Disusun oleh:
Laila Zahra
Mustafa Kamal
Umayatusshaliha
Ida Amelia
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah................................................................................................................................4
3. Tujuan..............................................................................................................................................4
4. Ruang Lingkup................................................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................................................5
2.1 IKLIM ORGANISASI.......................................................................................................................5
2.2 Iklim Komunikasi..............................................................................................................................9
2.3 Kepuasan Organisasi Organisasi......................................................................................................11
BAB III. PENUTUP..................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke
kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama .
Komunikasi perlu dijalin agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam anggota, baik itu anggota kelompok,
anggota kerja maupun anggota keorganisasian.
Organisasi yang baik memiliki ciri terjalinnya komunikasi yang baik antara ketua organisasi dan
anggota di bawahnya. Apabila suatu organisasi memiliki komunikasi yang baik akan dapat menimbulkan
iklim kerja yang positif dan berpengaruh terhadap kinerja anggota masing-masing anggota organisasi.
Komunikasi yang baik juga mampu memberikan motivasi antar anggota, menumbuhkan berbagai macam
prrstasi, memunculkan ide-ide inovatif dan dapat menjadi salah satu alasan suatu kepuasan dalam bekerja
sama.
Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana pengaruh iklim komunikasi terhadap motivasi, prestasi
dan kepuasan kerja serta bagaimana kepuasan komunikasi organisasi yang akan dibahas pada makalah
berikut ini.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh iklim terhadap Motivasi, Prestasi dan kepuasan kerja?
2. Bagaimana Konsep Iklim Komunikasi?
3. Bagaimana Kepuasan Komunikasi Organisasi?
3. Tujuan
Dapat mengetahui tentang:
1. Iklim Organisasi
2. Iklim Komunikasi
3. Kepuasan Komunikasi Organisasi
4. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang “Pengaruh, Unsur dan Kepuasan Komunikasi Organisasi.
3
BAB II. PEMBAHASAN
2. Iklim organisasi
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan
berkonumikasi. Redding (Goldhaber, 1986) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim konumikasi
tersebut:
4
a. “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan
atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
b. Partisipasi membuat keputusan.
c. Kepercayaan,dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia.
d. Keterbukaan dan keterusterangan.
e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tuujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas
kepada anggota organisasi.
5
semangat dan motivasi kerja pegawai akan terpacu karena merasa hasil kerjanya dihargai maka
pegawai akan lebih meningkatkan lagi kinerjanya (Litwin dan Stringer, 1968; Litwin & Meyer,
1971; Glimer, 1971; Streers & Porter, 1979; Oliver & Anderson, 1994; Shaduret.al, 1999).
d. Resiko
Resiko dalam pengambilan keputusan akan mempengaruhi baik buruknya kinerja
pegawai karena semua pekerjaan berdasarkan kebijakan pimpinan organisasi dan besar kecilnya
resiko yang akan terjadi akiba penerapan kebijakan tersebut akan mempegaruhi kinerja pegawai
(Litwin & Meyer, 1971)
e. Kehangatan/ keramahan
Perlakuan atau pehatian yang baik dari pimpinan pada saat melaksanakan pekerjaannya,
maka pegawai merasa mendapatkan perlindungan dan pengayonan sehingga pegawai akan
merasakan pula untuk berupaya memaksimalkan kinerjanya (Huse et.al, 1977; Streers & Porter,
1979; Oliver & Anderson, 1994; Shadur et.al, 1999)
f. Dukungan
Dukungan menciptakan situasi kerja yang kondusif. Dngan mendapatkan dukungan
tersebut kinerja pegawa akan terpacu untuk lebih baik. Dukungan juga memunculkan semangat
tim para pekerja sehingga mereka dapat saling mempercayai dan saling membantu, serta adanya
hubungan baik antar pekerja di dalam lingkungan kerja ((Litwin dan Stringer, 1968; Litwin &
Meyer, 1971; Glimer, 1971; Streers & Porter, 1979; Oliver & Anderson, 1994; Shaduret.al,
1999).
g. Standard
Kualitas merupakan tantangan bagi semua pegawai untuk melaksanakannya dengan
menetapkan standar tersebut kinerja pegawai harus dapat menyesuaikan dengan spesifikasi
pekerjaan yang telah ditentukan oleh organisasi (Litwin dan Stringer, 1968; Litwin & Meyer,
1971; Glimer, 1971; Streers & Porter, 1979; Oliver & Anderson, 1994; Shadur et.al, 1999).
h. Konflik
Persaingan antar pegawai dalam satu organisasi dalam rangka mencari kemenangan atau
keuntungan masing-masing dapat menimbulkan konflik internal, sehingga akan merugikan
organisasi karena prestasi yang diraih oleh pegawai tidak maksimal. Konflik ini menimbulkan
tekanan-tekanan dalam organisasi, menimbulkan rasa tidak aman dan berperasaan cemas pada
sebagian dari anggotanya (Litwin dan Stringer, 1968; Litwin & Meyer, 1971; Glimer, 1971;
Streers & Porter, 1979; Oliver & Anderson, 1994; Shadur et.al, 1999).
6
4. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah bagaimana orang merasakan pekerjaan dan aspek-aspeknya. Beberapa
alasan mengapa perusahaan harus benar-benar memperhatikan kepuasan kerja yang dapat dikategorikan
sesuai dengan fokus karyawan atau perusahaan, yaitu:
a. Manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat, pandangan ini menurut perspektif
kemanusiaan. Kepuasan kerja merupakan perluasan refleksi perlakuan yang baik. Penting juga
memperhatikan indikator emosional dan kesehatan psikologis.
b. Perspektif kemanfaatan, bahwa kepuasan kerja dapat menciptakan prilaku yang mempengaruhi
fungsi-fungsi perusahaaan. Perbedaan kepuasan kerja antara unit-unit organisasi dapat
mendiagnosis potensi persoalan.
7
orang-orang dalam organisasi. Lingkungan kerja yang menyenangkan cenderung membuat pekerja lebih
bertahan dalam pekerjaannya dan juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Contoh kasus : di Puskesmas Turen pada saat ini, di mana terdapat dua kondisi yang cukup
kontradiktif, disatu sisi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat terhadap peningkatan derajat
kesehatannya, namun disisi lain dalam pelaksanaannya kurang didukung oleh manajemen yang handal,
sumberdaya yang memadai serta straregi dan prioritas program yang tajam di samping tolak ukur
keberhasilan yang masih belum jelas kesesuaiannya. Dengan kondisi seperti itu, maka peneliti ingin
membuat lebih jauh tentang kondisi iklim organisasi yang ada di puskesmas Turen karena dengan kondisi
yang ada di lingkungan kerja yang sehat akan membuat para pegawai lebih bertahan dalam bekerja dan
nantinya akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai yang bersangkutan.
Menurut sujak, 1990. Iklim organisasi berfungsi sebagai faktor pengukuh dalam proses belajar-
mengajar bagi perilaku kerja, terdapat pengaru yang positif iklim organisasi terhadap penampilan kerja
dan kepuasan kerja sehingga semakin sesuai dan menyehatkan suatu iklim organisasi akan semakin tinggi
tinkat kepuasan kerja para pegawai dalam suatu organisasi yang bersangkutan.
8
Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan
yang diambil oleh anggota organisasi. Untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, mengikatkan
diri mereka dengan organisasi. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting
dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Iklim komunikasi mempengaruhi cara hidup kita: kepada siapa kita bicara,siapa yang kita sukai,
bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita capai.
1. Jaringan Komunikasi
a. Opinion leader (pemimpin pendapat atau pemuka pendapat) Adalah pimpinan informal dalam
organisasi mereka merupakan orang-orang yang mengikuti persoalan dan dipercaya orang-
orang lainnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Mereka melakukan fungsi kunci
komunikasi dengan mempengaruhi pembentukan pendapat dan perubahan sikap.
b. Gate keepers (penjaga gawang) adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara
anggota organisasi. Mereka berada diantara anggota organisasi. Gate keepers dapat menolong
anggota penting dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan informasi yang terlampau
banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang terlampau banyak dengan jalan
memberikan informasi yang penting-penting saja bagi mereka
c. Cosmopolites (kosmopolit) adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan
lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dlm
lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi.
d. Bridge adalah anggota kelompok atau klik dalam suatu organisasi yang menghubungkan
kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Individu saling memberi informasi diantara
kelompok dan mengkoordinasi kelompok.
e. Liaison (penghubung) adalah sama peranannya dengan bridge (jembatan) tetapi individu itu
sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok dengan kelompok lainnya.
f. Isolate (penyendiri ) adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan
orang lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri atau diasingkan oleh
teman-temannya.
9
Proses komunikasi:
Pengirim
Sarana Pengiriman Berita
Penerima Berita.
Dengan Komunikasi diharapkan agar orang lain melakukan kegiatan seperti apa yang
dikehendaki. Dengan Komunikasi diharapkan pula segala ketidak pastian menjadi pasti.
Macam-macam tujuan komunikasi:
1. Komunikasi untuk kegiatan yang tak diprogram.
2. Komunikasi memulai dan menciptakan program; usaha menyesuaikan dan
mengkoordinasikan program.
3. Komunikasi yg memberikan data penerapan strategi.
4. Komunikasi untuk menimbulkan program dan komunikasi untuk memotivasi orang
melaksanakan program.
5. Komunikasi yg memberikan info ttg hasil kegiatan dan informasi umpan balik utk
pengawasan.
10
meskipun komunikasi tersebut tidak efektif menurut standar tertentu dan bila informasi dikomunikasikan
dengan cara yang konsisten dengan apa yang diharapkan, kita mengalami kepuasan dengan komunikasi.
Menurut Downs dan Hazen, terdapat delapan dimensi yang mengidentifikasikan kepuasan
komunikasi yang stabil, yaitu:
1. Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi mencerminkan komunikasi yang terjadi di organisasi dan individu-individu di
dalamnya. Di satu sisi, ini menyangkut bagaimana penyampaian komunikasi di dalam organisasi
dapat memotivasi dan merangsang para pekerja untuk dapat mencapai tujuan organisasi dan
bagaimana pekerja mempersepsikan organisasi. Di lain pihak, ini menyangkut memperhitungkan
apakah komunikasi antar pekerja berjalan baik atau tidak di dalam organisasi.
2. Komunikasi penyeliaan
Komunikasi Penyeliaan menyangkut dua aspek komunikasi dengan atasan yaitu ke atas dan ke
bawah. Tiga hal prinsip yaitu penyelian terbuka atas ide-ide, penyelia mau mendengar dan
memperhatikan dan membantu menawarkan menyelesaikan masalah perkerjaan.
3. Integrasi organisasi
Integrasi organisasi merupakan suatu tingkat dimana individu-individu di dalam organisasi
menerima informasi tentang lingkungan pekerjaannya. Termasuk tingkat kepuasan informasi
tentang rencana-rencana divisi, persyaratan pekerjaan mereka dan berita-berita mengenai pekerja.
4. Kualitas Media
Kualitas media berkaitan dengan bagaimana rapat di atur secara baik, pengarahan tertulis singkat
dan jelas, dan tingkat komunikasi yang baik.
5. Komunikasi dengan rekan sekerja
Komunikasi dengan rekan sekerja cenderung merupakan komunikasi horizontal dan tidak formal
yang tepat dan mengalir bebas. Faktor ini termasuk kepuasan terhadap desas-desus yang ada.
6. Informasi Organisasi
Informasi organisasi berkaitan dengan luasnya informasi mengenai organisasi secara keseluruhan.
Hal-hal ini termasuk mengenai pergantian, informasi mengenai keuangan perusahaan dan
informasi mengenai kebijakan dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
7. Timbal balik individu
Dimensi timbal balik individu berisi pertanyaan mengenai penyelia mengerti masalah yang
dihadapi pekerja dalam pekerjaannya dan apakah pekerja merasakan kriteria dimana mereka
merasa dinilai secara adil atau tidak.
11
8. Hubungan dengan bawahan
Bagian ini diisi oleh mereka yang mempunyai tanggung jawab penyeliaan, tidak tampak pada
yang bukan penyelia, dan mungkin sama sekali tidak ada. Timbal balik dari karyawan terhadap
komunikasi ke bawah dan kemauan mereka dan kemampuan untuk memberi informasi yang baik
ke atas. Penyelia juga diminta apakah mereka sering berkomunikasi dengan bawahan.
12
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iklim organisasi adalah refleksi dari kualitas nilai-nilai, norma, atau adat kebiasaan yang ada dan
berlaku dalam suatu organisasi yang dilakukan dan dirasakan oleh seluruh pegawai/anggota organisasi
yang cenderung bersifat permanen.
Iklim yang ada dalam suatu organisasi tidak serta merta ada begitu saja tetapi dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu struktur, tanggung jawab, penghargaan, resiko, kehangatan/keramahan, dukungan,
standar, dan konflik.
Kepuasan kerja adalah bagaimana orang merasakan pekerjaan dan aspek-aspeknya. Kepuasan
kerja dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa perilaku yang ditampilkan oleh karyawan
sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja akan
didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkannya
dari tempat bekerja.
Hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja merupakan iklim yangmempengaruhi hal itu
dengan membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan.
Karyawan akan mengharapkan imbalan, ke atas dasar persepsi mereka terhadap iklim organisasi.
3.2 Saran
Iklim organisasi untuk kepuasan kerja sebaiknya terarah dan secara kondusif terlaksana agar
kepuasan kerja tercapai dan menghasilkan hasil kerja yang optimal bagi pekerja dan perusahaan ataupun
organisasi terkait.berbagai metode dan unsur di dalam iklim organisasi dapat didukung oleh manajer
ataupun pemimpin demi kelancaran terjadinya suatu kepuasan kerja.
Dalam rangka menjaga tingkat kepuasan komunikasi, sebaiknya organisasi membuat wadah untuk
menyalurkan arus informasi yang baik seperti media internal dan acara. Wadah ini digunakan sebagai
ajang untuk dapat bertukar informasi baik terkait mengenai kemajuan atau pencapaian yang telah dicapai
oleh organisasi maupun terkait dengan kepegawaian.
13
DAFTAR PUSTAKA
HM. Afandi, Tesis : pengaruh Iklim Organisasi Terhadap kepuasan Kerja komitmen dan kinerja
pegawai, Semarang, Universitas Diponegoro, 2002
http://www.iklimkomunikasiorganisasi.com
http://epthealwayz.blogspot.com/2013/01/iklim-komunikasi-organisasi_14.html
14