Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN KONFLIK

BY : Ns. TAJUDIN, S.Kep.,M.M


A. PENDAHULUAN
Disetiap organisasi dimana manusia
saling berinteraksi mempunyai
kesempatan untuk terjadi konflik.
Konflik seringkali merupakan masalah
yang serius dalam suatu organisasi.
Secara tradisional konflik atau
pertentangan dinilai sebagai sesuatu
yang buruk karena disinonimkan
dengan dengan kekerasan,
perusakan dan ketidakrasionalan
 Namun kini konflik dipandang dari sisi
positif karena dapat memberikan pengaruh
positif seperti seseorang menjadi lebih
terbuka dan dapat bekerja sama, mampu
menyelesaikan konflik dan menyadari
konflik adalah maksud untuk perbaikan.
 Posisi hubungan manusia menyatakan
bahwa konflik merupakan peristiwa yang
wajar dalam semua kelompok dan
organisasi, termasuk di institusi pelayanan
kesehatan
Konflik berhubungan dengan
persepsi seseorang atau
perasaan manusia termasuk
perasaan terabaikan, dipandang
negatif, diperlakukan tak wajar,
tidak dihargai, diabaikan dan
beban yang berlebihan.
B. Pengertian
 Konflik adalah suatu proses yang diawali
ketika satu pihak merasa bahwa pihak
lain telah mempengaruhi secara negatif,
atau akan segera mempengaruhi secara
negatif, sesuatu yang menjadi perhatian
pihak pertama (Robin,stephen 2003)
 Konflik adalah perselisihan
internal/eksternal yang disebabkan oleh
perbedaan pikiran/ide, nilai (value), atau
perasaan diantara dua atau lebih
manusia (Marquisand Husto, 2006)
 Marquis & Huston (1998) dalam
Nursalam (2002) mendefinisikan konflik
sebagai masalah internal & eksternal
yang terjadi sebagai akibat dari
perbedaan pendapat, nilai-nilai atau
keyakian dari dua orang atau lebih
 Littlefield (1995) dalam Nursalam
(2002) megatakan bahwa konflik dapat
dikategorikan sebagai suatu kejadian
atau proses
 Suatu Kejadian, konflik terjadi dari suatu
ketidaksetujuan antara dua orang atau
organisasi dimana seseorang tersebut
menerima sesuatu yang akan
mengancam kepentingannya
 Sebagai Proses, Konflik dimanifestasikan
sebagai suatu rangkaian tindakan yang
dilakukan oleh dua orang atau kelompok
dimana setiap orang atau kelompok
berusaha menghalangi atau mencegah
kepuasan dari seseorang
 Sebagai Manajer Keperawatan konflik sering
terjadi pada setiap tatanan asuhan
keperawatan.
 Oleh karena itu, Manajer harus mempunyai
dua asumsi dasar tentang Konflik :
1. Konflik adalah sesuatu yang tidak dapat
dihindari dalam suatu organisasi
2. Jika konflik dapat dikelola dengan baik,
konflik dapat menghasilkan suatu kualitas
produksi, penyelesaian yang kreatif dan
berdampak terhadap peningkatan dan
pengembangan
C. Penyebab Konflik
1. Perilaku menentang;
a. Competitive Bombermudah
menolak
utk bekerja
b.Martyred
accomodatormenggunakan
kepatuhan palsu
c. Avoidermenghindarkan
kesepakatan &
partisipasi
2. Stres
3. Ruang
4. Keyakinan, nilai dan sasaran
5. Kewenangan dokter
Penyebab konflik berdasarkan
kategori
Variabel Komunikasi
Variabel struktur
Variebel Idividu
D. Sejarah terjadinya manajemen
konflik
Sejarah terjadinya suatu konflik
disuatu organisasi dimulai
seratus tahun yang lalu, dimana
konflik adalah suatu kejadian
yang alamiah dan peristiwa yang
pasti terjadi diorganisasi
Pada awal abad 20, konflik
diindikasikan sebagai suatu
kelemahan manajemen disuatu
organisasi dan harus dihindarkan
 Pada pertengahan abad 19, sewaktu
ketidak puasan staf dan umpan balik dari
atasan tidak ada, maka konflik diterima
secara pasif dan sebagai suatu kejadian
yang normal dalam organisasi Manajer
harus belajar banyak tentang bagaimana
penyelesaian konflik
 Teori Interaksi pada tahun 1970
mengemukakan bahwa konflik suatu hal
yang penting dan secara aktif mengajak
organisasi utk terjadinya konflik yang
berarti juga sebagai pertumbuhan produksi
E. Sumber konflik
Kompetisi atau persaingan antara
kelompok
Peningkatan beban kerja
Kebutuhan multi peran
Ancaman terhadap identitas & area
profesinalitas
Ancaman terhadap keamanan
Sumber daya yang kurang
Perbedaan budaya
Invasi/masuk dalam wilayah personal
F. Proses terjadinya konflik
Tahap I ( oposisi ) atau kondisi
anteseden : komunikasi, struktur
dan variabel pribadi
Tahap II ( kognisi ) konflik yg
dipersepsikan dan konflik yg
dirasakan
Tahap III (maksud) maksud
penanganankonflik antara lain :
Bersaing, bekerjasama,
berkompromi, menghindari, dan
Tahap IV (Perlaku ) : Konflik
terbuka (perilaku
pihak dan
reaksi orang lian
Tahap V ( Hasil ) : ( Kinerja
kelompok
meningkat /
kinerja
kelompok
menurun
Menurut Marquis & Huston
(1998)
 Proses konflik dibagi menjadi bebrapa
tahapan :
1. Konflik Laten, terjadi terus-menerus
dlm suatu organisasi. Misalnya
kondisi keterbatasan staf & perubahan
yang cepatmemicu ketidakstabilan.
2. Felt konflik (konflik yang dirasakan),
terjadi karena adanya suatu yang
dirasakan sebagai ancaman,
ketakutan, tidak percaya dan marah.
3. Konflik yang nampak/sengaja
dimunculkan, konflik yg sengaja
dimunculkan utk dicari solusi.
Tindakan yang dilaksanakan mungkin
menghindar, kompetisi, debat atau
mencari penyelesaian konflik.
4. Resolusi konflik, adalah suatu
penyelesaian masalah dengan cara
memuaskan semua orang yang
terlibat didalamnya dengan prinsip “
win-win solution”
5. Konflik “ Aftermath “, konflik
yang terjadi akibat tidak
terselesaikannya konflik yang
pertama
G. Akibat konflik
 Terlalu sedikit konflik Statisnya
organisasi
Terlalu banyak konflik prubahan
efektifitas organisasi dengan
adanya pegawai keluar
H. Jenis Konflik
Jenis konflik menurut Robbins (2003) :
1. Konflik fungsinal
2. Konflik difungsional

Menurut Marquis(2004), kategori


konflik ada 3 (tiga) yaitu;
3. Intrapersonal
4. Antar kelompok
5. Interpersonal
I. Penyelesaian konflik
1. Langkah-langkah
Vestal (1994) dalam Nursalam (2002)
menjabarkan langkah-langkah
penyelesaian konflik meliputi :
a. Pengkajian;
 Analisa situasi
 Analisa & mematikan isu yang
berkembang
 Menyususn tujuan
b. Identifikasi; Mengelola
perasaan
c. Intervensi;
Masuk pd konflik yg diyakini dapt
diselesaikan dengan baik
Identifikasi hasil yang yang
positif yg akan terjadi
Menyeleksi metode dalam
penyelesaian konflik
J. Strategi/manajemen konflik
1. Kompromi (Compromising)
mengambil jalan tengah dapat
memecahkan konflik
2. Pertandingan/persaingan
(Competing )
3. Kerjasama (Coordinating) &
akomodasi(Acomodating)
4. Melunak (Smoothing)
5. Menghindari (avoiding )
6. Kolaborasi (collaborating )
K. Metode manajemen konflik
(Swansburg, 2003)
1. Disiplin
2. Mempertimbangkan tahap
kehidupan
3. Komunikasi
4. Mendengarkan dengan aktif
5. Lingkaran kualitas
6. Latihan keasertifan
NEGOSIASI
Pada umumnya sama dengan
kolaborasi
 Pada organisasi negosiasi juga diartikan
sebagai suatu pendekatan yang
kompetitif (marquis & Huston 1998,
dalam Nursalam 2002)
 Smeltzer (1991) dalam Nursalam
(2002) mengidentifikasi 2 tipe dasar
negosiasi yaitu: 1) Kooperatif (setiap
orang menang) dan 2) Kompetitif
(hanya satu orang yang menang )
 Meskipun dalam negosiasi ada unsur
menang dan kalah, maka sebagai
Negotiator, penting untuk :
1. Memaksimalkan kemenangan kedua
belah pihak untuk mencapai tujuan
bersama
2. Meminimalkan kekalahan, dan bagi
yang kalah tetap dapat mengikuti
tujuan bersama
3. Membuat kedua belah pihak merasa
puas terhadap hasil negosiasi
Sebelum Negosiasi
Tiga kriteria harus dipenuhi
sebelum manajer setuju untuk
memulai proses negosiasi:
1. Masalah harus dapat dinegosiasi
2. Negotiator harus tertarik
terhadap “Take & Give “ selama
proses
3. Mereka harus saling percaya
(Smeltzer, 1991 dalam Nursalam
2002)
Langkah sebelum melaksanakan
negosiasi :
1. Mengumpulkan informasi
tentang masalah sebanyak
mungkin
2. Dimana manajer harus memulai
3. Memilih alternatif yang terbaik
tentang sarana & prasarana
4. Mempunyai agenda yang
disembunyikan (untuk alternatif
Selama Negosiasi(Smeltzer, 1991 dalam Nursalam, 2002)

Strategi dalam menciptakan kondisi


yang persuasif, asertif, dan komunikasi
terbuka :
 Pilih fakta –fakta yang rasional &
berdasarkan hasil suatu penelitian
 Dengarkan dengan seksama & perhatikan
respon nonverbal yang nampak
 Berpikir positif & selalu terbuka utk
menerima semua alternatif informasi yang
disampaikan
 Upayakan utk memahami pandangan apa yg
disampaikan lawan bicara
Selalu diskusikan tentang konflik yang
terjadi
 Hindarkan utk menyalahkan orang lain
utk konflik yang terjadi
 Jujur
 Usahakan bersikap bahwa anda
memerluka suatu penyelesaian yang
baik
 Jangan langsung menyetujui terhadap
solusi yang ditawarkan, berfikir &
mintalah waktu utk menjawabnya
Jikakedua belah pihak menjadi
marah atau lelah selama
negosiasi berlangsung, istirahat
sebentar
Dengarkan & tanyakan tentang
pendapat yang anda belum
begitu memahami
Bersabarlah
Hindari :
 Sikap yang tidak baik (sinis, kasar,
menyepelekan)
 Trik yg tidak baik (manipulasi)
 Distorsi
 Tergesa-gesa dalam proses negosiasi
 Tidak berurutan
 Membuat hanya satu pilihan
 Memaksakan kehendak
 Berusaha menekankan pada satu pendapat
CONTOH KASUS DISKUSI
 Perawat X pindahan dari bagian anak diberikan
tugas untuk mengelola bagian ruang bersalin
(rooming in ). Perawat X tidak tahu apa yang
harus dilakukan. Karena tidak menguasai
bagaimana melakukan ASKEP pada bayi baru
lahir, sehingga perawat X mengajukan keberatan.
Sebagai kepala ruang anda menilai bahwa
perawat X adalah orang orang yg kompeten
terhadap tugas yang diberikan. Dalam situasi
tersebut anda mengalami konflik personal dan
profesional
 Pertanyaan : Pilih strategi penyelesaian konflik
yang sesuai dan berikan alasan rasional terhadap
tindakan anda !

Anda mungkin juga menyukai