TINJAUAN PUSTAKA
organisasi dan lebih mudah untuk pendekatan, sedangkan budaya jauh lebih sulit
untuk diperkirakan karena nilai dan kepercayaan yang tidak nyata (Huber, 2006).
Budaya organisasi adalah suatu sistem simbol dan interaksi yang unik pada setiap
yang dirasa sebagai pengalaman yang spesifik dan perilaku seseorang dalam
lingkungan organisasi. Maka dari itu, pengalaman dan perilaku yang dianggap
berpola dengan cara tertentu. Gestalt menjelaskan pola secara abstrak yang
merupakan situasi dari iklim, dengan kata lain yaitu seseorang berpikir merangkai
pola dari pengalaman dan perilaku yang mereka miliki dan rasakan, atau bagian
situasi lainnya yang mereka miliki, merupakan situasi dari iklim (Ashkanasy et
al., 2000).
pegawai suatu organisasi melakukan pekerjaaan mereka. Dari pengertian ini dapat
dilihat bahwa iklim organisasi menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang
dihadapi oleh karyawan yang berada dalam suatu organisasi yang akan
11
12
(Davis, 2000).
Stinger (2007) mendefenisikan iklim organisasi adalah suatu koleksi dan pola
emosional anggota yang ada dalam sistem tersebut dapat bersifat formal, rileks,
Iklim ini adalah impresi subjektif karyawan atau persepsi tentang organisasi
adalah perawat pelaksana. Perawat pelaksana ikut terlibat dalam pembuatan iklim
yang melibatkan perasaan pasien. Iklim kerja disusun oleh manajer perawat yang
menentukan perilaku dari praktik perawat klinis (Swansburg, 2000; Swansburg &
organisasi atau subunit dan mempengaruhi sikap dan perilaku dari individu
(Huber, 2006). Iklim organisasi secara obyektif berada didalam suatu organisasi,
tetapi hanya bisa dijelaskan dan diukur secara tidak langsung melalui persepsi
Iklim ini tidak dapat dilihat dan disentuh, tapi iklim dapat dirasakan. Iklim
dapat dipengaruhi oleh semua hal yang terjadi dalam organisasi. Iklim merupakan
suatu konsep yang dinamis dan menggambarkan keseluruhan gaya hidup suatu
mengenai iklim organisasi ditemukan oleh Stringer dan Litwin (1968) di Havard
Business School . setelah itu kuesioner yang mereka gunakan dalam penelitian
telah mengalami beberapa kali revisi dan sejak tahun 1986 Stringer
1. Struktur ( Structure)
mereka dalam suatu unit organisasi. Skor struktur yang tinggi akan
karyawan tentang siapa yang melaksanakan tugas-tugas apa dan siapa yang
karyawan menjadi terorganisir dengan baik dan memiliki definisi peran dan
2. Standar (Standards)
14
karyawan yang harus dijalani dan meningkatkan tanggung jawab diri untuk
daya manusia menjadi bagian rutin dari organisasi seperti pelatihan yang
orang lain. Skor tanggung jawab yang tinggi akan menunjukkan karyawan
untuk mengambil suatu resiko atau mencoba suatu pendekatan baru untuk
dimiliki seseorang bahwa mereka menjadi “pimpinan diri sendiri” dan tidak
4. Pengakuan (Recognition)
tugas dengan baik, demikian juga kritik dan hukuman yang diterima karena
yang fleksibel bagi karyawan. Imbalan intrinsik berasal dari individu itu
ekstrinsik yang berasal dari organisasi dan tindakan lain termasuk gaji,
5. Dukungan (Support)
terhadap kepercayaan dan kerja sama serta saling mendukung yang ada
dalam satu kelompok kerja. Skor Dukungan yang tinggi akan menunjukkan
yang bertugas dengan baik dan mudah mendapatkan bantuan atau dukungan
yang meliputi hubungan dengan rekan kerja yang lain. Dukungan yang
tinggi bagi pekerja selama dirinya merasa menjadi bagian dari fungsi yang
baik dari suatu tim dan saat merasa dibutuhkan terutama oleh pimpinan.
6. Komitmen (Commitment)
organisasi. Tiga faktor pertama dapat dikendali oleh pimpinan suatu organisasi
1. Kepemimpinan
menentukan iklim organisasi adalah tingkah laku sehari – hari para pemimpin
organisasi. Manajer suatu unit kerja mempunyai pengaruh yang sangat kuat
organisasi. Jadi cara yang paling cepat untuk merubah iklim organisasi adalah
2. Susunan organisasi
aspek organisasi yang formal; termasuk disini adalah pembagian tugas dan
terhadap kesempatan naik pangkat dimana kedua hal ini mempengaruhi iklim
organisasi.
3. Strategi
Strategi organisasi mempunyai pengaruh kuat pada iklim organisasi dan dapat
4. Lingkungan eksternal
19
5. Kekuatan-kekuatan historis
didapatnya maupun hukuman sering merupakan refleksi dari apa yang mereka
organisasi.
yang berkualitas, sebuah pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan
kebutuhan pasien (Pohan,2007). James dan Jones dalam Toulson dan Smith
relatif tetap selama periode tertentu, berbeda antara organisasi satu dengan
kepemimpinan.
struktur organisasi.
atau persepsi yang mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian yang nyata
karena itu, iklim organisasi dapat dikatakan sebagai variabel bebas maupun
terikat.
tujuan organisasi seperti juga tujuan individu. Perawat secara individu dan
dan organisasi, seperti contohnya mengubah secara tetap anggota atau perubahan
tanggung jawab dan status, dan perubahan dalam objektif organisasi, departemen,
2000) yaitu:
1. Teori Lewin
Teori perubahan yang paling sering digunakan adalah Kurt Lewin. Teori
Lewin ini terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Tahap unfreezing: Manajer perawat
telah terdiagnosis dan solusi yang terbaik pun dipilih. 2) Tahap moving:
2. Teori Lippit
Lippit menambahkan fase-fase pada teori Lewin yang asli. Terdapat tujuh
sebagai agen pembaruan yang akan melihat semua kemungkinan yang dapat
dilakukan dan pada siapa akan dilakukan. Seseorang akan dilibatkan dalam
kekuatan, autoritas, dan sifat organisasi. Selama fase ini agen pembaruan
Pada fase ini agen pembaruan dari luar atau dalam organisasi atau bagian
rencana detail, disusun jadwal dan adanya batas waktu, dan ditugaskan
dan evaluasi.
diri pada tanggal tertentu setelah itu akan menyusun prosedur tertulis atau
baik didalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
keadaan sakit maupun sehat. (UU Nomor 38, 2014). Menurut UU RI No.23 tahun
1992 tentang kesehatan, perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan
dimiliki dan yang di peroleh melalui pendidikan keperawatan (La Ode, 2012).
dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku
24
disebuah organisasi.
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan dituju kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
Nomor 38, (2014) terdiri atas perawat profesi (Ners dan Ners Spesialis) dan
Undang Republik Indonesia Nomor 38, 2014). Penjelasan tentang tugas dan
Tugas perawat sebagai penyuluh dan konselor bagi klien, menurut pasal 31
program pemerintah.
hal tidak terdapat tenaga medis; merujuk pasien dengan ketentuan pada
6. Peneliti keperawatan
masyarakat), baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat
1. Fungsi Pokok
2. Fungsi Tambahan
3. Fungsi Kolaboratif
Fungsi kolaboratif yaitu sebagai anggota tim kesehatan, bekerja sama dan
1. Fungsi Independen
28
2. Fungsi Dependen
3. Fungsi Interdependen
tim yang saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lain.
organisasi dengan melalui orang lain maupun sumber daya lainnya (Fayol, H.
salah satu proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan
peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif
keperawatan suatu kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan
29
efektif dan efesien dengan komponen yang tersedia. Serta meningkatkan metode
nyaman, mengurangi waktu kerja yang sia – sia, mengurangi duplikasi tenaga
yang harus di ketahui oleh perawat, hal ini sebagai bentuk upaya perawat
merupakan bagian dari salah satu di siplin ilmu praktik klinis, perawat manajer
yang berperan aktif seharusnya memahami hal ini dan mampu memberikan
yang ada di rumah sakit yang dikelola oleh bidang keperawatan, di mana bidang
keperawatan terdiri dari tiga tingkatan manajerial dan setiap tingkatan di pimpin
oleh seseorang yang memiliki kompetensi yang relevan. Adapun untuk mencapai
hasil yang baik ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh pemimpin dalam
keperawatan dan melekat pada diri seorang perawat. Perawat dalam melakukan
perawat sesuai yang di butuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri dari lima
Pada divisi keperawatan yang efektif akan memberikan motivasi staff untuk
Pengembangan staff merupakan hal yang penting yang harus dilaksanakan sebagai
keperawatan terdapat beberapa tahap yang terdiri dari input, proses, dan output.
Di mana dalam tiga tahap tersebut memiliki elemen masing - masing seperti input
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut
ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan China, pada
(P2P), 2020).
akan keamanan pribadi dan keluarga, serta ketakutan dan kerentanan terjadinya
Sedangkan menurut (Crowe et al., 2020) yang dirasakan oleh perawat ketika
tekanan psikologis tingkat tinggi saat bekerja di awal fase pandemi COVID-19.
Dan 3) Perasaan cemas, khawatir, tertekan atau takut terkait dengan kebijakan dan
informasi yang berubah dengan cepat, berlebihan dan komunikasi tidak jelas,
memenuhi kebutuhan perawatan pasien dengan cara baru dengan tetap aman, dan
mengelola hubungan dengan keluarga dan pribadi untuk diri sendiri dan keluarga.
dengan cara; 1) Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan jika sakit
dan istirahat dirumah sampai sembuh, 2) Tidak memakai perhiasan atau aksesoris
sendiri, dan 5) Gunakan sarana transportasi paling aman dan jaga jarak dengan
pasien lain
Jika dirumah Sakit dengan cara; 1) Masuk melalui pintu petugas yang
kontak dengan pasien ganti pakaian pribadi dengan pakaian rumah sakit dan
34
tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60 detik atau dengan hand
sanitizer selama 20 s/d 30 detik, selalu menggunakan masker bedah saat bekerja,
sedapat mungkin mandi dan menggunakan baju bersih bila petugas bekerja
diruang yang terpapar pasien COVID-19, selalu memakai masker dan tetap
2.4.4 Prinsip utama pengaturan Rumah Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru
Kesehatan Kerja (K3), dan Alat Pelindung Diri (APD). Menerapkan protokol
penerapan mekanisme rujukan yang efektif dan [engawasan isolasi mandiri dan
di Rumah Sakit
Implikasi praktis utama dari penelitian (Philipp Hubert , et al., 2022) adalah
mereka, sehingga menyoroti peran penting iklim organisasi dalam krisis sekali
seumur hidup.
dengan tingkat keparahan yang berbeda, maka para petugas kesehatan menjadi
garda terdepan di rumah sakit dandiharapkan dapat mengelola new normal dengan
lebih banyak tekanan kerja. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang memadai,
peningkatan jam kerja, memberikan harapan kepada pasien dan anggota keluarga
mereka di tingkat yang lebih besar, penggunaan APD kit dan masker yang terus
obat-obatan dan tabung oksigen yang memadai, tidak dapat bertemu dan/atau
menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai, merasa terancam tingkat tinggi
COVID-19.
konteks COVID-19, rumah sakit perlu paling fokus pada hubungan manusia
perhatian serta perhatian yang diberikan kepada mereka selama masa krisis.
suasana kerja yang aman dan mendukung. Selain itu, perlu adanya kebijakan dan
perawat dan tanggungan mereka didukung dalam berbagai cara jika terjadi
Fenomenologi berasal dari kata fenomena dan logos. Fenomena berasal dari
bahasa Yunani yang berarti menampak, dan terbentuk dari akar kata fantasi,
fosfor, dan fantom yang dapat diartinya sinar atau cahaya. Dalam bahasa kita
berarti cahaya. Secara harfiah fenomena dapat diartikan sebagai sesuatu yang
muatan untuk mendapatkan pengertian dari essensi, contohnya seperti esensi dari
persepsi atau esensi dari kesadaran (Streubert H.J., & Carpenter, 2011).
sebagai metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial dan pendidikan dan tidak
fenomenologi adalah makna. Makna salah satu hal yang sangat penting isi yang
yang essensial dari pengalaman kesadaran dilakukan dengan mendalam dan teliti
adalah suatu cara untuk menilai diri sendiri, menilai orang lain, dan segala sesuatu
yang berhubungan dan kontak langsung dengan kita dalam kehidupan dunia. Polit,
D.F., (2012) menyatakan bahwa terdapat dua jenis penelitian fenomenologi yaitu
upaya memperoleh data yang murni. Intuting adalah langkah kedua yang dimana
peneliti tetap terbuka terhadap makna yang dikaitkan dengan fenomena yang
dialami oleh partisipan. Analyzing merupakan proses analisa data yang dilakukan
Langkah ini peneliti mendeskripsi narasi yang luas dan mendalam tentang
fenomena yang telah diteliti. Studi fenomenlogi dalam menentukan proses analisis
data untuk fenomenologi deskriptif adalah Collaizi (1978), Giorgi (1985), dan
Van Kaam (1959). Ketiga fenomenologis akan berpedoman pada filosofi Husserl
39
Filosofi yang ditemukan oleh Heidegger berbeda dengan Husserl. Inti filosofinya
proses interpretif dan pemahaman yang merupakan ciri khas dasar keberadaan
makna pengalaman hidup seseorang dengan cara masuk ke dalam dunia partisipan
tidak terpisahkan dari praktik menulis. Hasil analisa kualitatif merupakan suatu
upaya untuk memahami dan mengenali makna hidup seseorang dari fenomena
yang diteliti yang dituangkan dalam bentuk teks tertulis. Teks tertulis yang dibuat
fenomena yang terjadi. Van Manen mengatakan bahwa identifikasi tema dari
deskripsi partisipan tidak hanya diperoleh dari teks tertulis hasil transkrip
wawancara, tetapi juga dapat dilihat dari sumber artistik lain seperti literatur,
musik, lukisan, seni dan lainnya yang dapat menyediakan wawasan bagi peneliti
40
kualitas dan integritas dalam proses penelitian. Maka dari itu, perlu memahami
data.
konseptual King dalam Evi & Lufthiani (2020) memiliki tiga konsep yaitu sistem
personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial. Teori keperawatan King dalam
Evi & Lufthiani (2020) terdiri dari; 1) Konsep sistem personal meliputi: persepsi,
diri sendiri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, waktu, dan ruang,
Konsep sistem hubungan interpersonal terdiri dari: peran (seperti diri dalam peran
profesional penyedia pelayanan kesehatan yang disebut perawat, atau seperti diri
dan stress, 3) Konsep sistem sosial terdiri dari: organisasi, kewenangan, kekuatan,
Hubungan terhadap praktik ini jelas karena fungsi perawat yang utama melalui
interaksi dengan individu dan kelompok dalam lingkungan (Evi & Lufthiani
41
manusia dinyatakan bahwa persepsi dan penilaian manusia termasuk dalam setiap
jenis interaksi.
formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mecapai tujuan personal atau
Teori iklim diawali dari penelitian psikologi oleh Kurt Lewin (Ashkanasy et
al., 2000). Dimensi iklim organisasi yang digunakan dalam penelitian ini
dikemukakan oleh Litwin dan Stringer (1968) telah dimodifikasi oleh Stringer
komitmen.