Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANFAAT ASI
Di Ruang 11 Perinatologi RSU Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Departemen Anak

Oleh :

Kelompok 21

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANFAAT ASI
Di Ruang 11 Perinatologi RSU Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun oleh:

PKRS IRNA IV

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2016
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANFAAT ASI

RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Tanggal 30 November 2016

Oleh :

Mahasiswa Profesi Ners

Anggota : Firdaus Kristyawan


Annisa Rahmi Galleryski
Febrina Ardianti
Desy Karmia Pitalupi

KELOMPOK 21 PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(...) (.)
PAKET PENYULUHAN
MANFAAT ASI

Pokok Bahasan : Manfaat Asi


Sasaran : Keluarga pasien, dan pengunjung
Tempat : Ruang Perinatologi
Hari/Tanggal : Rabu, 30 November 2016
Waktu : Jam 10:00
Penyuluh : Desy Karmia P

Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat yang


mempengaruhi mutu hidup, daya fisik kerja, angka kesakitan dan kematian,
Menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah
akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi utama di Indonesia


adalah kurangnya kalori, dan protein yang banyak ditemukan pada bayi.
Terjadinya masalah gizi pada bayi selain disebabkan karena makanan yang
kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan
cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini menjadi pertanda
adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi (ASI).

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah


ASI yang mengandung energi dan zat gizi lainnya. Pemberian ASI tanpa
tambahan bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan
sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai
sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan
tambahan yang bertumpu pada beras.

Diketahui bahwa menurut hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak
di Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976, menunjukkan anak yang disusui
sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada
bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari
laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI
EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI
ditargetkan 80%

Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan


ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang,
kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang,
ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi
pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang
sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI.

A. Tujuan intruksional
Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Manfaat ASI selama 30 menit peserta
dapat mengerti Manfaat ASI dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya

Tujuan khusus
a. Setelah mendapat penyuluhan tentang Manfaat ASI, diharapkan peserta
mampu menjelaskan tentang :
b. Mengetahui pengertian ASI dan ASI Eksklusif
c. Manfaat ASI
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
e. Cara penyimpanan ASI

B. Sasaran
Sasaran penyuluhuan ialah keluarga pasien, dan pengunjung.
C. Metode
Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi.
D. Media
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet, LCD, laptop
E.Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Metode Media
Pembukaan 5 menit Membuka dengan Mendengarkan Ceramah -
salam Memperhatikan
Memperkenalkan diri Menjawab
Menjelaskan maksud pertanyaan
dan tujuan penyuluhan
Kontrak waktu
Menggali pengetahuan
peserta sebelum
dilakukan penyuluhan

Penyajian 15 menit Menjelaskan tentang: Mendengarkan Ceramah Leaflet


1.Mengetahui Memberikan ,Tanya
pengertian ASI tanggapan dan jawab
2.Manfaat ASI pertanyaan demonst
3.Faktor yang mengenai hal yang rasi
mempengaruhi ASI kurang dimengerti
Memberi kesempatan
untuk bertanya/diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 10 menit Menggali pengetahuan Menjawab Ceramah Leaflet
peserta setelah pertanyaan ,Tanya
dilakukan penyuluhan Memberikan jawab
Menyimpulkan hasil tanggapan balik
kegiatan penyuluhan
Menutup dengan
salam

F. Evaluasi
a. Proses :
- Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
- Media yang digunakan adalah leaflet, LCD, laptop
- Waktu penyuluhan adalah 30 menit
- Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
- Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
- Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
- Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

b. Hasil :
- Setelah di berikan penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan dapat
mengerti tentang Manfaat ASI,
- Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan terdapat perubahan perilaku
kesehatan (misalkan bagi ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada
bayinya)

G. Materi (lampiran 1)
H. Daftar Pustaka (lampiran 2)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

A. Air Susu Ibu (ASI) dan ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,
yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih
tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga
dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World
Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI
eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup
empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

B. Bagaimana Mencapai ASI Eksklusif


ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur 0 6 bulan. Bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk
memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam
setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak
ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui
kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan
malam. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan,
disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar
tenanGg.
C. Manfaat ASI
1. Untuk Bayi
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,
ekonomis,mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal
sesuai dengankebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu
buatan.Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat.
yang bermanfaat untuk:

Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat


patogen.
Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan asamorganik dan mensintesa beberapa
jenis vitamin.
Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-
cassienat.
Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti
calsium,magnesium.

c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi


selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus,
Lactoferrin.

d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan


alergi pada bayi.

2. Untuk Ibu

a. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu


untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko
perdarahan
b. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa
kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali
c. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko
lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
d. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan
mensterilkan botol susu, dot,
e. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa
harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu
formula, air panas, dsb
f. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng
dan perlengkapannya
g. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula
belum tentu steril
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui
bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
h. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di
wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak
dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam
payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan
membuang ASI-nya sebelum menyusui.

3.Untuk Keluarga

a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu
bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit
(hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya
kekhawatiran bayi akan sakit.
c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI
eksklusif.
d. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
e. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi
keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
f. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol,
susu, air panas, dll.
c. Untuk Masyarakat dan Negara
a Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu
formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
b Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
c Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi
sakit lebih sedikit.
d Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan
kematian.
e Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan
sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru
D. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
1. Makanan ibu.
Makanan yang dimakan ibu yang sedang dalam masa menyusui secara
tidak langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu
terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu
pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu
tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan
berpengaruh terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam
2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara
dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter
ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan
disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring
nasi dan 1 butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui dan bayinya tidak mendapat


tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan
ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan
gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang
menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dianjurkan disamping bahan
makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan
makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai
vitamin dalam ASI.

2. Ketentraman Jiwa dan Pikiran


Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu
yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan
dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya.

3. Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam


menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting
susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui
nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan
hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar
kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu
dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu,
misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan
gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI
tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis.

Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin
mengganggu let down reflex.

4. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin


Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap
kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit
atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat
berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat
dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering
makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal
ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu
beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin
buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau
poster yang memuji penggunaan susu buatan.

5. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan


progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi
ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat
digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau
spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang
dapat merangsang produksi ASI.
6. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu
dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.
Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada
duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan
keluar dengan lancar

E. Cara Menyimpan ASI


Jaga Kebersihan Kemasan
Penting untuk terlebih dahulu melakukan sterilisasi botol atau kemasan
penampung ASI perah yang akan didinginkan atau dibekukan. Lakukan
sterilisasi dengan merebus botol dalam air panas mendidih sekitar 5-10
menit. Selain itu, dapat digunakan alat sterilisasi elektrik. Namun, cek
mengenai ketahanan kemasan pada label. Hati-hati saat melakukan
sterilisasi botol yang terbuat dari kaca, karena kemungkinan pecah.
Yang tak kalah penting untuk mencegah perkembangan bakteri dari ASI
perah yaitu menjaga kebersihan tangan saat memerah ataupun
menyimpan ASI dalam kemasan. Gunakan sabun saat mencuci tangan
sebelum memerah baik menggunakan tangan atau pompa ASI, kemudian
cuci bersih botol kemasan ASI sebelum dilakukan sterilisasi.
Untuk ASI perah yang akan dibekukan, sebaiknya dimasukkan segera ke
bagian lemari pembeku. Namun, jangan isi penuh botol atau plastik
kemasan, ASI perah cenderung mengembang dalam keadaan membeku.
Khusus untuk kemasan plastik penampung ASI perah yang lebih berisiko
bocor atau rusak, sebaiknya tempatkan lagi dalam kontainer atau kotak
kemasan lain sebelum memasukkannya ke dalam lemari pendingin.
Jangan lupa untuk memberikan label berisi tanggal ASI diperah pada
botol atau plastik kemasan. Dahulukan ASI dalam kemasan yang lebih
lama.
Waktu Penyimpanan
Penyimpanan ASI perah sebaiknya disesuaikan dengan penggunaannya.
ASI yang akan digunakan beberapa hari kemudian, lebih baik
dimasukkan ke dalam bagian lemari pendingin yang tidak akan membuat
beku.
ASI perah dapat disimpan mulai dari beberapa jam hingga beberapa
bulan, tergantung dari suhu penempatannya.
Berikut prinsip penyimpanan ASI yang harus diketahui :
ASI perah tahan hingga 6 jam jika ditaruh pada suhu ruangan sekitar 25
derajat celcius.
ASI perah tahan hingga 24 jam, saat disimpan dalam boks pendingin
yang ditambahkan dengan tambahan kantung es (ice pack).
ASI perah tahan sampai 5 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari
pendingin dengan suhu minimal 4 derajat celcius.
ASI perah tahan hingga 6 bulan pada freezer dengan suhu 18 derajat
celcius dibawah titik beku 0 derajat celsius.
Hanya saja perlu diingat, proses pembekuan ASI perah kemungkinan
menghilangkan beberapa zat yang penting untuk menghalau infeksi pada
bayi. Semakin lama penyimpanan ASI perah, baik didinginkan maupun
dibekukan, akan menghilangkan kandungan vitamin C pada ASI. Meski
demikian, ASI perah yang sudah dibekukan itu, nilai gizinya masih jauh
lebih baik dibandingkan susu formula.

Tips Mencairkan ASI Perah


ASI perah beku yang dicairkan kemungkinan akan mengalami perubahan
pada warna, bau, dan konsistensinya dibandingkan ASI segar. Sebagian
bayi ada yang menolak ASI perah beku, jika demikian ada baiknya
memperpendek masa simpan ASI.
Untuk mencairkan ASI perah yang dibekukan, dapat menggunakan
penghangat ASI elektrik yang bisa digunakan di rumah atau di mobil. Jika
tidak tersedia, maka Anda dapat menempatkan botol penyimpan ASI
perah ke dalam panci atau mangkuk berisi air hangat. Diamkan beberapa
saat. Ingat, jangan menaruh panci atau baskom tersebut di atas kompor
yang menyala.
ASI perah yang dibekukan, sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dalam
suhu ruang. Beberapa penelitian mengungkap perubahan suhu yang
cepat dapat memengaruhi kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI
yang bermanfaat bagi bayi.
ASI perah beku dari freezer dapat diletakkan terlebih dahulu di ruang
pendingin pada kulkas, kemudian hangatkan sebagaimana cara di atas.
Yang juga penting diketahui adalah jangan membekukan ulang ASI perah
yang sudah dicairkan.
Jika ASI perah dibutuhkan segera, maka Anda dapat menempatkannya di
bawah air mengalir dengan suhu biasa. Lalu lanjutkan mengairi dengan
air hangat. Jika belum cukup hangat, tempatkan botol di dalam mangkuk
berisi air hangat. Untuk memeriksa apakah suhu ASI sudah sesuai untuk
bayi, teteskan ke pergelangan tangan. Jika suhu sudah sesuai, bisa
langsung diberikan pada bayi.
Meski tampaknya mudah, hindari menghangatkan atau mencairkan ASI
perah menggunakan microwave. Alat ini kemungkinan dapat menciptakan
bintik-bintik pada botol ASI perah yang kemungkinan berbahaya bagi
bayi. Sekali lagi, perubahan susu yang terlalu cepat pada ASI perah bisa
menghilangkan kandungan antibodi yang dibutuhkan oleh bayi Anda.

ASI merupakan asupan nutrisi yang terbaik bagi bayi. Penyimpanan ASI
perah dan manajamen ASI membantu ibu menyusui yang beraktivitas di
luar rumah untuk mencukupi kebutuhan bayi. Kemungkinan ibu bekerja
perlu mengetahui manajemen ASI perah lebih lanjut. Jika perlu,
konsultasikan dengan dokter atau spesialis anak untuk informasi lebih
lanjut.
Daftar Pustaka

Depkes RI, 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat
Promosi Kesehatan, Jakarta, 2007.
Dinkes Kabupaten Buleleng. 2010. Panduan PHBS Bagi Petugas Puskesmas.
http://dinkes.bulelengkab. go.id/?p=260 (diakses pada 27 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai