Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

“KOMITMEN ORGANISASI”

Dosen Pengampu:
Khairawati, SE, M. Si

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Anjeli (200410077)
Nurul Izzah (200410126)
Febryan Permadi (200410149)
Muhammad Reza (200410243)
Hermila Nur Pertiwi (200410250)
Mauliza Zahra (200410309)

Kelas: VII/A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komitmen
Organisasi” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelatihan dan
Pengembangan SDM. Penulisan makalah dapat terselesaikan atas bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Khairawati, SE, M. Sisebagai dosen pembimbing mata kuliah
2. Orang tua yang telah banyak memberikan dukungan dan sumbangan moral
maupun material
3. Teman-teman yang telah banyak membantu penulisan makalah, sehingga dapat
terselasaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bukit Indah, 10 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penulisan ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah Penulisan ........................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

BAB II TEORI .............................................................................................. 4


2.1 Pengertian Komitmen Organisasi .................................................... 4
2.2 Tujuan dan Manfaat Komitmen Organisasi..................................... 6
2.3 Ciri-Ciri Komitmen terhadap Organisasi......................................... 8
2.4 Jenis dan Komponen Komitmen Organisasi.................................... 9
2.5 Aspek-Aspek Komitmen Anggota terhadap Organisasi................. 12
2.6 Faktor Faktor Komitmen Organisasi .............................................. 13
2.7 Cara Membentuk Komitmen Organisasi ........................................ 15

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 17


3.1 Analisa Studi Kasus Terhadap Perusahaan/Organisasi PT.Prudential
Life Assurance (Prodential Indonesia) ........................................... 17

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 25


4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 25
4.2 Saran ............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Komitmen dimulai dari bagaimana karyawan dapat mengenali


organisasinya itu sendiri. Maknanya adalah ketika karyawan mengenal organisasi
mereka, maka secara perlahan akan tumbuh kecintaan mereka pada suatu
organisasi. secara perlahan pula maka akan memunculkan komitmen dalam diri
karyawan tersebut terhadap organisasi. Dengan berjalannya waktu komitmen
tersebut akan menjadi semakin kokoh tertanam pada diri karyawan. Dengan
catatan jika pengalaman positif dan konstruktif berkenaan dengan sistem
organisasi berjalan searah. Sebaliknya apabila sistem tidak sejalan dengan
pengokohan komitmen organisasi, maka secara perlahan pula akan mengikis
kekokohan komitmen yang sudah terbangun tersebut.
Komitmen merupakan suatu hal yang mudah rusak, maka ada
kecenderungan untuk mencari partner yang benar-benar dapat dipercaya dalam
membina suatu hubungan (Hrebeniak: 1974). Implementasinya menciptakan
commitment dalam organisasi dapat memberikan kontribusi dalam membina
interaksi yang berkesinambungan dan mengurangi kemungkinan menghentikan
hubungan dengan pihak yang terlibat.
Seringkali perusahaan menuntut adanya komitmen pada karyawan, yang
mengarah pada tuduhan ketika terlihat kinerja seseorang menurun, perusahaan
menganggap karyawan tersebut berkomitmen rendah. Permasalahan yang
muncul pada perusahaan yang karyawan mempunyai komitmen yang rendah
dapat membawa dampak negatif pada perusahaan seperti menurunnya

1
produktivitas, kualitas kerja, kepuasan, tidak mengindahkan peraturan, absensi
maupun turnover karyawan. Sebaliknya adanya komitmen organisasi yang tinggi
akan memberikan pengaruh positif, yaitu menimbulkan kepuasan kerja, semangat
kerja, prestasi kerja yang baik dan keinginan untuk tetap bekerja di perusahaan.
Komitmen berkaitan dengan keputusan seseorang dengan dirinya sendiri,
apakah ia akan melakukan suatu kegiatan. Seseorang yang telah berkomitmen
tidak akan ragu menentukan sikap dan bertanggungjawab terhadap keputusan
yang diambil tersebut.

1.2 Rumusan Masalah Penulisan

Untuk mempermudah dan memperjelas pokok permasalahan dalam makalah


ini, maka dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Komitmen Organisasi?
2. Sebutkan Tujuan dan ManfaatKomitmen Organisasi?
3. Apa saja Ciri-Ciri Komitmen terhadap Organisasi?
4. Jelaskan Jenis dan Komponen Komitmen Organisasi?
5. Jelaskan Aspek-Aspek Komitmen Anggota terhadap Organisasi?
6. Apa saja Faktor Faktor Komitmen Organisasi?
7. Bagaimana Cara Membentuk Komitmen Organisasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya adalah


sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian Komitmen Organisasi
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Tujuandan Manfaat Komitmen Organisasi
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Ciri-Ciri Komitmen terhadap Organisasi

2
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Jenis dan Komponen Komitmen
Organisasi
5. Untuk Mengetahui dan Memahami Aspek-Aspek Komitmen Anggota
terhadap Organisasi
6. Untuk Mengetahui dan Memahami Faktor Faktor Komitmen Organisasi
7. Untuk Mengetahui dan Memahami Cara Membentuk Komitmen Organisasi

3
BAB II

TEORI

2.1 Pengertian Komitmen Organisasi

Secara umum, komitmen adalah suatu keadaan dimana seseorang menjalin


keterikatan pada diri sendiri dan orang lain maupun organisasi. Komitmen juga
bisa dilakukan melalui perjanjian. Komitmen juga kemampuan dan kemauan
untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan
organisasi. Sedangkan kata organisasi berasal dari bahasa Yunani, yakni organon
atau “alat”. pengorganisasian (organizing) sebagai kata kerja, yakni suatu proses
dan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sistematis sebagai bagian dari
upaya membangun dan mengembangkan organisasi atau sebagai salah satu
fondasi manajemen.
Komitmen organisasi (organizational commitment) merupakan suatu
keadaan dimana seorang karyawan memihak terhadap tujuan-tujuan organisasi
serta memiliki keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi tersebut. Organizational Commitment is the degree to which
employees believe in and accept organizational goals and desire to remain with
the organization. (Robbins,2008:67).
Selanjutnya Sagala (2013:23) mengemukakan jika seseorang memiliki
komitmen tinggi akan berguna bagi dirinya sendiri dan juga pada orang lain.
Artinya, komitmen merupakan suatu keputusan seseorang dengan dirinya
sendiri,apakah ia akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu kegiatan.
Seseorang yang telah berkomitmen tentunya tidak akan ragu-ragu untuk
melakukan sesuatu.

4
Selanjutnya Mathis dan Jackson (dalam Sopiah,2008:155) mengemukakan
bahwa organization Commitment is the degree to which employees belive in and
accept organizational goals and desire to remain with the organization, artinya
komitmen organisasi adalah derajat yang mana karyawan percaya dan menerima
tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan
organisasi.
Luthans (2006:249) mengemukakan bahwa komitmen organisasi juga
sebagai sikap, yaitu keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi
tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan
tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Komitmen organisasi merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas
karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi
mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta
kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen organisasional memberikan hubungan
positif terhadap kinerja tinggi karyawan, tingkat pergantian karyawan yang
rendah dan tingkat ketidakhadiran karyawan yang rendah. Komitmen
organisasional juga memberikan iklim organisasi yang hangat dan mendukung.
Komitmen adalah keterikatan pada tujuan yang akan dicapai sehingga rela
untuk berkorban waktu, tenaga, materi dan kemampuan untuk mendapatkannya.
Komitmen dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang mengatur sendiri (self
generating). Komitmen adalah suatu keadaan yang tidak dapat dipaksa dan suatu
kondisi yang harus dikembangkan melalui perasaan keterlibatan. (Zineldin,
Mosad and Johnsson, Patrik,2000:245).
Menurut George (1990:206) bahwa komitmen merupakan kondisi
psikologis yang menunjukan keinginan atau kehendak serius untuk melakukan
tindakan atau melaksanakan pekerjaan khusus, dan hal ini terinternalisasi dalam
diri.Komitmen dalam diri seseorang akan membuat seseorang mempunyai hasrat
yang besar sekali untuk konsisten dalam bertindak, baik dalam membuat
keputusan sendiri ataupun dalam berhubungan dengan orang lain. Sehingga

5
tekanan baik yang datang dari dalam diri maupun dari orang lain, tidak
membuatnya mengubah keputusan dan arah tindakan yang akan dilakukannya.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat
dikemukakan kesimpulan bahwa komitmen organisasi adalah suatu keadaan di
mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-
tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam oganisasi itu. Komitmen
organisasi merupakan sikap yang dimiliki karyawan untuk tetap loyal terhadap
perusahaan dan bersedia untuk tetap bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi.

2.2 Tujuan dan Manfaat Komitmen Organisasi

Tujuan Komitmen Organisasi

Secara umum, membentuk komitmen organisasi bertujuan untuk, yaitu:

a. Agar bisa bertahan dalam organisasi dan memiliki kinerja yang baik untuk
organisasi
b. Mampu membentuk loyalitas tingkat tinggi terkait dengan kinerja bisnis yang
unggul
c. Bertujuan untuk peningkatan profitabilitas
d. Diharapkan mampu untuk menjadi peningkatan produktivitas
e. Mampu mendorong retensi karyawan
f. Dapat membentuk metrik kepuasan pelanggan
g. Meningkatkan nilai budaya tempat kerja

6
Manfaat Komitmen Organisasi

Organisasi menginginkan agar seluruh pegawai memiliki komitmen


organisasi yang tinggi, manfaat komitmen pegawai bagi organisasi, yaitu:

1. Menghindari biaya pergantian pegawai yang tinggi


Seseorang yang berkomitmen tidak menyukai untuk berhenti dari
pekerjaannya dan menerima pekerjaan lainnya. Ketika seorang pegawai
berkomitmen maka tidak akan terjadi pergantian pegawai yang tinggi.
Komitmen organisasi mempengaruhi apakah seorang pegawai akan tetap
bertahan sebagai anggota organisasi atau meninggalkan organisasi untuk
mencari pekerjaan lain. Keluarnya seorang pegawai dari suatu organisasi
dapat dilakukan secara sukarela atau dikeluarkan secara paksa oleh
organisasi. Seorang pegawai yang memiliki komitmen yang kuat maka dia
akan bertahan untuk anggota organisasi. Pegawai yang tidak memilki
komiten terhadap organisasi maka dia akan mudah untuk menarik diri atau
keluar dari suatu organisasi.

2. Mengurangi atau meringankan supervise pegawai


Pegawai yang berkomitmen dan memiliki keahlian yang tinggi akan
mengurangi keperluan supervise terhadapnya. Supervise yang ketat dan
pengawasan yang melekat akan membuang-buang waktu dan biaya.

3. Meningkatkan efektifitas organisasi


Sebuah organisasi yang pegawainya memiliki komitmen organisasi akan
mendapatkan hasil yang diinginkan seperti kinerja tinggi, tingkat pergantian
pegawai rendah dan tingkat ketidak hadiran yang rendah. Selain itu juga akan
menghasilkan hal lain yang diinginkan yaitu iklim organisasi yang hangat,

7
mendukung menjadi anggota tim yang baik dan siap membantu (Fen Luthas
2011).

2.3 Ciri-Ciri Komitmen terhadap Organisasi

Richard (1995:136-137) mengemukakan beberapa ciri orang yang memiliki


komitmen terhadap organisasi yaitu:

a. Kepercayaan dan dukungan terhadap nilai dan tujuan organisasi yang tinggi
b. Keinginan berusaha yang sungguh-sungguh atas nama organisasi
c. Hasrat untuk memelihara keanggotaan organisasi
d. Keinginan kuat untuk tetap jadi anggota
e. Kesediaan untuk tetap berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi
f. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.

Selanjutnya Odiorne (1987:208-209) juga mengemukakan atau menyatakan


beberapa ciri-ciri dari komitmen, yaitu:
a. Memiliki tingkat penerimaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan orang
lain, ia tahu diri, terbuka, toleran, dan bersikap objektif
b. Bersikap spontanitas, menerima sesuatu yang baru dan perubahan tanpa
merasa panik dan menutup diri
c. Cenderung mengutamakan kebersamaan
d. Melihat masalah sebagai penyimpangan dari yang seharusnya, dan menerima
perubahan untuk memperbaiki sesuatu
e. Membangun sendiri pemikirannya, tidak mudah terpengaruh oleh berbagai
propaganda. Memiliki motivasi untuk sedapat mungkin agar menjadi yang
terbaik.

8
2.4 Jenis dan Komponen Komitmen Organisasi

Jenis-jenis Komitmen Organisasi

Hersey dan Blanchard (1996:421-425) mengemukakan lima jenis komitmen


organisasi, yaitu:

a. Komitmen terhadap pelanggan


Para manajer bekerja keras untuk menyediakan layanan yang
bermanfaat bagi pelanggan. Pelanggan didefinisikan sebagai orang yang
menguntungkan unit kerja. Dua cara utama manajer mendemontrasikan
komitmen yang kuat kepada pelanggan adalah melayani pelanggan dan
membangun arti penting pelanggan.

b. Komitmen terhadap organisasi


Manajer secara positif mendemontrasikan komitmen dalam tiga cara,
membangun organisasi (membangun dukungan untuk organisasi dan secara
efektif mencegah komentar yang bersifat merusak), mendukung manajemen
tingkat tinggi (memperkuat kemampuan organisasi untuk menerapkan
keputusan dan mencapai sasaran hasil), dan mengoperasikan nilai-nilai dasar
organisatoris.

c. Komitmen terhadap diri


Komitmen terhadap diri sendiri dibuktikan dengan tiga aktivitas khusus,
bertingkahlaku secara otonomi, membangun diri sebagai manajer, dan
menerima kritik yang bersifat membangun.

d. Komitmen terhadap orang

9
Fokusnya adalah kepada tim kerja dan anggota kelompok invidual.
Manajer menghabiskan waktu dan energi bekerja dengan para bawahan.
Secara khusus, tiga aktivitas penting komitmen ini, mempertunjukkan
pengenalan dan perhatian positif (membuat orang-orang merasakan dan
bertindak seperti pemenang), memberi umpan balik yang membangun
(mengambil waktu untuk memandu dan melatih individual untuk
meningkatkan performansi), dan melibatkan gagasan yang inovatif
(mendemontrasikan minat orang lain dan menstimulasikan kemajuan individu
dan kelompok).

e. Komitmen terhadap tugas


Berkonsentrasi terhadap tugas yang perlu dilaksanakan. Komitmen ini
dilakukan dengan pemeliharaan fokus yang benar, tindakan yang
berorientasi, dan membangun arti penting tugas.

Komponen Komitmen Organisasi


Komitmen organisasi dapat diukur melalui model pengukuran komitmen
organisasi yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer (1991) di mana terdapat tiga
komponen komitmen organisasi, yaitu:

1. Affective Commitment (komitmen afektif)


Mendasarkan pada keterikatan emosional, pemahaman dan keterlibatan
seorang karyawan terhadap organisasinya. Dalam dimensi ini, karyawan
mengikatkan dirinya dengan organisasi dan loyal terhadap organisasi.
Komitmen afektif individu karyawan akan lebih kuat apabila pengalamannya
dalam suatu organisasi dilakukan secara konsisten dengan harapan-harapan
dan menunjukkan keinginan individu karyawan untuk terus-menerus bekerja
bagi organisasinya yang disebabkan oleh kesetujuannya dengan organisasi

10
tersebut dan memang berkeinginan untuk melakukannya bagi organisasi
tersebut. Mowday, Steers, Porter (1982) menyatakan bahwa affective
commitment memiliki berbagai indikator yaitu keinginan yang kuat untuk
tetap sebagai bagian dari organisasi, keinginan untuk bekerja keras demi
kesuksesan organisasi.

2. Continuance Commitment (komitmen berkelanjutan)


Berkaitan dengan kecenderungan individu untuk mengikatkan diri
terhadap berbagai aktivitas organisasi yang didasarkan pada kesadaran dan
penilaian untung rugi (pengorbanan) yang dirasakan individu karyawan yang
apabila berhenti atau meninggalkan dalam melakukan berbagai aktivitas
organisasi tersebut. Continuance commitment ini muncul di mana karyawan
tetap bertahan pada suatu organisasi yang mungkin membuatnya tidak betah
namun ia masih bertahan dikarenakan ia masih membutuhkan gaji dan
keuntungan-keuntungan lain dari organisasi tersebut, atau karena karyawan
tersebut tidak menemukan pekerjaan lain apabila ia meninggalkan organisasi
tersebut.

3. Normative Commitment (komitmen normatif)


Merupakan komitmen yang didasarkan pada norma-norma atau prinsip-
prinsip atau nilai-nilai yang ada dalam diri individu karyawan yang
menimbulkan adaya keyakinan individu karyawan atas tanggung jawabnya
terhadap organisasi (involves employee's feeling of obligation to stay with the
organization). Karyawan merasa harus bertahan bersama organisasi karena
adanya rasa tanggung jawab dan loyalitas. Kunci dari komitmen normatif
adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to stay with
organization). Komitmen normatif merupakan kewajiban moril yang
dirasakan oleh karyawan untuk tidak berpindah ke organisasi lain. Menurut
Allen dan Meyer (1997), berbagai indikator normative commitment adalah

11
adanya kebutuhan individu karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi,
adanya tanggung jawab untuk tetap tinggal dalam organisasi, pertimbangan
keluar dari organisasi memerlukan pengorbanan atau penyesalan pada diri
sendiri, adanya perasaaan berisiko (riskan) untuk meninggalkan organisasi,
adanya konsekuensi negatif apabila meninggalkan organisasi.

2.5 Aspek-Aspek Komitmen Anggota terhadap Organisasi


Steers (1988) menyatakan komitmen anggota terhadap organisasi memiliki
3 aspek, yaitu:

1. Identifikasi dengan organisasi


Yaitu penerimaan tujuan organisasi, dimana penerimaan ini merupakan
dasar komitmen organisasi. Identifikasi pegawai tampak melalui sikap
menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dan nila-nilai
organisasi, rasa kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.

2. Keterlibatan
Yaitu adanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh pada
organisasi. Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan di
organisasi tersebut. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi akan menerima
hampir semua tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan padanya.

3. Loyalitas
Yaitu adanya keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan di dalam
organisasi. Loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap
komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi
dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya
loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.

12
2.6 Faktor Faktor Komitmen Organisasi
Steers & Porter (1983) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya komitmen organisasi menjadi 4 bagian yaitu:
a. Karakteristik pribadi, yaitu kondisi potensi, kapasitas kemampuan,dan
kemauan seorang karyawan sesuai kebutuhan dunia kerja. Karakteristik
pribadi ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja,
motivasi dan nilai-nilai personal.
b. Karakteristik pekerjaan, yaitu kondisi nyata berhubungan dengan pekerjaan
itu sendiri, hal ini meliputi tantangan pekerjaan, kesempatan untuk
berinteraksi sosial, identitas tugas, dan umpan balik.
c. Karakteristik organisasi, yaitu desentralisasi dan otonomi tanggungjawab
partisipasi aktif karyawan, hubungan atasan dan bawahan, dan sifat dan
karakteristik pimpinan serta cara-cara dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan.

d. Sifat dan kualitas pengalaman kerja seorang karyawan dengan berbagai aspek
di dalamnya dapat mempengaruhi komitmen karyawan.

Komitmen karyawan ditentukan oleh beberapa faktor. Van Dyne, Graham


dan Dienesche (1994) mengidentifikasi ada tiga faktor yang mempengaruhi
komitmen organisasipada karyawan, yaitu:

1. Personal yang meliputi:


a. Ciri kepribadian tertentu seperti teliti, ekstrovert, berpandangan positif
(optimis), cenderung lebih komit. Demikian juga individu yang lebih
berorientasi kepada tim dan menempatkan tujuan kelompok di atas tujuan

13
sendiri serta individu yang altruistic (senang membantu) akan cenderung
lebih komit.
b. Usia dan masa kerja berhubungan positif dengan komitmen
organisasional.
c. Tingkat pendidikan. Makin tinggi semakin banyak harapan yang mungkin
tidak dapat diakomodir, sehingga komitmennya lebih tinggi.
d. Jenis kelamin. Wanita pada umumnya menghadapi tantangan lebih besar
dalam mencapai karirnya, sehingga komitmennya lebih tinggi.
e. Status perkawinan. Karyawan yang sudahmenikah lebih terikat dengan
organisasinya.
f. Keterlibatan kerja. Tingkat keterlibatan kerja individu berhubungan
positif dengan komitmen organisasional.

2. Situasional yang meliputi:


a. Nilai (value) tempat kerja. Nilai-nilai yang dapat dibagikan adalah suatu
komponen kritis dari hubungan saling keterikatan.
b. Keadilan organisasi meliputi: keadilan yang berkaitan dengan kewajaran
alokasi sumber daya, keadilan dalam proses pengambilan keputusan, serta
keadilan dalam persepsi kewajaran atas pemeliharaan hubungan antar
pribadi.
c. Karakteristik pekerjaan meliputi pekerjaan yang penuh makna, otonomi
dan umpan balik dapat merupakan motivasi kerja yang internal.
d. Dukungan organisasi mempunyai hubungan yang positif dengan
komitmen organisasional.

3. Posisional yang meliputi:


a. Masa kerja yang lama akan semakin membuatkaryawan komit, hal ini
disebabkan oleh karenasemakin banyak memberi peluang karyawan

14
untuk menerima tugas menantang, otonomi semakin besar, serta peluang
promosi lebih tinggi.
b. Tingkat pekerjaan. Status yang tinggi cenderung meningkatkan motivasi
maupun kemampuanaktif terlibat.

2.7 Cara Membentuk Komitmen Organisasi

Menurut Martin dan Nicholls (dalam Armstrong, 1991) menyatakan bahwa


ada 3 (tiga) pilar untuk membentuk komitmen seseorang terhadap organisasi,
yaitu:

1. Menciptakan rasa kepemilikan terhadap organisasi


Untuk menciptakan kondisi ini orang harus mengidentifikasi dirinya
dalam organisasi, untuk mempercayai bahwa ada guna dan manfaatnya
bekerja di organisasi, untuk merasakan kenyamanan didalamnya, untuk
mendukung nilai-nilai, visi, dan misi organisasi dalam mencapai tujuannya.

2. Menciptakan semangat dalam bekerja


Cara ini dapat dilakukan dengan lebih mengkonsentrasikan pada
pengelolaan faktor-faktor motivasi instrinsik dan menggunakan berbagai cara
perancangan pekerjaan. Menciptakan semangat kerja bawahan bisa dengan
cara membuat kualitas kepemimpinan yaitu menumbuhkan kemauan manajer
dan supervisor untuk memperhatikan sepenuhnya motivasi dan komitmen
bawahan melalui pemberian delegasi tanggung jawab dan pendayagunaan
ketrampilan bawahan.

3. Keyakinan dalam manajemen


Cara ini mampu dilakukan manakala organisasi benar-benar telah
menunjukkan dan mempertahankan kesuksesan. Manajemen yang sukses

15
menunjukkan kepada bawahan bahwa manajemen tahu benar kemana
organisasi ini akan dibawa, tahu dengan benar bagaimana cara membawa
organisasi mencapai keberhasilannya, bahkan sampai pada kemampuan
menterjemahkan rencana ke dalam realitas. Pada konteks ini karyawan akan
melihat bagaimana ketegaran dan kekuatan perusahaan dalam mencapai
tujuan hingga sukses, kesuksesan inilah yang membawa dampak kebanggaan
pada diri karyawan. Apalagi mereka sadar bahwa keterlibatan mereka dalam
mencapai kesuksesan itu cukup besar dan sangat dihargai oleh manajemen.

16
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisa Studi Kasus Terhadap Perusahaan/Organisasi PT.Pruedential Life


Assurance (Prudential Indonesia)
Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential
Life Assurance (Prudential Indonesia) :
a. Ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
b. Ingin mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih, melalui
training- training yang diadakan perusahaan.
c. Bersedia berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama perusahaan, dalam
menerima tanggung jawab yang lebih besar.
d. Mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
e. Berusaha melaksanakan kebijakan dari atasan untuk menyokong keberhasilan
perusahaan.

Profil mengenai komitmen organisasi berdasarkan affective commitment,


normative commitment, continuance commitment pada agen asuransi di PT.
Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia). Asuransi adalah perjanjian di
mana penanggung membuat ikatan dengan tertanggung dengan menerima
sejumlah premi untuk memberikan suatu penggantian kepada tertanggung atas
suatu risiko kerugian, kerusakan, atau kehilangan yang mungkin akan dialami
akibat peristiwa yang tidak terduga. Di dalam perusahaan asuransi tersebut
dibutuhkan agen yang bekerja didalamnya. Agen asuransi itu sendiri duta
perusahaan yang mewakili perusahaan untuk menyampaikan produk yang dapat
dipasarkan dalam pemenuhan kebutuhan nasabah / calon nasabah. Job
description dari agen itu sendiri adalah mempelajari kebutuhan calon nasabahnya
menawarkan secara jelas dan lengkap bagaimana produk asuransi bisa berfungsi
baik fitur, manfaat dan syarat syarat yang berlaku didalamnya mengisi surat

17
pengajuan asuransi jiwa (SPAJ) secara lengkap dan jelas, menyerahkan polis
apabila telah selesai pada nasabah.

Adapun pemasalahan yang mereka hadapi dimana mereka bertugas untuk


bertemu langsung dengan calon nasabah yang baru, harus mampu menyakinkan
calon nasabah yang baru untuk mau menabung di perusahaan tersebut,
merencanakan keuangan jangka panjang sesuai dengan kebutuhan masing
masing dari para calon nasabah, dan juga para agen harus memiliki kemampuan
dalam menjelaskan produk asuransi jiwa dengan baik dan jelas sehingga bisa
terjadi salah komunikasi dan kesalahpahaman antara agen dengan calon nasabah.
Sulitnya menyakinkan para calon nasabah untuk menanamkan uang diperusahaan
asuransi, dan masih memandang perusahaan asuransi secara negatif apalagi jika
calon nasabah tersebut sudah banyak mendengar berbagai cerita yang kurang
menyenangkan tentang asuransi.

Apabila sudah mendapatkan nasabah tugas mereka selanjutnya adalah


membuat claim sewaktu waktu nasabah membutuhkannya, seperti jika
mengalami kecelakaan atau sakit yang membutuhkan perawatan dirumah sakit
sesuai jumlah premi yang dibayarkan nasabah. Dengan banyaknya tuntutan dari
perusahaan, dibutuhkan komitmen organisasi dari setiap agen asuransi untuk
dapat menyelesaikan tanggung jawabnya.

Komitmen menurut Meyer & Allen (1997) merujuk pada suatu keterikatan
psikologis tertentu yang merupakan karakteristik hubungan anggota dengan
organisasinya dan mempunyai implikasi terhadap keputusan yang diambil untuk
terus menjadi anggota organisasi. Meyer & Allen (1997) menyatakan bahwa di
dalam komitmen secara umum mencerminkan hubungan antara karyawan dengan
perusahaan, dan hal itu mempunyai implikasi bagi karyawan untuk memutuskan
tetap berkeinginan menjadi anggota, dan ini memungkinkan bagi karyawan untuk
tetap tinggal bersama-sama dalam perusahaan. Komitmen organisasi

18
mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan
yang pasif terhadap perusahaan, dengan kata lain komitmen menyiratkan
hubungan karyawan dengan perusahaan secara aktif. Karyawan yang
menunjukkan komitmen pada perusahaan, memiliki keinginan untuk
memberikan tenaga dan tanggung jawab untuk menyokong kesejahteraan dan
keberhasilan perusahaan. Meyer & Allen (1997) membedakan komitmen
organisasi atas tiga aspek, yaitu Affective commitment, Continuance
commitment dan Normative commitment.

1. Affective commitment
Affective commitmen adalah ikatan yang berasal dari keterikatan
emosional anggota pada organisasinya. Agen yang memiliki affective
commitment akan tetap berada pada perusahaan karena mereka
menginginkannya (want to), mereka ingin melakukan sesuatu yang berarti.
Agen dengan komponenaffective commitment tinggi, masih tetap bergabung
dengan perusahaan karena keinginan untuk tetap menjadi anggota, dan aktif
ikut serta dalam kegiatan kegiatan organisasi dalam rangka menunjukkan
kesenangannya sebagai agen. Para agen di PT. Prudential Life Assurance
menunjukkan upaya yang kerasa agar mampu memenuhi target kerjanya atau
bahkan melebihi target yang diberikan, karena mereka merasa pekerjaannya
menyenangkan. Target kerja yang diberikan perusahaan pada tiap agen
adalah mendapatkan enam orang nasabah dalam waktu satu tahun. Bagi agen
dengan affective commitment yang tinggi mereka akan selalu berusaha
mendapatkan jumlah nasabah yang jauh melebihi target kerja tersebut.
Mereka juga tidak pernah absen dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan dan mereka memiliki keterikatan secara emosional dengan
perusahaan dan pekerjaan sehingga akan selalu melakukan yang terbaik bagi
perusahaan.

19
2. Continuance commitment
Continuance commitment adalah tidak adanya alternatif pilihan kecuali
tetap bertahan dalam organisasi, karena jika tidak, maka agen akan
mengalami kerugian (side bets) yang akan dialaminya jika meninggalkan
organisasi. Agen yang memiliki continuance commitment akan bertahan
dalam perusahaan karena mereka membutuhkannya (need to) serta tidak
mempunyai pilihan pekerjaan lain. Sementara itu agen dengan komponen
Continuance commitment tinggi, akan tetap bergabung dengan perusahaan
karena mereka memang membutuhkannya. Para agen di PT. Prudential Life
Assurance (Prudential Indonesia) dengan continuance commitment yang
tinggi akan bertahan bekerja sebagai agen asuransi karena mereka
membutuhkannya (need) meskipun kurang menyukai pekerjaan tersebut. Para
agen akan mempertahankan pekerjaannya sebagai agen karena membutuhkan
penghasilan guna membantu perekonomian dan memenuhi kebutuhan sehari
hari. Bertahannya agen asuransi lebih didasari atas ketakutan akan
mengalami kerugian jika meninggalkan pekerjaannya tersebut. Misalnya
tidak mendapatkan gaji dan bonus yang dapat berakibat turunnya
perekonomian keluarga.

3. Normative commitment
Normative commitmen adalah keyakinan seseorang untuk bertanggung
jawab dan merasa wajib untuk tetap bertahan dalam organisasi. Agen dengan
normative commitment mengarah pada kewajiban untuk tetap berada dalam
pekerjaannya dan setia berada di perusahaan. Agen yang memiliki komponen
Normative commitment tinggi, tetap menjadi anggota perusahaan karena
mereka harus melakukannya Hal tersebut dilakukan karena para agen tersebut
merasa bahwa perilaku mereka dapat menujukkan loyalitas mereka terhadap
perusahaan. Agen yang memiliki komitmen yang tinggi menunjukkan
perilaku seperti keinginan untuk bertahan di dalam organisasi, turut serta

20
dalam kegiatan, tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan pekerjaan.
Agen yang memiliki komitmen rendah akan menunjukkan perilaku yang
sebaliknya seperti memiliki alasan untuk keluar bila perusahaan tidak
memberikan keuntungan, memiliki semangat kerja yang rendah, tidak
bersedia ikut kegiatan yang diadakan oleh perusahaan, dan memiliki tanggung
jawab yang rendah terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Meyer & Allen (1997) menambahkan, bahwa setiap individu memiliki


derajat komponen komitmen yang bervariasi. Setiap komponenkomitmen yang
dimiliki seseorang, berkembang sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman yang
berbeda serta memiliki implikasi berbeda pada tingkah laku dalam bekerja.
Sebagai contoh, agen yang memiliki komitmen yang tinggi maka ia akan merasa
bahwa dirinya memiliki kelekatan perasaaan yang kuat terhadap perusahaannya
(affective) sehingga agen tersebut merasa memiliki kewajiban untuk
mengembangkan dirinya sebagai bentuk rasa tanggung jawab dirinya terhadap
perusahaan (normative) dan akhirnya agen tersebut menyadari bahwa dirinya
tersebut harus bertahan dan tetap bekerja di dalam perusahaa (continuence), hal
tersebut bisa saja dipengaruhi oleh lamanya bekerja ataupun agen tersebut
merasa bahwa hubungan dirinya baik dengan perusahaan maupun rekan kerjanya
sangat baik dan nyaman. Di samping itu pula, agen bisa saja memiliki komitmen
yang rendah. Agen bisa saja kurang senang terhadap pekerjaannya di dalam
perusahaan (affective) sehingga dirinya merasa tidak perlu mengerjakan
kewajiban kewajiban yang lebih bagi perusahaannya (normative) dan pada
akhinya keinginan untuk tetap bertahan dalam perusahaan pun sedikit berkurang
dan berusaha untuk mencari perusahaan lain (continuance), hal tersebut bisa saja
dipengaruhi oleh tantangan pekerjaan yang menurutnya kurang menantang
ataupun kurang bervariasinya jenis pekerjaan yang dilakukan.

21
Adapun agen di PT. Prudential Life Assurance yang memiliki kemauan
(affective), kebutuhan (continuance) dan kewajiban (normative) untuk bertahan
dalam perusahaan namun memiliki ukuran yang berbeda-beda. Dengan adanya
variasi ukuran dalam komponen komitmen ini, maka dapat diketahui derajat
komitmen organsisasi yang dimiliki seorang agen terhadap organisasinya. Pada
dasarnya ketiga komponen tersebut ada dalam setiap agen dengan derajat yang
berbeda. Perbedaan derajat tersebut yang akan memunculkan profil komitmen
pada agen tersebut. Ketiga komponen tersebut akan memunculkan delapan
profil komitmen organisasi,yaitu:
1. Profil 1 affective normative continuance rendah. Artinya agen tidak
menyukai keanggotaanya di perusahaan, merasa tidak memiliki kewajiban
untuk memajukan perusahaan dan kebutuhannya tidak terpenuhi.
2. Profil 2 affective continuance rendah dan normative tinggi. Artinya agen
tidak menyukai kenggotaannya di perusahaan dan kebutuhannya tidak
terpenuhi namun merasa memiliki kewajiban untuk memajukan
perusahaan.
3. Profil 3 affective normative rendah dan continuance tinggi. Artinya agen
tidak menyukai keanggotaannya di perusahaan dan tidak merasa memiliki
kewajiban untuk memajukan perusahaan meskipun kebutuhannya
terpenuhi.
4. Profil 4 affective rendah, normative dan continuance tinggi. Artinya agen
tidak menyukai keanggotaa di perusahaan namun merasa memiliki
kewajiban untuk memajukan perusahaan dan kebutuhannya terpenuhi.
5. Profil 5 affective tinggi continuance dan normative rendah. Artinya agen
menyukai keanggotaannya di perusahaan namun tidak memiliki kewajiban
untuk memajukan perusahaan dan merasa kebutuhannya tidak tercukupi.
6. Profil 6 affective dan normative tinggi, continuance rendah. Artinya agen
menyukai keanggotaannya di perusahaan dan memiliki kewajiban untuk
memajukan perusahaan namun kebutuhannya tidak terpenuhi.

22
7. Profil 7 affective dan continuance yang tinggi normative rendah. Artinya
agen menyukai keanggotaannya di perusahaan dan kebutuhannya
terpenuhi tetapi tidak merasa memilki kewajiban untuk memajukan
perusahaan.
8. Profil 8 terdiri dari affective, continuance dan normative tinggi. Artinya
para agen tersebut menyukai keanggotaannya di perusahaan, memiliki
kewajiban untuk memajukan perusahaan dan merasa kebutuhannya
tercukupi.

Ketiga komponen komitmen yang sudah diuraikan di atas dipengaruhi


kerja para agen yang nanti berperan dalam pencapaian target mereka. Apabila
perpaduan ketiga komponen tersebut mampu membuat para agen bekerja
dengan lebih giat, maka target kerja yang diberikan oleh perusahaan kepada
mereka dapat selalu tercapai. Terkait dengan komitmen organisasi di antaranya
adalah karakteristik individu (usia, lama kerja, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status perkawinan).karakteristik pekerjaan (job design, variasi,
tantangan tugas), dan pengalaman kerja (fasilitas, imbalan). Karakteristik
pekerjaan adalah tantangan dalam bekerja, yaitu sejauh mana pekerjaannya
menunjukkan kreatifitas, membutuhkan tanggung jawab (Dorstein & Matalon,
1989, Meyer & Allen, 1997). Agen yang merasa pekerjaannya memiliki
tantangan akan mempersepsikan pekerjaannya sebagai pekerjaan yang menarik.
Ketertarikan untuk mengatasi tantangan tersebut, akan membuat agen memiliki
komitmen organisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan agen yang
menggangap bahwa pekerjaannya tidak memiliki tantangan. Oleh karena itu
agen yang merasa pekerjaannya memiliki tantangan akan memiliki keinginan
untuk melakukan inovasi sebagai bentuk perubahan dari kreativitas. Agen yang
merasa bahwa pekerjaannya menantang dan memiliki affective commitment
yang lebih tinggi dibandingkan dengan agen yang merasa pekerjaannya
monoton. Adanya variasi membuat agen tidak menjadi jenuh dalam

23
mengerjakan tugasnya. Agen yang menggangap pekerjaannya memiliki variasi
tidak mudah jenuh dan dan memiliki ide ide dalam mencari nasabah.

Kepuasan kerja adalah sejauh mana agen tersebut merasa senang dan
dihargai pekerjaannya oleh organisasi. Oleh karena itu agen yang merasa puas
terhadap perusahaan akan memperkuat komitmennya terhadap perusahaan
tersebut. Hal tersebut akan membuat agen tidak tertarik untuk bekerja dibidang
yang lain dan tetap bekerja di perusahaan tersebut.

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Komitmen organisasi adalah suatu keadaan di mana seorang karyawan


memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat
memelihara keanggotaan dalam oganisasi itu. Komitmen organisasi merupakan
sikap yang dimiliki karyawan untuk tetap loyal terhadap perusahaan dan bersedia
untuk tetap bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi.
Tujuan komitmen organisasi adalah agar bisa bertahan dalam organisasi
dan memiliki kinerja yang baik untuk organisasi, mampu membentuk loyalitas
tingkat tinggi terkait dengan kinerja bisnis yang unggul, bertujuan untuk
peningkatan profitabilitas, Diharapkan mampu untuk menjadi peningkatan
produktivitas.
Organisasi menginginkan agar seluruh pegawai memiliki komitmen
organisasi yang tinggi, manfaat komitmen pegawai bagi organisasi, yaitu:
menghindari biaya pergantian pegawai yang tinggi, mengurangi atau
meringankan supervise pegawai, dan meningkatkan efektifitas organisasi.
Richard (1995:136-137) mengemukakan beberapa ciri orang yang memiliki
komitmen terhadap organisasi yaitu: kepercayaan dan dukungan terhadap nilai
dan tujuan organisasi yang tinggi, keinginan berusaha yang sungguh-sungguh
atas nama organisasi, hasrat untuk memelihara keanggotaan organisasi,
keinginan kuat untuk tetap jadi anggota, kesediaan untuk tetap berusaha sebaik
mungkin demi kepentingan organisasi, dan kepercayaan dan penerimaan yang
kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.
Hersey dan Blanchard (1996:421-425) mengemukakan lima jenis
komitmen organisasi, yaitu: komitmen terhadap pelanggan, komitmen terhadap

25
organisasi, komitmen terhadap diri, komitmen terhadap orang, dan komitmen
terhadap tugas.
Komitmen organisasi dapat diukur melalui model pengukuran komitmen
organisasi yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer (1991) di mana terdapat tiga
komponen komitmen organisasi, yaitu: Affective Commitment (komitmen
afektif), Continuance Commitment (komitmen berkelanjutan), dan Normative
Commitment (komitmen normatif).
Steers (1988) menyatakan komitmen anggota terhadap organisasi memiliki
3 aspek, yaitu: Identifikasi dengan organisasi, keterlibatan, dan loyalitas.
Steers & Porter (1983) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya komitmen organisasi menjadi 4 bagian yaitu: karakteristik pribadi,
karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi, serta sifat dan kualitas.
Menurut Martin dan Nicholls (dalam Armstrong, 1991) menyatakan bahwa
ada 3 (tiga) pilar untuk membentuk komitmen seseorang terhadap organisasi,
yaitu: menciptakan rasa kepemilikan terhadap organisasi, Menciptakan semangat
dalam bekerja, Keyakinan dalam manajemen.

4.2 Saran

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang di pertanggung jawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah ini.

26
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, R. M., & Syarif, D. (2018). Komitmen Organisasi. Makassar: Nas Media
Pustaka.

Lubis, J, & Jaya, I. 2019. Komitmen Membangun Pendidikan. Medan: CV. Widya
Puspita.

Hartini. 2021. Pengantar Ilmu Manajemen. Bandung: CV. media Sains Indonesia.

https://docplayer.info/72065746-contoh-komitmen-karyawan-terhadap-perusahaan-
organisasi-di-pt-prudential-life-assurance-prudential-indonesia.html

27
28

Anda mungkin juga menyukai