OLEH :
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul :Pengamanan Kawasan Resort Cemorolawang Di Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru
Nama : Yesrun zeth asbanu
Nim : 201510320311035
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Pertanian – Peternakan
Laporan Praktik Kerja Lapangan oleh Yesrun Zeth asbanu telah diseminarkan
Pada tanggal…………..
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan
ii
ABSTRAKSI
Yesrun Zeth Asbanu (201510320311035). Pengamanan Kawasan Resort
Cemorolawang di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Bawah
Pembimbing Materi Nandang Sri Rahayu MP dan Pembimbing Lapang Bapak..
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan Praktek
Kerja Lapangan dengan judul “Pengamanan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru Resort...” di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini telah
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
ABSTRAKSI..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapang 3
1.3 Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Upaya Perlindungan Hutan 5
2.2 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 6
2.1.1 Letak dan Aksesibilitas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS)..........................................................................................................6
2.1.2 Geologi, Topografi dan Tanah Formasi geologi dari TNBTS............6
2.1.3 Iklim dan Curah Hujan.......................................................................8
2.1.4 Flora Dan Fauna.................................................................................8
2.3 Resort Based Management 9
2.3 Bentuk Pengamanan Hutan Di Taman Nasional 10
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................13
3.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapang 13
3.2 Alat dan Bahan 13
3.3 Metode Penelitian 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................15
4.1 Pengamanan Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
15
4.2 Tindakan Prefentif 17
4.3 Tindakan Pre-Emtif 19
4.4 Tindakan Regresif atau Reprensif 19
4.5 Gangguan Terhadap Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru 20
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................22
v
5.1 Kesimpulan 22
5.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................25
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya, hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki berbagai
fungsi ekologis, ekonomi, sosial budaya maupun hankam yang sangat dibutuhkan
dalam menunjang kehidupan manusia serta makluk hidup lainnya.Berbagai
gangguan kelestarian hutan pada saat ini masih banyak terjadi, bahkan
intensitasnya terus meningkat dari waktu ke waktu seperti, perambahan hutan,
illegal logging, perburuan hewan liar serta gangguan hutan yang banyak
menimbulkan kerusakan adalah kebakaran hutan.
1
Strategi pengamanan berbasis resort sudah lama diterapkan dalam pengelolaan
taman nasional di Indonesia. Taman-taman nasional telah membagai wilayahnya
ke dalam resort-resort. Jumlah resort-resort pada setiap taman nasional bervariasi
disesuaikan dengan kondisi biofisik kawasan maupun tingkat gangguan keamanan
kawasan.
2
Salah satu masalah lain dalam kawasan hutan adalah penataan batas kawasan,
baik batas luar kawasan maupun tata batas kawasan dengan kawasan
lain.Pemantapan batas kawasan pada dasarnya meliputi kegiatan yang
berhubungan dengan proses pengukuhan satus hukum kawasan, yang merupakan
kepastian hukum dan keberadaan dari suatu kawasan.
Maksud dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui lebih
jelas dan details tentang pengamanan di dalam dan sekitar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, serta kaitannya dengan perlindungan hutan. Di samping itu,
kegiatan ini juga akan memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam praktek
perlindungan hutan yang sebenarnya di lapang, sekaligus mengonfirmasi teori-
teori perlindungan hutan.
Kegiatan PKL ini juga memiliki tujuan lain, yaitu agar mahasiswa dapat
membandingkan teori-teori yang didapat dari kampus, dengan praktik yang
sebenarnya di lapang. Perbandingan tersebut antara lain:
1. Untuk membandingkan teknik atau kegiatan dalam pengamanan kawasan
dengan ilmu Perlindungan hutan Hutan yang dipelajari di kampus;
2. Untuk mengetahui berbagai kegiatan pengamanan kawasan yang
dilakukan.
3. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan karena adanya perusakan
hutan.
4. Serta Praktek Kerja Lapang ini ditempuh untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menempuh skripsi.
1.3 Manfaat
Dari hasil Praktek Kerja Lapang ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan sumbangan pemikiran, sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola hutan
(Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) dalam membentuk kebijakan
keberlangsungan pengelolaan hutan tanpa adanya pelanggaran.
3
Selain itu penulis mengharapkan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
akan mendapatkan manfaat secara akademis atau praktis, dalam perlindungan
hutan dari hasil laporan ini. Jurusan Kehutanan, Universitas Muhammadiyah
Malang, juga akan mendapatkan manfaat yang sama dari kerja akademik ini.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Pelanggaran yang sering terjadi di Taman Nasioal Bromo Tengger Semeru
adalah adanya pemburuan liar terhadap flora dan fauna sangat minim sekali
dijumpai dilapang.
Sumber air dari TN-BTS adalah dari sungai dan kanal. Terdapat lebih dari 50
sungai dan 4 danau di dalam kawasan TN-BTS. Danau-danau tersebut diantaranya
adalah Ranu Darungan, Ranu Pane, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo. Dalam hal
ini menunjukkan bahwa TN-BTS memiliki peran yang sangat penting bagi daerah
sekitarnya. Keberadaan mata air TN-BTS dapat memenuhi kebutuhan air bersih
bagi masyarakat di desa-desa, dapat memenuhi kebutuhan air untuk pertanian dan
menghasilkan energi / tenaga listrik.
6
Area TN - BTS berada pada ketinggian 750 - 3.676 meter di atas permukaan
laut, keadaan topografinya bervariasi dari bergelombang dan miring ke daerah
berbukit bahkan gunung dengan sudut hampir tegak. Secara umum, area TN-BTS
adalah berbukit yang terdiri dari kelompok pegunungan Tengger di utara dan
kelompok pegunungan Jambangan ke selatan. Dari kedua kelompok gunung
tersebut teradapat gunung berapi aktif.
Daerah ini merupakan daerah yang produktif, karena berbagai hal seperti batu
vulkanik, kerikil, pasir, abu, awan panas, dan lava yang dimuntahkan melalui
kawah. Karena hal ini pula membuat daerah ini cenderung kekurangan vegetasi.
Pada ketinggian 1000-2000 m dpl, kemiringannya tidak terlalu curam dan terdapat
endapan material yang cukup besar. Karena bagian utama dari daerah ini
bersumber dari Gunung Semeru, karenanya kondisi vegetasi yang ada mulai padat
dan bervariasi. Pada ketinggian 1.000 m dpl ke bawah, terdapat daerah yang
semakin landai dan rendah dan mulai terdapat pemukiman dengan lahan yang
subur untuk pertanian.
Jenis tanah berdasarkan peta tanah tinjau Provinsi Jawa Timur tahun 1966
adalah regusol dam litosol. Jenis tanah ini berasal dari abu dan pasir vulkanis
intermedia sampai basis dengan sifat permiabilitas sangat tinggi dan lapisan
teratasnya sangat peka terhadap erosi. Warna tanah mulai dari kelabu, coklat
7
kekuning-kuningan, sampai putih, dengan tekstur tanah pada umumnya pasir
sampai lempung berdebu dengan struktur lepas atau berbutir tunggal.
Suhu udara rata-rata berkisar antara 5°C - 22°C. Suhu terendah terjadi pada
saat dini hari di puncak musim kemarau antara 3°C - 5°C bahkan di beberapa
tempat sering bersuhu di bawah O°C (minus). Sedangkan suhu maksimum
berkisar antara 20°C - 22°C.
8
Satwa langka dan di lindungi yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis), kera
ekor panjang ( Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak), ayam hutan
merah ( Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus), ajag (Cuon alpinus), dan
berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus), rangkong
(Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis Cheela bido), srigunting
hitam (Dicrurus macrocercus), dan elang bondol (Haliastur indus) yang hidup di
Ranu Pane, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.
Penelitian oleh Suharto et al, (2005) di hutan Ireng-ireng wilayah konservasi
Senduro Lumajang kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS) selama dua bulan tentang kupu-kupu di temukan sebanyak 31 species
dan sub species yang berasal dari 21 genus dalam delapan family.Satu species
dilindungi undang-undang di Indonesia yaitu Troides Helena.
9
loging, perambahan dan pencurian tumbuh-tumbuhan langka yang
dilindungi.Dalam hal pengamanan kawasan hutan yang menjadi tanggung jawab
petugas resort, resort tidak bisa berbuat banyak. Karena kewenangan dan
pengelolaan anggaran berada di tingkat Balai. Pengelolaan ini tidak akan efektif
mengingat luasnya kawasan hutan yang dikelola dan banyaknya permasalahan
gangguan terhadap kawasan hutan.Olehnya itu dibutuhkan sebuah solusi yang
cepat dalam pengelolaan taman nasional. Tingginya konflik di taman nasional dan
masih sering terjadinya kegiatan-kegiatan illegal disebuah taman nasional
membuat beberapa kalangan tidak mempercayai sistem taman nasional dalam
upaya penyelamatan sebuah kawasan hutan.
Penjagaan dilaksanakan di Pos Jaga atau Pondok Jaga yang ada di masing-
masing resort. Personil jaga berjumlah dua orang atau lebih yang bertugas selama
satu sampai dua hari sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tugas pokok
penjagaan adalah menerima informasi atau laporan dari petugas lain atau anggota
masyarakat tentang terjadinya tindak pidana kehutanan/konservasi baik langsung
atau melalui pesawat komunikasi untuk disampaikan kepada kepala wilayah untuk
mengambil langkah-langkah tindakan selanjutnya.Sebagian besar aktivitas
penjagaan berada di Pos atau Pondok Jaga dan sekitarnya
Patroli rutin adalah cara pengamanan dengan bergerak baik dengan jalan kaki
maupun berkendaraan di jalur-jalur utama atau jalur setapak yang sering
digunakan oleh pelanggar. Patroli rutin dilaksanakan secara harian, biasanya dua
10
hari atau tiga hari sekali pada masing-masing resort. Personil patroli rutin
berjumlah dua orang atau lebih
11
Pengamanan pengunjung adalah suatu kegiatan pengamanan yang dilakukan
terhadap aktivitas atau perilaku pengunjung yang berada di suatu tempat wisata
alam dalam kawasan taman nasional, agar pengunjung tidak melakukan kegiatan
yang dapat menggangu dan merusak obyek, sarana dan prasarana wisata alam,
melanggar peraturan yang berlaku , dan menganggu ketertiban dan keberadaan
pengunjung lain. Misalnya penggledahan dan penyitaan barang bawaan yang
membahayakan seperti senjata api, senjata tajam, narkoba dan minuman keras dan
penggledahan setelah melakukan kunjungan untuk mengetahui kemungkinan
pengambilan flora-fauna yang terdapat dalam kawasan.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Praktek Kerja Lapang dilakukan pada tanggal 15-14 Februari 2018 yang
berlokasi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru resort Cemorolawang
Kabupaten Probolinggo Jawa Timur dengan luas wilayah 2,67 ha.
3.2 Alat dan Bahan
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode
survey, dan metode deskriptif . Menurut Marzuki (1986), metode survey adalah
metode yang menggambarkan secara langsung keadaan suatu obyek dan tidak
adalah data primer dan data sekunder. Metode deskriptif adalah suatu metode
Dalam metode ini pengambilan data dilakukan tidak hanya terbatas pada
pengumpulan dan penyusunan data, tapi meliputi analisis data dan pembahasan
13
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber secara langsung dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan hasil observasi, wawancara, partisipasi
secara langsung (Marzuki, 2003).
a. Observasi
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber
(Marzuki, 2003). Dalam hal ini data sekunder yang diambil yaitu kondisi umum
kawasan meliputi letak dan luas, kondisi fisik dan biotik, iklim dan vegetasi
endemik pada kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
14
BAB IV
15
dengan masyarakat sekitar kawasan hutan, dan mempunyai peranan yang bersifat
multidimensi. Disamping dimensi ekonomi dan ekologi, hutan juga memiliki
dimensi sosial budaya. Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dilihat
dari aspek dimensi ekonomi dengan berbagai potensi keanekaragaman hayati dan
obyek daya tarik wisata dapat memberikan dampak pertumbuhan ekonomi
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung serta dapat menghasilkan
devisa penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Disisi
ekologi sumber daya hutan berperan penting terhadap 3 iklim lokal ataupun
global, tata air, konservasi lahan, kekayaan hayati serta plasma nutfah, yang
semuanya berperan penting dalam kehidupan sosial masyarakat sekitar.
Berdasarkan data gangguan keamanan kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru tahun 2012 – 2016, kondisi gangguan keamanan di kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru relatif aman jika dibandingkan dengan
kawasan konservasi lainnya. Gangguan keamanan yang terjadi dikawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain, penebangan pohon, pengambilan
kayu bakar, pengambilan bunga adelweis dan perburuan satwa. Sampai dengan
saat ini gangguan keamanan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
didominasi oleh pencurian kayu dan perburuan liar.
16
Tingkat gangguan keamanan kawasan yang terjadi di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru dalam kurun waktu 2012 – 2016, sebagai
berikut:
Tabel 1. Data Gangguan Keamanan di Kawasan Taman Bromo Tengger
Semeru
Tahun
No Jenis Gangguan
2012 2013 2014 2015 2016 Total
1 pencurian kayu 4 - 17 1 - 22
2 Perencekan 5 7 20 7 12 51
3 perburuan satwa 33 3 28 2 5 71
Pengambilan
4 - 50 - - - 50
bunga adelweis
pelanggaran
5 8 16 7 16 0 47
lainnya
Jumlah 50 76 72 26 17 =
Sumber : Data Statistik Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Tahun 2010
17
secara aktif dari masyarakat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak yang terkait
dengan kawasan.
Patroli batas kawasan biasanya dilakukan pada daerah atau blok-blok yang
rawan terhadap pelanggaran sepertihalnya pada kawasan yang berbatasan
langsung dengan kawasan milik perhutanai maupun kawasan yang dekat dengan
18
ladang milik masyarakat sekitar kawasan. Pihak Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru menggunakan metode penyisiran langsung di lapang dalam melakukan
patroli hal ini dikarenakan letaknya yang berada di kawasan hutan alam dan juga
di dalam kawasan hutan lindung sehingga tidak memungkinkan adanya kendaraan
untuk masuk dan juga untuk tetap menjaga katenangan di dalam kawasan.
Didalam penyisiran yang berada di lokasi-lokasi yang dianggap rawan khususnya
antara batas kawasan hutan konservasi dengan hutan produksi milik Perhutani.
Kemudian diantara Pal Batas yang diketemukan ditentukan alurnya untuk
selanjutnya dibuat jalur yang jelas sebagai batas 2 (dua) buah kawasan.
19
tanaman di dalam hutan juga adanya corat-coret di sebagian tempat. Tindakan
represif yang dilakukan oleh pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
adalah tindakan tegas terhadap siapapun oknum yang terbukti bersalah dan
melanggar UU yang sudah ada dalam mengatur kelestarian hutan. Tindakan
represif yang di lakukan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah
tindakan penangkapan yang kemudian di lanjutkan dengan memproses sesuai
dengan UU yang berlaku UU No.5 tahun 1999 dan UU No.41 tahun 1999.
20
Grafik 1. Rekapitulasi Gangguan Hutan di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru Tahun 2012-2016
21
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Praktek Kerja Lapang yang
telah di lakukan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah sebagai
berikut:
1. Gangguan kawasan hutan baik yang berasal dari alam maupun yang
berasal dari ulah manusia, akan membawa akibat yang sangat fatal dan
dampak negative terhadap kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru.
2. Permasalahan-permaslahan keamanan terhadap kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru adalah perburuan liar, penebengan liar,
pengambilan tumbuhan hias atau obat-obatan,perencekan.
3. Bentuk upaya yang dilakukan untuk pengamanan dan mencegah tindakan
pelanggaran adalah dengan tindakan prefentif atau patroli lapang, tindakan
preemtif atau pemberdayaan masyarakat sekitar untuk menjaga keamanan
kawasan dan tindakan represif atau penangkapan.
4. Penyebab terjadinya pelanggaran di kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru adalah masih minimnya petugas yang berada di kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru guna mencegah maupun
menanggulangi adanya gangguan hutan yang dikarenakan luasan kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang mencapai luas 43420 Ha
5. Masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
sudah mampu berperan aktif dalam upaya pengamanan dan perlindungan
kawasan dan perlu terus di bina dalam menjaga kawasan konservasi.
5.2 Saran
22
kawasan dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan bias ditingkatkan guna
meminimalisir adanya kesalah fahaman dengan masyarakat mengenai batasan –
batasan untuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
1. Pos penjagaan Resort Cemorolawang
25
4. Melakukan Tindakan Pengendalian Kebersihan
26
7. Kegiatan- Kegiatan Rutin
27