Anda di halaman 1dari 4

Perbaikan Tugas Tutorial 1 Manajemen Konflik

Nama: Indri Alfia


NIM: 042410047
Prodi: Ilmu Pemerintahan

1. Jelaskan secara detail mengenai ruang lingkup manajemen konflik  dengan menyertakan  sumber
dari buku yang relevan!
2. Terdapat beberapa bentuk konflik yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. Berikan satu
bentuk konflik yang pernah terjadi di lingkungan dimana Anda tinggal. Berikan penjelasan
dengan contoh yang sesuai!
3. Konsensus merupakan tujuan yang hendak dicapai jika konflik dalam masyarakat terjadi. Jelaskan
upaya yang memungkinkan untuk mencapai konsensus dalam konflik yang terjadi yang
disebabkan oleh perbedaan  kesenjangan sosial di masyarakat!

Jawaban:

1. Ruang lingkup manajmen konflik

konflik adalah segala macam interaksi pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik
dapat timbul pada berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri individu, antar individu,
kelompok, organisasi, maupun negara. Pendapat Deutch yang dikutip oleh Pernt dan Ladd
(Indati, 1996) menyatakan bahwa proses untuk mendapatkan kesesuaian pada individu yang
mengalami konflik disebut dengan pengelolaan konflik atau bisa disebut dengan manajemen
konflik. manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil pelaku atau pihak ketiga
yang bertujuan untuk mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak
menghasilkan akhir berupa penyelesaian konflik, dan mungkin atau tidak menghasilkan
ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat atau agresif (Ross: 1993).

konflik terjadi karena beberapa penyebab seperti perbedaan pengetahuan dan


pengalaman, perbedaan nilai, perbedaan kepentingan, dan persoalan pribadi/latar belakang
sejarah. Penyebab Konflik dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor:

1) Faktor Manusia
a.       Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
b.      perilaku yang berusaha mempertahankan status quo.
c.       Kepribadian individual, seperti egoistis, temperamental, fanatik, dan otoriter.
2) Faktor Organisasi
a.       Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
b.      Perbedaan tujuan antarunit organisasi.
c.       Interdependensi tugas.
d.      Perbedaan nilai dan persepsi.
e.       Kekaburan yurisdiksional.
f.       Masalah “status”.
g.      Hambatan komunikasi.
h.     Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
i.       Perbedaan latar belakang kebudayaan
j.  Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan,
pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.
k. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Tujuan dan fungsi manajemen konflik yaitu Mencegah dan meminimalisir terjadinya
gangguan sehingga dapat fokus pada tujuan, Membangun rasa saling menghormati antar sesama
anggota organisasi dan menghargai keberagaman, Meningkatkan kreativitas anggota organisasi
dengan memanfaatkan konflik yang terjadi, Meningkatkan kualitas keputusan berdasarkan
berbagai informasi dan sudut pandang, Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan bersama dan kerja
sama, Menciptakan prosedur dan penyelesaian konflik, Menghindarkan dari lingkungan kerja
yang tidak menyenangkan, Mencegah terjadinya pemogokan, Mencegah sabotase oleh pihak
yang kalah dalam konflik, Meningkatkan loyalitas dan komitmen organisasi, Menghindari
terganggunya proses produksi dan operasi, Mencegah meningkatnya biaya pengadilan.
Sedangkan fungsi manajemen konflik, yaitu:
1) Fungsi akomodasi, yakni penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan
atau didiamkan).
2) Fungsi klarifikasi, yaitu identifikasi dan diskurs karakteristik serta struktur konflik.
3) Fungsi evaluasi konflik, yakni manfaat atau outcome manajemen konflik (jika bermanfaat
maka akan dilanjutkan, jika sebaliknya maka tidak dilanjutkan).
4) Fungsi menentukan aksi tindakan, yakni tindakan yang dipersyaratkan untuk mengelola
konflik.
Manajemen konflik punya beberapa bentuk, yaitu konflik dalam diri individu, konflik
antarindividu, konflik antaranggota dalam kelompok, konflik antarkelompok, dan konflik
antarbagian dalam kelompok. Bagaimana cara agar bisa mengatasi konflik? Menurut Stevenin
terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik yaitu dengan cara pengenalan, diagnosis,
menyepakati suatu solusi, pelaksanaan, dan evaluasi.

2. Pada hakikatnya konflik terdiri dari lima bentuk:


1) Konflik dalam diri individu
2) Konflik antar individu
3) Konflik antar anggota dalam satu kelompok
4) Konflik antar kelompok
5) Konflik antar organisasi

Dari konflik di atas, konflik yang pernah terjadi di lingkungan saya adalah konflik antar
individu. Saat itu terjadi perbedaan tentang tindakan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Misalnya, penjual air tebu a dan b telah jualan di Jalan Rintis cukup lama. Mereka menjual air
tebu dengan harga 3000 per bungkus. Kemudian, datang seorang penjual air tebu baru di jalan
yang sama dan menjual air tebu per bungkus seharga 2000 per bungkus. Perbedaan harga itu
membuat pedagang a dan b merasa tersaingi kemudian mendatangi si pedagang baru untuk
komplain, “semua pelanggan kami beralih ke kamu karena kamu menjual air tebu lebih murah
dari kami” kata mereka. Si penjual baru hanya bisa mengatakan jika “kami tidak masalah jika
mendapatkan untung yang kecil”. Mendengar itu, penjual a dan b bertambah marah dan
memutuskan untuk menurunkan harga menjadi sama dengan si penjual baru bahkan ada yang
menjual 1500 per bungkus.

Dari kasus konflik antar individu di atas, kesimpulan yang dapat saya ambil bahwa penjual
yang merasa tersaingi karena harga yang yang lebih murah membuat mereka mau tidak mau
harus ikut untuk menurunkan harga meskipun dengan keuntungan yang sedikit lebih kecil
daripada ketika mereka menjual dengan harga yang semula.
3. Konsensus merupakan tujuan yang hendak dicapai jika konflik dalam masyarakat terjadi. Konflik
dan konsensus merupakan sebab dan akibat. Artinya, konsensus tidak akan ada jika tidak
didahului oleh konflik. Menurut Hikins (1989) ada cara yang efektif untuk membangun solidaritas
dan kesepakatan bersama agar sebagian besar anggota organisasi dapat menemukan titik temu
terhadap suatu masalah yaitu dengan melalui tiga tahap, tahap inventing, tahap realizing, dan
tahap creative-committing.
Tahap inventing
Adalah tahap untuk menciptakan sebanyak mungkin alternatif pemecahan masalah, tanpa
memperdulikan apakah alternatif itu bisa disepakati dan bisa diimplementasikan atau tidak.
Tahap realizing
Setelah tahap inventing dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap realizing, yaitu tahap yang
secara common-sense dianggap realistis.
Tahap creatif-committing
Adalah tahap membuat komitmen kesepakatan secara kreatif.
Setelah tahap-tahap di atas terpenuhi maka konsensus dari sebuah konflik akan tercapai.

Sumber:
Santosa, Edi dan Lilin Budiati. 2021. Manajemen Konflik. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.
https://www.researchgate.net/profile/Iskandar-Kahar-Kato/publication/
350955317_Manajemen_Konflik/links/607bd32c907dcf667ba84cb8/Manajemen-Konflik.pdf
https://kitamenulis.id/2021/03/30/manajemen-konflik/
https://slideplayer.info/slide/17984707/
http://nasriloza.blogspot.com/2015/12/ruang-lingkup-manajemen-konflik.html
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/manajemenkonflik.pdf

Anda mungkin juga menyukai