Anda di halaman 1dari 2

Nama :

1. Septian Al Ghifari (20150610258)


2. Avissa Nova Fauzistika (20150610293)
3. Harianto (20150610304)
4. Andri Witanto (20150610367)
5. Imron Futuhan Zuhri (20150610458)
Dosen : Wiratmanto, S.H, M.Hum.
Mata Kuliah : Hukum Acara Peradilan Agama

ANALISIS PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG


PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN

Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa secara damai yang tepat, efektif, dan
dapat membuka akses yang lebih luas kepada para pihak untuk memperoleh penyelesaian yang
memuaskan serta berkeadilan. Dalam pasal 1 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1
Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan juga menjelaskan bahwa mediasi
merupakan cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh Mediator.
Mediasi diperlukan di pengadilan karena mediasi merupakan cara penyelesaian
sengketa secara damai yang tepat, efektif, dan dapat membuka akses yang lebih luas
kepada Para Pihak untuk memperoleh penyelesaian yang memuaskan serta berkeadilan
dan pada dasarnya semua sengketa wajib dilakukan mediasi. Menurut pasal 4 ayat (1) Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 yang berbunyi “Semua sengketa perdata yang diajukan
ke Pengadilan termasuk perkara perlawanan (verzet) atas outusan vestek dan perlawanan pihak
yang berperkara (partij verzet) maupun pihak ketiga (derden verzet) terhadap pelaksanaan
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, wajib terlebih dahulu diupayakan penyelesaian
melalui Mediasi, kecuali ditentukan lain berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung ini.”
Tetapi ada pengecualian sengketa yang diwajibkan melakukan penyelesaian melalui
Mediasi yaitu sengketa yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan tenggang waktu
penyelesaiannya antara lain yaitu permohonan pembatalan putusan arbitrase, penyelesaian
perselisihan partai politik dan lain seterusnya. Kemudian sengketa yang pemeriksaannya
dilakukan tanpa hadirnya penggugat atau tergugat yang telah dipanggil secara patut, gugatan
balik dan masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara, sengketa mengenai pencegahan,
penolakan, pembatalan, dan pengesahan perkawinan dan sengketa yang diajukan ke Pengadilan
setelah diupayakan penyelesaian di luar Pengadilan melalui Mediasi dengan bantuan Mediator
bersertifikat yang terdaftar di Pengadilan setempat tetapi dinyatakan tidak berhasil berdasarkan
pernyataan yang ditandatangani oleh Para Pihak dan Mediator bersertifikat. Kewajiban semua
perkara diupayakan diselesaikan melalui mediasi dan pengecualiannya diatur dalam pasal 4 ayat
(1) dan ayat (2) Peraturan Mahkaah Agung Nomor 1 Tahun 2016.
Proses penyelesaian sengketa melalui mediasi di lakukan dengan tujuan memperoleh
kesepakatan para pihak yang dibantu oleh Meditor. Mediator merupakan hakim atau pihak lain
yang memiliki sertifikat mediator sebagai pihak netral yang membantu para pihak dalam proses
perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan
cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. Mediator mendapatkan sertifikat
mediator yang diterbitkan oleh Mahkamah Agung sebagai bukti bahwa ia telah mengikuti dan
lulus dalam pelatihan menjadi seorang Mediator.
Dalam prosesnya timbul biaya mediasi. Biaya mediasi adalah biaya yang timbul dalam
proses Mediasi sebagai bagian dari biaya perkara, yang di antaranya meliputi biaya pemanggilan
para pihak, biaya perjalanan salah satu pihak berdasarkan pengeluaran nyata, biaya pertemuan,
biaya ahli, dan/ atau biaya lain yang diperlukan dalam proses Mediasi.
Keuntungan melakukan penyelesaian sengketa melalui mediasi yaitu menciptakan
penyelenggaraan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan. Maksudnya cepat disini adalah
lama waktu waktu mediasi lebih singkat yang dulu dari 40 hari (seperti yang diatur dalam
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008) sekarang menjadi 30 hari (sesuai yang
diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016) terhitung sejak diterimanya
pemberitahuan sela Mahkamah Agung. Perubahan juga dilakukan terhadap lama waktu
perpanjangan mediasi dari sebelumnya hanya 14 (empat belas) hari menjadi 30 (tiga puluh) hari.
Kemudian yang dimaksud dengan murah yaitu jasa Mediator Hakim dan Pegawai
Pengadilan tidak dikenakan biaya sedangkan apabila biaya jasa Mediator non Hakim dan bukan
Pegawai Pengadilan ditanggung bersama atau berdasarkan kesepakatan Para Pihak. Keuntungan
lainnya adalah Proses mediasi bersifat tertutup dan rahasia, kecuali Para Pihak menghendaki
lain. Namun demikian, Kesepakatan Perdamaian yang dikuatkan dengan Akta Perdamaian
tunduk pada keterbukaan informasi di Pengadilan (diatur pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 2016).
Mediasi diselenggarakan di ruang mediasi pengadilan atau di tempat lain atau di luar
Pengadilan yang disepakati oleh para pihak. Mediator Hakim dan Pegawai Pengadilan dilarang
menyelenggarakan Mediasi di luar Pengadilan. Mediator non Hakim dan bukan Pegawai
Pengadilan yang dipilih atau ditunjuk bersama-sama dengan Mediator non hakim dan bukan
Pegawai Pengadilan dalam satu perkara wajib menyelenggarakan Mediasi bertempat di
Pengadilan. Penggunaan ruang Mediasi tidak dikenakan biaya.
Pertemuan Mediasi wajib dihadiri secara langsung oleh para pihak dengan atau tanpa
didampingi oleh kuasa hukum (pasal 6 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2016). Pertemuan Mediasi dapat dilakukan melalui media komunikasi audio visual jarak jauh
yang memungkinkan semua pihak saling melihat dan mendengar secara langsung serta
berpartisipasi dalam pertemuan. Ketidakhadiran para pihak secara langsung dalam proses
mediasi hanya dapat dilakukan berdasarkan alsan yang sah, antara lain: kondisi kesehatan yang
tidak memungkinkan hadir dalam pertemuan mediasi berdasarkan surat keterangan dokter,
dibawah pengampuan, mempunyai tempat tinggal diluar negeri atau menjalankan tugas, tuntutan
profesi atau pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. (pasal 6 ayat (4) Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 2016). Tetapi apabila salah satu pihak atau kuasa hukumnya dinyatakan
tidak beritikad baik oleh Mediator karena yang bersangkutan tidak hadir setelah dipanggil secara
patut sebanyak dua kali berturut-turut dalam pertemuan mediasi tanpa alasan yang sah, dan lain
sebagainya. Maka pihak tersebut dikenai pembayaran mediasi.

Anda mungkin juga menyukai