Anda di halaman 1dari 15

BUSINESS PLAN

“DJONGKO HOME CARE”

Executive summary

Usaha pelayanan kesehatan berupa home care masih sangat sedikit dan belum
banyak dikembangakan di Indonesia maupun di wilayah Yogyakarta pada
khususnya. Banyak rumah sakit yang masih belum menyediakan pelayanan home
care bagi para pasiennya. Di wilayah kabupaten Bantul sendiri bahkan semua
rumah sakitnya belum menyeduakan pelayanan home care. Hal ini menjadi peluang
yang besar karena Djongko Home Care bekerja sama dengan rumah sakit di Bantul
dan Yogyakarta. Dengan promo yang luas dan servis yang memuakan serta menjalin
kerjasama dengan banyak rumah sakit, bukan tidak mungkin Djongko Home Care
akan berkembang menjadi proyek besar dan bahkan membuka cabang di kota-kota
lain. Banyaknya pasien dengan kasus-kasus terminal yang tidak memungkinkan
untuk dilakukannya perawatan secara kontinyu di rumah sakit karena ketebatasan
ruangan unruk menampung pasien membuat usaha Djongko Home Care menjadi
peluang bisnis yang potensial , terutama di wilayah Bantul Yogyakarta.

A. DASAR GAGASAN MEMBUKA USAHA BARU

Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hasil


proyeksi dinas Kependudukan menunukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia
selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat, yaitu dari 205,1 juta jiwa
pada tahun 2000 menjadi 273,1 juta jiwa ditahun 2025. Salah satu ciri
kependudukan Indonesia adalah persebaran penduduknya yang tidak merata.
Banyak dari penduduk Indonesia tinggal di wilayah pulau Jawa. Hal tersebut juga
berpengaruh dengan tingkat perekonomian penduduknya.

Kota Yogyakarta memiliki tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 0,72 % dari tahun
ke tahun. Selain itu, dengan luas terkecil di tingkat pripinsi se-pulau Jawa,
Yogyakarta memiliki kepadatan penduduk terbesar ke-3 setelah Jakarta dan Jawa
Barat yaitu 13.687/km2 (BPS Indonesia, 2004)Sebuah wilayah dengan penduduk
yang padat memiliki berbagai aspek penting dalam kehidupannya. Kesehatan
merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia hal ini
tercermin dari banyaknya jumlah penderita yang datang ke pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan, mereka datang dari berbagai
golongan yang berbeda, mulai dari golongan ekonomi kelas tingi hingga ekonomi
kelas bawah. Sebagaimana pencanangan “ Gerakan Pembangunan Berwawasan
Kesehatan” pada 1 Maret 1999 oleh presiden RI, yang salah satu strateginya adalah
“Pembangunan Kesehatan Nasional Menuju Indonesia Sehat Tahun 2010” dan
diperkuat oleh perubahan amandemen UUD 1945, tap MPR No.3 th 2000 dan Tap
MPR No. VI th 2002, membuktikan kuatnya kepedulian pemerintah akan arti
pentingnya sebuah bangsa yang sehat.

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat


untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan
misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan
kesehatan di rumah. Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 %
menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 %
mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 %
menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional.
Dengan banyaknya pelayanan kesehatan saat ini menyebabkan berbagai pelayanan
memberikan service yang lebih memuaskan pelanggan, hal ini menyebabkan
tingginya tarif rumah sakit yang tidak mampu ditanggung oleh masyarakat biasa.
Tingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang
diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (leng of stay/lama tinggal di RS)
menjadi semakin panjang sehingga banyak diantara penderita/keluarga merasa
keberatan dengan biaya yang harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi
hampir disemua bangsal perawatan.

Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan


kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu,
keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan
melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari
pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan
yang holistik (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan kultural kepada individu, kelompok
dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang bersifat
holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan lanjutan di
rumah atau lebih dikenal dengan istilah home health care.

Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendirian dan


pembangunan jasa pelayanan kesehatan berupa perawatan kunjungan (visiting
nurse) Djongko home care mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
paripurnanya perawatan kesehatannya. Selain itu hal ini akan sangat
menguntungkan masyarakat karena lebih efektif, efisien, dan terjamin karena di
kelola dan dijalankan oleh tenaga-renaga professional.

Home care dilatarbelakangi, salah satunya, oleh permintaan keluarga penderita


yang diharuskan opname, namun tempat di rawat inap penuh, sementara untuk ke
RSU merasa keberatan dalam hal biaya. Adakalanya, kami melakukan home care
bagi penderita kasus terminal, yakni kondisi penyakit yang dianggap tidak punya
harapan lagi (dari sisi medis) dan tidak diterima di RS manapun, kami siap
menerimanya.

B. IDENTITAS PERUSAHAAN

NAMA : Djongko home care


ALAMAT : Jalan yogya
BIDANG USAHA :
Djongko home care merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan . Secara khusus, peroyek ini melayani perawatan
paripurna paska hospitalisasi.
BENTUK PERUSAHAAN:
Djongko home care merupakan suatu perusahaan berbentuk PT (Perseroan
Terbatas) yang didirikan oleh 3 orang ahli yaitu :
1. Anita, S.Kep.,Ns.
2. Djujuk, S.Kep.,Ns..
3. Bambang Sutrisno, M.Kes.

Sebagai persero aktif dan bekerjasama dengan beberapa rumah sakit di wilayah
kabupaten BantuL diantaranya :
1. RSUD Kota Yogyakarta
2. RSUD Panembahan Senopati
3. RS PKU Muhammadiyah Bantul
4. RS Hidayatullah.

Pendirirannya dilengkapi dengan akta otentik sebagai akta pendirian yang dibuat
dihadapan notaris Bagus, S.H. Bentuk PT dipilih karena memiliki landasan hukum
yang jelas, seperti yang diatur dalam UU No.40 tahun 2007, lebih aman bagi pemilik
modal karena pemimpin dapat diganti sewaktu-waktu melalui rapat dan keputusan
bersama, mudah mendapatkan modal, kelangsungan hdup perusahaan lebih
terjamin, efisiensi pengelolaan sumber dana.

C. PROYEK YANG DIUSULKAN

C.1. PROYEK YANG DIUSULKAN


1. Sifat Infestasi. Atas inisiatif dan analisis peluang yang diambil, Yayasan
Medistra membangun Medica Home Care. Home care tersebut menjadi yang
pertama di wilayah Kabupaten Bantul.
2. Jenis Produk. Produk Utama Medica Home Care melayani jasa pelayanan
kesehatan yang meliputi :
a. Post hospital care
i. Wound care
b. Rehabilitation care
i. Terapi fisik
ii. Terapi okupasi
iii. Terapi gerak untuk pasien orthopedi
c. Specific medical condition
d. Maternity, newborn, and pediatric care
i. Kehamilan/ pre natal
ii. Kehamilan beresiko : DM, hipertensi, ketergantungan obat,
AIDS
iii. Ibu baru (primi gravida)
iv. Bayi : kelahiran dengan trauma, premature
v. Post partum : perawatan luka section secarea, perineum
vi. Anak-anak
e. Private care
f. Gerontic case management
g. Educational program
h. Produk Sampingan. Selain menyediakan jasa pelayanan kesehatan
Djongko home care juga menerima pesanan berupa menu diit khusus
bagi beberapa penderita penyakit tertentu:
i. Menu diit diabetes)
ii. Menu diit hipertensi
iii. dll.

C.2. ASPEK TEKNIS


1. Sifat Proyek. Djongko home care merupakan institusi swasta yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa home care dengan
menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran
melalui pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan
swasta tentu tidak berorientasi not for profit services. Namun sebagai usaha
pelayanan kesehatan yang mengutamakan peningkatan kesehatan
masyarakat, Djongko home care sekaligus menjadi lembaga sosial dalam
educational program karena menjalin kerjasama dengan LSM kesehatan.
2. Jenis Usaha dan Kapasitas Pelayanan. Usaha Djongko home care ini
bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan yang melayani wilayah
kabupaten Bantul dan sekitarnya serta tidak menutup kemungkinan meluas di
sekitar wilayah Yogyakarta. Dalam melakuakan pelayann kesehatan, Djongko
home care mampu melayani kurang lebih 25 pasien perhari baik di wilayah
propinsi Yogyakarta maupun sekitarnya.
3. Lokasi. Berdasarkan analisis yang telah dibuat dengan mempertimbangkan
letak yang startegis, Djongko home care yang bertempat di Jalan Bantul
No.44 Bantul Yogyakarta. Pemilihan tempat tersebut tidak lain adalah untuk
memudahkan paramedis pelaksana dalam menjangkau lokasi pelayanan
dengan cepat, serta membantu promosi pada masyarakat untuk mengenal
Djongko home care.
4. Bangunan. Djongko home care berdiri di atas sebidang tanan seluas 12 x 9
m2 dengan ukuran bangunannya 15 x 12 m dan terdiri dari 2 lantai. Lantai 2
merupakan ruang-ruang manajemen dan administrasi. Ruang tamu, ruang
rapat, dan dapur berada di lantai 1. Sedangkan basement digunakan untuk
gudang penyimpanan, garasi, serta parkir.
5. Mesin dan Peralatan Kesehatan/ Non Kesehatan
a. Peralatan kesehatan :
i. Tas/ nursing kit
ii. Set Pemeriksaan fisik
iii. Set perawatan luka
iv. Set emergency
v. Set pemasangan selang lambung
vi. Set huknah
vii. Set memandikan
viii. Set pengambilan preparat
ix. Set pemeriksaan lab. sederhana
x. Set infus/ injeksi
xi. Sterilisator
xii. Pot/ urinal
xiii. Tiang infuse
xiv. Tempat tidur khusus orang sakit
xv. Pengisap lender
xvi. Perlengkapan oxygen
xvii. Kursi roda
xviii.Tongkat/ tripot
xix. Perlak/ alat tenun
xx. Alat habis pakai
1. Obat emergency
2. Perawatan luka
3. Suntik/ pengamian darah
4. Untuk infuse
5. Pemasagan selang lambung
6. Huknah, selang lambung, kateter
7. Sarung tangan, masker
8. dll.
b. Peralatan non kesehatan
i. Property. Telepon kantor, telepon selular bagi perawat
pelaksana, komputer, printer, meja, kursi alamari dokumen
peralatan memasak, mesin pompa air
ii. Alat transportasi. Mobil ambulance, sepeda motor, dll
iii. Mesin.
iv. Set peralatan perawatan luka
c. Lay Out Proses Pelayanan
i. Mekanisme pelayanan
1. Proses penerimaan kasus
a. Home care menerima pasien dari rumah sakit,
puskesmas, sarana lain, keluarga
b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus
untuk mengelola kasus
c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan
proses pengelolaan kasus
2. Proses pelayanan home care
a. Persiapan
i. Pastikan identitas pasien
ii. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal
pasien
iii. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
iv. Pastikan perlengkapan pasien untuk di
rumah
v. Siapkan file asuhan keperawatan
vi. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b. Pelaksanaan
i. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
ii. Observasi lingkungan yang berkaitan
dengan keamanan perawat
iii. Lengkapi data hasil pengkajian dasar
pasien
iv. Membuat rencana pelayanan
v. Lakukan perawatan langsung
vi. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi,
konsultasi dll
vii. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya
dan aktifitas yang akan dilakukan
viii. Dokumentasikan kegiatan
c. Monitoring dan evaluasi
i. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian
awal
ii. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan
tindakan
iii. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
tindakan oleh pelaksanan
d. Proses penghentian pelayanan home care,
dengan kreteria :
i. Tercapai sesuai tujuan
ii. Kondisi pasien stabil
iii. Program rehabilitasi tercapai secara
maximal
iv. Keluarga sudah mampu melakukan
perawatan pasien
v. Pasien di rujuk
vi. Pasien menolak pelayanan lanjutan
vii. Pasien meninggal dunia
ii. Manajemen kasus
1. Melakukan seleksi kasus
a. Resiko tinggi ( Bayi, balita, lansia, ibu maternal )
b. Cidera tulang belakang cidera kepala
c. Coma, Diabetes mellitus, gagal jantung, asma
berat
d. Stroke
e. Amputasi
f. Ketergantungan obat
g. Luka kronis
h. Disfungsi kandung kemih
i. Rehabilitasi medik
j. Nutrisi melalui infuse
k. Post partum dan masalah reproduksi
l. Psikiatri
m. Kekerasan dalam rumah tangga.
iii. Melakukan pengkajian kebutuhan pasien.
1. Kondisi fisik
2. Kondisi psikologis
3. Status sosial ekonomi
4. Pola prilaku pasien
5. Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien
iv. Membuat perencanaan pelayanan
1. Membuat rencana kunjungan
2. Membuat rencana tindakan
3. Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga /
masyarakat.
a. Melakukan koordinasi pelayanan
b. Memberi informasi berbagai macam pelayanan
yang tersedia
c. Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga
tentang pelayanan
d. Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal
e. Melakukan rujukan pasien
v. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan.
1. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim
2. Menilai hasil akhir pelayanan ( sembuh, rujuk, meninggal,
menolak )
3. Mengevaluasi proses manajemen kasus
4. Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur
vi. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Riayat kesehatan
b. Lingkungan sosial dan budaya
c. Spiritual
d. Pemeriksaan fisik
e. Kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan
se-hari- hari
f. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
a. Aktual
b. Resiko
c. Potensial
3. Perencanaan keperawatan
a. Penentuan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan
c. Menyusun rencana secara komprehensif
4. Implementasi
a. Manajemen perawatan luka
b. Perawatan gangguan sistem pernafasan
c. Gangguan eleminasi
d. Gangguan Nuri
e. Kegiatan rehabilitasi
f. Pelaksanaan pengobatan
g. Tindakan Kolaborasi
5. Evaluasi
a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan
b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian
asuhan.
6. Pencatatan dan Pelaporan home care
a. Pencatatan Manajemen kasus
i. Persetujuan pasien
ii. Jadwal kunjungan
iii. Lembar pengobatan
iv. Tindakan tim
v. Rujukan kasus
vi. Penghentian perawatan
b. Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan
i. Pengkajian keperawatan
ii. Perencanaan asuhan
iii. Evaluasi asuhan
a. Alur Pelaporan
i. Home Car
ii. Dinkes Kab.
iii. Dinkes Prov
iv. Depkes
b. Materi laporan
i. Jumlah pasien
ii. Jenis penyakit
iii. Frekuensi kunjunagn tiap kasus
iv. Jumlah pasien dapat pengobatan
v. Jumlah pasien yang dirujuk
vi. Jumlah pasien yang meninggal
vii. Penyebab kematian
viii. Tingkat keberhasilan /kemandirian pasien
ix. Jenis tenaga yang memberi pelayanan
ii. Bahan Baku dan Bahan Penolong. Djongko home care
merupakan perusahaan yang menyediakan jasa
pelayaan kesehatan. Oleh karena itu segi teknis lebih
diutamakan, diantaranya adalah keterampilan dan
pengetahuan para tim medisnya. Selain itu
pelaksanaannya didukung oleh alat dan bahan-bahan
kesehatan (misal kapas, betadine, alcohol, gel, obat-
obatan, dan lain-lain.
iii. Tenaga Kerja. Tenaga kerja Djongko home care terdiri
dari 3 kelompok, yaitu :
a. Tenaga Medis. Terdiri dari :
i. Dokter umum : 1 orang. Melakukan
pemantauan kesehatan klien secara tidak
langsung serta memberikan resep obat.
ii. Ahli gizi: 1 orang. Membuat dan mengelola
diit serta menyusun menu klien sesuai
dengan kebutuhan.
iii. Perawat pelaksana : 5 orang
1. Manajer kasus (1 orang). Mengelola
dan mengkolaborasikan
pelayanan,dengan fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan
pasien dan keluarga.
b. Menyusun rencana
pelayanan.
c. Mengkoordinir aktifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan
langsung dan mengevaluasi
pelayanan. dengan fungsi:
a. Melakukan pengkajian
komprehensif
b. Menetapkan masalah
c. Menyusun rencana
keperawatan
d. Melakukan tindakan
perawatan
e. Melakukan observasi
terhadap kondisi pasien.
f. Membantu pasien dalam
mengembangkan prilaku
koping yang efektif.
g. Melibatkan keluarga dalam
pelayanan
h. Membimbing semua anggota
keluarga klien dalam
pemeliharaan kesehatan.
i. Melakukan evaluasi terhadap
asuhan keperawatan.
j. Mendokumentasikan asuhan
keperawatan.
3. Tenaga Administrasi. Terdiri dari:
a. Receptionist: 1 orang.
Melakukan registrasi klien
yang masuk
b. Bagian keuangan : 1 orang
Melakukan audit keuangan
perusahaan, dari pembayaran
klien, merancang anggaran
belanja perusahaan, dan lain-
lain
c. Pengelola pembukuan : 1
orang
Melakukan audit data
registrasi klien serta
pengelolaan data medis klien
d. Tenaga Bantuan
Terdiri dari :
i. Sopir ambulance : 1
orang
Mengantar jemput
perawat ke lokasi klien
maupun mengantar
klien ke rumah sakit
jika ada indikasi/ harus
dilakukan perawatan/
cek medis di rumah
sakit.
ii. Juru masak : 1 orang
Belanja dan memasak
semua menu diit yang
telah dibuat oleh ahli
gizi sesuai dengan
jumlah dan takaran
yang telah ditentukan.

C.3. ASPEK PEMASARAN


a. Peluang Pasar. Masih sedikitnya inastansi pelayanan kesehatan berupa
home care di daerah Yogyakarta, membuat pendirian Djongko home care ini
menjadi prospek usaha yang cemerlang dan mampu berkembang di ranah
instansi kesehatan. Apalagi Djongko home care ini akan menjadi home care
pertama di wilayah kabupaten Bantul. Selain itu pengobatan dan perawatan
ke rumah sakit akan membutuhkan biaya yang cukup besar karena biaya-
biaya lain di luar biaya perawatan (biaya menginap, biaya transportasi, dan
lain-lain), serta akan menyita waktu yang tidak sedikit bagi keluarga yang
menunggunya. Terkadang rumah sakit tidak mampu menampung pasien yang
harus dirawat inap (opname) karena jumlah bangsalnya yang sudah terisi
penuh. Terlepas dari hal itu, tindakan perawatan yang dilakukan di rumah
sakit menjadi suatu trauma psikologis tersendiri bagi pasien. Suasana rumah
sakit yang tidak kondusif untuk pengobatan dan perawatan juga akan
menggangu proses penyembuhan pasien. Berbeda dengan perawatan yang
dilakuakan di rumah pasien. Pelayanan kesehatan di rumah merupakan
program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi
kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai
dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui
pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau home care. Berbagai faktor
yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting). Djongko home care yang
berkantor di wilayah kabupaten Bantul menjadikan pasien-pasien yang
dirawat di rumah sakit Panembahan Senopati, PKU Muhammadiyah, dan RS
Hidayatullah sebagai daerah pemasarannya secara khusus, serta seluruh
masyarakat di wilayah propinsi Yogyakarta secara umumnya. Namun tidak
menutup kemungkinan Djongko home care juga melayani customer-costumer
di wilayah sekitar Yogyakarta, misalnya Purworejo, Magelang, Klaten, dan
lain-lain.
c. Pasar Sasaran (Market Targeting). Sasaran yang dipilih Djongko home care
dalam menawarkan jasa diantaranya :
i. Klien yang jauh dari pos pelayaan kesehatan
1. Klien dengan kasus penyakit terminal yang memerlukan
pendampingan (misal pasca stroke, sakit kronis, dll) dimana
sudah tidak memerlukan tindakan medis yang rumit
2. Klien dengan indokasi perawatan luka (post op, luka
ulkus, luka tekan, luka dekubitus, dll)
3. Klien dengan bayi baru lahir
4. Klien dengan kebutuhan terapi khusus
ii. Volume dan Tarif Pelayanan
d. Persaingan dan Strategi Bersaing. Home care di wilayah Yogyakarta masih
dapat dihitung dengan jari dan belum banyak jumlahnya. Bahkan di wilayah
kabupaten Bantul sendiri pembanguna Djongko home care akan menjadi
pelopor dan yang pertama. Oleh karena itu Djongko home care tidak
mengalami permas;ahan yang mendalam dalam hal bersaing dengan home
care lain. Namun, banyaknya rumah sakir, rumah bersalin, maupun klinik
akan menjadi pesaing tersendiri karena masyarakat belum mengenal istilah
maupun kinerja dari sebuah home care. Masyarakat masih beranggapan
bahwa prosedur pengobatan dan perawatan sepenuhnya dilakukan dari, oleh,
dan di rumah sakit. Untuk itu Djongko home care berusaha untuk
mempromosikan pelayanannya dan menjalin kerjasama dengan berbagai
instansi kesehatan dari tingkat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) hingga
puskesmas-puskesmas di wilayah Yogyakarta. Dalam hal biaya untuk 1 kali
perawatan, tarif yang dikeluarkan oleh home care cenderung sedikit lebih
mahal dengan biaya perawatan ketika di rumah sakit maupun klinik
kesehatan. Hal ini terjadi karena tim medis home care harus mendatangi
lokasi klien yang menyebabkan waktu, tenaga, dan biaya yang relatif tidak
sedikit. Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care, maka
Djongko home care senantiasa mengutamakan pelayanan sebagai berikut :
i. Kemudahan. Meliputi kemudahan untuk dihubungi, mendapatkan
informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.
ii. Selalu tepat janjiSangat penting untuk membina hubungan saling
percaya antara masyarakat dengan institusi home care swasta.
iii. Sesuai standar yang ditetapkan. Hal ini merupakan ciri professional,
baik dalam melaksanakan tindakan, kualitas tenaga ahli, maupun
manajemen perusahaan.
iv. Responsif. Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan, dan
harapan klien.
v. Relasi. Mengembangkan hubungan kerjasana secara internal dan
eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan.
e. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya. Usaha Djongko home care ini secara
khusus melayani pasien yang membutuhkan pelayanan home care dari
RSUD Panembahan Senopati, RS PKU Muh. Bantul, dan RS Hidayatullah.
Namun secara umum juga melayani klien di wilayah Yogyakarta, baik yang
rujukan dari rumah sakit maupun pribadi. Kerjasama dengan beberapa rumah
sakit yang semakin meluas dan didukung promo melalui situs internet yang
bias diakses oleh semua orang, bukan tidak mungkin usaha Djongko home
care akan dilirik oleh investor dari luar daerah untuk menanamkan modal dan
mengembangkan usaha di kota-kota lain.
f. Pangsa Pasar. Pangsa pasar selisih antara jumlah barang/ jasa yang diminta
dengan jumlah barang/ jasa yang ditawarkan. Home care merupakan usaha
yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan. Jumlah pasien yang
memerlukan perawatan di rumah sakit secara kontinyu sangatlah banyak,
namun perawatan itu terbentur oleh banyak hal, misalnya tempat yang jauh
dari rumah sakit, minimnya jumlah bangsal, dan terbatasnya perawat di rukah
sakit. Disisi lain masih belum banyak usaha home care yang didirikan, bahkan
di Bantul sendiri belum ada satupun. Sehingga pendirian Djongko home care
ini sangatlah membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Djongko home care memberikan penawaran rata-rata sebanyak 20 pasien
per harinya, hal ini mungkin sebenarnya jauh dari permintaan masyarakat di
wilayah Yogyakarta.

C.4. ASPEK MANAJEMEN


1. Kepemilikan. Usaha pelayanan kesehatan Djongko home care ini dimiliki
oleh persero aktif dan pasif, yaitu :
a. Persero aktif
i. Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.
ii. Etik Nurjanah, S.Kep.,Ns..
iii. Hari Sutrisno, M.Kes.
b. Persero pasif
i. RSUD SEHAT
ii. RS PKU
iii. RS RODA

2. Struktur Organisasi
3. Tim Manajemen
4. Tenaga Kerja/ Karyawan. Tenaga kerja Djongko home care terdiri dari 3
kelompok, yaitu
a. Direktur
b. Tenaga Medis. Terdiri dari :
i. Dokter umum : 1 orang
ii. Ahli gizi: 1 orang
iii. Perawat pelaksana : 5 orang
1. Manajer kasus (1 orang)
2. Perawat Pelaksana (5 orang)
c. Tenaga Administrasi. Terdiri dari :
i. Receptionist : 1 oran
ii. Bagian keuangan : 1 orang
iii. Pengelola pembukuan : 1 orang
iv. Tenaga Bantuan. Terdiri dari :
1. Sopir ambulance : 1 orang
2. Juru masak : 1 orang

C.4. ASPEK KEUANGAN


1. Kebutuhan Dana. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Djongko
home care dialokasikan untuk :
a. Bangunan :
i. Tanah seluas 108 m2
ii. Gedung berlantai
iii. Property kantor
b. Teknis
i. Mobil ambulance : 1 unit
ii. Motor : 2 unit
iii. Sarana Komunikasi : 2 HP + 1 telepon kantor
c. Medis :
i. Peralatan Kesehatan
ii. Bahan baku perawatan kesehatan
d. Perpajakan :
i. Pajak Listrik (per bulan)
ii. Pajak Telepon dan Internet (perbulan)
iii. Pajak kendaraan bermotor (per tahun)
iv. Pajak Bumi dan Bangunan/ PBB (per tahun)
e. Mengurus perijinan
f. Gaji pegawai
2. Sumber Dana. Untuk membangun Djongko home care, sumber dana yang
dibutuhkan diperoleh dari :
a. Pemilik PT
i. Bambang, M.Kes. sebesar Rp. 75.000.000,
ii. Anita, S.Kep., Ns. sebesar Rp. 40.000.000,
iii. Dujuk, S.Kep., Ns. sebesar Rp. 45.000.000,-
iv. RSUD SEHATsebesar Rp. 20.000.000,-
v. RS PKU sebesar Rp. 20.000.000,-
vi. RS JEMBATAN sebesar Rp. 20.000.000,-
vii. Kredit Bank RATU sebesar Rp. 50.000.000,-

JUMLAH = Rp. 270.000.000,-


3. Prediksi Pendapatan. Target pendapatan/ bulan = (20 klien x Rp. 75.000,-) x
30 hari = (Rp.1.875.000,-) x 30 hari = Rp. 56.250.000,-
4. Prediksi Biaya
a. Bangunan :
i. Tanah seluas 180 m2 = Rp. 24.480.000,-
ii. Gedung berlantai 2 = Rp. 50.000.000,-
iii. Property kantor = Rp. 17.500.000,-
b. Teknis :
i. Mobil ambulance : 1 unit = Rp. 60.000.000,-
ii. Motor : 2 unit = Rp. 22.000.000,-
iii. Sarana Komunikasi : 2 HP + 1 telepon kantor = Rp. 2.500.000,-
c. Medis :
i. Peralatan Kesehatan = Rp. 10.000.000,-
ii. Bahan baku perawatan kesehatan = Rp. 1.000.000,-
d. Perpajakan :
i. Pajak Listrik (per bulan) = Rp. 500.000,-
ii. Pajak Telepon dan Internet (perbulan) = Rp. 1.000.000,-
iii. Pajak kendaraan bermotor (per tahun) = Rp. 1.000.000,-
iv. Pajak Bumi dan Bangunan/ PBB (per tahun) = Rp. 500.000,-
e. Mengurus perijinan = Rp. 3.000.000
f. Gaji pegawai (bulan pertama): = Rp. 30.350.000,-
g. Biaya yang dibutuhkan = Rp. 244.830.000,-
i. Biaya yang dibutuhkan = Rp. 244.830.000,-
ii. Biaya tak terduga : 10% x Rp. 234.830.000,- = Rp. 24.483.000,-
iii. TOTAL BIAYA = = Rp. 269.313.000,-
5. Prediksi Rugi Laba
a. Target/ bulan = (20 klien x Rp. 75.000,-) x 30 hari
(Rp.1.875.000,-) x 30 hari = Rp. 56.250.000,-
b. Gaji pegawai/ bulan :
i. Direktur = Rp. 4.000.000,-
ii. Manager Administrasi = Rp. 3.500.000,-
iii. Manager Pelayanan = Rp. 3.500.000,-
iv. 5 Perawat = Rp. 12.500.000,-
v. Dokter = Rp 2.500.000,-
vi. Ahli gizi = Rp. 2.500.000,-
vii. Supir = Rp 1.0000.000,-
viii. Juru masak = Rp 850.000,-

Jumlah gaji per bulan = Rp. 30.350.000,-


Pajak telepon dan listrik = Rp 1.500.000,-

JUMLAH LABA / bulan = Rp. 24.450.000,-

6. Kriteria Investasi. Djongko home care merupakan suatu usaha dibidang jasa
pelayanan kesehatan. Infestasi perusahaannya pun tidak begitu banyak,
misalnya mobil ambulance, motor, alat kesehatan, dan lain-lain. Alat-alat
kesehatan yang digunakan tidak terlalu mahal harganya. Sedangkan untuk
kendaraan maupun property lain misalnya telepon dan komputer memiliki
masa guna yang panjang (long life), sehingga untuk pengadaan kembalinya
sangat memungkinkan tidak mengalami low benefit.

Anda mungkin juga menyukai