Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN KONFLIK

Tutik Agustini, S.Kep, Ns, M.Kep.


KONFLIK
Kejadian alamiah dalam setiap hubungan atau
lingkungan pekerjaan.
Konflik terjadi bila dua atau lebih pihak (indidvidu,
kelompok atau organisasi) mempunyai pandangan
yang berbeda tentang suatu situasi.
Perbedaan pandangan atau ide antara seseorang
dengan orang lain.
Konflik dapat menciptakan komunikasi yang terbuka
dan dapat meningkatkan kerjasama (Marquis and
Huston, 2000)
KONFLIK
Dapat bersifat konstruktif atau dekstruktif
Dapat menstimulasi atau membingungkan
Meningkatkan atau menurunkan kualitas pekerjaan
Menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau
menimbulkan ketegangan dalam lingkungan
pekerjaan
MANAJEMEN KONFLIK
Kompleksitas manajemen RS memungkinkan
timbulnya konflik dan memiliki sejumlah potensi
konflik.
 Konflik fungsional:
konflik yang mendukung tujuan & memperbaiki
kinerja kelompok.
 Konflik disfungsiona/destruktif:
Konflik yang dapat menghambat kinerja
kelompok (komunikasi terhambat, tujuan tidak
tercapai.
KONFLIK DAN KINERJA UNIT
Situasi Tingkat Tipe konflik Karakteristik Hasil Kinerja
Konflik Internal unit
Apatis, Macet
1. Tidak tanggap
A Rendah Disfungsiona terhadap Rendah
l perubahan
2. Kekurangan ide
baru

B Optimal Fungsional Hidup, kritis, inovatif Tinggi

C Tinggi Disfungsiona Tidak koperatif, kacau Rendah


l balau
Sumber Konflik
Ketegangan antar kelompok
Peningkatan beban kerja
Peran ganda dari perawat
Ancaman terhadap identitas profesional
Keterbatasan sumber-sumber atau perbedaan budaya
Penyebab Konflik
Komunikasi: salah pengertian berkenaan dengan
kalimat, bahasa yang sulit, kebijakan yang tidak
konsisten.
Struktur: ketergantungan antar
kelompok/departemen dalam mencapai tujuan
Pribadi: perbedaan dalam nilai-nilai atau pandangan
Jenis-jenis Konflik
Konflik Intrapersonal  harus memilih tujuan yang
saling bertentangan.
Konflik Interpersona l perbedaan persepsi, tindakan
dan tujuan.
Konflik antar Kelompok  hampir sama dengan
konflik interpersonal tapi dalam satu kelompok.
Sering terjadi bila ingin mengejarkepentingan masing-
masing kelompok.
Proses Konflik Kondisi-kondisi pendahulu

Konflik yang
Konflik yang
dipersepsikan
dirasakan

Perilaku konflik

Penyelesaian konflik

Kondisi setelah
konflik diselesaikan

Sumber: Marquis and Huston(2000)


Proses Konflik Tahap pertama
Terdapat kondisi-kondis yang bersifat laten, yang menjadi pencetus terjadinya konflik.

Tahap kedua
Konflik dipersepsikan oleh kedua belah pihak bila mereka mempunyai persepsi bahwa tujuan mereka dihalangi.

Tahap ketiga
Konflik dirasakan pada individu atau kelompok dengan cepat memberikan tanggapan yang emosional pada pihak lain. Konflik sudah
dirasakan akan dapat menghambat kegiatan, jika tidak diselesaikan dapat berkembang lebih besar.

Tahap keempat; konflik dimanifestasikan dengan persaingan, debat, saling mengalahkan atau penyelesaian
masalah.

Tahap kelima; hasil akhir akan memberikan dampak kedua belah pihak. Jika konflik dapat diatasi pada sebelum
tahap keempat , maka hasil konflik akan meningkatkan hub. kerja. Tetapi bila tidak terselesaikan akan
memperburuk hub. Kerja.
Strategi penyelesaian konflik
Kepala ruangan diharapkan dapat memfasilitasi
penyelesaian konflikstafdapat mencitpakan suasana
kerja yang kondusif diruangannya.
Penanganan konflik menurut Newstorm and Davis
(1999) dan Marquis and Huston (2000) meliputi:
1. Menghindar
2. Mengakomodasi
3. Bersaing
4. Kompromi
5. Kolaborasi atau Konfrontasi
Penanganan konflik menurut Newstorm and Davis (1999) dan Marquis and
Huston (2000) meliputi:
1. Menghindar
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindar dari situasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindaka ini dilakukan jika
salah satu pihak menghindar dari situasi tersebut secara fisik ataupun
psikologis. Sifat tindakan ini hanya menunda konflik yang terjadi.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak
mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk
sementara. Penyelesaian konflik dengan cara menghindar merupakan
pendetan kalah-kalah (lose-lose aproach).
2. Mengakomodasi
Pendekatan accomodating dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat
konflik dengan cara salah satu pihak melepaskan dan
mengesampingkan keinginan kelompoknya dan memenuhi keinginan
pihak lain. Teknik accomodating merupakan teknik kalah-menang
(lose-win approach).
3. Bersaing
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan
kepentingan sendiri diatas kepentingan pihak lain.
Berkompetisi merupakan pendekatan terhadap konflik yang
berciri menang-kalah (win-lose approach).
4. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua pihak merasa bahwa
kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik
menjadi yang utama. Keduanya saling bekerjasama untuk
menyelesaikan konflik tanpa mengorbankan kepentingan
organisasi. Pendekatan kompromi ini dapat memuaskan
kedua belah pihak yang terlibat konflik karena tidak ada
yang menang atau kalah (neither win-win or lose-lose
approach).
5. Kolaborasi
Strategi pendekatan dengan cara menciptakan situasi
menang-menang dengan saling bekerjasama. Kedua
belah pihak yang terlibat bekerjasama dan mencari
pemecahan konflik yang dapat memuaskan
kepentingan kedua belah pihak.
Proses penyelesaian konflik
Menurut Tappen dan Weis (1998), proses penyelesaian
masalah meliputi:
1. Identifikasi masalah/isu
2. Identifikasi solusi yang mungkin dilakukan
3. Evaluasi solusi yang diusulkan
4. Tetapkan solusi yang paling tepat
5. Implementasi solusi tersebut
6. Konflik dapat diatasi
Alternatif Penyelesaian Masalah:
AlTERNATIF MENANG KALAH

MENANG Kolaborasi, kompromi & Mengakomodasi,


Negosiasi Smoothing

KALAH Persaingan Menghindar

Anda mungkin juga menyukai