Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMITMEN ORGANISASI

DISUSUN OLEH :

Kelompok II
KELAS M-E4

 NIRWAN JAYA  NURUL ASRAR


 JUSMA DESFIANTI  MUH IRSAN
 FITRI HANDAYANI  KUSNADI
 LIDIA  ASDAR
 ANJELINA  LISDAWATI
 MOH. ARIF  NURYASMIN JAYA

STIE TRI DHARMA NUSANTARA MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2022-2023

KATA PENGANTAR
Puja puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang karena berkat rahmat,
karunia, serta taufik dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Komitmen Organisasi, meskipun dapat dipastikan banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami sampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada ibu dosen Dr.Hj.
Nurjaya, SE.M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. sehingga mampu menambah wawasan
kami.
       Besar harapan kami makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Komitmen organisasi. Kami menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat ini, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar, Desember 2022


KATA PENGANTAR............................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
A.    Latar Belakang............................................................................................................5
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C.    Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
A.    Pengertian komitmen organisasi..................................................................................6
B.     Bentuk-bentuk komitmen organisasi..........................................................................8
C.    Pembentukan komitmen............................................................................................11
D.    Ciri-ciri komitmen organisasi....................................................................................11
E.     Faktor – faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi.......................................13
F.     Aspek-aspek komitmen organisasi............................................................................14
G.    Menciptakan komitmen organisasi............................................................................14
BAB III.................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati,
bertekad berjerih payah, berkorban, dan bertanggung jawab demi mencapai tujuan
dirinya dan tujuan organisasi atau perusahaan yang telah disepakati atau ditentukan
sebelumnya. Komitmen memiliki peranan penting terutama pada kinerja seseorang
ketika bekerja, hal ini disebabkan oleh adanya komitmen yang menjadi acuan serta
dorongan yang membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap kewajibannya.
Namun, kenyataanya banyak organisasi atau perusahaan yang kurang
memperhatikan mengenai komitmen karyawannya sehingga kinerja mereka kurang
maksimal. Seharusnya organisasi atau perusahaan ketika melakukan perekrutan
hendanya mereka memilih calon – calon yang komitmennya tinggi pada perusahaan,
ini dimaksudkan untuk mendeteksi sejak dini pekerja yang kurang maksimal
sehingga tidak terjadi hal yang dapat merugikan perusahaan atau organisasi. Melihat
begitu pentingnya komitmen, maka kami akan membahasa lebih jauh mengenai
komitmen dalam makalah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian komitmen organisasi?
2.      Bagaimana bentuk - bentuk komitmen organisasi?
3.      Bagaimana pembentukan komitmen organisasi?
4.      Apa ciri – ciri komitmen organisasi?
5.      Apa faktor – faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi?
6.      Apa aspek – aspek komitmen organisasi?
7.      Bagaimana menciptakan komitmen organisasi?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian komitmen organisasi
2.       Untuk mengetahui bentuk - bentuk komitmen organisasi
3.      Untuk mengetahui pembentukan komitmen organisasi
4.      Untuk mengetahui ciri – ciri komitmen organisasi
5.      Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi
6.      Untuk mengetahui aspek – aspek komitmen organisasi
7.      Untuk mengetahui bagaimana menciptakan komitmen organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian komitmen organisasi

Kompleksitas komitmen organisasi ditentukan oleh sejumlah variabel dari


personal dan organisasi seperti umur, disposisi yaitu perasaan positif dan negatif
keluar masuk organisasi,tanggung jawab, hubungan dengan atasan, rasa diperlakukan
adil,dan kesemptan kerja lain. Untuk memahami sifat kompleksitas dari komitmen
organisasi dipecah dalam komponen-komponen dasar,antara lain komponen yang
menjadi perahatian koimtmen menurut Greenberg(1997);karyawan dapat menjadi
komit pada berbagai entiti dalam organisasi. contohnya karyawan mempunyai
berbagi derajat komitmen pada teman-teman sekerja, bawahan dan atasan.
            Colquitt,Lepine dan Wetson(2000) berpendapat bahwa Komitmen organisasi
adalah keinginan seseorang karyawan untuk tetap menjadi anggota organisasi.
sementara Gibson,dkk(1997) menyatakan,bahwa komitmen organisasi adalah suatu
perasaan akan pengenalan,loyalitas,dan keterlibatan yang diperhatikan terhadap
organisasi atau unit organisasi. selain itu, komitmen juga berarti meningkatkan
kerelaan seseorang melakukan tindakan untuk memenuhi suatu kewajiban dalam
kategori tertentu,yang akan mengubah penilaian organisasi terhadap diri sendiri
sehingga mendapat penghargaan.
            Feldman(1996) menyatakan, bahwa komitmen organisasi adalah
kecenderungan seseorang untuk melibatkan diri kedalam apa yang dikerjakan dengan
keyakinan bahwa kegiatan yang dikerjakan penting dan berarti. Komitmen ada ketika
manusia memiliki kesempatan untuk menentukan apa yang kana dilakukan.
Robbins(2000)mengemukakan, bahwa komitmen adalah rencana-rencana lebih
mutakhir yang mempengaruhi tanggung jawab masa depan dengan kerangka waktu
panjang untu, perencanaan kebutuhan manajer.

            Steers(1989),Komitmen adalah keterikatan seseorang yang merupakan sikap


positif yang kuat terhadap organisasi.Komitmen diartikan sebagai rasa menyatu,
terikat dan loyal yang diungkapkan individu terhadap organisasinya.
            Komitmen organisasi terbentuk dari keseharian seseorang dalam memahami
situasi dan kondisi organisasi,sehingga membentuk suatu proses mental yang
kuat,yang mampu menghidupkan ghirah atau semangat dalam berorganisasi dengan
berusaha melakukan segala aktifitas organisasi dengan segala ketekunan dan
kekosistenan. Pemahaman ini timbul dari rasa kepedulian yang tinggal untuk
melakukan perubahan yang sangat signifikan terhadap kondisi fisik maupun kondisi
non fisik organisasi. dalam organisasi, pegawai merupakan ujung tombak dari sukses
tidaknya capaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Sejalan dengan
pandangan ini, Mathis dan Jackson (2004) menegaskan bahwa komitmen organisasi
yang dimiliki karyawan pada menumbuhkan keyakinan dan menerima tujuan
organisasi,serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meningglkan perusahaan
pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka perputaran karyawan.
(Wijaya dan Rifa’i,2016:167-169)
Synder (1994) berpendapat Komitmen berasal dari kata
Latin “Committer” yang berarti menggabungkan, menyatukan, mempercayai dan
mengerjakannya.
 Robbins (2001) menyebutkan Komitmen adalah tingkatan di mana seseorang
mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuantujuannyua dan berkeinginan
untuk memelihara keanggotaannya dalam organisasi.
Bansal, Irving dan Taylor (2004) mendefenisikan Komitmen sebagai kekuatan yang
mengikat seseorang pada suatu tindakan yang memiliki relevansi dengan satu atau
lebih sasaran. (Robbins,2007:27-28).
Armstrong ( dalam Yuwono dkk,2015 : 134) menyatakan bahwa pengertian
komitmen mempunyai tiga area persaan atau perilaku terkait dengan perusahaan
tempat seseorang bekerja:
1.      Kepercayaan, pada area ini seseorang melakukan penerimaan bahwa organisasi
tempat bekerja atau tujuan – tujuan organisasi didalamnya merupakan sebuah nilai
yang diyakini kebenarannya.
2.      Keinginan untuk bekerja atau berusaha di dalam organisasi sebagai kontrak
hidupnya.
3.      Keinginan untuk bertahan dan menjadi bagian dari organisasi.
Selanjutnya Robbins ( dalam Sjabadhyni,dkk,2001:456) memndang komitmen
organisasi sebagai satu sikap kerja. Karena merefleksikan persaan orang terhadap
organisasi ditempat ia bekerja. Robbins mendefinisikannya sebagai suatu orientasi
individu terhadap organisasi yang mencakup loyaitas, identifikasi, dan keterlibatan.
John B. Minner (1992:124) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu sikap,
memiliki ruang limgkup yang lebih global dari pada kepuasaan kerja, karena
komitmen organisasi menggambarkan pandangan terhadap organisasi secara
keseluruhan, bukan hanya aspek pekerjaan saja.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi
adalah suatu sikap kerja yang mendasar pada suatu sikap percaya, perasaan memilki
serta orientasi seseorang terhadap organisasi yang mencakup loyalitas, identifikasi
dan keterlibatan.
Komitmen organisasi didefinisikan dan diukur dengan berbagai cara yang berbeda,
beberapa pandangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.      Pendekatan sikap ( attitudinal approach)


Komitmen menurut pendekatan ini, menujuk pada permasalahan keterlibatan dan
loyalitas. Menurut pendekatan ini, komitmen dipandang senagai suatu sikap
keterikatan kepada organisasi, yang berperan penting pada pekerjaan tertentu dan
perilaku yang terkait.
Konsep komitmen organisasi dari Mowday, Porter, dan Steers ( dalam
Luthans,1995:130) merupakan pendekatan sikap; dimana komitmen didefinisikan
sebagai:
a.       Keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu.
b.      Keinginan untuk bekerja keras sesuai keinginan organisasi.
c.       Keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
2.      Pendekatan perilaku (Behaviora Approach)
Pendekatan ini menitikberatkan pandangan bahwa investasi karyawan beruap waktu,
pertemanan, pensiun, dan lain-lain) membuat ia teriakt untuk loyal terhadap
organisasi. Dalam pendekatan ini, Kanter, dalam Suliman dan Iles( dalam
Yuwono,dkk.,2005:142) mendefinisikan komitmenorganisasi sebagai “ profit
associated with continued participation and a cost  associated with leaving”.
Menurut White ( dalam Yuwono,dkk.,2005:142) komitmen organisasi terdiri dari
tiga area keyakinanataupun perilaku yang ditampilkan oleh karyawan terhadaptempat
ia bekerja. Ketiga area tersebut adalah:
a)      Keyakinan dan penerimaan terhadap organisasi.
b)      Adanya keinginan untuk berusaha sebaik mungkin sesuai dengan keinginan
organisasi.
c)      Keyakinan untuk mempertahankan keanggotaannya.
Spector (dalam Sopiah, 2008: 157), menyebutkan dua pendekatan  konsepsi tentang
komitmen organisasi, yaitu sebagai berikut:
1.      Pendekatan pertukaran, dimana komitmen pada organisasi sangat ditentukan
oleh pertukaran kontribusi yang dapat oleh perusahaan anggota dan anggota terhadap
oeganisasi.
2.      Pendekatan psikologis, dimana pendekatan ini lebih menekankan orientasi yang
bersifat aktif dan positif dari anggota terhadap organisasi.
Menurut Lincoln dalam (Sopiah,2008: 155) mendefinisikan komitmen organisasi
mencakup kebanggaan anggota, kesetiaan anggota dan kemauan anggota pada
organisasi(Kusuma,skripsi,https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream,diakses
pada 08 juni 2017)

B.     Bentuk-bentuk komitmen organisasi

Greenberg(1997)mengelompokkan profil komitmen organisasi setiap


individu menjadi empat bagian, yakni:
a.       Individu yang komitmen rendah kepada kelompok kerja dan atasan, disatu
pihak,dan dipihak lain kepada manajemen puncak dan organisasi ini dinamakan tidak
komit.
b.      Sebaliknya individu dengan komitmen tinggi kepada kedua pihak tersebut
dinamakan komit,
c.       Kelompok dengan komitmen yang tinggi kepada kedua pihak dinakaman komit.
d.      Kelompok dengan komitmen yang tinggi kepada kelompok kerja dan atasan,
tetapi rendah kepada menejemen puncak dan organisasi dinamakan komitmen secara
lokal. Kelompok dengan komitmen yang tinggi kepada menejemen puncak dan
organisasi, tetapi rendah kekelompok kerja dan atasan di kenal sebagai komitmen
secara global.(Wijaya dan Rifa’i,2016: 169-170)
Berkaitan dengan dimensinya,Meyer dan Allen (1991) merumuskan tiga dimensi
komitmen dalam berorganisasi, yaitu: affective, continuance, dan normative. Ketiga
hal ini lebih tepat dinyatakan sebagai komponen atau dimensi dari komitmen
berorganisasi, dari pada jenis-jenis komitmen berorganisasi. Hal ini disebabkan
hubungan anggota organisasi dengan organisasi mencerminkan perbedaan derajat
ketiga dimensi tersebut.(Sopiah,1997:27-28)
1.     Affective commitment 
Affective commitment berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap
organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota dengan
kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan affective commitment yang tinggi
akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan
untuk itu.
2.       Continuance commitment 
Continuance commitment berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi akan
mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan
continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi
karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut.
3.      Normative commitment
Normative commitment menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada
dalam organisasi. Anggota organisasi dengan normative commitment yang tinggi
akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada
dalam organisasi tersebut.

Ungkapan yang sejalan juga dikemukakan Alen dan Meyer dalam


Durham,dkk(1989) bahwa komitmen dapat dilihat dari pengintegrasi tiga
dimensi,yaitu 1.afektif 2.kesinambungan 3.normatif. dimensi afektif menunjukkan
bahwa komitmen merupakan pelibatan hubungan antara individu dengan
organisasi,yang sifatnya tergolong emosional. Komitmen afektif dapat dilihat melalui
pengidentifikasian diri,pelibatan diri,dan loyalitas terhadap organisasi.
Pengidentifikasian diri adalah kebanggan individu menjadi anggota,serta adanya
internalisasi terhadap tujuan dan nilai organisasi. Pelibatan diri dapat dilihat dari
aktivitas seseorang dalam menjalankan peran. Adapun loyalitas dapat dilihat dari
perasaan memiliki, anggota organisasi yang dimanifestasikan dalam keinginan untuk
tetap menjadi anggota organisasi,individu yang memiliki komitmen afektif bertahan
dalam organisasi atas dasar keinginan sendiri.
            Senada dengan pendapat diatas Greenberg(1997) menyatakan ada tiga dasar
komitmen organisasi yang dapat diidentifikasi, yaitu komitmen yang
berkesinambungan,komitmen afektif dan komitmen normatif. Komitmen
berkesinambungan adalah komitmen didasarkan kepada kecenderungan,keinginan
karyawan untuk terus menerus bekerja pada organsasi karena karyawan tidak dapat
melaksanakan pekerjaan lain.
            Komitmen afektif merujuk pada kekuatan dari keinginan karyawan untuk
terus menerus bekerja pada organisasi karena menyetujui tujuan organisasi dan ingin
bekerja pada organisasi. Komitmen normatif menunjukkan kekuatan dan keinginan
karyawan yang berada dalam komunikasi,karena ia merasa adanya desakan dari
pihak lain.
            Ketiga dasar komitmen organisasi tersebut dapat membuat seseorang menjadi
bergairah dalam berorganisasi. Komitmen yang berkesinambungan dapat menggiring
seseorang untuk selalu bekerja dan bekerja untuk kemajuan organisasi. Komitmen
afektif merupakan kondisi mental yang menggiring seseorang untuk selalu berprilaku
baik untuk selalu mempertahankan keutuhan organisasi dengan bekerja keras.
Selanjutnya komitmen normatif yakni berusaha menjaga selalu nama baik organisasi
dimanapun dan kapanpun dengan cara bekerja keras untuk kemajuan organisasi.
(Wijaya dan Rifa’i,2016:171-172)
Colquitt,Lepine dan Wetson(2009) berpendapat bahwa ada tiga bentuk dimensi
komitmen organisasi yaitu:
a.       Affective Comitment
Affective Comitment adalah keterkaitan emosional karyawan,identifikasi,dan
keterlibatan dalam organisasi.

b.      Continuence Comitment
Continuence Comitment adalah komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan
dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal  ini mungkin karena kehilangan
senioritas atas promosi atau benefit
c.       Normative Comitment
Normative Comitment adalah adanya perasaan wajib untuk tetap berada dalam
organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang
harus dilakukan.(Wijaya dan Rifai’i,2016:170)

C.    Pembentukan komitmen

Komitmen dalam berorganisasi dapat terbentuk karena adanya beberapa


faktor, baik dari organisasi, maupun dari individu sendiri. Dalam perkembangannya
affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment,
masing-masing memiliki pola perkembangan tersendiri (Allen & Meyer, 1997).
a.          Proses terbentuknya Affective commitment 
Ada beberapa penelitian mengenai antecedents dari affective commitment.
Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan tiga kategori besar. Ketiga kategori
tersebut yaitu :
·         Karakteristik organisasi
Karakteristik organisasi yang mempengaruhi perkembangan affective commitment
adalah sistem desentralisasi (bateman & Strasser, 1984; Morris & Steers, 1980),
adanya kebijakan organisasi yang adil, dan cara menyampaikan kebijakan organisasi
kepada individu (Allen & Meyer, 1997).
·         Karakteristik individu
 Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa gender mempengaruhi affective
commitment, namun ada pula yang menyatakan tidak demikian (Aven, Parker, &
McEvoy; Mathieu &Zajac dalam Allen & Meyer, 1997).
·         Pengalaman kerja
Pengalaman kerja individu yang mempengaruhi proses terbentuknya affective
commitment antara lain Job scope, yaitu beberapa karakteristik yang menunjukkan
kepuasan dan motivasi individu (Hackman & Oldham, 1980 dalam Allen & Meyer,
1997).
b.      Proses terbentuknya Continuance commitment 
Continuance commitment dapat berkembang karena adanya berbagai tindakan atau
kejadian yang dapat meningkatkan kerugian jika meninggalkan organisasi. Beberapa
tindakan atau kejadian ini dapat dibagi ke dalam dua variable, yaitu investasi dan
alternatif.
c.       Proses terbentuknya Normative commitment
Wiener (Allen & Meyer, 1997) menyatakan normative commitment terhadap
organisasi dapat berkembang dari sejumlah tekanan yang dirasakan individu selama
proses sosialisasi (dari keluarga atau budaya) dan selama sosialisasi saat individu
baru masuk ke dalam organisasi.(Robert,2007:34-35)

D.    Ciri-ciri komitmen organisasi

Goleman (1998) menyatakan bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki


komitmen organisasi adalah:
a.       Memiliki inisiatif untuk mengatasi masalah yang muncul, baik secara langsung
terhadap dirinya atau kelompok.
b.      Bernuansa emosi, yaitu menjadikan sasaran individu dan sasarn organisasi
menjadi satu dan sama atau mersakan keterikatan yang kuat.
c.       Bersedia melakukan pengorbanan yang diperlukan, misalnya menjadi “patriot”
d.      Memiliki visi strategis yang tidak mementingkan diri sendiri.
e.       Bekerja secara sungguh-sungguh walaupun tanpa imbalan secara langsung
f.       Mersa sebagai pemilik atau memandang diri sendiri sebagai pemilik sehingga
setiap tugas diselesaikan secepat dan sebaik-baiknya
g.      Memiliki rumusan misi yang jelas untuk gambaran tahapan yang akan dicapai
h.      Memiliki kesadaran diri dengan perasaan yang jernih bahwa pekerjaan bukanlah
suatu beban.
        Sementara itu Greenberg (1997) berpendapat, bahwa komitmen organisasi
adalah sikap individu terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Sikap tersebut
adalah sikap konsen individu terhadap dimana mereka terlibat organisasi mereka dan
tertarik untuk mempertahankan organisasi. Steers dalam Luthans (1998) lebih lanjut
juga mengungkapkan bahwa individu yang memiliki komitmen organisasi ditandai
dengan munculnya keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu,
keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, dan keyakinan tertentu
dan peneriman nilai-nilai dan tujuan organisasi.
        Selain Goleman dan Greenberg, Michaels (2003) juga mengemukakan ciri-ciri
komitmen organisasi yang dijelaskan sebagai berikut :
a.       Ciri-ciri komitmen pada pekerjaan : menyenangi pekerjaan, tidak pernah meilhat
jam untuk segera bersiap-siap pulang, mampu berkonsentrasi pada pekerjaan, tetap
memikirkan pekerjaan walaupun tidak bekerja.
b.      Ciri-ciri komitmen dalam kelompok : sangat memperhatikan bagaimana orang
lain bekerja, selalu siap menolong teman kerja, selalu berupaya untuk berinteraksi
dengan teman kerja, memperlakukan teman kerja sebagai keluarga, selalu terbuka
pada kehadiran teman kerja baru.
c.       Ciri-ciri komitmen pada organisasi antara lain : selalu berupaya untuk
mensukseskan organisasi, selalu mencari informasi tentang kondisi organisasi, selalu
mencoba mencari komplementaris antara sasaran organisasi dengan sasaran pribadi,
selalu berupaya untuk memaksimalkan kontribusi kerja sebagai bagian dari usaha
organisasi keseluruhan, menaruh perhatian pada hubungan kerja antar unit
organisasi, berpikir positif pada kritik teman-teman, menempatkan prioritas di atas
departemen, tidak melihat organisasi lain sebagai unit yang lebih baik, memiliki
keyakinan bahwa organisasi tersebut memiliki harapan untuk berkembang, berpikir
positif pada pimpinan puncak organisasi.

E.     Faktor – faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi

Steers (1980) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen


terhadap organisasi menjadi empat kategori yaitu:
a.       Karakter personal
Pengertian karakteristik personal mencakup: usia, masa, jabatan, motif  berprestasi,
jenis kelamin, tas, dan faktor kepribadian.sedang tingkat pendidikan berkorelasi
negatif dengan komitmen terhadap perusahaan ( Welsch dan Lavan,1981).
b.      Karakteristik pekerjaan
Karakteristik pekerjaan meliputi kejelasan serta keselarasan peran umpan balik
tantangan pekerjaan, otonomi, kesempatan berinteraksi dan dimensi inti pekerjaan.
c.       Karakteristik struktural
Faktor-faktor yang tercakup dalam karakteristik struktural antara lain ialah derajat
formalisasi, ketergantunagn fungsional, desentralisasi, tingkat partisipasi dalam
pengambilan keputusan dan fungsi kontrol dalam perusahaan.
d.      Pengalaman kerja
Pengalaman kerja dipandang sebagai kekuatan sosialisai yang penting, yang
memengaruhi kelekatan psikologi karyawan terhadap perusahaan. Pengalaman kerja
terbukti berkorelasi positif dengan komitmen terhadap perusahaan sejauh
menyangkut taraf seberapa besar karyawan percaya bahwa perusahaan
memperhatikan minatnya, mersakan adanya kepentingan pribadi dengan perusahaan
dan seberapa harapan-harapan karyawan dapat terpenuhi dalam pelaksanaa
pekerjaannya.(Wijaya dan Rifa’i,2016:174-175)
Glasser dalam Hoy dan Miskel(1987) mengatakan bahwa orang yang memiliki
komitmen organisasi yang tinggi, biasanya menunjukkan loyalitas dan kemampuan
profesionalnya.
David dalam (Sopiah,2008:163) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi
komitmen organisasi yaitu:
1.      Faktor personal : usia, jenis kelamin, singkat pendidikan, pengalamn kerja,
kepribadian dan lain-lain.
2.      Karakteristik pekerjaan : lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik
pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, dan lain-lain.
3.      Karakteristik struktur : besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi dan
kehadiran serikat pekerjaan.
4.      Pengalaman kerja

Menurut Minner ( Sopiah ,2008) faktor yang mempengaruhi terhadap komitmen


organisasi adalah:
1.      Karakteristik individu
2.      Harapan – harapan anggota pada organisasi
3.      Karakteristik pekerjaan
4.      Pengalaman bergabung yang ia rasakan
5.      Bagaimana pekerjaannya
6.      Bagaimana sistem penggajiannya
7.      Bagaimana hubungannya dengan rekan seorganisasinya
8.      Mobilitas kerja
9.      Hubungan sosial yang tercipta di organisasi
10.  Pengalama bergabung.

F.     Aspek-aspek komitmen organisasi

Menurut Steers (1980), komitmen organisasi dapat dikelompokkan menjadi


tiga faktor:
a.       Identifikasi dengan organisasi yaitu: penerimaan tujuan organisasi dimana
peneriman ini merupakan dasar organisasi. Identifikasi pegawai tampak melaui sikap
menyetujui kebijaksanaan organisasi kesamaan nili pribadi dan nilai-nilai organisasi ,
rasa kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.
b.      Keterlibatan yaitu adanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh pada
organisasi. Keterlibatan sesuai peran dan tanggung jawab pekerjaan organisasi
tersebut.
c.       Loyalitas yaitu : adanya keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan si
dalam organisasi. Loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap
komitmen serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi dengan
pegawai.pegawai dengan komitmen tinggi mersakan adanya loyalitas dan rasa
memiliki terhadap organisasi.(Wijaya dan Rifai’i,2016:175)

G.    Menciptakan komitmen organisasi

Menurut Martin dan Nicholss ( dalam Srimulyani, 2009:15-20), ada tiga pilar
besar dalam komitmen. Ketiga pilar itu meliputi:
1.      Perasaan memiliki perusahaan ( A sense of belonging to the organization )
Untuk mencapai rasa mmiliki tersebut maka salah satu pihak dalam manajemen
harus mampu membuat karyawan: a) mampu mengidentifikasikan dirinya terhadap
organisasi ; b) merasa yakin bahwa apa yang dilakukannya adalah berharga bagi
organisasi tersebut; c) mersa nyaman dengan organisasi tersebut; d) mersa mendapat
dukungan yang penuh dari organisasi tersebut dalam bentuk misi yang jelas; nilai –
nilai yang ada; dan norma – norma yang berlaku.
2.      Perasaan bergairah terhadap pekerjaan ( A sense of excitement in the job )
Persaan seperti ini bisa muncul dengan cara : a) mengenali faktor – faktor motivasi
instrinsik dalam mengatur desain pekerjaan; b) kualitas kepemimpinan; c) kemauan
manajer dan supervisor untuk mengenali bahwa motivasi dan komitmen bisa
meningkat bila ada perhatian terus-menerus.
3.      Pentingnya rasa memiliki ( ownership)
Rasa memiliki bisa muncul jika pegawai mersa bahwa benar-benar diterima menjadi
bagian atau kunci penting dari organisasi. Konsep penting dari ownership akan
meluas dalam bentuk partisipasi dalam membuat keputusan-keputusan dalam
mengubah praktik kerja.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kompleksitas komitmen organisasi ditentukan oleh sejumlah variabel dai personal dan
organisasi seperti umur, disposisi yaitu perasaan positif dan negatif keluar masuk
organisasi,tanggung jawab, hubungan dengan atasan, rasa diperlakukan adil,dan kesemptan
kerja lain. Untuk memahami sifat kompleksitas dari komitmen organisasi dipecah dalam
komponen-komponen dasar,antara lain komponen yang menjadi perahatian koimtmen
menurut Greenberg(1997);karyawan dapat menjadi komit pada berbagai entiti dalam
organisasi. contohnya karyawan mempunyai berbagi derajat komitmen pada teman-teman
sekerja, bawahan dan atasan.
Dan dalam membentuk komitmen dibutuhkan beberapa faktor seperti perasaan memiliki
perusahaan, persaan bergairah akan organisasi dan memiliki persaan akan memiliki.

B.     Saran
Pemakalah menyarankan jika seseorang ingin berhasil dalam suatu organisasi hal yang
sangat perlu dimiliki yang paling utama adalah  komitmen organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ria Mardiana Yusuf. 2017, “ Komitmen Organisasi Definisi Dipengaruhi dan Pengaruhi.
Nas Media Pustaka Makassar

Darman Syarif. 2018, “ Komitmen Organisasi. Nas Media Pustaka Makassar

Anda mungkin juga menyukai