Anda di halaman 1dari 64

PEMBEKALAN UKNI

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Niko Dima
5 Tahapan Proses Keperawatan Komunitas
 Teori Neuman  kelompok / komunitas dilihat sebagai klien yang
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien
dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari
lima tahapan :

Pengkajian

Penetapan diagnosis keperawatan

Perencanaan

Implementasi

Evaluasi
SOAL 1
• KASUS
Di sebuah RW didapatkan data angka kejadian DBD mengalami peningkatan
selama dua bulan terakhir, 70% kasus terjadi pada anak usia balita. Hasil survei
didapatkan sebanyak 65% tidak menguras kamar mandi secara rutin dan 50%
warga tidak mengetahui penularan DBD. RW tidak memiliki kader jumantik.

• PERTANYAAN
Apa pengkajian lanjutan yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data
pendukung masalah pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Melihat gantungan baju di dalam rumah warga
B. Menanyakan kebiasaan makan sayur dan buah
C. Mencari data angka bebas jentik di posyandu
D. Menanyakan jumlah kematian akibat DBD
E. Mengobservasi adanya jentik nyamuk
PEMBAHASAN SOAL 1
• KASUS
Di sebuah RW didapatkan data angka kejadian DBD mengalami peningkatan
selama dua bulan terakhir, 70% kasus terjadi pada anak usia balita. Hasil survei
didapatkan sebanyak 65% tidak menguras kamar mandi secara rutin dan 50%
warga tidak mengetahui penularan DBD. RW tidak memiliki kader jumantik.

• PERTANYAAN
Apa pengkajian lanjutan yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data
pendukung masalah pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Melihat gantungan baju di dalam rumah warga
B. Menanyakan kebiasaan makan sayur dan buah
C. Mencari data angka bebas jentik di posyandu
D. Menanyakan jumlah kematian akibat DBD
E. Mengobservasi adanya jentik nyamuk
SOAL 2
• KASUS
Sebuah RW didapatkan 9 kasus TB, dimana 2 orang telah selesai pengobatan, 3
orang sedang dalam pengobatan, dan 4 orang putus obat. Lingkungan RW
merupakan daerah padat penduduk, pendidikan masyarakat mayoritas SMP dan
bekerja sebagai buruh. Perawat ingin mengetahui penyebab terjadinya putus obat.

• PERTANYAAN
Apa fokus pengkajian yang perlu dilakukan oleh perawat?

• PILIHAN JAWABAN
A. Persepsi masyarakat terkait pengobatan TB
B. Jumlah kader pengawas minum obat
C. Jumlah pendapatan keluarga
D. Jumlah kematian akibat TB
E. Kebersihan lingkungan
PEMBAHASAN SOAL 2
• KASUS
Sebuah RW didapatkan 9 kasus TB, dimana 2 orang telah selesai pengobatan, 3
orang sedang dalam pengobatan, dan 4 orang putus obat. Lingkungan RW
merupakan daerah padat penduduk, pendidikan masyarakat mayoritas SMP dan
bekerja sebagai buruh. Perawat ingin mengetahui penyebab terjadinya putus
obat.

• PERTANYAAN
Apa fokus pengkajian yang perlu dilakukan oleh perawat?

• PILIHAN JAWABAN
A. Persepsi masyarakat terkait pengobatan TB
B. Jumlah kader pengawas minum obat
C. Jumlah pendapatan keluarga
D. Jumlah kematian akibat TB
E. Kebersihan lingkungan
SOAL 3
• KASUS
Di sebuah desa didapatkan data peningkatan perilaku merokok pada remaja.
Sebanyak 38 remaja mengalami putus sekolah dan 28 orang bekerja sebagai buruh
atau pembantu rumah tangga, sedangkan 10 orang tidak bekerja. Seorang perawat
akan melakukan pengkajian untuk mendapatkan data terkait penyebab remaja
merokok.

• PERTANYAAN
Apa metode pengkajian yang tepat untuk mendapatkan data tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Wawancara ke kepala desa
B. Diskusi kelompok remaja
C. Wawancara ke kader
D. Survei pada remaja
E. Observasi remaja
PEMBAHASAN SOAL 3
• KASUS
Di sebuah desa didapatkan data peningkatan perilaku merokok pada remaja.
Sebanyak 38 remaja mengalami putus sekolah dan 28 orang bekerja sebagai
buruh atau pembantu rumah tangga, sedangkan 10 orang tidak bekerja. Seorang
perawat akan melakukan pengkajian untuk mendapatkan data terkait penyebab
remaja merokok.

• PERTANYAAN
Apa metode pengkajian yang tepat untuk mendapatkan data tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Wawancara ke kepala desa
B. Diskusi kelompok remaja
C. Wawancara ke kader
D. Survei pada remaja
E. Observasi remaja
Pengkajian komunitas

CORE/INTI SUBSISTEM Persepsi


• Lingkungan fisik
• Sejarah • Layanan kesehatan & • Masyarakat
sosial • Perawat
• Demografi • Ekonomi
• Suku & budaya • Transportasi &
• Nilai & keamanan
• Politik & pemerintahan
keyakinan
• Komunikasi
• Pendidikan
• Rekreasi
Metode Pengkajian Komunitas
Analisa data
Observasi
Wawancara sekunder/review
partisipan
literatur

Focus Group Windshield


Survei
Discussion survey

Pemeriksaan
fisik
Sumber Data Keperawatan Komunitas
• Masyarakat
• Tokoh masyarakat
• Tokoh agama
• Data lapangan
• Profil atau Data RS, puskesmas, balai
pengobatan, kelurahan, kementrian
kesehatan, dinas kesehatan, Badan Pusat
Statistik, dll
SOAL 4
• KASUS
Hasil pengkajian di sebuah RW didapatkan bahwa 4% balita mengalami gizi kurang.
Sebanyak 35% ibu menyuapi makanan sebelum bayi usia 6 bulan. Sebanyak 70%
masyarakat bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tidak tetap.
Angka kunjungan posyandu balita 60%. Kader tidak pernah melakukan kunjungan
ke rumah balita dan hanya melakukan penimbangan di posyandu secara tidak
rutin.

• PERTANYAAN
Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
C. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
D. Defisiensi kesehatan komunitas
E. Defisiensi pengetahuan
PEMBAHASAN SOAL 4
• KASUS
Hasil pengkajian di sebuah RW didapatkan bahwa 4% balita mengalami gizi
kurang. Sebanyak 35% ibu menyuapi makanan sebelum bayi usia 6 bulan.
Sebanyak 70% masyarakat bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang
tidak tetap. Angka kunjungan posyandu balita 60%. Kader tidak pernah
melakukan kunjungan ke rumah balita dan hanya melakukan penimbangan di
posyandu secara tidak rutin.

• PERTANYAAN
Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
C. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
D. Defisiensi kesehatan komunitas
E. Defisiensi pengetahuan
SOAL 5
• KASUS
Data hasil pengkajian di komunitas menunjukkan ISPA merupakan kasus terbanyak.
Hasil survei didapatkan perilaku merokok di dalam rumah sebesar 60%. Sebanyak
68% warga tidak melakukan praktik cuci tangan bersih, dan 63 % anak-anak tidak
menutup mulut saat bersin. Kegiatan penyuluhan tentang bahaya merokok pernah
dilakukan oleh petugas puskesmas.

• PERTANYAAN
Apakah diagnosa komunitas di wilayah tersebut ?

• PILIHAN JAWABAN
A. Risiko infeksi
B. Kurangnya pengetahuan
C. Defisiensi kesehatan komunitas
D. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
E. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
PEMBAHASAN SOAL 5
• KASUS
Data hasil pengkajian di komunitas menunjukkan ISPA merupakan kasus terbanyak.
Hasil survei didapatkan perilaku merokok di dalam rumah sebesar 60%. Sebanyak
68% warga tidak melakukan praktik cuci tangan bersih, dan 63 % anak-anak tidak
menutup mulut saat bersin. Kegiatan penyuluhan tentang bahaya merokok pernah
dilakukan oleh petugas puskesmas.

• PERTANYAAN
Apakah diagnosa komunitas di wilayah tersebut ?

• PILIHAN JAWABAN
A. Risiko infeksi
B. Kurangnya pengetahuan
C. Defisiensi kesehatan komunitas
D. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
E. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
SOAL 6
• KASUS
Hasil pengumpulan data di sebuah RW didapatkan jumlah lansia 80 orang, 90%
lansia aktif mengikuti posyandu, 60% mengikuti senam lansia seminggu 2 kali. 65%
lansia menderita DM, Hipertensi dan asam urat, namun selalu memeriksakan
kesehatan ke dokter secara teratur. 12 % dari lansia mengalami ketergantungan
minimal dalam melakukan aktivitas harian.

• PERTANYAAN SOAL:
Apakah priorotas diagnosa keperawatan prioritas pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN:
A. Sindrom kelemahan lansia
B. Defisiensi kesehatan komunitas
C. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
D. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
E. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
PEMBAHASAN SOAL 6
• KASUS
Hasil pengumpulan data di sebuah RW didapatkan jumlah lansia 80 orang, 90%
lansia aktif mengikuti posyandu, 60% mengikuti senam lansia seminggu 2 kali.
65% lansia menderita DM, Hipertensi dan asam urat, namun selalu
memeriksakan kesehatan ke dokter secara teratur. 12 % dari lansia mengalami
ketergantungan minimal dalam melakukan aktivitas harian.

• PERTANYAAN SOAL:
Apakah priorotas diagnosa keperawatan prioritas pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN:
A. Sindrom kelemahan lansia
B. Defisiensi kesehatan komunitas
C. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
D. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
E. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
SOAL 7
• KASUS
Hasil pengkajian perawat didapatkan bahwa kasus diabetes merupakan penyakit tertinggi
pada lansia di sebuah desa. Sebanyak 51% lansia jarang olahraga dan 33% tidak pernah
olahraga. Sebanyak 80% lansia memiliki kebiasaan minum kopi dan 65% memiliki kebiasaan
makan jajanan manis. Sebanyak 65% tidak rutin minum obat. Sejumlah 70% lansia pernah
mendapatkan informasi kesehatan tentang DM. Lansia yang rutin kontrol hanya 28,70%.

• PERTANYAAN
Apa diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada kelompok lansia
B. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah pada kelompok lansia
C. Defisiensi kesehatan komunitas pada kelompok lansia
D. Perilaku cenderung berisiko pada kelompok lansia
E. Gaya hidup monoton pada kelompok lansia
PEMBAHASAN SOAL 7
• KASUS
Hasil pengkajian perawat didapatkan bahwa kasus diabetes merupakan penyakit tertinggi
pada lansia di sebuah desa. Sebanyak 51% lansia jarang olahraga dan 33% tidak pernah
olahraga. Sebanyak 80% lansia memiliki kebiasaan minum kopi dan 65% memiliki kebiasaan
makan jajanan manis. Sebanyak 65% tidak rutin minum obat. Sejumlah 70% lansia pernah
mendapatkan informasi kesehatan tentang DM. Lansia yang rutin kontrol hanya 28,70%.

• PERTANYAAN
Apa diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada kelompok lansia
B. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah pada kelompok lansia
C. Defisiensi kesehatan komunitas pada kelompok lansia
D. Perilaku cenderung berisiko pada kelompok lansia
E. Gaya hidup monoton pada kelompok lansia
SOAL 8
• KASUS
Pada tahun 2017 angka kejadian kekerasan di kalangan anak remaja meningkat menjadi 83%,
terdapat 3 kasus kematian remaja akibat kekerasan. Hasil survey pada remaja menunjukkan
bahwa 78% remaja pernah mengalami kekerasan, 68% pernah melakukan kekerasan, dan
56% mengatakan bahwa bullying merupakan hal wajar pada remaja. Wawancara dengan
tokoh masyarakat menyatakan bahwa kejadian tersebut muncul karena kurangnya
pengawasan orang tua dan sekolah serta tidak adanya sanksi pada pelaku. Wilayah tersebut
juga tidak memiliki karang taruna sebagai wadah kegiatan remaja.

• PERTANYAAN
Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas adalah :

• PILIHAN JAWABAN
A. Perilaku cenderung beresiko
B. Defisiensi kesehatan komunitas
C. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
D. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
E. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
PEMBAHASAN SOAL 8
• KASUS
Pada tahun 2017 angka kejadian kekerasan di kalangan anak remaja meningkat menjadi
83%, terdapat 3 kasus kematian remaja akibat kekerasan. Hasil survey pada remaja
menunjukkan bahwa 78% remaja pernah mengalami kekerasan, 68% pernah melakukan
kekerasan, dan 56% mengatakan bahwa bullying merupakan hal wajar pada remaja.
Wawancara dengan tokoh masyarakat menyatakan bahwa kejadian tersebut muncul karena
kurangnya pengawasan orang tua dan sekolah serta tidak adanya sanksi pada pelaku.
Wilayah tersebut juga tidak memiliki karang taruna sebagai wadah kegiatan remaja.

• PERTANYAAN
Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas adalah :

• PILIHAN JAWABAN
A. Perilaku cenderung beresiko
B. Defisiensi kesehatan komunitas
C. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
D. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
E. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
Analisis dan Penentuan Diagnosis
• Mengidentifikasi data komunitas menurut sumber data
• Mempelajari data (kuantitatif maupun kualitatif)
• Tujuan analisis:
– Mengidentifikasi permasalahan yg ada dan dirasakan
oleh masy
– Menentukan kebutuhan kesehatan komunitas
– Menetapkan kekuatan komunitas
– Mengidentifikasi pola respon kesehatan (sehat-sakit)
masyarakat
– Mengidentifikasi tren perawatan kesehatan atau
penggunaan layanan kesehatan
Tujuan akhir analisis  diagnosa keperawatan komunitas
Diagnosis menurut NANDA (2015-2017)
• Diagnosis berfokus pada masalah/aktual
– Adanya respon yg tidak diinginkan
– Ada batasan karakteristik dari data
• Diagnosis risiko
– Kerentanan yang memungkinkan berkembangnya suatu respon
yg tidak diinginkan
– “risiko”
• Diagnosis promosi kesehatan
– Adanya motivasi dan keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan
– “Kesiapan meningkatkan koping”
• Diagnosis sindrom
– Kumpulan gejala
Diagnosis Keperawatan komunitas yg
mungkin muncul
• Defisit pengetahuan • Ketidakefektifan proteksi
• Defisiensi kesehatan • Ketidakpatuhan
komunitas • Ketidakefektifan koping
• Perilaku kesehatan komunitas
cenderung berisiko • Kesiapan meningkatkan
• Gaya hidup monoton koping komunitas
• Ketidakefektifan • Kontaminasi
pemeliharaan kesehatan • Risiko kontaminasi
• Ketidakefektifan • Risiko keracunan
manajemen kesehatan
• Kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan
SOAL 9
• KASUS
Di satu wilayah didapatkan data presentase jumlah remaja 30%. Riwayat
kehamilan diluar nikah 3 kasus dalam 6 bulan terakhir. Hasil FGD menyatakan
bahwa 30% remaja pernah melakukan hubungan seksual dan 40% pernah
menonton film porno. Tidak ada kegiatan karang taruna di wilayah tersebut dan
belum pernah ada penyuluhan tentang kesehatan reproduksi.

• PERTANYAAN
Apa intervensi preventif sekunder untuk mengatasi masalah pada kasus diatas ?

• PILIHAN JAWABAN
A. Lakukan kegiatan screening kesehatan remaja
B. Buat kelompok pendukung remaja anti seks bebas
C. Lakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
D. Berikan konseling pada remaja yang hamil di luar nikah
E. Tingkatkan keterlibatan orang tua terhadap kontrol perilaku remaja
PEMBAHASAN SOAL 9
• KASUS
Di satu wilayah didapatkan data presentase jumlah remaja 30%. Riwayat
kehamilan diluar nikah 3 kasus dalam 6 bulan terakhir. Hasil FGD menyatakan
bahwa 30% remaja pernah melakukan hubungan seksual dan 40% pernah
menonton film porno. Tidak ada kegiatan karang taruna di wilayah tersebut dan
belum pernah ada penyuluhan tentang kesehatan reproduksi.

• PERTANYAAN
Apa intervensi preventif sekunder untuk mengatasi masalah pada kasus diatas ?

• PILIHAN JAWABAN
A. Lakukan kegiatan screening kesehatan remaja
B. Buat kelompok pendukung remaja anti seks bebas
C. Lakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
D. Berikan konseling pada remaja yang hamil di luar nikah
E. Tingkatkan keterlibatan orang tua terhadap kontrol perilaku remaja
SOAL 10
• KASUS
Hasil pengkajian di suatu wilayah didapatkan data banyak warga yang suka
nongkrong dan mabuk pada malam hari, merokok, dan menggunakan narkoba.
Menurut keterangan kader dan ketua RW, banyak remaja yang putus sekolah dan
menggunakan narkoba, dan sebanyak 10% orang tua bercerai. Hal ini diketahui
karena ketua RW pernah menggerebek sebuah rumah kosong yang sedang dipakai
pesta narkoba oleh remaja setempat.

• PERTANYAAN
Apakah tindakan pencegahan tersier yang paling tepat pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Bentuk kelompok swabantu remaja
B. Berikan pendidikan kesehatan pada remaja di sekolah
C. Kembangkan program rehabilitasi remaja dengan ketergantungan NAPZA
D. Memberikan konseling pada keluarga untuk membangun keutuhan keluarga
E. Bentuk program pendidikan kehidupan keluarga melalui sekolah
PEMBAHASAN SOAL 10
• KASUS
Hasil pengkajian di suatu wilayah didapatkan data banyak warga yang suka
nongkrong dan mabuk pada malam hari, merokok, dan menggunakan narkoba.
Menurut keterangan kader dan ketua RW, banyak remaja yang putus sekolah dan
menggunakan narkoba, dan sebanyak 10% orang tua bercerai. Hal ini diketahui
karena ketua RW pernah menggerebek sebuah rumah kosong yang sedang dipakai
pesta narkoba oleh remaja setempat.

• PERTANYAAN
Apakah tindakan pencegahan tersier yang paling tepat pada kasus tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Bentuk kelompok swabantu remaja
B. Berikan pendidikan kesehatan pada remaja di sekolah
C. Kembangkan program rehabilitasi remaja dengan ketergantungan NAPZA
D. Memberikan konseling pada keluarga untuk membangun keutuhan keluarga
E. Bentuk program pendidikan kehidupan keluarga melalui sekolah
PEMBAHASAN SOAL 11
• KASUS
Saat Kunjungan di Posyandu didapatkan data 47% balita berada di area kuning
pada KMS. Kader mengatakan bahwa anak balita umumnya tidak mau makan,
balita hanya mau makan makanan ringan, variasi makanan juga kurang, ibu tidak
menyediakan makanan khusus bagi balita. Anda akan melakukan proses kelompok
untuk meningkatkan status gizi balita di Posyandu.

• PERTANYAAN
Apakah intervensi yang paling tepat anda berikan?

• PILIHAN JAWABAN:
A. Pelatihan kader memberikan penyuluhan
B. Pelatihan kader tentang pemenuhan nutrisi balita
C. Bentuk kelompok ibu dengan balita kurang gizi
D. Lakukan penyuluhan gizi di Posyandu
E. Sediakan PMT balita di Posyandu
PEMBAHASAN SOAL 12
• KASUS
Di sebuah RW terdapat 90 lansia yang tersebar di 7 RT. Kunjungan lansia ke
posyandu tiap bulannya rata-rata 15%. Hasil wawancara pada lansia didapatkan
data bahwa banyak lansia yang tidak datang posyandu karena tidak mendapatkan
obat, sebagian tidak mengetahui jika ada posyandu lansia, sebagian besar lansia
menganggap badannya sehat sehingga tidak perlu ke posyandu, serta beberapa
lansia mengatakan jarak posyandu yang jauh.

• PERTANYAAN
Apa intervensi keperawatan yang tepat untuk menyelesaikan masalah diatas ?

• PILIHAN JAWABAN
A. Bentuk kelompok pendukung lansia di masyarakat
B. Penyuluhan kesehatan tentang posyandu kepada lansia
C. Penyediaan tenaga kesehatan dan obat di posyandu lansia
D. Libatkan keluarga untuk mengantar lansia ke posyandu lansia
E. Lakukan kunjungan ke rumah lansia yang memiliki masalah kesehatan
PEMBAHASAN SOAL 13
• KASUS
Hasil winshield survey jalan raya Mawar yang dilakukan perawat komunitas,
didapatkan data : terdapat 1 zebra cross, kendaraan melintas 1 arah, terdapat 2
mall yang berdekatan, jembatan penyeberangan (-), terlihat orang menyeberang di
sembarang tempat. Berdasarkan laporan dari kepolisian, angka kecelakaan karena
tertabrak saat menyeberang jalan berkisar 40 orang/bulan.
• PERTANYAAN
Apakah intervensi keperawatan komunitas yang bersifat partnership untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
• PILIHAN JAWABAN
A. Memberikan penyuluhan cara menyeberang jalan
B. Memasang rambu-rambu lalu lintas
C. Memberikan penyuluhan tentang penggunaan zebra cross
D. Melakukan kerjasama dengan kepolisian untuk menambah zebra cross
E. Melakukan kerjasama dengan Pemda setempat untuk membangun jembatan
penyeberangan.
PEMBAHASAN SOAL 14
• KASUS
Di sebuah wilayah ditemukan jumlah balita yang kurang gizi sebanyak 6
orang. Hasil anamesa didapatkan sebagian besar ibu sering memberikan
nasi berlauk mie dan kerupuk karena tidak cukup uang untuk membeli
bahan makanan seperti daging-dagingan. Tingkat pendidikan ibu rata-rata
SD.

• PERTANYAAN
Apakah intervensi yang paling tepat pada kasus?

• PILIHAN JAWABAN
A. Berikan penyuluhan tentang nutrisi pada balita
B. Ajarkan cara modifikasi makanan
C. Berikan makanan tambahan pada balita
D. Monitoring status gizi balita
E. Kolaborasi dengan puskesmas
PEMBAHASAN SOAL 15
• KASUS
Sebuah percetakan koran memiliki 100 pekerja yang bekerja 2 shift, pagi
dan malam. Satu bulan yang lalu, terjadi kecelakaan kerja, 1 orang pekerja
terpotong tangannya karena mengantuk saat memotong kertas.

• PERTANYAAN
Apakah intervensi yang tepat pada kelompok pekerja?

• PILIHAN JAWABAN
A. Pendidikan kesehatan topik penggunaan alat pelindung diri
B. Pemasangan poster tentang penggunaan alat pelindung diri
C. Advokasi kebijakan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
D. Kampanye kepatuhan terhadap prosedur kerja
E. Penyebaran leaflet tentang pemenuhan nutrisi
UPAYA PENCEGAHAN
Primer Sekunder Tersier

• Belum terjadi • Awal terjadinya • Sudah terjadi


penyakit penyakit penyakit
• Pada populasi sehat • Pada populasi yang • Pada populasi yg
• Mencegah penyakit, berisiko mengalami penyakit
mengurangi • Penanganan dini • Pemulihan
insiden/prevalensi • Skrining • Mencegah
• Meningkatkan • Pemeriksaan berkala komplikasi,
perilaku sehat • Rujukan untuk kekambuhan
• Promotif dan penatalaksanaan • Rehabilitasi
protektif lanjut • Ex: ROM pada pasca
• Promkes PHBS, stroke
imunisasi
STRATEGI INTERVENSI
• Proses kelompok
• Promosi kesehatan
• Pemberdayaan
• Kemitraan
Proses kelompok
• Melibatkan peran serta aktif masyaraat
• Membentuk kelompok atau bekerjasama dg
kelompok yg ada
• Misalnya: kelompok kader kesehatan,
kelompok pendukung ODHA, kelompok lansia
dengan diabetes melitus, kelompok PMO
Promosi Kesehatan
• Pendidikan kesehatan
• Penilaian risiko kesehatan
• Modifikasi gaya hidup
• Penataan lingkungan (fisik, ekonomi, sosial)
Pemberdayaan
• Peran serta aktif masyarakat
• Meningkatkian kontrol pengambilan
keputusan
Kemitraan
• Kerjasama berdasar kesetaraan, keterbukaan,
dan saling menguntungkan
• Kerjasama dg pemerintah, LSM, pihak swasta,
lintas sektoral
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Pekerja:
• Berdasarkan aplikasi model Epidemiologi
hubungan antara pekerja dan status kesehatan
dapat dilihat berdasarkan tiga faktor yang
saling mempengaruhi

• pekerja (host)
• lingkungan (environment)
• faktor resiko bahaya di tempat kerja (health
hazards)
1. Pekerja (Host)

• Host memiliki karakteristik tertentu yang


berhubungan dengan meningkatnya resiko
untuk terpapar dengan health hazards di
tempat kerja.
• Usia, Jenis kelamin, Memiliki atau tidak
memiliki penyakit kronis, Aktifitas di tempat
kerja, Status imunologi, Etnik, Gaya hidup
2.Faktor Resiko Bahaya di Tempat
Kerja (Health Hazards)
• Health hazards:
a. Bahaya kimia
b. Bahaya fisik
c. Bahaya biologis
d. Bahaya mekanik
e. Bahaya psikososial
Nies & McEwen, 2007; Stanhope & Lancaster, 2004)

• Tanpa memandang apakah industri kerja tersebut bersifat


tradisional atau modern, teknologi tinggi. Maupun
perusahaan yang bersifat mengelola jasa
a. Kimia
• Debu, asbestos, mercury, arsenic, tembaga
dan zat kimia berbahaya lainnya
• Masuk tubuh manusia melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan, absorpsi
kulit, dan absorpsi oleh sistem penglihatan.
• Pengaruh terhadap kesehatan manusia adalah
menimbulkan gejala sakit kepala, gangguan
sistem syaraf pusat, luka bakar, gangguan
sistem reproduksi, dan penyakit keganasan.
b. Fisik
• Kebisingan, radiasi, getaran, suhu panas dan
dingin serta gelombang elektromagnetik.
• menimbulkan kerusakan pada sistem
pendengaran, gangguan sistem reproduksi,
penyakit keganasan, dehidrasi, serta serangan
panas.
c. Biologi
• Bakteri patogen, jamur dan virus yang masuk
tubuh manusia melalui sistem pernafasan,
kontak langsung dengan kulit, sistem
pencernaan, dan sistem penglihatan.
• mengalami penyakit infeksi akibat virus,
bakteri dan jamur, seperti penyakit hepatitis B,
penyakit kulit serta penyakit infeksi yang
menyerang sistem organ manusia.
d. Mekanik
• Segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan
penyakit atau kecelakaan di tempat kerja.
• Faktor resiko bahaya ini berhubungan dengan
proses kerja atau kondisi lingkungan kerja yang
memberikan pengaruh terhadap kesehatan ketika
aktifitas kerja tertentu dilaksanakan secara
berulang-ulang
• beresiko menimbulkan masalah gangguan tulang
dan persendian, cidera punggung, sakit kepala,
serta gangguan tidur
e. Psikologi
• Stress kerja dan hubungan yang kurang
harmonis dengan atasan dan sesama.
• Kategori ini dapat menimbulkan masalah
psikososial pada pekerja yaitu kecemasan,
konflik di tempat kerja, stress kerja serta
penyakit psikosomatik yang menganggu
produktifitas kerja.
3. Lingkungan
• Faktor lingkungan adalah faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi interaksi antara host
dan agent dan dapat menjadi mediasi antara
host dan agent.
• Lingkungan dapat digolongkan menjadi
lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.
Lingkungan fisik dapat berupa panas, bau
atau ventilasi yang yang mempengaruhi
interaksi host dan agent.
Cont’d
• Lingkungan fisik yang kurang nyaman dan
menimbulkan ketegangan bagi pekerja akan
memperberat resiko interaksi yang negatif antara
host dan agent.
• Misalnya pekerja yang terpapar dengan health
hazards kimia namun memiliki lingkungan kerja
yang panas dan kurang ventilasi. Keadaan ini akan
memperberat resiko timbulnya masalah
kesehatan bagi diri pekerja tersebut.

PEMBAHASAN SOAL 16
• KASUS
Di SMU A akan dilakukan program pencegahan kanker payudara pada 550
siswi mulai dari kelas 10 sampai 12. Dari hasil kegiatan tersebut
diharapkan para siswi mampu mempraktekkan prosedur deteksi dini
kanker melalui pemeriksaan payudara secara mandiri.

• PERTANYAAN
Apakah metode yang paling efektif bagi kasus diatas?

• PILIHAN JAWABAN
A. Memberikan pelatihan dalam kelompok kecil
B. Membagikan buku panduan ke seluruh siswi
C. Membagikan brosur ke seluruh siswi
D. Memberikan pelatihan per individu
E. Memutar video ke seluruh siswi
METODE
• Ceramah
• Diskusi
• Role play
• Simulasi
• Games
• Demonstrasi
MEDIA
• Video
• Power point
• Leaflet
• Internet
• Modul
• Brosur
PEMBAHASAN SOAL 17
• KASUS
Di komunitas, didapatkan data angka kejadian demam berdarah sebanyak 15 orang
dalam sebulan terakhir. Berdasarkan survey di komunitas tersebut, angka bebas
jentik 54%, kebiasaan keluarga menggantung baju di dalam rumah 64%, dan 53%
masyarakat tidak memahami tentang penularan penyakit demam berdarah. Warga
mengatakan menunggu pemerintah melakukan fogging untuk menyelesaikan
masalah mereka.

• PERTANYAAN
Apakah implementasi keperawatan utama pada wilayah tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Melakukan pengobatan pada masyarakat yang terkena demam berdarah
B. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penularan demam berdarah
C. Melakukan pendataan pada keluarga yang terkena demam berdarah
D. Membentuk tim jumantik yang terdiri dari kader semua RT
E. Melakukan screening pada masyarakat yang berisiko
PEMBAHASAN SOAL 18
• KASUS
Di sebuah RW didapatkan data penderita TB meningkat selama 3 bulan terakhir.
Dari hasil skrining didapatkan sebanyak 8 orang BTA (+). Klien sering meludah
sembarangan. Hasil observasi didapatkan perumahan padat dengan jarak antar
rumah yang dekat dan kurangnya ventilasi.

• PERTANYAAN
Apa implementasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Melakukan koordinasi dengan pihak RW untuk renovasi rumah
B. Memberikan pendidikan kesehatan tentang PHBS
C. Membentuk kelompok pendukung TB
D. Melakukan pemeriksaan dahak
E. Melakukan pengobatan OAT
PEMBAHASAN SOAL 19
• KASUS
Hasil pengkajian di sebuah RW didapatkan kasus tersangka TB yang belum berobat sebanyak
7 orang. Masih adanya lingkungan rumah yang belum memiliki ventilasi yang baik. 76% warga
memiliki kebiasaan merokok. Hasil laporan puskesmas terdapat 3 pasien TB yang putus obat.
Program penanggulangan TB sudah ada di Puskemas, namun masih terfokus pada
pengobatan pasien TB. Belum terdapat program untuk deteksi suspect maupun lingkungan
pasien. Puskesmas juga belum memiliki kader kesehatan TB.

• PERTANYAAN
Implementasi keperawatan pada upaya prevensi sekunder pada kasus tersebut adalah :

• PILIHAN JAWABAN
A. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang PHBS
B. Membentuk kelompok PMO sebagai kelompok pendukung TB
C. Koordinasi dengan pihak RW untuk renovasi rumah
D. Melakukan kampanye rumah bebas asap rokok
E. Menyebarkan leaflet terkait bahaya TB
PEMBAHASAN SOAL 20
• KASUS
Hasil pengkajian pada kelompok remaja di sebuah RW didapatkan 65% remaja
merokok, 70% remaja dipengaruhi oleh teman sebayanya untuk merokok,
konsumsi rokok 1-10 batang/hari. Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat
mengatakan bahwa kegiatan karang taruna tidak aktif sehingga tidak ada kegiatan
remaja di masyarakat. Perawat melakukan pembentukan kelompok kader
kesehatan remaja dan melakukan pelatihan tentang pencegahan rokok.

• PERTANYAAN
Evaluasi hasil dari implementasi yang dilakukan oleh perawat adalah :

• PILIHAN JAWABAN
A. Adanya sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan
B. Penurunan perilaku merokok pada kelompok remaja
C. Remaja antusias mengikuti setiap kegiatan
D. Adanya dukungan dari masyarakat
E. 80% remaja mengikuti pelatihan
PEMBAHASAN SOAL 21
• KASUS
Perawat melakukan asuhan keperawatan selama 10 minggu pada sekelompok Ibu
yang memiliki balita dengan gizi kurang. Perawat akan mengevaluasi perubahan
perilaku keluarga terhadap penyediaan makan balita.

• PERTANYAAN
Apakah cara yang tepat untuk melakukan evaluasi tersebut?

• PILIHAN JAWABAN
A. Membuat janji untuk datang ke rumah keluarga
B. Meminta Ibu menulis menu makan anak selama 1 minggu
C. Meminta kader untuk memantau makanan balita yang disediakan
D. Meminta Ibu mendemonstrasikan cara menyediakan makan untuk balita
E. Mengunjungi keluarga pada jam makan balita tanpa membuat janji dengan
keluarga
PEMBAHASAN SOAL 22
• KASUS
Pelatihan penanganan pertama diare diberikan pada ibu – ibu yang
mempunyai balita di sebuah RW. Selain diberikan pengetahuan tentang
bahaya diare, juga diberikan kesempatan untuk mempraktekan prosedur
pertolongan pertama diare pada balita.

• PERTANYAAN
Apakah evaluasi yang dilakukan perawat?

• PILIHAN JAWABAN
A. Menanyakan pada ibu-ibu tentang pengertian diare
B. Menganjurkan ibu-ibu untuk menyebutkan penyebab diare
C. Menanyakan pada ibu-ibu cara penanganan diare
D. Memberi kesempatan ibu-ibu untuk mempraktekan penanganan diare
E. Menyebar angket
PEMBAHASAN SOAL 23
• KASUS
Perawat telah melaksanakan program pemberantasan demam berdarah di wilayah
selama 12 bulan. Berbagai kegiatan telah dilakukan seperti menggiatkan
pemberantasan sarang nyamuk, pemeriksaan jentik, dan gerakan 3 M plus.
Perawat ingin mengetahui perubahan perilaku masyarakat dalam mengatasi
demam berdarah.

• PERTANYAAN
Apakah cara yang efektif untuk mengevaluasi perubahan sikap masyarakat?

• PILIHAN JAWABAN
A. Mengadakan lomba rumah bebas jentik
B. Melakukan pemeriksaan jentik minimal setiap minggu
C. Meminta laporan kader tentang kegiatan 3M yang dilakukan masyarakat
D. Mengadvokasi para ketua RT untuk mengingatkan warganya setiap minggu
E. Menanyakan langsung pada masyarakat tentang perubahan kebiasaan 3 M di
rumah
Proses Evaluasi
• Donabedian (1966):
– Struktur: pengorganisasian, anggota, fasilitas,
perlengkapan, dana
– Proses: jumlah kunjungan, jumlah kelompok yang
diselenggarakan, jumlah kegiatan yang
dilaksanakan, kehadiran peserta sasaran
– Hasil: outcome  status kesehatan individu,
keluarga, komunitas
Proses Evaluasi
• Green & Lewis (1986):waktu pelaksanaan
program
– Proses/formatif: pada waktu pelaksanaan program
– Impact/sumatif: jangka pendek, setelah program
selesai
– Outcome : jangka panjang
Komponen Evaluasi
• Relevansi: sesuai alasan/masalah
• Progres: sesuai rencana
• Efisiensi biaya
• Keefektifan/impact: jangka pendek
• Outcome: perubahan perilaku yang
diharapkan dalam jangka waktu tertentu
(jangka panjang)
Strategi evaluasi
Pengumpulan data:
• Observasi
• Wawancara
• Persepsi
• Survei
• Pre-post test

Anda mungkin juga menyukai