“KOMITMEN ORGANISASI”
Dosen Pengampu:
Khairawati, SE, M. Si
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Anjeli (200410077)
Nurul Izzah (200410126)
Febryan Permadi (200410149)
Muhammad Reza (200410243)
Hermila Nur Pertiwi (200410250)
Mauliza Zahra (200410309)
Kelas: VII/A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komitmen
Organisasi” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelatihan dan
Pengembangan SDM. Penulisan makalah dapat terselesaikan atas bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Khairawati, SE, M. Sisebagai dosen pembimbing mata kuliah
2. Orang tua yang telah banyak memberikan dukungan dan sumbangan moral
maupun material
3. Teman-teman yang telah banyak membantu penulisan makalah, sehingga dapat
terselasaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penulisan ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah Penulisan ........................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
produktivitas, kualitas kerja, kepuasan, tidak mengindahkan peraturan, absensi
maupun turnover karyawan. Sebaliknya adanya komitmen organisasi yang tinggi
akan memberikan pengaruh positif, yaitu menimbulkan kepuasan kerja, semangat
kerja, prestasi kerja yang baik dan keinginan untuk tetap bekerja di perusahaan.
Komitmen berkaitan dengan keputusan seseorang dengan dirinya sendiri,
apakah ia akan melakukan suatu kegiatan. Seseorang yang telah berkomitmen
tidak akan ragu menentukan sikap dan bertanggungjawab terhadap keputusan
yang diambil tersebut.
2
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Jenis dan Komponen Komitmen
Organisasi
5. Untuk Mengetahui dan Memahami Aspek-Aspek Komitmen Anggota
terhadap Organisasi
6. Untuk Mengetahui dan Memahami Faktor Faktor Komitmen Organisasi
7. Untuk Mengetahui dan Memahami Cara Membentuk Komitmen Organisasi
3
BAB II
TEORI
4
Selanjutnya Mathis dan Jackson (dalam Sopiah,2008:155) mengemukakan
bahwa organization Commitment is the degree to which employees belive in and
accept organizational goals and desire to remain with the organization, artinya
komitmen organisasi adalah derajat yang mana karyawan percaya dan menerima
tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan
organisasi.
Luthans (2006:249) mengemukakan bahwa komitmen organisasi juga
sebagai sikap, yaitu keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi
tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan
tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Komitmen organisasi merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas
karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi
mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta
kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen organisasional memberikan hubungan
positif terhadap kinerja tinggi karyawan, tingkat pergantian karyawan yang
rendah dan tingkat ketidakhadiran karyawan yang rendah. Komitmen
organisasional juga memberikan iklim organisasi yang hangat dan mendukung.
Komitmen adalah keterikatan pada tujuan yang akan dicapai sehingga rela
untuk berkorban waktu, tenaga, materi dan kemampuan untuk mendapatkannya.
Komitmen dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang mengatur sendiri (self
generating). Komitmen adalah suatu keadaan yang tidak dapat dipaksa dan suatu
kondisi yang harus dikembangkan melalui perasaan keterlibatan. (Zineldin,
Mosad and Johnsson, Patrik,2000:245).
Menurut George (1990:206) bahwa komitmen merupakan kondisi
psikologis yang menunjukan keinginan atau kehendak serius untuk melakukan
tindakan atau melaksanakan pekerjaan khusus, dan hal ini terinternalisasi dalam
diri.Komitmen dalam diri seseorang akan membuat seseorang mempunyai hasrat
yang besar sekali untuk konsisten dalam bertindak, baik dalam membuat
keputusan sendiri ataupun dalam berhubungan dengan orang lain. Sehingga
5
tekanan baik yang datang dari dalam diri maupun dari orang lain, tidak
membuatnya mengubah keputusan dan arah tindakan yang akan dilakukannya.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat
dikemukakan kesimpulan bahwa komitmen organisasi adalah suatu keadaan di
mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-
tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam oganisasi itu. Komitmen
organisasi merupakan sikap yang dimiliki karyawan untuk tetap loyal terhadap
perusahaan dan bersedia untuk tetap bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi.
a. Agar bisa bertahan dalam organisasi dan memiliki kinerja yang baik untuk
organisasi
b. Mampu membentuk loyalitas tingkat tinggi terkait dengan kinerja bisnis yang
unggul
c. Bertujuan untuk peningkatan profitabilitas
d. Diharapkan mampu untuk menjadi peningkatan produktivitas
e. Mampu mendorong retensi karyawan
f. Dapat membentuk metrik kepuasan pelanggan
g. Meningkatkan nilai budaya tempat kerja
6
Manfaat Komitmen Organisasi
7
mendukung menjadi anggota tim yang baik dan siap membantu (Fen Luthas
2011).
a. Kepercayaan dan dukungan terhadap nilai dan tujuan organisasi yang tinggi
b. Keinginan berusaha yang sungguh-sungguh atas nama organisasi
c. Hasrat untuk memelihara keanggotaan organisasi
d. Keinginan kuat untuk tetap jadi anggota
e. Kesediaan untuk tetap berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi
f. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.
8
2.4 Jenis dan Komponen Komitmen Organisasi
9
Fokusnya adalah kepada tim kerja dan anggota kelompok invidual.
Manajer menghabiskan waktu dan energi bekerja dengan para bawahan.
Secara khusus, tiga aktivitas penting komitmen ini, mempertunjukkan
pengenalan dan perhatian positif (membuat orang-orang merasakan dan
bertindak seperti pemenang), memberi umpan balik yang membangun
(mengambil waktu untuk memandu dan melatih individual untuk
meningkatkan performansi), dan melibatkan gagasan yang inovatif
(mendemontrasikan minat orang lain dan menstimulasikan kemajuan individu
dan kelompok).
10
tersebut dan memang berkeinginan untuk melakukannya bagi organisasi
tersebut. Mowday, Steers, Porter (1982) menyatakan bahwa affective
commitment memiliki berbagai indikator yaitu keinginan yang kuat untuk
tetap sebagai bagian dari organisasi, keinginan untuk bekerja keras demi
kesuksesan organisasi.
11
adanya kebutuhan individu karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi,
adanya tanggung jawab untuk tetap tinggal dalam organisasi, pertimbangan
keluar dari organisasi memerlukan pengorbanan atau penyesalan pada diri
sendiri, adanya perasaaan berisiko (riskan) untuk meninggalkan organisasi,
adanya konsekuensi negatif apabila meninggalkan organisasi.
2. Keterlibatan
Yaitu adanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh pada
organisasi. Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan di
organisasi tersebut. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi akan menerima
hampir semua tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan padanya.
3. Loyalitas
Yaitu adanya keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan di dalam
organisasi. Loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap
komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi
dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya
loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.
12
2.6 Faktor Faktor Komitmen Organisasi
Steers & Porter (1983) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya komitmen organisasi menjadi 4 bagian yaitu:
a. Karakteristik pribadi, yaitu kondisi potensi, kapasitas kemampuan,dan
kemauan seorang karyawan sesuai kebutuhan dunia kerja. Karakteristik
pribadi ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja,
motivasi dan nilai-nilai personal.
b. Karakteristik pekerjaan, yaitu kondisi nyata berhubungan dengan pekerjaan
itu sendiri, hal ini meliputi tantangan pekerjaan, kesempatan untuk
berinteraksi sosial, identitas tugas, dan umpan balik.
c. Karakteristik organisasi, yaitu desentralisasi dan otonomi tanggungjawab
partisipasi aktif karyawan, hubungan atasan dan bawahan, dan sifat dan
karakteristik pimpinan serta cara-cara dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan.
d. Sifat dan kualitas pengalaman kerja seorang karyawan dengan berbagai aspek
di dalamnya dapat mempengaruhi komitmen karyawan.
13
sendiri serta individu yang altruistic (senang membantu) akan cenderung
lebih komit.
b. Usia dan masa kerja berhubungan positif dengan komitmen
organisasional.
c. Tingkat pendidikan. Makin tinggi semakin banyak harapan yang mungkin
tidak dapat diakomodir, sehingga komitmennya lebih tinggi.
d. Jenis kelamin. Wanita pada umumnya menghadapi tantangan lebih besar
dalam mencapai karirnya, sehingga komitmennya lebih tinggi.
e. Status perkawinan. Karyawan yang sudahmenikah lebih terikat dengan
organisasinya.
f. Keterlibatan kerja. Tingkat keterlibatan kerja individu berhubungan
positif dengan komitmen organisasional.
14
untuk menerima tugas menantang, otonomi semakin besar, serta peluang
promosi lebih tinggi.
b. Tingkat pekerjaan. Status yang tinggi cenderung meningkatkan motivasi
maupun kemampuanaktif terlibat.
15
menunjukkan kepada bawahan bahwa manajemen tahu benar kemana
organisasi ini akan dibawa, tahu dengan benar bagaimana cara membawa
organisasi mencapai keberhasilannya, bahkan sampai pada kemampuan
menterjemahkan rencana ke dalam realitas. Pada konteks ini karyawan akan
melihat bagaimana ketegaran dan kekuatan perusahaan dalam mencapai
tujuan hingga sukses, kesuksesan inilah yang membawa dampak kebanggaan
pada diri karyawan. Apalagi mereka sadar bahwa keterlibatan mereka dalam
mencapai kesuksesan itu cukup besar dan sangat dihargai oleh manajemen.
16
BAB III
PEMBAHASAN
17
pengajuan asuransi jiwa (SPAJ) secara lengkap dan jelas, menyerahkan polis
apabila telah selesai pada nasabah.
Komitmen menurut Meyer & Allen (1997) merujuk pada suatu keterikatan
psikologis tertentu yang merupakan karakteristik hubungan anggota dengan
organisasinya dan mempunyai implikasi terhadap keputusan yang diambil untuk
terus menjadi anggota organisasi. Meyer & Allen (1997) menyatakan bahwa di
dalam komitmen secara umum mencerminkan hubungan antara karyawan dengan
perusahaan, dan hal itu mempunyai implikasi bagi karyawan untuk memutuskan
tetap berkeinginan menjadi anggota, dan ini memungkinkan bagi karyawan untuk
tetap tinggal bersama-sama dalam perusahaan. Komitmen organisasi
18
mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan
yang pasif terhadap perusahaan, dengan kata lain komitmen menyiratkan
hubungan karyawan dengan perusahaan secara aktif. Karyawan yang
menunjukkan komitmen pada perusahaan, memiliki keinginan untuk
memberikan tenaga dan tanggung jawab untuk menyokong kesejahteraan dan
keberhasilan perusahaan. Meyer & Allen (1997) membedakan komitmen
organisasi atas tiga aspek, yaitu Affective commitment, Continuance
commitment dan Normative commitment.
1. Affective commitment
Affective commitmen adalah ikatan yang berasal dari keterikatan
emosional anggota pada organisasinya. Agen yang memiliki affective
commitment akan tetap berada pada perusahaan karena mereka
menginginkannya (want to), mereka ingin melakukan sesuatu yang berarti.
Agen dengan komponenaffective commitment tinggi, masih tetap bergabung
dengan perusahaan karena keinginan untuk tetap menjadi anggota, dan aktif
ikut serta dalam kegiatan kegiatan organisasi dalam rangka menunjukkan
kesenangannya sebagai agen. Para agen di PT. Prudential Life Assurance
menunjukkan upaya yang kerasa agar mampu memenuhi target kerjanya atau
bahkan melebihi target yang diberikan, karena mereka merasa pekerjaannya
menyenangkan. Target kerja yang diberikan perusahaan pada tiap agen
adalah mendapatkan enam orang nasabah dalam waktu satu tahun. Bagi agen
dengan affective commitment yang tinggi mereka akan selalu berusaha
mendapatkan jumlah nasabah yang jauh melebihi target kerja tersebut.
Mereka juga tidak pernah absen dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan dan mereka memiliki keterikatan secara emosional dengan
perusahaan dan pekerjaan sehingga akan selalu melakukan yang terbaik bagi
perusahaan.
19
2. Continuance commitment
Continuance commitment adalah tidak adanya alternatif pilihan kecuali
tetap bertahan dalam organisasi, karena jika tidak, maka agen akan
mengalami kerugian (side bets) yang akan dialaminya jika meninggalkan
organisasi. Agen yang memiliki continuance commitment akan bertahan
dalam perusahaan karena mereka membutuhkannya (need to) serta tidak
mempunyai pilihan pekerjaan lain. Sementara itu agen dengan komponen
Continuance commitment tinggi, akan tetap bergabung dengan perusahaan
karena mereka memang membutuhkannya. Para agen di PT. Prudential Life
Assurance (Prudential Indonesia) dengan continuance commitment yang
tinggi akan bertahan bekerja sebagai agen asuransi karena mereka
membutuhkannya (need) meskipun kurang menyukai pekerjaan tersebut. Para
agen akan mempertahankan pekerjaannya sebagai agen karena membutuhkan
penghasilan guna membantu perekonomian dan memenuhi kebutuhan sehari
hari. Bertahannya agen asuransi lebih didasari atas ketakutan akan
mengalami kerugian jika meninggalkan pekerjaannya tersebut. Misalnya
tidak mendapatkan gaji dan bonus yang dapat berakibat turunnya
perekonomian keluarga.
3. Normative commitment
Normative commitmen adalah keyakinan seseorang untuk bertanggung
jawab dan merasa wajib untuk tetap bertahan dalam organisasi. Agen dengan
normative commitment mengarah pada kewajiban untuk tetap berada dalam
pekerjaannya dan setia berada di perusahaan. Agen yang memiliki komponen
Normative commitment tinggi, tetap menjadi anggota perusahaan karena
mereka harus melakukannya Hal tersebut dilakukan karena para agen tersebut
merasa bahwa perilaku mereka dapat menujukkan loyalitas mereka terhadap
perusahaan. Agen yang memiliki komitmen yang tinggi menunjukkan
perilaku seperti keinginan untuk bertahan di dalam organisasi, turut serta
20
dalam kegiatan, tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan pekerjaan.
Agen yang memiliki komitmen rendah akan menunjukkan perilaku yang
sebaliknya seperti memiliki alasan untuk keluar bila perusahaan tidak
memberikan keuntungan, memiliki semangat kerja yang rendah, tidak
bersedia ikut kegiatan yang diadakan oleh perusahaan, dan memiliki tanggung
jawab yang rendah terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
21
Adapun agen di PT. Prudential Life Assurance yang memiliki kemauan
(affective), kebutuhan (continuance) dan kewajiban (normative) untuk bertahan
dalam perusahaan namun memiliki ukuran yang berbeda-beda. Dengan adanya
variasi ukuran dalam komponen komitmen ini, maka dapat diketahui derajat
komitmen organsisasi yang dimiliki seorang agen terhadap organisasinya. Pada
dasarnya ketiga komponen tersebut ada dalam setiap agen dengan derajat yang
berbeda. Perbedaan derajat tersebut yang akan memunculkan profil komitmen
pada agen tersebut. Ketiga komponen tersebut akan memunculkan delapan
profil komitmen organisasi,yaitu:
1. Profil 1 affective normative continuance rendah. Artinya agen tidak
menyukai keanggotaanya di perusahaan, merasa tidak memiliki kewajiban
untuk memajukan perusahaan dan kebutuhannya tidak terpenuhi.
2. Profil 2 affective continuance rendah dan normative tinggi. Artinya agen
tidak menyukai kenggotaannya di perusahaan dan kebutuhannya tidak
terpenuhi namun merasa memiliki kewajiban untuk memajukan
perusahaan.
3. Profil 3 affective normative rendah dan continuance tinggi. Artinya agen
tidak menyukai keanggotaannya di perusahaan dan tidak merasa memiliki
kewajiban untuk memajukan perusahaan meskipun kebutuhannya
terpenuhi.
4. Profil 4 affective rendah, normative dan continuance tinggi. Artinya agen
tidak menyukai keanggotaa di perusahaan namun merasa memiliki
kewajiban untuk memajukan perusahaan dan kebutuhannya terpenuhi.
5. Profil 5 affective tinggi continuance dan normative rendah. Artinya agen
menyukai keanggotaannya di perusahaan namun tidak memiliki kewajiban
untuk memajukan perusahaan dan merasa kebutuhannya tidak tercukupi.
6. Profil 6 affective dan normative tinggi, continuance rendah. Artinya agen
menyukai keanggotaannya di perusahaan dan memiliki kewajiban untuk
memajukan perusahaan namun kebutuhannya tidak terpenuhi.
22
7. Profil 7 affective dan continuance yang tinggi normative rendah. Artinya
agen menyukai keanggotaannya di perusahaan dan kebutuhannya
terpenuhi tetapi tidak merasa memilki kewajiban untuk memajukan
perusahaan.
8. Profil 8 terdiri dari affective, continuance dan normative tinggi. Artinya
para agen tersebut menyukai keanggotaannya di perusahaan, memiliki
kewajiban untuk memajukan perusahaan dan merasa kebutuhannya
tercukupi.
23
mengerjakan tugasnya. Agen yang menggangap pekerjaannya memiliki variasi
tidak mudah jenuh dan dan memiliki ide ide dalam mencari nasabah.
Kepuasan kerja adalah sejauh mana agen tersebut merasa senang dan
dihargai pekerjaannya oleh organisasi. Oleh karena itu agen yang merasa puas
terhadap perusahaan akan memperkuat komitmennya terhadap perusahaan
tersebut. Hal tersebut akan membuat agen tidak tertarik untuk bekerja dibidang
yang lain dan tetap bekerja di perusahaan tersebut.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
25
organisasi, komitmen terhadap diri, komitmen terhadap orang, dan komitmen
terhadap tugas.
Komitmen organisasi dapat diukur melalui model pengukuran komitmen
organisasi yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer (1991) di mana terdapat tiga
komponen komitmen organisasi, yaitu: Affective Commitment (komitmen
afektif), Continuance Commitment (komitmen berkelanjutan), dan Normative
Commitment (komitmen normatif).
Steers (1988) menyatakan komitmen anggota terhadap organisasi memiliki
3 aspek, yaitu: Identifikasi dengan organisasi, keterlibatan, dan loyalitas.
Steers & Porter (1983) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya komitmen organisasi menjadi 4 bagian yaitu: karakteristik pribadi,
karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi, serta sifat dan kualitas.
Menurut Martin dan Nicholls (dalam Armstrong, 1991) menyatakan bahwa
ada 3 (tiga) pilar untuk membentuk komitmen seseorang terhadap organisasi,
yaitu: menciptakan rasa kepemilikan terhadap organisasi, Menciptakan semangat
dalam bekerja, Keyakinan dalam manajemen.
4.2 Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang di pertanggung jawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah ini.
26
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, R. M., & Syarif, D. (2018). Komitmen Organisasi. Makassar: Nas Media
Pustaka.
Lubis, J, & Jaya, I. 2019. Komitmen Membangun Pendidikan. Medan: CV. Widya
Puspita.
Hartini. 2021. Pengantar Ilmu Manajemen. Bandung: CV. media Sains Indonesia.
https://docplayer.info/72065746-contoh-komitmen-karyawan-terhadap-perusahaan-
organisasi-di-pt-prudential-life-assurance-prudential-indonesia.html
27
28