASI:
Semua hasil tugas/kertas kerja praktikum serta keaktifan dan kedisiplinan
peserta praktikum akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan penilaian akhir
yang selanjutnya dikoordinasikan dan diserahkan kepada Dosen kelas untuk
diakumulasikan dengan nilai kelas dengan bobot 75% nilai teori dan 25% nilai
praktikum, kemudian menjadi nilai mata kuliah hukum acara peradilan agama
secara keseluruhan.
6
KRITERIA PENILAIAN
Penilaian Hard Skills
GRADING SCHEME
Salah
Tangkap
Laporan Salah Tahan
Penghentian
Laporan Polisi
Aduan Penyidikan
Berkas dianggap Rehabilitasi
Penyelidikan belum Lengkap Ganti Rugi
Tuntutan
1. Pemeriksaan
Awal
Berkas
2. Penangkapan Berkas BAP Dipelajari
Tersangka 3. Penahanan
4. Penggeledahan
5. Penyitaan BAP Lengkap
6. Pemeriksaan
Surat
Pra Peradilan
Majelis Tunggal
Kepaniteraan
Penunjukkan Penetapan JPU hadirkan
Hakim Hari Sidang Terdakwa dan
Saksi
Ketua PN
Ya
Kompetensi Penetapan JPU JPU 7
Mengadili Pelimpahan ke Perlawanan KPN 7
Tidak
PN Lain ke PT PT 14
Biasa
Lepas
1. Banding
Putusan Bebas
Upaya 2. Kasasi
Hukum
PN
Pidana
Luar Biasa
Peninjauan
Kembali
Lembaga Pemasyaratan
Menerima Putusan
kekuatan hukum tetap
(Inkracht Van Gewijsde)
Eksekutor
Jaksa
“Karena mereka (para pasien) mengaku tidak kuat ke dokter spesialis, maka
saya menolongnya,” ucap Ryan.
Gara-gara Pembantu
Dari sinilah polisi curiga. Sebab, korban ditinggal begitu saja, saat
ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. “Dari sini kami kemudian
meringkus Tiyas Sartika, yang mengantar korban ke RS DKT Sidoarjo,”
jelas AKP Ernesto Saiser.
Tiyas, warga Perum Sidoarjo Indah Permai blok B/7, Sidoarjo lalu
dibekuk polisi. Di depan penyidik, Tiyas mengaku bahwa dirinya hanya
diminta mengantar korban ke RS DKT oleh adiknya, Nunung Rahayu,
warga Perum Taman Pinang Indah Blok D-4/18, Sidoarjo. “Dan ternyata
12
diketahui korban baru aborsi dengan bantuan Nunung alias Atik,” imbuh
Ernesto.
Atik sendiri baru diringkus polisi pada Kamis, pukul 14.00 WIB, saat
dalam pelariannya bersama sang suami, Arianto akbar alias Eko, di
kawasan Dae Lamando, Kalimantan Tengah. Pasutri itu diringkus saat
hendak menjual mobil yang dibawanya dari Sidoarjo. “Informasinya, mobil
itu dijual untuk buka usaha selama pelarian mereka,” tandas Ernesto.
2. Kasus Aborsi
Minggu,18 Mei 2008 20:00 WIB KEDIRI –
Namun karena sang istri bekerja menjadi tenaga kerja wanita (TKW)
di Hongkong, Santoso kerap tinggal sendirian di rumahnya. Karena itulah
ketika bertemu dengan Rizqi yang masih kerabat bibinya di Ponorogo,
Santoso merasa menemukan pengganti istrinya. Ironisnya, hubungan
13
3. Kasus Penganiayaan
Sabtu, 13 Desember 2014 | 02:41 WIB
MEDAN, KOMPAS.com - Penganiayaan dan ancaman kekerasan
yang dilakukan keluarga Abidin Anwar pernah dilaporkan ke Polresta
Medan pada tahun 23 September 2012. Laporan kasus penganiayaan oleh
Sartika, istri Abidin tersebut, disampaikan langsung seorang pembantu
rumah tangga (PRT) bernama Sadiah. Sadiah adalah PRT asal Jawa
Tengah, yang disalurkan Zara Surya Mandiri, sebuah yayasan penyalur
tenaga kerja berkantor di Jakarta. Ia disalurkan kepada perusahaan jasa
tenaga kerja milik Abidin Anwar bersama dengan empat orang PRT
lainnya, yakni Rohayati, Fitri, Novi dan Rumsana. Namun ironinya saat itu
bahkan hinggi kini, laporan tersebut tak jelas nasibnya ditangan Polresta
Medan.
bukti, bahkan tak jelas sampai sekarang," ujar Ratna Sitompul saat ditemui
Tribun, Jumat (12/12/2014) di Kantor Pusaka Indonesia.
"Jadi kami berharap kasus 2012 harus dibongkar juga sama polisi.
Kasus yang ditangani polisi sekarang ini, bukan yang pertama bagi Abidin
dan keluarga yang masuk ke kantor polisi," tukasnya.
"Kasusnya kabur dan nggak naik saat itu. Sekarang kita akan minta
kasus tersebut dibongkar. Kita akan tunjukkan bahwa sebenarnya sebelum
kasus ini, sudah ada peristiwa pidana dilakukan Abidin dan keluarga. Tapi
sekarang buming kasus terhadap pelaku yang sama kita jadi tanda tanya?.
Kalau memang polisi serius dari dulu (2012), mestinya tidak ada korban
lain yang saat ini dinyatakan meninggal," katanya.
"Dua kali sudah P19 kasus tersangka Mohar dan istrinya. Kami nilai
polisi tidak serius melengkapi berkas yang diminta jaksa. Polisi awalnya
sibuk pencitraan, tapi setelah berlalu dari pantauan media, tiga bulan
mereka bekerja setengah hati. Sampai sekarang kasusnya belum P21,"
katanya. (Feriansyah Nasution)
4. Kasus Pembunuhan
Saat dibongkar polisi, Selasa (4/6) siang, tubuh korban dikubur dalam
kondisi setengah telanjang dan dua tangan diikat kawat. Sementara baju
seragam, tas dan sepatu dibuang di semak-semak tak jauh dari lokasi
jenazah dikuburkan.
Terkait hasil otopsi, dipastikan korban tidak hamil. Tim medis yang
melakukan visum et repertum tidak mendapati tanda-tanda kehamilan.
5. Kasus Pencurian
tahu ada anak mau angkat televisi saya. Beruntung, saat saya teriak, ia
langsung menyimpan televisi kemudian ditangkap tetangga," katanya saat
ditemui di Markas Polsek Soreang.
Pelaku, AN, 14 tahun, langsung diserahkan ke Polsek Soreang. Aparat
Polsek yang saat menerima laporan langsung melakukan pengembangan.
Hasilnya, petugas menangkan lima rekan AN di sekitar tempat kejadian
perkara, yakni AC, 14 tahun, KH (14), HN (17), AD (17) dan MC (17).
Di depan polisi, AN mengatakan dia dan komplotannya telah
menjalankan aksinya sejak dua tahun lalu. Sasarannya adalah rumah
kosong. Mereka juga nekat melakukan aksi itu di tempat keramaian, seperti
warung Internet dan rumah kos.
"Sejak berhenti sekolah di tingkat SMP, saya mengambil barang
elektronik, seperti TV dan dispenser. Caranya, saya masuk ke rumah yang
kosong setelah rekan saya mengintai," ucapnya.
Ditanya soal hasil curian, AN mengaku uang hasil menjual barang
curian ia gunakan untuk pesta miras bersama rekan-rekannya. "Hasil
penjualan TV bervariasi, dari 500 ribu hingga 1 juta, untuk beli rokok dan
minuman," ujarnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Parepare Ajun
Komisaris Nugraha Pamungkas membenarkan penangkapan komplotan
pencuri remaja itu. "Kami masih kembangkan penyidikan. Pasalnya,
beberapa pelaku adalah residivis yang keluar dari penjara tahun ini dalam
kasus yang sama," tuturnya.
SURAT KUASA
Nomor.: 015/Pid/AS&A/VIII/2008
……………………………………..
KHUSUS
------Akhirnya, kuasa ini diberikan dengan hak mengalihkannya kepada orang lain
(Substitusi) dengan memilih kantor kuasanya tersebut di atas.;
………, …………………….
Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa,
..…………………….., SH …………………………..
f. Tugas Praktikum
22
2) Pengaduan
Pengaduan terdiri dari keterangan, data pengadu, data yang
dilaporkan, rincian masalah atau perkara.
R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (“KUHP”) (hal. 88) membagi delik aduan menjadi dua
jenis yaitu:
a. Delik aduan absolut, ialah delik (peristiwa pidana) yang selalu
hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan seperti tersebut
dalam pasal-pasal: 284, 287, 293, 310 dan berikutnya, 332,
322, dan 369. Dalam hal ini maka pengaduan diperlukan untuk
menuntut peristiwanya, sehingga permintaan dalam
pengaduannya harus berbunyi: “..saya minta agar peristiwa ini
dituntut”.
b. Delik aduan relatif, ialah delik-delik (peristiwa pidana) yang
biasanya bukan merupakan delik aduan, akan tetapi jika
dilakukan oleh sanak keluarga yang ditentukan dalam Pasal
367, lalu menjadi delik aduan. Delik-delik aduan relatif ini
tersebut dalam pasal-pasal: 367, 370, 376, 394, 404, dan 411.
Dalam hal ini maka pengaduan itu diperlukan bukan untuk
menuntut peristiwanya, akan tetapi untuk menuntut orang-
orangnya yang bersalah dalam peristiwa ituPermintaan
menuntut dalam pengaduannya dalam hal ini harus
bersembunyi: “,,saya minta supaya anak saya yang bernama A
dituntut”.
d. Tugas Praktikum
1) Peserta praktikum membahas dan praktek menyusun/membuat
dokumen dalam proses terjadinya perkara pidana, sesuai dengan
deskripsi kasus yang disediakan oleh instruktur praktikum, dan
dengan dibimbing oleh instruktur praktikum;
2) Peserta praktikum menyerahkan lembar kerja praktikum II yang
telah diisi, kepada instruktur praktikum.
3. Pemeriksaan Pendahuluan
a. Pengertian :
Proses pemeriksaan pendahuluan dalam perkara pidana antara lain :
1) Penyelidikan dan Penyidikan
Menurut Pasal 1 butir 5 KUHAP, penyelidikan adalah
serangkaian tindakan/ penyelidikan untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana
guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyelidikan
menurut cara yang diatur dalam Undang-undang.
1) Penangkapan
Perintah penangkapan dilakukan, terhadap seorang yang diduga
keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang
cukup. tersangka diberikan surat perintah penangkapan oleh
kepolisian dengan mencantumkan serta uraian singkat perkara
kejahatan yang dipersangkakan serta tempat ia diperiksa.
2) Penahanan
Penahanan dilakukan oleh penyidik, penuntut umum, hakim
dengan batas waktu penahanan tersendiri. Penahanan dapat
dilakukan dengan penahanan rumah, penahanan dalam rumah
tahanan negara;dan penahanan kota.
3) Penggeledahan
Pejabat yang Berwenang Melakukan Penggeledahan untuk
kepentingan penyidikan, penyidik dapat melakukan penggeledahan
rumah atau penggeledahan pakaian atau penggeledahan badan
menurut tatacara yang ditentukan dalam UU ini
4) Penyitaan
Penyitaan dilakukan oleh penyidik dengan surat ijin ketua
pengadilan negeri setempat, dalam keadaan yang sangat perlu dan
mendesak bilamana penyidik harus segera bertindak dan tidak
mungkin untuk mendapat surat ijin terlebih dahulu, penyidik dapat
melakukan penyitaan hanya atas benda bergerak dan untuk itu
wajib segera melaporkan kepada ketua pengadilan negeri setempat
guna memperoleh persetujuannya.
28
e. Tugas Praktikum
1) Peserta praktikum membahas dan praktek menyusun/membuat
dokumen dalam proses pemeriksaan pendahuluan, sesuai dengan
deskripsi kasus yang disediakan oleh instruktur praktikum, dan
dengan dibimbing oleh instruktur praktikum;
2) Peserta praktikum menyerahkan lembar kerja praktikum III yang
telah diisi, kepada instruktur praktikum.
4. Pra Peradilan
a. Dasar Hukum
Praperadilan diatur dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), khususnya Pasal 1 angka 10, Pasal 77
s/d Pasal 83, Pasal 95 ayat (2) dan ayat (5), Pasal 97 ayat (3), dan Pasal
124.
b. Pengertian
Pra peradilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa
dan memutus:
1) Sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan;
2) Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian
penuntutan;
3) Permintaan ganti rugi atau rehabilitasi oleh tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atau kuasanya yang perkaranya tidak
diajukan ke pengadilan. (Pasal 1 butir 10 jo Pasal 77 KUHAP);
4) Sah atau tidaknya penyitaan barang bukti (Pasal 82 ayat 1 huruf b
KUHAP).
33
Kepada
Yth. KetuaPengadilan Negeri …………………..
Pada Pengadilan Negeri …………………
Di-
………………………………
…………………………………, SH
Kesemuanyaberalamat di Kantor Hukum “………………. & ASSOCIATES”,
Nama : …………………..
Umur : …………………..
Jenis Kelamin : …………………..
Alamat : …………………..
Pekerjaan : …………………..
ATAU,
Jakarta, ………………….
Hormat kami,
Kuasa Hukum PEMOHON
…………………………………..
35
e. Tugas Praktikum
1) Peserta praktikum membahas dan praktek menyusun/membuat
Surat Permohonan Gugatan Pra Peradilan sesuai dengan
deskripsi kasus yang ditentukan oleh instruktur praktikum, dan
dengan dibimbing oleh instruktur praktikum.
2) Peserta praktikum menyerahkan lembar kerja praktikum IV yang
telah diisi, kepada instruktur praktikum.
5. Proses Peradilan
a. Pengertian
1) Surat Dakwaan
dan
b) Syarat materiil
KEJAKSAAN NEGERI.........................................
Jl........................................No. .................................
Kota..........................................................................
UNTUK KEADILAN
SURAT DAKWAAN
No. RegisterPerkara : .....-…/…../-___________/…/….
A. TERDAKWA :
Nama Lengkap : ……………………………………
Umur/Tgl Lahir : ……………………………………
Agama : ……………………………………
Jenis Kelamin : ……………………………………
Kebangsaan : ……………………………………
Tempat Tinggal : ……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………
Pendidikan : ……………………………………
B. PENAHANAN :
Penyidik : ……………………………………
Penuntut Umum : ……………………………………
Majelis Hakim PN : ……………………………………
C. DAKWAAN :
………….,…………2017
Jaksa Penuntut Umum
………………………………
NIP………………………….
41
2) Eksepsi
Atas dakwaan Penuntut Umum, terdakwa memiliki hak
untuk mengajukan keberatan/tangkisan terhadap dakwaan tersebut
sebagaimana diatur dalam pasal 156 ayat (1) KUHAP. Eksepsi
adalah keberatan yang diajukan terdakwa dan atau penasehat
hukumnya terhadap syrat hukum formil, belum memasuki
pemeriksaan hukum materil. Pengajuan eksepsi diberikan kepada
terdakwa setelah jaksa penuntut umum selesai membacakan surat
dakwaan.
NOTA KEBERATAN
(EKSEPSI)
Disampaikan pada
Sidang Pengadilan Negeri………..
Hari…….,……-……-…….
DIDAKWA
3. Sebagaimana di atur dan diancam pidana berdasarkan ketentuan………, dst
I. PENDAHULUAN
(ISI EKSEPSI : memuat hal/obyek apa yang menjadi keberatan dan berbagai dasar
yang menjadi alasan keberatan. Setiap alasan harus diberikan uraian yang
membuktikan atau menunjang alasan keberatan. Jadi setiap butir keberatan harus
memuat : hal/obyek atau bidang keberatan, Uraian mengenai alasan/dasar
keberatan. (Keberatan eksepsi dapat dibagi menjadi beberapa keberatan, contoh
Keberatan Pertama, Keberatan Kedua, dll)
43
Berdasarkan berbagai Fakta yang telah kami uraikan diatas maka kami
Penasehat Hukum terdakwa …….menyimpulkan bahwa Nota pembelaan dan Eksepsi
PenasehatHukum adalah permohonan berdasarkan fakta dan kebenaran dan kami
penasihat hukum terdakwa mohon kepada Majelis Hakim yang Terhormat untuk
mengambil putusan sebagai berikut:
Atau jika majelis hakim berpendapat lain mohon putusan seadil-adilnya (et aquo
et bono), Demikian Nota Keberatan dan Eksepsi kami bacakan dan di serahkan kepada
Majelis Hakim pada hari….. tanggal…… di Pengadilan Negeri……..
Hormat Kami
Penasehat Hukum Terdakwa
…………………………….
44
3) Putusan Sela
Putusan sela merupakan putusan yang belum menyinggung
mengenai pokok perkara yang terdapat didalam suatu dakwaan.
Dalam hal ini berkaitan dengan suatu peristiwa apabila terdakwa
atau penasihat hukum mengajukan suatu keberatan bahwa
pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan
tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan.Dasar
hukumnya yaitu Pasal 156 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP).
PUTUSAN SELA
No…/Pid…/…../PN……..
-----------------------------------MENGADILI--------------------------------
…………………………………………………………….
…………………………………
PANITERA PENGGANTI
........................................
4) Surat Tuntutan
Surat tuntutan adalah sebuah surat yang dibuat oleh Jaksa
Penuntut Umum setelah berakhirnya pemeriksaan perkara dalam
persidangan. Surat Tuntutan atau dalam bahasa lain disebut dengan
Rekuisitor memuat pembuktian Surat Dakwaan berdasarkan alat-
alat bukti yang terungkap di persidangan dan kesimpulan penuntut
umum tentang kesalahan terdakwa disertai dengan tuntutan
pidana. Dasar hukum yaitu Pasal 182 ayat (1) KUHAP.
SURAT TUNTUTAN
No. Reg. Perkara : ... /Pid.../...../PN-.......
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri ......... dengan memperhatikan hasil
pemeriksaan sidang dalam perkara atas nama terdakwa:
IDENTITAS TERDAKWA :
Nama : ......................
Tempat & Tanggal Lahir : ......................
Umur : ......................
Agama : ......................
Pekerjaan : ......................
Kewarganegaraan / Kebangsaan : ……………..
Jenis Kelamin : ……………..
Alamat : ……………..
C. ANALISA YURIDIS :
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan, maka:
…………………….. dst
D. KESIMPULAN :
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka kami Jaksa Penuntut Umum
berkeyakinan bahwa ……………….. dst
Berdasarkan uraian dimaksud, Kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini,
dengan memperhatikan ketentuan Undang-undang yang bersangkutan.
“MENUNTUT”
Supaya Majelis Hakim Peradilan Negeri..... yang memeriksa dan mengadili
perkara ini memutuskan :
1. ……………… dst
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan batin dan keteguhan
iman kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung dalam memutuskan perkara
ini.
Demikianlah tuntutan pidana ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang
hari ini .
......, ........................
.....................................................
NRP : ......................
5) Nota Pembelaan
Nota pembelaan adalah sebuah surat yang dibuat oleh Penasihat
Hukum atau terdakwa yang isinya memuat pendapatnya tentang
tindak pidana yang didakwakan, diajukan dan dibacakan di muka
persidangan dengan tujuan mempengaruhi pendapat hakim dalam
upaya hakim membentuk keyakinanannya ke arah tidak
bersalahnya terdakwa atau setidak-tidaknya meringankan
kesalahan dan beban pertanggungjawaban pidana terdakwa.Dasar
hukumnya yaitu Pasal 182 (1) b dan c KUHAP.
49
NOTA PEMBELAAN
No. Reg Perkara: ../Pid…/../….
Atas Nama Terdakwa …………………..
Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara A Quo
Nama : ………………………
Tempat Lahir : ………………………
Umur/Tanggal Lahir : ………………………
Jenis Kelamin : ………………………
Kebangsaan : ………………………
Tempat Tinggal : ………………………
Agama : ………………………
Pendidikan : ……………………....
Pekerjaan : ………………………
Dalam Perkara ini Terdakwa didakwa dengan dakwaan yang berbentuk
Subsidair – Kumulatif, dengan uraian sebagai berikut:
……………………………….. dst
Setelah membaca dan mempelajari Surat Dakwaan dan juga Surat Tuntutan
yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, maka kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa, sesuai dengan ketentuan Pasal …….. Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP), akan mengajukan nota pembelaan dengan resume sebagai berikut:
…………………….. dst
50
PERMOHONAN
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan juga analisis
yang telah kami paparkan, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa dengan
segala kerendahan hati kami, memohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara A
Qou untuk menjatuhkan Putusan dengan amar sebagai berikut:
PRIMAIR
1. Menyatakan bahwa Terdakwa …………., tidak bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
2. Membebaskan Terdakwa …………. dari seluruh dakwaan dan tuntutan hukum.
3. Memulihkan hak terdakwa dalam hal kemampuan, kedudukan, harkat, dan
martabatnya.
4. Membebankan biaya perkara kepada negara.
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara a quo berpendapat lain, maka kami
memohon agar Majelis Hakim dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (Ex
Aequo Et Bono).
Demikianlah Nota Pembelaan ini kami bacakan dan serahkan pada hari ……… di
Pengadilan Negeri …….. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan memberikan
bimbingan kepada Majelis Hakim, agar dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya
dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Hormat Kami,
Penasihat Hukum Terdakwa
……………………………. …………………………………..
7. Putusan Hakim
a. Macam-macam putusan hakim, yaitu :
1) Putusan Bebas, dalam hal ini berarti Terdakwa dinyatakan bebas
dari tuntutan hukum. Berdasarkan Pasal 191 ayat (1) KUHAP
putusan bebas terjadi bila Pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
51
PUTUSAN
Nomor : …./Pid../…./PN…..
DEMI KEADILAN
Terdakwa di tahan dan berada dalam Rumah Tahanan Negara berdasarkan Surat
Perintah/Penetapan oleh ;
1. …………….. dst
1. ………………. dst
…………………………. dst
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa oleh penuntut Umum, telah didakwa
dengan surat dakwaan yang disusun secara alternatif, yaitu suatu tehnik penyusunan
surat dakwaan yang memberikan option (pilihan) kepada Majelis Hakim untuk memilih
dakwaan mana, yang paling tepat untuk dipertimbangkan terlebih dahulu, berdasarkan
fakta-fakta yang terungkap di persidangan;
1. ………….. dst
Menimbang, bahwa Terdakwa membantah telah dengan sengaja melakukan
………. terhadap ………., sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum, karena
menurutnya bahwa……………………. dst
Menimbang, bahwa yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah Majelis
hakim didalam menjatuhkan putusan terhadap diri Terdakwa tersebut diatas, senantiasa
berpegang teguh pada ketentuan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam
KUHP maupun KUHAP, sehingga dalam pemeriksaan atas Terdakwa Majelis Hakim
senantiasa berpedoman pada sistem pembuktian yang digariskan dalam pasal 183
KUHAP, artinya Majelis Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepadaseseorang,
hanya didasarkan pada satu alat bukti saja, tetapi sesuai dengan azas pemeriksaan
Hukum Acara Perkara Biasa (Vordering), sekurang-kurangnya harus dengan dua alat
bukti yang sah, oleh karena itulah menjadi penting diperhatikan alat-alat bukti yang
ditentukan dalam Pasal 184 KUHAP, sehingga nantinya dapat ditentukan
bagaimanakah nilai alat-alat bukti tersebut masing-masing, sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 185 s/d Pasal 189 KUHAP ;
55
MENGADILI
………………………………..…………………………………….
HAKIM ANGGOTA II
………………………………….
PANITERA PENGGANTI,
………………………………..
56
c. Petikan Putusan
e. Tugas Praktikum
1) Peserta praktikum membahas dan praktek menyusun/membuat
dokumen dalam proses peradilan sesuai dengan kasus yang telah
ditentukan oleh instruktur dengan dibimbing oleh instruktur.
2) Peserta praktikum menyerahkan lembar kerja praktikum V yang
telah diisi, kepada instruktur praktikum.
8. Upaya Hukum
a. Jenis-Jenis Upaya Hukum
Upaya-upaya hukum dalam hukum acara pidana dibedakan menjadi 2
(dua) bagian, yaitu:
1) Upaya Hukum Biasa, yang terdiri dari:
a) Pemeriksaan tingkat banding pada Pengadilan Tinggi,
Ketentuan tentang banding dalam perkara pidana diatur dalam
Pasal 233 KUHAP sampai dengan Pasal 243 KUHAP;
b) Pemeriksaan tingkat kasasi pada Mahkamah Agung, ketentuan
tentang Kasasi diatur dalam Pasal 28, 29 dan Pasal 30 Undang-
undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun
2004 dan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009.
2) Upaya Hukum Luar Biasa, yang terdiri dari:
a) Pemeriksaan tingkat kasasi demi kepentingan umum, dimana
permohonannya diajukan oleh Jaksa Agung karena jabatannya;
b) Peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, diatur secara Khusus dalam Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dari Pasal 263
sampai dengan Pasal 269.
59
N a m a : …………
Jabatan : Wakil Panitera Pengadilan …… pada Pengadilan Negeri ……….
60
Demikian Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh saya, Wakil Panitera
Pengadilan …… pada Pengadilan Negeri ……. dan Terdakwa tersebut.
………………………………………..
NIP…………….
MEMORI BANDING
TERHADAP PUTUSAN :
TERDAKWA :
Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Tinggi Bandung
Di Jl. Surapati No.47 Bandung
Dengan hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini :
Hormat Kami
Penasehat Hukum Pembanding
……………………….
……………………………….
62
MEMORI KASASI
Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi __________________ Tanggal _________
Putusan Pengadilan Negeri ________
No. _________________
Dalam Perkara Pidana Atas Nama
_____________
Kepada Yth.
Ketua Mahkamah Agung RI
Jl. Medan Merdeka Utara
di-
Jakarta
Melalui :
Dengan Hormat,
Untuk dan atas nama Klien kami, ___________, usia__ tahun, pekerjaan
______________, alamat ____________________, yang dalam hal ini memilih
domisili di kantor kuasa hukumnya ……., beralamat……, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal ….. selanjutnya disebut ………………PEMOHON KASASI dahulu
PEMBANDING.
MENGADILI
Adapun amar Putusan Pengadilan Negeri ……. tersebut diatas pada pokoknya
berbunyi sebagai berikut:
3. Bahwa judex facti telah keliru dengan tidak adanya memori banding dari
pembanding bukan berarti sebagai alasan utama untuk tidak memeriksa keseluruhan
objek perkara yang dipersengketakan;
4. Bahwa di luar tersebut di atas, maka judex facti harus memeriksa keseluruhan objek
perkara yang dimintakan kasasi karena judex facti telah keliru dalam menerapkan
hukum;
MENGADILI:
- Menerima dan mengabulkan Permohonan Kasasi Pemohon Kasasi untuk
seluruhnya.
- Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi _____________ No. _____________
tanggal _____________ jo. Putusan Pengadilan Negeri _____________ No.
_____________, tanggal_____________.
- Menyatakan seluruh Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan.
- Membebaskan Pemohon Kasasi dari seluruh dakwaan Jaksa Penuntut Umum.
- Merehabilitasi nama baik dan kehormatan Pemohon Kasasi.
…………, …………………….
Hormat kami,
………………………………………………………..
65
d. Tugas Praktikum
1) Mahasiwa peserta praktikum dalam satu kelas diharuskan
membuat/menyusun salah satu dokumen beracara dalam upaya
hukum perkara perdata (Memori/Kontra Memori Banding, atau
Memori/Kontra Memori Kasasi, atau Surat Pengajuan
Perlawanan/bantahan Pihak Ketiga (derden verzet)/Surat Jawaban
atas Derden Verzet, atau Surat Permohonan Peninjauan
Kembali/Surat Jawaban atas Permohonan Peninjauan Kembali,
sesuai dengan kasus yang telah ditentukan oleh instruktur
praktikum, dan dengan dibimbing oleh instruktur praktikum;
2) Peserta praktikum membahas dan praktek menyusun/membuat
memori dan atau kontra memori dalam proses pembuktian, yang
disesuaikan dengan deskripsi kasus yang di tentukan oleh instruktur
praktikum, dan dengan dibimbing oleh instruktur praktikum.
3) Peserta praktikum menyerahkan lembar kerja praktikum VI yang
telah diisi, kepada instruktur praktikum.
II. Referensi
Literatur Buku
-----------------------: 1993, Pola Dasar Teori dan Asas Umum Hukum Acara
Pidana ,Liberty, Yogyakarta.
-----------------------: 1984, Orientasi Hukum Acara Pidana Indonesia,Amarta
Buku, Yogyakarta.
T. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Peradilan & Hukum Acara Islam, Pustaka
Rizki Putra Semarang.
Peraturan Perundang-undangan :
UU. No: 8 Tahun 1981 (KUHAP).
UU. No: 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, diganti UU No. 16
Tahun 2004.
UU. No: 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Diganti
dengan UU No.2 Tahun 2002
UU No. 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung
UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi