OLEH:
Indriatie Skp.MMKes
MANAJEMEN KONFLIK
BAGI PENGELOLA KEPERAWATAN
I. Pendahuluan
Menguasai Konsep
Manajemen Konflik
Definisi
Managemen konflik
Menurut Killman dan Thomas (1978),
konflik adalah kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan
yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri
individu maupun dalam hubungannya dengan
orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan
tersebut dapat mengganggu bahkan
menghambat tercapainya emosi atau stres
yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas
kerja (Wijono,1993, p.4)
Lanjut…
Littlefield 1993:
Konflik dapat dikatagorikan sebagai suatu
kejadian atau proses.
Menurut Nardjana (1994) Konflik yaitu
akibat situasi dimana keinginan atau
kehendak yang berbeda atau berlawanan
antara satu dengan yang lain, sehingga
salah satu atau keduanya saling terganggu
Lanjut..
Menurut Marquis dan Huston 1998:
Konflik adalah masalah internal dan eksternal
yang terjadi akibat perbedaan pendapat, nilai
atau keyakinan dua individu atau lebih.
Konflik adalah sebagai perselisihan kedua
belah pihak atau lebih mengenai satu atau
beberapa isu masalah
Konflik : Perbedaan pandangan atau ide
antara seseorang dengan orang lain (
Gillies, 1989
Lanjut…
Sebagai Manager keperawatan konflik sering
terjadi pada setiap tatanan asuhan
keperawatan.
Asumsi :
Konflik merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dalam suatu organisasi.
Jika ada konflik dapat dikelola dengan baik,
maka dapat menghasilkan suatu penyelesaian
yang kreatif dan berkualitas sehingga
berdampak terhadap peningkatan dan
pengembangan produksi.
Lanjut…
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen
konflik merupakan langkah-langkah yang
diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam
rangka mengarahkan perselisihan ke arah
hasil tertentu yang mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan suatu akhir berupa
penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan ketenangan, hal
positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
CIRI –CIRI KONFLIK
Menurut Wijono( 1993 : 37) Ciri-ciri Konflik
adalah :
1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara
perseorangan maupun kelompok yang terlibat
dalam suatu interaksi yang saling
bertentangan.
2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua
pihak secara perseorangan maupun
kelompok dalam mencapai tujuan,
memainkan peran dan ambigius atau adanya
nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.
Lanjut…
3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai
dengan gejala-gejala perilaku yang direncanakan
untuk saling meniadakan, mengurangi, dan
menekan terhadap pihak lain agar dapat
memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan,
tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam
kebutuhan fisik: sandang- pangan, materi dan
kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu:
mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan
sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan
diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
Lanjut…
4. Munculnya tindakan yang saling
berhadap-hadapan sebagai akibat
pertentangan yang berlarut-larut.
5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari
usaha masing-masing pihak yang terkait
dengan kedudukan, status sosial, pangkat,
golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga
diri, prestise dan sebagainya.
Proses Terjadinya Konflik
1. Tahap awal
Konflik mulai mengembangkan rasa curiga atau
perasaan bersalah terhadap orang lain, tetapi tidak
jelas faktor atau tanda perbedaan pandangan tersebut
2. Tahap Kedua
Rasa Bermusuhan akan disampaikan secara verbal
atau melalui perilaku
3. Tahap Ketiga
Personal yang terlibat, mulai menarik diri atau
menghindar dari upaya penyelesaian konflik
4. Tahap Akhir
Terjadi konflik total dan rasa bermusuhan yang
dalam.tindakan untuk menyelesaikan konflik lebih
efektif dilakukan pada tahap awal
Kategori konflik
1. Konflik Langsung
Disebabkan perbedaan pandangan,
gangguan hubungan interpersonal
2. Konflik Tidak Langsung
Perbedaan antara individu dengan
organisasi ( protap tidak sesuai / ekspresi tidak
langsung / sering tidak masuk kerja tanpa
pemberitahuan
Lanjut…
Jenis konflik:
1.Konflik Intrapersonal.
Konflik yang terjadi pada diri sendiri
Keadaan ini merupakan masalah
internal untuk mengkliarifikasi nilai dan
keinginan dari konflik yang terjadi
Lanjut…
Konflik Interpersonal
Terjadi antara dua orang atau lebih
dimana nilai dan keyakinan berbeda.
Konflik terjadi karena seseorang secara
konstan berinteraksi dengan orang lain
sehingga ditemukan perbedaan.
Lanjut…
1. Menghindari
Metoda ini tidak asertif dan tidak kooperatif karena
membiarkan konflik terjadi, mengabaikan perselisihan
dan tidak terbuka / terus terang .
2. Memaksa
Metoda ini biasanya digunakan seseorang untuk
mencapai tujuan pribadinya, sehingga menimbulkan rasa
takut, tidak respek atau rasa benci
Lanjut…
Berpihak
• Metoda ini menyelesaikan konflik dengan
memihak salah satu pihak, sehingga
menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang
tidak dikalahkan dan akan terjadi perilaku tidak
obeyektif serta rendah diri.
Kolaborasi
• Metoda ini membutuhkan sikap asertif dan
kooperatif yang tinggi, dan masing-masing pihak
mempunyai komitmen untuk menyelesaikan
masalah, sehingga kedua belah pihak sama-
sama puas dan tidak ada yang dirugikan
Kompromi
• Metoda ini membutuhkan sikap asertif yang
sedang, karena penyelesaian konflik dilakukan
dengan negoisasi atau tawar menawar.
Metoda kolaborasi adalah metoda yang terbaik, diantara
kelima metoda tersebut diatas. karakteristik seseorang yang
menggunakan metoda kolaborasi dalam penyelesaian konflik
adalah di bawah ini