TINJAUAN PUSTAKA
sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini
dapat tumbuh dalam susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat payudara,
pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu
digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini
adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali
yang ganas.
7
2.1.2 Etiologi
genetik dan faktor hormonal dapat berperan pada ca. mammae, (Black &
Matassarin, 1997).
1) Gender
2) Pemakaian hormone
Estrogen Replacement.
8
Seorang perempuan yang mengalami obesitas setelah
menopause akan berisiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena ca.
normal.
menderita kanker baru pada payudara lainnya atau pada bagian lain
dari payudara yang sama. Tingkat risikonya bisa tiga sampai empat
kali lipat.
6) Riwayat keluarga
Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota
keluarga inti yang terkena ca. mammae dan semakin muda ada
7) Periode menstruasi
9
menopause) setelah usia 55 tahun mempunyai risiko terkena ca.
progesteron.
bertambahnya usia.
9) Ras
10
dikombinasikan dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga
13) Merokok
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak
terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada
3) Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah,
darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak
6) Nyeri di payudara.
11
Menurut mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas,
dalam bernafas.
12
2.1.5 Pathway Keperawatan
Peningkatan
Nyeri Hipoksia
konsistensi mammae
Nekrosis jaringan
Mammae Ukuran mammae
membengkak abnormal
Bakteri patogen
Massa tumor
Risiko infeksi
mendesak ke
jaringan luar
Mammae asimetrik Defisiensi
Hipermetabolisme
jaringan lain
menurun
Massa tumor
mendesak ke Berat badan turun
jaringan luar
13
2.1.6 Jenis Ca. Mammae
sering terjadi:
kalsium dalam jumlah kecil). DCIS muncul dari ductal epithelium dan masuk
ke duktus.
pertumbuhan jumlah sel terlihat jelas dan berada di dalam kelenjar susu
(lobulus).
saluran dan menyerang jaringan lemak payudara. Bila dipalpasi akan terasa
14
Berikut adalah beberapa jenis cancer mammae yang jarang terjadi:
1) Medullary Carcinoma
membentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan
normal.
2) Mucinous Carcinoma
3) Tubular Carcinoma
tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh linfe
berawal dari saluran susu, lalu menyebar ke areola dan puting payudara.
15
6) Phylloides Tumor
Phylloides tumor adalah jenis kanker yang dapat bersifat jinak ataupun
meliputi perkiraan ukuran dari benjolan, nodus limfe yang terserang sel
kanker, serta adanya metastasis ke organ lain yang dikenal dengan sistem
16
Nodus limfe (N), NX: Kelenjar getah bening regional belum dapat dikaji.
kelenjar getah N0: tidak ada metastasis pada kelenjar getah bening
bening regional aksila.
N1: ada metastasis ke kelenjar getah bening aksila yang
masih dapat digerakkan.
N2: ada metastasis ke kelenjar getah bening aksila yang
sulit digerakkan.
N2a: Metastasis di kelenjar limfa aksila tetap satu
sama lain atau struktur lainnya.
N2b: Metastastasis ke kelenjar limfa aksila.
N3: ada metastasis ke kelenjar getah bening di atas
tulang klavikula atau pada kelenjar getah bening di
internal payudara di dekat tulang sternum.
N3a: Infra-klavikular
N3b: Internal mammary dan axillary
N3c: Supra-klavikular
Metastasis (M) MX: metastasis jauh belum dapat dikaji.
M0: tidak ada metastasis jauh yang ditemukan melalui
x-ray atau pengkajian fisik.
M1: ada penyebaran ke organ lain (diantaranya tulang,
paru-paru, otak, dan hati.
Sumber: Harmer (2011); Sudoyo, et. al (2009)
17
1) Anamnesa
c) Keluhan utama
e) Konsumsi alkohol
2) Pemeriksaan fisik
18
tenaga kesehatan. Prinsip pemeriksaan payudara klinis sama
massa, ukuran, letak, dapat digerakkan/ tidak, dan sifat dari batas
massa tersebut.
c) Pemeriksaan laboratorium
(CEA).
d) Pemeriksaan diagnostik
Society, 2012); Smeltzer & Bare, 2004). Salah satu kelebihan dari
19
prosedur ini ialah tidak ada pancaran radiasi saat dilakukannya
(2) Mamografi
pasti dari tumor dan memiliki hasil yang lebih fokus dari pada
20
2.1.9 Penatalaksanaan Cancer Mammae
1) Lumpektomi
2) Mastektomi
3) Terapi radiasi
4) Terapi hormon
5) Kemoterapi
2.2 Mastektomi
2.2.1 Pengertian
yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkim payudara, aerola dan puting
aksila ipsilateral level I, II, III secara end block tanpa mengangkat M.
Menurut Pierce & Neil (2007) tipe mastektomi dan penanganan kanker
21
reseptor hormone tumor, penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe
atau belum.
kategori meliputi:
2) Mastektomi Total
nodus limfe ketiak dan kadang-kadang nodus limfe mamari internal atau
supra klavikular.
4) Prosedur Membatasi
Dilakukan pada pasien rawat jalan yang hanya berupa tumor dan
22
Berdasarkan tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan
menjadi:
kanker secara mikroskopik. Terapi bedah kuratif ini dilakukan pada kanker
Efek samping yang dapat timbul pasca mastektomi adalah sebagai berikut:
dinding dada.
23
2) Perubahan bentuk payudara.
3) Hematoma.
5) Adanya seroma atau cairan jernih yang terkumpul di bawah kulit area
operasi.
1) Vaskularisasi,
2) Anemia,
3) Usia,
5) Nutrisi,
24
kurang dari 20cc/24 jam. Umumnya drain sebelah medial dilepas lebih awal,
14.
mencegah atropi otot, kekakuan dan kontraktur sendi bahu. Hal ini
Latihan awal bagi pasien pasca mastektomi yaitu pada hari pembedahan
kedepan. Latihan harus teratur dan pasien dapat beristirahat bila merasa
sakit. Jika fisioterapi diterapkan sedini mungkin maka tidak akan terjadi
kontraktur sendi bahu dikemudian hari dan juga dengan fisioterapi dini
Mastektomi
2.3.1 Pengkajian
Menurut Wijaya & Putri (2013), data yang dikaji pada pengkajian
25
pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data, dan
diagnosa keperawatan.
2) Riwayat kesehatan
tulang (vertebra, femur), asa penuh di ulu hati, batuk, sesak, sakit
kepala hebat.
sebelumnya.
3) Riwayat keluarga
Risiko untuk menderita kanker payudara 2-3 kali lipat lebih besar
26
17) dan BRCA-2 (kromosom 13). Sehubungan dengan penyakit
kanker lain (indung telur, salian cerna, sarcoma jaringan lunak dsb.)
4) Faktor Risiko
a) Usia Penderita
6) Pemeriksaan laboratorium
kreatinin.
meningkat.
27
c) Tes diagnostic yang biasa dilakukan pada penderita ca mammae
pembedahan?
Namun pasien tidak mau makan telur mau makan telur atau
28
c) Pola eliminasi
Control eliminasi urin klien pasca operasi, baik warna, bau, frekuensi.
tertampung dalam botol drain tiap pagi, bila drain buntu, misalnya
melebihi 20-30 cc, pada reaksi tumor mamma tidak melebihi 5 cc.
e) Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa
Kaji tingkat kesadaran klien, kaji apakah ada komplikasi pada kognitif
29
Klien akan merasa kehilangan haknya sebagai wanita normal, ada
menyusui.
karena kondisinya saat ini. Hal ini juga biasanya tampak pada
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien
30
2.3.3 Perumusan Diagnosis Keperawatan
masalah yang didapat dari data pengkajian yang telah dianalisa (Doenges,
Moorhouse, & Burley, 2000). Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa
adalah :
2.3.4 Perencanaan
Doenges & Moorhouse (1999); Wijaya & Putri (2013) menjelaskan bahwa
31
Tabel 2.3 Diagnosis, Hasil, dan Intervensi Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Hasil yang Dicapai Intervensi
1. Kerusakan integritas jaringan Penyembuhan Luka: Primer Perawatan Area Insisi:
berhubungan dengan pengangkatan Mencapai penyembuhan luka tepat waktu Independen
kulit dan jaringan secara bedah. bebas drainase purulent atau eritema. - Kaji balutan dan luka untuk jumlah
dan karakteristik drainase.
Kerusakan jaringan adalah cedera Pengetahuan: Prosedur Pengobatan - Lakukan perawatan drain,
pada membrane mukosa, kornea, - Mengungkapkan pemahaman instruksikan klien/ keluarga dalam
sistem integument , fascia muskolar, tentang rencana terapi untuk proses tersebut (jika diindikasikan)
otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul meningkatkan penyembuhan luka. - Pantau suhu.
sendi, dan/ atau ligament. - Menunjukkan teknik perawatan luka - Letakkan pada posisi semi-Fowler di
yang memfasilitasi peningkatan punggung atau sisi yang tidak
granulasi jaringan di tempat insisi. terkena; hindari membiarkan lengan
- Menunjukkan perilaku yang yang terkena menjuntai.
mencegah komplikasi. - Cegah atau minimalkan edema
lengan yang terkena.
- Tinggikan tangan dan lengan
dengan bahu diposisikan pada sudut
tidak lebih dari 650 fleksi, 450-650
abduksi, 450-600 rotasi internal, dan
lengan atas diistirahatkan di tepi
atau bantal, sesuai indikasi.
- Hindari mengukur tekanan darah,
menyuntikkan medikasi, atau
memasang jalur intravena di lengan
yang terkena, jika memungkinkan.
- Anjurkan penggunaan pakaian yang
longgar. Informasikan klien untuk
tidak menggunakan jam tangan atau
perhiasan lain di lengan yang
terkena.
32
Kolaboratif
- Beri antibiotic, jika diindikasikan.
2. Nyeri akut yang berhubungan Level Nyeri: Manajemen Nyeri:
dengan prosedur bedah; trauma - Mengungkapkan penurunan nyeri Independen
jaringan, gangguan saraf, diseksi atau ketidaknyamanan. - Kaji laporan nyeri dan perubahan
otot. - Tampak rileks dan mampu tidur atau sensori , catat lokasi, durasi, dan
istirahat secara tepat. intensitas (1 – 10 atau sekala
Nyeri akut adalah pengalaman serupa). Catat laporan kekakuan,
sensori dan emosional tidak Kontrol Nyeri: penmbengkakan, dan baal atau rasa
menyenangkan yang muncul akibat - Mengidentifikasi faktor yang memicu terbakar di dada bahu dan lengan
kerusakan jaringan actual atau atau meredakan nyeri. yang terkena.
potensial atau yang digambarkan Indentifikasi penurunan herbal dan
sebagai kerusakan (International nonverbal.
Association for Tthe Study of Pain); - Jelaskan penyebab nyeri pada klien.
awitan yang tiba-tiba atau lambat - Kaji adanya sensasi payudara
dari intensitas ringan hingga berat fantom.
dengan akhir yang dapat diadaptasi - Beri kenyamanan dasar dan
atau diprediksi. aktivitas diversional. Dorong
ambulasi dini dan penggunaan
teknik relaksasi, imajinasi
terbimbing, dan sentuhan terapeutik.
- Beri kesempatan untuk tidur tanpa
gangguan.
- Bebat atau tahan dada selama batuk
dan latihan napas dalam.
- Beri medikasi nyeri yang tepat pada
jadwal yang teratur sebelum nyeri
bertambah hebat dan sebelum
penjadwalan aktivitas.
33
- Beri informasi yang akurat terkait
analgesia yang dikendaliakn pasien
atau opioid untuk mengurangi
ketakutan ketergantungan.
- Jelaskan efek simpang nyeri yang
tidak mereda.
- Diskusikan keberhasilan metode
koping sebelumnya dengan nyeri.
Kolaboratif
- Beri analgesi dikendalikan pasien,
opoid, atau nonopoid, sesuai
indikasi.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan Keparahan Infeksi: Perlindungan Infeksi
ketidakadekuatan pertahanan - Mencapai penyembuhan luka; Independen
primer–kerusakan jaringan terbebas dari eksudat purulent atau - Inspeksi kondisi insisi bedah atau
mengalami trauma. tanda lain infeksi luka. luka lainnya. Catat faktor risiko untuk
- Mengungkapkan pemahaman faktor kejadian infeksi.
Risiko infeksi adalah rentan penyebab individual atau faktor - Patuhi kebijakan pengendalian
mengalami invasi dan multiplikasi risiko dan cara mencegah infeksi di fasilitas terkait higiene
organisme patogenik yang dapat komplikasi. tangan dan pencegahan
menganggu kesehatan. kontaminasi silang.
- Pertahankan teknik aseptic atau
bersih jika tepat selama mengganti
balutan. Buang sampah biologis jika
perlu.
- Pantau tanda dan gejala infeksi
sistematik dan terlokalisasi.
Kolaboratif
- Pantau pemeriksaan laboratorium,
seperti hitung granulosit absolut, sel
darah putih, dan hitung diferensial.
34
2.3.5 Implementasi
2.3.6 Evaluasi
35