Anda di halaman 1dari 32

BAB II

GAMBARAN SITUASIONAL

2.1 ANALISA SITUASIONAL RUMAH SAKIT


2.1.1 Deskripsi singkat Rumah Sakit : Sejarah singkat, Landasan Hukum Pendirian
Rumah Sakit).
Rumah Sakit merupakan suatu kategori bisnis yang unik. Selain tujuannya
yang semi komersial atau berkaitan dengan unsur pengembangan ilmu pengetahuan
dan pengabdian masyarakat, Rumah Sakit juga memiliki prospek bisnis yang kian
menjulang. Bisnis Rumah Sakit merupakan bisnis yang unik, karakteristiknya berbeda
dengan kategori industry lain. Adapun element yang terkait adalah pertama bukan
hanya profid oriented dimana tujuan RS bukan hanya profit melainkan juga
pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih baik dari waktu ke waktu kepada masyarakat, kedua peraturan yang ketat
dimana RS harus mendapatlan perizinan hingga konsep pemasaran, ketiga teknologi
penunjang dimana teknologi penunjang menjadi pembeda antara RS kecil dan besar.
Teknologi merupakan produk potensial yang memiliki target market seluruh
dunia dan menjadi keunggulan yang harus dipenihi RS berskala global dan keempat
pelayanan meruapakan hal yang tidak dapat dikesampingkan selain lingkungan yang
nyaman serta desain interioe yang bagus pelayanan merupakan hal penting untuk
pertumbuhan rumah sakit. Tujuan utama proyek adalah membangun RSU Royal
Maternity yang berlokasi di Jl. Sei Mencirim, Kel. Babura. Kecamatan Medan Baru,
Medan. Kawasan tersebut merupakan kawasan perumahan, perdagangan, usaha jasa
dan perkantoran. Berikut merupakan rencana pembangunan RS Royal Maternity
Medan.
Uraian Keterangan
Rumah Sakit Setara dengan RS Kelas-B
Luas Site 775,5 M²
Jumlah Lantai 7 Lantai
Luas lantai ± 4.712,27 m²
Fasilitas pendukung Entrance, Lobby, Poliklinik, Kantin,
Laboratorium, Area Parkir & Taman
Jumlah Kamar 41 unit

1
Analisa:
Berdasarkan sejarah Rumah Sakit Umum Royal Maternity dapat dilihat bahwa
Rumah Sakit merupakan rumah sakit baru yang berada ditengah Kota Medan. Selain
daripada tujuannya yang semi komersial atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
pengabdian masyarakat rumah sakit memiliki prospek bisnis yang kian menjulang.
Tujuan RS bukan hanya profit melainkan juga pengabdian kepada masyarakat yang
bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dari waktu ke waktu
kepada masyarakat.

2.1.2 Deskripsi Umum Layanan Rumah Sakit


2.1.2.1 Visi dan Misi
Visi
Terwujudnya pelayanan prima menuju masyarakat kota Medan yang sehat dan
sejahtera.
Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu.
2. Meningkatkan kepuasan pengguna jasa Royal Maternity General Hospital.
3. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, asri, dan nyaman menuju
pelayanan yang prima dan potensial.
2.1.2.2 Filosofi
“Memberikan Pelayanan Prima dan Profesional”.
2.1.2.3 Logo
Berikut ini adalah logo Rumah Sakit Royal Maternity Medan

Analisis (Visi, misi, filosofi, value dan logo)


a. Rumah Sakit USU telah memiliki visi yang jelas
yaitu : Terwujudnya pelayanan prima menuju masyarakat kota Medan yang sehat
dan sejahtera.

2
b. Rumah Sakit Royal Maternity telah memiliki beberapa misi untuk mewujudkan
visi tersebut. Misi yang dilakukan yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu.
2. Meningkatkan kepuasan pengguna jasa Royal Maternity General Hospital.
3. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, asri, dan nyaman menuju
pelayanan yang prima.
c. Rumah Sakit Royal Maternity belum memiliki filosofi rumah sakit akan tetapi
sudah memiliki Filosofi Keperawatan di Rumah Sakit Royal Maternity yaitu :
1. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual
yang unik. Kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap
pemberian asuhan keperawatan.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses
keperawatan dengan lima tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
pasien/keluarga.
3. Perawatan diberikan secara berkesinambungan kepada individu, keluarga,
kelomok masyarakat sesuai standar asuhan keperawatan dilaksanakan
berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku untuk
membantu pasien mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan.
d. Rumah Sakit Royal Maternity juga memiliki logo

2.1.2.4 Strusktur Organisasi

3
Analisis :
Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Royal Maternity sudah ada akan tetapi
masih banyaknya bidang-bidang yang belum ada dan terpenuhi sehingga bebarapa
orang masih merangkap jabatan

2.1.2.5 Tujuan
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu guna untuk
meningkatkan kepuasan pengguna jasa Rumah Sakit
2. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, asri, dan nyaman menuju
pelayanan yang prima dan potensial.
Analisis :
Tujuan dari rumah sakit sudah sesuai dengan visi dan misi dari ruamh sakit
tersebut untuk mencapai tujuan dari organisasi.
2.1.2.6 Indikator kinerja utama
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitaif atau kualitatif yang
terdiri dari unsur masukan proses keluaran hasil manfaat atau dampak yang
menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan (PP06/2008). Indikator juga
dapat digunakan sebagai evaluasi keadaan untuk dilakukannya suatu pengukuran
perubahan dari waktu kewaktu (Permenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Royal
Maternity yang menjadi indikator kinerja utama rumah sakit adalah BOR, TOI,
BTO. AvLOS.
Jenis Periode Hasil Temuan Standar
indikator
BOR April- 22% 27% 38,20% 65-85%
AvLOS Juni 2.6 2.3 4,40 6-9 hari
BTO 2021 3,5 3,6 3,35 40-50 kali
TOI 2,32 2,2 2,4 1-3 hari
Tabel 2.2

2.1.2.7 Program Strategis, Kebijakan.


Adapun beberapa kebijakan yang mendasari pelaksanaan pelayanan pasien di
Rumah Sakit Royal Maternity adalah sebagai berikut:

4
1) Undang-Undang:
a. No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
2) Peraturan Pemerintah:
a. No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
b. Surat Izin Operasional Rumah Sakit Nomor: 0082/0086/3.3/1206/05/2018
3) Peraturan menteri kesehatan:
a. No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien RS
b. No. 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis
c. No. 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
4) Surat keputusan menteri kesehatan:
a. No.1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
b. No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
c. No. 595/Menkes/SK/VII/1993 tentang Standar Pelayanan Medis

Analisi: Berdasarkan dari penjelasan dan uraian diatas, dapat dilihat bahwa
pendirian Rumah Sakit Royal Maternity sudah mengacu pada landasan hukum
yang berlaku.

2.1.3 Analisa Lingkungan Eksternal


2.1.3.1 Profil Pasar Rumah Sakit
a. Demografi
Nama Rumah Sakit : RS. Royal Maternity
Alamat : Jl. Sei Mencirim No.55-57 Babura, Kec. Medan Baru,
Kota Medan, Sumatera Utara
Kode Pos : 20153
Telepon : 061-42002419
Email : royalmatenitygeneralhospital@gmail.com
Kelas RS :C
Tanggal Registrasi RS: 07 May 2018
Penyelenggaraan RS : Kemenkes
Surat Izin : Nomor 0002/0086/3.3/1206/05/2018

5
Tanggal Surat Izin : 07 Mei 2018
Masa Berlaku : 4 Mei 2023
b. Sosial Ekonomi
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit Umum
adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit (Kemenkes, RI). Rumah Sakit Umum Royal
Maternity yang merupakan Badan Usaha milik PT. Royal Medica Mencirim
dan berkedudukan di jalan Sei Mencirim No. 55-57 Medan Baru dan dipimpin
direktur yang menyediakan sarana dan prasarana untuk dimanfaatkan oleh
dokter atau profesi lain dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Adapun Rumah Sakit Royal Maternity belum memiliki Kerjasama
dengan BPJS Kesehatan sehingga pembiayaan layanan dibayarkan secara
UMUM ataupun Asuransi, sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat
yang mendapat pelayanan adalah masyarakat menengah keatas.
c. Derajat Kesehatan
Upaya peningkatan derajat kesehatan yang dilakukan oleh RS Royal Maternity
terhadap masyarakat, yaitu pemberian pelayanan melalui pelayanan prima
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Adapun
kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan yaitu pendidikan kesehatan
kepada pengunjung baik pasien ataupun keluarga pasien. Kegiatan kuratif dan
rehabilitatif yang dilakukan yaitu pelayanan langsung sesuai dengan fungsi
rumah sakit.
d. Peta Pesaing

6
Analisa :
Berdasarkan peta diatas yang menjadi pesaing RS Royal Maternity adalah
RS. Bunda Thamrin, RS. Siti Hajar, RS. USU, RS. Royal Prima. Selain yang
menjadi pesaing RS adalah Puskesmas Darussalam dan beberapa klinik yaitu
klinik Ghea Obgyn.
2.1.4 Analisa Lingkungan Internal
1. Pencapaian kinerja pelayanan
Adapun pencapaian pelayanan keperawatn di RSU Royal maternity dapat dilihat
berdasarkan perhitungan indikator utama yaitu BOR, ALOS, BTO, Dan TOI serta
indicator mutu rumah sakit yaitu :
1) Indikator klinik
a. Kelengkapan assessment pre anestesi
b. Pengunaan antibiotic sesuai Pedoman Pelayanan Anestesi dan Bedah
(PAB)
c. Manajemen dan penggunaan obat
d. Pendidikan pasien dan keluarga
2) Indikator area manajemen
a. Ketersediaan obat ada
b. Survey kepuasan pasien diruangan ada
3) Indikator sasaran keselamatan pasien
a. Ketepatan memasang gelang identifikasi pasien

7
b. Kepatuhan cuci tangan
c. Ketepatan komunikasi verbal melalui handphone

2.1.5 Analisa situasional Rumah Sakit : Kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman
rumah sakit
Analisa situasional bertujuan untuk mengumpulkan informasi mencakup jenis dan
bentuk kegiatan, pihak yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik
serta anggaran biaya yang diperlukan dalam melaksanakan program. Perencanaan
strategis dirumah sakit sangat penting untuk dilakukan guna pencapaian dimasa
depan. Rumah sakit harus memiliki punguasaan informasi tentang masalah-masalah
dalam lngkungan internal dan eksternal melalui suatu perencanaan yang cermat dan
diproses dengan rating menjadi suatu kesimpulan analisis. Adapun tujuan mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengantisipasi perubahan dimasa
yang akan datang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki guna tercapainya tujuan
organisasi.

Tabel 2.3 Analisa Faktor Internal situasional rumah sakit.

ANALISA FAKTOR INTERNAL MENGGUNAKAN SIPOC MODEL

SIPOC Strengths (S) Weakness (W)


MODEL

SUPPLIER 1. RS Royal Maternity memiliki 1. Banyak pesaing seperti RS


keunggulan di bidang maternitas tetapi Sarah dan RS Stella Maris
mereka juga melayani perawatan
2. RS memiliki fasilitas yang
diluar perawatan maternitas (UMUM)
belum memadai seperti
2. RS Royal Maternity memiliki belum ada nya laboratorium
struktur organisasi dengan kendali dan radiologi
terletak pada direktur utama.

3. Rs Royal Maternity memiliki staff


dokter yang kompeten dan terkenal.

8
4. RS Royal Maternity berada
dipemukiman padat penduduk dengan
posisi yang strategis dan terdapat
parkiran luas di depan rumah sakit.

INPUT 5. RS Royal Maternity rutin 3. Belum adanya pelatihan


melakukan diklat untuk yang terstandar di RSU
mengembangkan pengetahuan dan Royal Maternity
keterampilan.

PROCESS 6.Seluruh pegawai di RS Royal 4. Tidak adanya pelaporan


Maternity termasuk Perawat indikator mutu nasional
dilakukan evaluasi kinerja setiap maupun indikator mutu
tahun rumah sakit berdasarkan
akreditas SNARS
7. Dalam aktivitas layanan kesehatan
yang berjalan di RS Royal Maternity 5.Pendokumentasian masih
selalu mengikuti protocol yang telah manual
di tentukan oleh pihak direktur RS
6. Evaluasi kinerja perawat
Royal Maternity dan pihak terkait
belum menggunakan SKP
(Sasaran Kerja Pegawai)

OUT COME 8.Rumah sakit banyak berkerjasama


dengan asuransi-asuransi swasta

9.Rs memiliki SDM yang


berkompeten sesuai dengan bidangnya

10.Kepuasan pasien terhadap


pelayanan rumah sakit akan membuat
rumah sakit semakin maju

COSTUMER 11.Pasien rawat jalan mengatakan 7. Pasien lebih memilih


cukup puas terhadap layanan yang layanan Rumah Sakit yang
diberikan oleh Rumah Sakit Royal

9
Maternity berdasarkan kuesioner yang lebih lengkap Fasilitasnya.
diberikan oleh bagian Humas kepada
pasien.

12. Adanya instrument kepuasan


pasien diruang rawat inap

ANALISA FAKTOR INTERNAL MENGGUNAKAN


VALUE CHAIN MODEL

Value Chain Strenght Weakness


Model

Infrastruktur 1. Rumah Sakit Royal Maternity 1. Rumah Sakit hanya


memiliki Ruangan yang Exclusive memiliki satu farmasi untuk
nyaman seperti layaknya Hotel seluruh kebutuhan ruangan
bintang lima. Dimana ini dapat yang ada di Rumah Sakit
membuat rumah sakit menjadi Royal Maternity
tempat yang nyaman bagi pasien
yang dirawat.

2. Rumah Sakit Royal Maternity


memiliki ruangan yang bersih, aman
dan nyaman

Human 3. Proses rekrutmen pegawai 2. Tingginya turnover di RS


Resources dilakukan dengan seleksi Royal Maternity akan
administrasi dan setiap perawat harus membuat mutu pelayanan
memiliki STR yang masih berlaku. menurun.

Procurement 4. RS Royal Maternity berhadapan 1. Pelaporan indikator mutu


langsung dengan pemukiman padat Nasional maupun indikator
penduduk dan terletak dilokasi mutu rumah sakit
strategis dan dibangun diatas lahan
yang cukup luas dan didesign dengan
cukup elegan yang akan menarik

10
pasien menengah ke atas

Inbound 5. Pemasokan barang kesehatan


Logistic berasal dari vendor yang sudah
dijalin sejak lama, sehingga biaya
untuk pengadaan barang sudah
mudah.

6. Penyimpanan data pasien ada


disimpan dalam bentuk hard copy
dan soft copy sehingga dijamin
keamanannya.

Operation 7. Perawat melakukan asuhan


keperawatan secara profesional,

8. Melakukan kegiatan pengawasan


infeksi nosocomial

Out Bond 9.Tempat penyimpanan alat-alat


Logistic telah disediakan di Gudang rumah
sakit

10. Adanya supervise untuk


mengawasi pengadaan barang

Marketing and 11. Rumah sakit royal maternity 3. Masih kurangnya


Sales melakukan promosi ke layanan marketing rs ke perusahanan
internet via internet swasta untuk kerjasama untuk
faskes berobat.
12. Rs royal maternity berkerjasama
dengan asurasi kesehatan dan hallo
doc

Services 13.Rumah Sakit Royal maternity 4.Tidak adanya home care


mengutamakan kepuasan pasien bagi pasien yang sudah
pulang

11
ANALISA FAKTOR INTERNAL
FIVE FORCE MODEL

Five force model Oppurtunity Threat

New Entry O1 : Memiliki kesempatan untuk T1: RS berdekatan dengan


mengembangkan kerjasama dengan rumah sakit dengan tipe
( Pendatang baru)
rumah sakit lain dalam memberikan yang sama yakni tipe C dan
pelayanan kepada pasien yang telah lebih lama
beroperasi

Rivalry O2 : Memberikan kepuasan kepada T2 : Banyaknya rumah sakit


( Persaingan) pasien baik ranap maupun yang ada dikota medan
poliklinik rawat jalan menyebabkan tidak
stabilnya jumlah pasien
O3 : Masyarakat akan menilai
yang berkunjung
kualitas dari Rumah Sakit tersebut
sesuai kepuasaanya saat T3 : Belum lengkapnya
berkunjung. fasilitas penunjang dirumah
sakit

T4 : Karyawan rumah sakit


yang silih berganti akan
menurunkan kualitas
pelayanan

Substitue O4 : RS memiliki perawat yang T5: Belum lengkapnya


(Pengganti) seluruhnya memiliki STR pemeriksaan penunjang di rs
akan membuat pelanggan
O5 : Rumah sakit merupakan
beralih keprumah sakit lain.
rumah sakit exclusive dengan
dokter spesialis yang bereputasi
baik

Supplier (Pemasok) O6: Suplier dirumah sakit


menyediakan kebutuhan dari rumah

12
sakit

O7: Karyawan yang ada direkrut


dari berbagai universitas berbeda
sehingga SDM bervariasi

Buyyer (Pelanggan) O8 : Dengan meningkatnya mutu T6 : Karena belum


Rs maka pasien akan dating lengkapnya pemeriksan
kembali untuk berobat atau penunjang di rumah sakit
kunjungan maka pasien akan memili
datang kerumah sakit lain
yang lebih lengkap

Tabel 2.4

2.2 Analisa Situasional Ruangan


2.2.1 Pelaksanaa Fungsi Perencanaan
1. Visi dan misi ruangan belum ada dilantai 5 dan 6
2. Analisa situasi ruangan & manajemen strategis ruangan Analisis lantai 5 dan 6
a. Lantai 5 terdiri dari 6 kamar yaitu 3 kamar executive masing-masing (1
bed pasien), 2 kamar deluxe masng masing (2 bed pasien) , dan 1 kamar
superior (4 bed pasien).
b. Lantai 6 terdapat 11 bed pasien yang terdiri dari 9 executif dan 2 junior
suite room. Total seluruh bed dilantai 5 ada 11 bed.
c. Terdapat kamar mandi dimasig-masing kamar (lengkap dengan wastafel,
cermin, shower, gantungan, closet, tissue, dan tersedianya air panas).
d. Terdapat bed jenis elektrik
e. Ada sampiran tiap kamar
f. Terdapat TV dan kulkas dikamar executive dan terdapat tv dikamar
deluxe dan superior
g. Terdapat tang infus portable
h. Terdapat meja mayo table untuk makan
i. Jam dinding

13
j. Tempat tidur keluarga pasien atau penunggu khusus dikmar executive dan
suite room sedangkan yang lain tidak ada.
k. Lampu tidur disetiap bed pasien
l. Tersedia alat makan seperti
m. Perencanaan kebutuhan tenaga diruangan
3. Perawat yang berdinas dilantai 5 berjumlah 5 orang yang terdiri dari 2 bidan
dan perawat dengan 1 karu dan 3 pp sedangkan dilantai 6 terdiri dari 4 orang
(2 bidan dan 2 perawat) yang terdiri dari 1 karu dan 2 pp. Perhitungan jumlah
kebutuhan tenaga masih belum baik.
4. Perencanaan pengembangan tenaga keperawatan diruang lantai 5 dan 6
5. Perencanaan Kebutuhan Alat dan diruangan
Setiap ruangan memiliki jadwal mengamprah bahan habis pakai medis dan
non medis. Untuk medis Senin dan Rabu, non medis dihari Sabtu. Kemudian
ruangan juga memiliki dokumentasi barang habis pakai setiap harinya.
Ruangan memiliki stok bahan medis dan non medis sesuai yang disimpan di
lemari setiap lantai
6. Penjadwalan
Penjadwalan jam kerja perawat ada 3 shift yaitu : pagi, sore dan malam
a. Shift pagi dimulai dari pukul 08.00 sd 14.00 (6 jam)
b. Shift sore dimulai dari pukul 14.00 sd 20.00 (6 jam)
c. Shift malam dimulai dari pukul 20. gelas, mangkok, piring dan pemanas
air diruang executive dan suite room sedangkan yang lain tidak
d. Terdapat tong sampah non infeksisus ditiap kamar depan pasie
e. Terdapat keset kaki ditiap ruanganTerdapat nurse station (terdapat lemari
penyimpanan, rak buku untuk menyimpan status rekam media, 1 telepon
dan rak penyimpanan cppt)
f. 1 lemari linen
g. 1 kotak persedian obat obatan
h. 1 dapur
i. 1 ruang utilitas kotor
j. 1 ruang tempat penyimpanan barang
k. 1 Ruangan istirahat
l. Kemudian dilantai 5 juga terdapat beberapa ruang lain seperti NICU dan
ruang bayi

14
m. 00 sd 08.00 (12 jam)
n. Kemudian setiap perawat mengisi absensi dengan menggunakan finger
print dan finger print dicontrol bagian SDM setiap bulannya. Terdapat
juga upah lembur apabila terdapat kelebihan jam kerja atas izin rumah
sakit.
2.2.2 Pelaksanaan Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur organisasi ruangan : Belum ada
2. Model penugasan yang digunakan adalah tim
3. Alur pelayanan ruangan
Berdasarkan wawancara alur pelayanan diruangan dimulai dari pasien masuk
ke igd sampai keruangan dan ditanggungjawabin dpjp.
4. Standar Operasional Prosedur
Ruangan memiliki SOP keperawatan dan SOP medis tetapi belum sesuai
SNARS.
5. Standar Asuhan Keperawatan
Ruang lantai 5 dan lantai 6 sudah memiliki standar asuhan keperawatan
berdasarkan NANDA, NIC , NOC dan SAK tersebut sudah diisi oleh perawat
namun proses keperawatan belum optimal.
6. Budaya organisasi diruangan adalah sapa dan senyum

2.2.3 Pelaksanaan Fungsi Pelaksanaan


Kebutuhan tenaga diruangan, ruangan lantai 5 memiliki 1 orang KARU dan 4 orang
PP yang terdiri dari 2 bidan dan 3 perawat. Perawat yang berdinas disetiap shift
adalah 1 orang. Ruang rawat lantai 6 memiliki 1 orang karu dan 3 orang PP, yang
terdiri dari 2 bidan dan 1 perawat dan karu ikut berperan dalam shift dan rawatan di
ruangan, Belum ada pengusulan untuk pelatihan tetapi setiap minggunya diadakan
diklat untuk seluruh perawat, tetapi 2 bulan ini sudah tidak dilakukan lagi.
1. Penilaian prestasi kerja Sudah ada penilaian untuk evaluasi kerja dan reward yang
diberikan 1 tahun sekali tetapi selama 2 tahun ini sudah tidak ada lagi.
2. Rapat
Rapat dilakukan 1 bulan sekali dengan dihadiri seluruh kepala ruangan, tetapi
dalam 3 bulan terakhir sudah tidak ada.
3. Komunikasi

15
Komunikasi dibangun dengan baik oleh semua perawat, baik personal maupun
interpersonal. Komunikasi yang dilakukan antara dokter dan perawat
menggunakan tenkik SBAR dan memiliki SPO komunikasi efektif serta dituliskan
di CPPT dengan format SOAP, dan jika terdapat instrusksi dari dokter melalui wa
ataupun telepon maka akan ditulis di cppt dan distempel readback lalu ditanda
tangani dokter saat visite.
4. Pendelegasian
Pendelegasian tugas dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan dari
masing masng anggota.
5. Manajemen konflik Kepala ruangan lantai 5 dan 6 akan mencari tahu sebab jika
terjadinya konflik diruangan dan cara penyelesaian dari konflik yang timbul.
Biasanya konflik personal yang dilakukan akan dicari jalan keluarnya dengan win
win solution
6. Rotasi Kerja : Rotasi perawat biasanya dilakukan 1 tahun sekali

2.2.4 Pelaksanaan fungsi pengawasan


1. Pengukuran
a. BOR merupakan persentase pemakaian tempat tidur. Pada tahun 2021, bulan
April 22 %, Mei 27%. Paramenter ideal depkes RI, 2005 adalah 60-85%
b. AvLOS merupakan lama rawatan pasien dirumah sakit. Pada bulan April 3,5
& Mei 3,6. Menurut depkes, RI 2005 paramenter 6-9 hari.
c. BTO merupaka frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode. Pada
bulan Apri 2,6 , Mei 2,3. Normalnya 1-3 hari
d. TOI : Rata-rata tempat tidur tidak diisi dari satu waktu ke waktu berikutnya.
Menurut Depkes, RI 2005 normalnya 1-3 Hari
e. NDR merupakan angka kematian <48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
10000 penderita keluar pada bulan April 0, Mei 0
f. GDR : Angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar bulan
April 0, Mei 0. Nilai Menurut depkes, RI 2005 normal GDR < 45 per 1000
penderita keluar
2. Evaluasi kerja diilakukan tiap 61 tahun sekali
3. Program kegiatan unggulan ruangan yaitu program masasse payudara, rooming
bayi, dan fisioterapi.

16
2.2.5 Issu-issu Strategi Layanan Keperawatan di Ruangan Lantai 5
Issu-issu yang harus dipertimbangkan untuk membuat strategi layanan keperawatan
Rumah Sakit Royal Maternity, yaitu:
1. Manajemen pelayanan asuhan keperawatan yang menjadi bagian yang sangat
penting dan mendasar dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan dimana
fokus ini dapat meningkatkan kesehatan pasien.
2. Pengembangan SDM harus direncanakan dimana tenaga keperawatan harus
mengembangkan kompentensi mereka dengan Pendidikan dan pelatihan.
3. Perencanaan Reward, setiap SDM berhak mendapatkan reward atas kerja keras dan
dedikasi yang telah diberikan. Sehingga ini menjadi sebuah tantangan kedepannya
akan meningkatkan kinerja pelayanan keperawatan
4. Munculnya rumah sakit swasta lainnya yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
5. Munculnya Virus Covid-19 di Indonesia, Rumah Sakit Royal Maternity menjadi
rumah sakit bebas covid di Medan, dikarenakan setiap ada pasien yang dicurigai
covid-19 tidak diterima di rumah sakit Royal Maternity.

2.2.6 Indikator Kinerja Utama Layanan Keperawatan di Ruangan Lantai 5 & 6


Indikator kinerja utama layanan keperawatan menyesuaikan dengan indicator kinerja
rumah sakit, yaitu melihat BOR, LOS, BTO, TOI, NDR, dan GDR Rumah Sakit
April-Mei 2021

No Pengukuran Jumlah

1 BOR April 22%


Mei 27%

2 BTO April 2,6


Mei 2,3

3 AvLOS April 3,5


Mei 3,6

4 TOI April 7,8


Mei 10

5 GDR April 0, Mei 0

6 NDR April 0, Mei 0

Tabel 2.5

17
2.3 Analisis Internal
Analisis kekuatan dan kelemahan Ruangan Lantai 5 dan 6 Rumah sakit royal maternity
dengan menggunakan pendekatan Kriteria Malcolm Baldridge

Malcolm Strengths (S) Weakness ( W)


Baldrige

Kepemimpinan 1. Kepala ruangan terlihat aktif 1. Segala kebijakan dan


dan komunikatif terhadap keputusan masih
timnya berkonsultasi kepada kepala
2. Memiliki management yang bidang medik dan
baik. keperawatan serta direktur
3. Kepala ruangan memiliki pelayanan medik dan
figure leadership. keperawatan rumah sakit.

Perencanaan 4. Pengembangan perawat melalui 2. Belum mempunyai strategis


Strategis studi lanjut dan pelatihan jangka panjang untuk
5. Menyusun draf anggaran dan pengembangan perawat
kebutuhan tenaga didalam 3. Belum adanya visi dan misi
ruangan tersebut bidang keperawatan

Fokus pasar dan 6. Adanya kerjasama dengan 4. Survey kepuasan pasien,


pelanggan stekholder (perusahaan lainnya) belum berjalan maksimal

Fokus Sumber 7. Perawat cepat tanggap 5. Kesejahteraan dan kepuasaan


Daya Manusia 8. Adanya peningkatan mutu staf belum terukur
dengan memberikan diklat secara 6. umlah perawat masih kurang
internal. diruangan khusus untuk
ruangan maternity
Proses 9. Perawat responsif terhadap 7. Belum ada pengembangan
Manajemen Standar Asuhan Keperawatan jenjang karir perawat
yang berlaku 8. Perawat belum sepenuhnya
10. Ruangan sudah memiliki Standar memahami SPO yang
Prosedur Operasional medik dan berlaku
keperawatan 9. belum memiliki panduan
terkait pencatatan dan
pelaporan tindakan
keperawatan yang optimal

Hasil yang di 10. Tingkat kepuasaan perawat


peroleh belum terukur

18
11. Tidak adanya pencapaian
hasil sesuai rencana ruangan

Tabel 2.5

2.4 Analisis Eksternal


Analisis peluang dan ancaman Ruangan rawat Rumah Sakit Royal Maternity dengan
menggunakan Pendekatan Five Force Model
Five Force Model Oppurtunity Threat

New Entri (Pendatang 1. Dengan motto 1. RS yang ada disekitar


Baru) memberikan pelayanan Rumah Sakit Royal
Prima dan Professional Maternity memiliki sarana
dapat meningkatkan dan prasarana yang lebih
pelayanan. lengkap dengan kualitas
2. Rumah Sakit Royal tipe c dan b
Maternity berada di tengah
kota dengan lingkungan
yang nyaman dan luas
Rivalry 3. Rumah sakit royal 2. Adanya rumah sakit yang
maternity memiliki memberikan pelayanan
(Persaingan) fasilitas exclusive sama
3. Cara promosi/ marketing di
RS lain lebih bervariasi dan
menarik perhatian para
pelanggan
Subsitute (Pengganti) 4. Adanya praktik
keperawatan mandiri atau
praktik keperawatan
komplementer
Supplier (Pemasok) 4. Memiliki kerjasama
dengan perusahaan atau
stekholder yang
menguntungkan RS
Buyer (Pelanggan) 5. Rumah Sakit Royal 5. Adanya tawaran dari rumah
Matenity merupakan sakit lain dengan biaya
rumah sakit swasta. yang terjangkau dan
fasilitas yang lebih modern

Tabel 2.6

19
20
2.3 Analisa SWOT Ruangan
A. Pelaksanaa fungsi perencanaan

No Pokok Strenghts Weakness Oppurtunity Threat


Kegiatan (kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)

1. Visi dan misi 1. Ruangan ranap belum 1. Ruangan dapat


memiliki visi dan misi membuat visi dan misi
2. Ruangan ranap ruangan yang mengacu
belum memiliki moto pada misi rumah sakit
kerja dan sesuai standar
akreditas SNARS

2. Analisa situasi 1. Ruangan lantai 5 3. Belum memeiliki


ruangan dan memiliki 6 kamar rencana strategis
strategis dengan kategori ruangan
ruangan kamar executive,
deluxe, dan superior
dan lantai 6
memiliki 11 kamar
dengan kateori
kamar executive dan
junior suite
2. Terdapat fasilitas
yang sangat baik
tergantung tipe
kamar

21
3. Perencanaan 4. Tidak adanya 14. Tingginya tingkat turn
kebutuhan rencana terukur over akan
tenaga mengenai kebutuhan mempengaruhi kualitas
diruangan tenaga diruangan pelayana dirumah sakit
5. Tingginya tingkat 15. Banyaknya rumah sakit
turn over diruanagan lain sebagai pesaing
dengan tipe dan
pelayanan yang lebih
baik dapat membuat
pelanggan berpindah
kerumah sakit lain

4. Perencanaan 16. Rumah sakit telah 6. Belum ada nya


pengembanga memberikan diklat pelatihan untuk
n tenaga kepada perawat tiap tenaga keperawatan
perawat minggunya 7. Pelatihan yang diikuti
17. Rumah sakit dibiayain sendiri oleh
memberikan pribadi
kebebasan untuk 8. Perencanaan
tenaga perawatnya pengembangan tenaga
melanjutkan keperawatan untuk
pendidikan dengan melanjutkan
biaya mandiri. pendidikan dan
18. Rumah sakit pelatihan belum
memberikan izin dibuat dengan baik
untuk mengikuti sesuai kebutuhan
pelatihan dan rumah sakit sehingga
pendidikan tidak ada rasio

22
keperawatan perbandingan tenaga
external perawat yang
mengacu pada
akreditas SNARS
elemn penilaian KKS

5. Perencanaan 19. Adanya waktu tiap 9. Tidak adanya


kebutuhan alat rungan untuk perencanaan alat dan
dan bahan mengamprah barang bahan diruangan yang
diruangan medis dan non diusulkan oleh kepala
medis ruangan untuk
rencana anggaran
kerja tiap tahunnya
kepada kepala seksi
keperawatan
10. Sistem pengamprahan
masih manual

6. Penjadwalan 20. Penjadwalan dinas


Dinas dilakukan oleh tiap
kepalaruangan
dengan
mengkoordinasi
permintaan tim.
Pengaturan shift
juga
dipertimbangakan
beban kerja perawat

23
B. Pelaksanaan Fungsi Pengorganisasian

No Pokok Strenghts Weakness Oppurtunity Threat

Kegiatan (kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)

1. Struktur 11. Ruangan lanati 5 dan 2. Ruangan dapat


Organisasi 12. belum memiliki membuat struktur
struktur organisasi organisasi

2. Model 21. Ruangan 13. Model penugasan


penugasan menggunakan blum optimal
model penugasan
tim

3. Alur 22. Sudah ada alur


pelayanan pelayanan di Rs
Royal Maternity

4. SOP 23. Sudah ada


beberapa SOP
untuk melakuakn
Asuhan
keperawatan dan
telah dijalankan
dengan baik

24
5. SAK (standar 24. Ruangan sudah 14. Ruangan belum
asuhan memiliki SAK menggunakan SAK
keperawatan) berdasarkan PPNI yaitu SDKI,
NANDA, NIC, dan SLKI, dan SIKI
Noc

6. Budaya 25. Ruangan lantai 5 3. Budaya organisasi


Organisasi dan 6 baik dalam dapat dipertahankan
melayanai pasien agar pasien merasa
dan komunikasi puas terhadap
sesame dengan pelayanan rumah sakit
menerapkan
senyum

7. Pembagian 13. Penugasan sesuai 15. Perawat masih


kerja dengan tugas mengerjakan tugas
masing-masing diluar job distnya

C. Pelaksanaan fungsi pelaksanaan

No Pokok Strenghts Weakness Oppurtunity Threat


Kegiatan (kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)

1. Ronde 15. Telah dilakukan sesuai


Keperawatan ketentuan yaitu pagi, sore,
dan malam dan dinurse

25
station serta bed pasien

2. Pelaksanaan 16. imbang terima rutin


timbang terima dilakukan setiap shift

3. Pelaksanaan 17. Adanya form pengkajian 16. Belum


pengkajian keperawatan menggunakan sdki
dari sak ppni

4. Perumusan 18. Sesuai NIC dna NOC 17. Belum adanya


diagnose siki dari sak ppni
keperawatan

5. Pelaksanaan 19. Implementasi keperawatan 18. Dokumentasi


indakan sesuai dengan intervensi belum sesuai
keperawatan yang direncanakan akreditas SNARS

6. Evaluasi 20. Telah dilakukan tiap 19. Belum sesuai


asuhan shiftnya standart SNARS
keperawatan

26
D. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan

No Pokok Strenghts Weakness Oppurtunity Threat


Kegiatan (kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)

1. Pengukuran NDR dan GDR 0 Masih belum stabil Rumah sakit Persaingan rumah sakit
BOR, memberikan yang semakin kuat
AvLOS, TOI, pelayanan umum
BTO, NDR, bukan hanya
GDR maternity saja dan
menerima pembayaran
umum serta asuransi

2. Evaluasi kerja Tiap 6 bulan sekali

3. Gugus kendali Dilakukan oleh kepala


ruangan

4. Program Ruangan belum


kegiatan memiliki program
unggulan unggulan

Tabel 2.7

27
MATRIKS SWOT

INTERNAL

E STRENGHT WEAKNESS

X 1. Ruangan lantai 5 dan 6 sudah menggunakan 1. Ruangan belum menggunakan SAK PPNI,
model penugasan TIM SKDI, dan SIKI
T 2. Intervensi yang digunakan sesuai dengan 2. Penggunaan SAK belum optimal didalam
E diagnose menurut anic, noc CPPT dan penulisannya masih dalam
3. Orientasi pegawai baru dilaksanakan selama 3 bentuk manusal
R bulan dan diawasi kepalAa ruangan 3. Belum ada format penilaian mentor ship

OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO

1. Ruangan memeiliki tenaga 1. Orientasi pegawai baru dibawah control kepala 1. Mahasiswa keperawatan dapat membantu
medis seperti perawat, bidan. ruangan dapat memperkenalkan budatya sosialisasi dokumentasi asuhan
Dokter umum, dokter spesialis, organisasi yang dpaat memberikan kepuasan keperawatan
farmasi , gizi , rekam medik. pada pelanggan
2. Budaya senyum dalam 2. Peningkatan kualitas yang efektif dan efesien
organsasi harus dipertahankan dalam memberikan asuhan keperawatan
guna mencapai pelayanan yang

28
baik
3. Memberikan kesempatan
kepada pegawai untuk
mengikuti macam macam
pelatihan
4. Rumah sakit memberikan
pelayanan kepada peserta
asuransi

THREAT STRATEGI ST STRATEGI WT

1. Banyaknya rumah sakit lain di 1. Pemberian pelatihan dan pendidikan akan 1. Perlunya sosialisasi dan pelatihan
sekitar RS royal maternity meningkatkan kualitas asuhan keperawatan penggunaan SAK PPNI
dengan pelayanan yang baik dan 2. Dokumentasi diperlukan untuk
tipe yang lebih tinggi mempertanggungjawabkan tindakan yang
2. Masyarakat sekarang memiliki dilakukan kepada pasien
pengetauhuan tentang tanggung
jawab dan tanggung guggat
3. Persaingan rumah sakit dan
semakin meningkat
4. Rumah sakit lain yang juga
menawarkan pelayanan
kesehatan dengan paket-paket
tertentu

Tabel 2.8

29
30
Kelompok Strategi yang dipilih

1. Pelaksanaan penilaian kepuasa pasien di ruang rawat inap lantai 5 dan 6 yang
belum optimal.
2. Belum terdapat visi dan misi bidang keperawatan RS Umum Royal Maternity
Medan.
3. Tingginya turnover di Rumah Sakit Umum Royal Maternity sehingga tidak
sesuainya jumlah tenaga keperawatan dengan kebutuhan rumah sakit.
4. Belum ada pengembangan jenjang karir bagi perawat.
5. Belum jelasnya system evaluasi kinerja bagi pegawai di Rumah Sakit Umum
Royal Maternity Medan

PRIORITAS MASALAH

Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan metode CARL. Metode CARL


merupakan teknik untuk menentukan prioritas masalah . Adapun perhitungan yang
diberi skor 0-10. CARL sendiri memiliki arti sebagai berikut:

Capability : Ketersediaan sumber daya

Accessibility : Kemudahan, masalah yang diatasi mudah atau tidak

Readliness : Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun sasaran

Leverange : Pengaruh kreteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan
masalah yang dibahas

Rentang nilai adalah 1 sampai dengan 5 dengan kriteria sebagai berikut:


Nilai 1 = sangat tidak menjadi masalah
Nilai 2 = tidak menjadi masalah
Nilai 3 = cukup menjadi masalah
Nilai 4 = sangat menjadi masalah
Nilai 5 = mutlak menjadi masalah

31
Tabel Prioritas Penyelesaian Masalah

No Daftar C A R L Tota Urutan


Masalah l
Nilai
1. Pelaksanaan penilaian kepuasan pasien 9 9 8 7 4536 1
diruangan rawat inap lantai 5 dan 6 yang
belum optimal

2. Belum ada visi dan misi ruang inap 9 8 8 7 4032 2


lantai 5 dan 6 dan keperawatan di RSU
Royal Maternity Medan

3. Tingginya turnover di RSU Royal 8 8 8 7 3584 3


maternity sehingga tidak sesuainya
tenaga keperawatan dengan kebutuhan
rumah sakit
4. Belum adanya pengembangan jenjang 8 8 8 6 3072 5
karir bagi perawat

5. Belum jelasnya sistem evaluasi kinerja 8 7 8 7 3136 4


di RSU Royal Maternity

Sesuai dengan hasil penghitungan prioritas masalah diatas dengan


menggunakan metode CARL penulis mengambil lima masalah dengan nilai tertinggi
untuk diselesaikan. Adapun kelima masalah tersebut adalah:

1. Pelaksanaan penilaian kepuasa pasien di ruang rawat inap lantai 5 dan 6 yang
belum optimal.
2. Belum terdapat visi dan misi bidang keperawatan RS Umum Royal Maternity
Medan.
3. Tingginya turnover di Rumah Sakit Umum Royal Maternity sehingga tidak
sesuainya jumlah tenaga keperawatan dengan kebutuhan rumah sakit.
4. Belum ada pengembangan jenjang karir bagi perawat.
5. Belum jelasnya system evaluasi kinerja bagi pegawai di Rumah Sakit Umum
Royal Maternity Medan

32

Anda mungkin juga menyukai