Anda di halaman 1dari 20

KOMITMEN DAN ORGANISASI-ORGANISASI PEGAWAI

Dosen:

Yanthi Meltri Gunawan, SE., MM

Disusun Oleh:

Muhammad Azhari 1661201103


Faqih Fauzan 1661201856
Diki Sasongko 1661201749
Dinda Putri Pratiwi 1661201582
Zulistriani 1661201694
Ikram 1661201252
Desi Ambriani 1661201264

P2K/VII Sumber Daya Manusia

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulisan makalah yang berjudul “KOMITMEN & ORGANISASI-

ORGANISAI PEGAWAI”.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah

membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan SDM.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat

diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.

Tangerang, 19 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1

C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komitmen Organisasi ..................................................... 3

B. Prinsip dan Bentuk Komitmen Organisasi ...................................... 8

C. Dampak Komitmen Organisasi ....................................................... 13

D. Proses dan Pengembangan Komitmen Organisasi ........................ 13

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi .......... 14

F. Pengukuran Komitmen Organisasi ................................................. 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 18

B. Saran .................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati,

bertekad berjerih payah, berkorban, dan bertanggung jawab demi mencapai

tujuan dirinya dan tujuan organisasi atau perusahaan yang telah disepakati atau

ditentukan sebelumnya. Komitmen memiliki peranan penting terutama pada

kinerja seseorang ketika bekerja, hal ini disebabkan oleh adanya komitmen yang

menjadi acuan serta dorongan yang membuat mereka lebih bertanggung jawab

terhadap kewajibannya.

Namun, kenyataanya banyak organisasi atau perusahaan yang kurang

memperhatikan mengenai komitmen karyawannya sehingga kinerja mereka

kurang maksimal. Seharusnya organisasi atau perusahaan ketika melakukan

perekrutan hendanya mereka memilih calon-calon yang komitmennya tinggi

pada perusahaan, ini dimaksudkan untuk mendeteksi sejak dini pekerja yang

kurang maksimal sehingga tidak terjadi hal yang dapat merugikan perusahaan

atau organisasi. Melihat begitu pentingnya komitmen, maka kami akan

membahasa lebih jauh mengenai komitmen dalam makalah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian komitmen organisasi?

2. Apa prinsip dan bagaimana bentuk-bentuk komitmen organisasi?

1
3. Apa dampak komitmen organisasi?

4. Apa proses dan pembangan komitmen organisasi?

5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi?

6. Apa pengukuran komitmen organisasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian komitmen organisasi

2. Untuk mengetahui prinsip dan bentuk-bentuk komitmen organisasi

3. Untuk mengetahui dampak komitmen organisasi

4. Untuk mengetahui proses dan pengembangan komitmen organisasi

5. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi komitmen

organisasi

6. Untuk mengetahui pengukuran komitmen organisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komitmen Organisasi

Kompleksitas komitmen organisasi ditentukan oleh sejumlah variabel

dari personal dan organisasi seperti umur, disposisi yaitu perasaan positif dan

negatif keluar masuk organisasi, tanggung jawab, hubungan dengan atasan,

rasa diperlakukan adil dan kesempatan kerja lain. Untuk memahami sifat

kompleksitas dari komitmen organisasi dipecah dalam komponen-komponen

dasar, antara lain komponen yang menjadi perhatian komitmen menurut

Greenberg (1997); karyawan dapat menjadi komit pada berbagai entiti dalam

organisasi. contohnya karyawan mempunyai berbagi derajat komitmen pada

teman-teman sekerja, bawahan dan atasan.

Colquitt,Lepine dan Wetson (2000) berpendapat bahwa Komitmen

organisasi adalah keinginan seseorang karyawan untuk tetap menjadi anggota

organisasi. sementara Gibson,dkk (1997) menyatakan, bahwa komitmen

organisasi adalah suatu perasaan akan pengenalan, loyalitas dan keterlibatan

yang diperhatikan terhadap organisasi atau unit organisasi. selain itu,

komitmen juga berarti meningkatkan kerelaan seseorang melakukan tindakan

untuk memenuhi suatu kewajiban dalam kategori tertentu,yang akan mengubah

penilaian organisasi terhadap diri sendiri sehingga mendapat penghargaan.

Feldman (1996) menyatakan, bahwa komitmen organisasi adalah

kecenderungan seseorang untuk melibatkan diri kedalam apa yang dikerjakan

2
dengan keyakinan bahwa kegiatan yang dikerjakan penting dan berarti.

Komitmen ada ketika manusia memiliki kesempatan untuk menentukan apa

yang akan dilakukan. Robbins (2000) mengemukakan, bahwa komitmen

adalah rencana-rencana lebih mutakhir yang mempengaruhi tanggung jawab

masa depan dengan kerangka waktu panjang untuk perencanaan kebutuhan

manajer.

Steers (1989), Komitmen adalah keterikatan seseorang yang merupakan

sikap positif yang kuat terhadap organisasi. Komitmen diartikan sebagai rasa

menyatu, terikat dan loyal yang diungkapkan individu terhadap organisasinya.

Komitmen organisasi terbentuk dari keseharian seseorang dalam

memahami situasi dan kondisi organisasi, sehingga membentuk suatu proses

mental yang kuat, yang mampu menghidupkan gairah atau semangat dalam

berorganisasi dengan berusaha melakukan segala aktifitas organisasi dengan

segala ketekunan dan kekonsistenan. Pemahaman ini timbul dari rasa

kepedulian yang tinggal untuk melakukan perubahan yang sangat signifikan

terhadap kondisi fisik maupun kondisi non fisik organisasi. Dalam organisasi,

pegawai merupakan ujung tombak dari sukses tidaknya capaian tujuan yang

sudah ditentukan sebelumnya. Sejalan dengan pandangan ini, Mathis dan

Jackson (2004) menegaskan bahwa komitmen organisasi yang dimiliki

karyawan pada menumbuhkan keyakinan dan menerima tujuan organisasi,

serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan pada

akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka perputaran karyawan.

(Wijaya dan Rifa’i,2016:167-169)

2
Synder (1994) berpendapat, Komitmen berasal dari kata

Latin “Committer” yang berarti menggabungkan, menyatukan, mempercayai

dan mengerjakannya.

Robbins (2001) menyebutkan, Komitmen adalah tingkatan dimana

seseorang mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuan-tujuannya

dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaannya dalam organisasi.

Bansal, Irving dan Taylor (2004) mendefenisikan komitmen sebagai

kekuatan yang mengikat seseorang pada suatu tindakan yang memiliki

relevansi dengan satu atau lebih sasaran. (Robbins,2007:27-28).

Armstrong (dalam Yuwono,dkk.,2015:134) menyatakan bahwa

pengertian komitmen mempunyai tiga area perasaan atau perilaku terkait

dengan perusahaan tempat seseorang bekerja :

1. Kepercayaan, pada area ini seseorang melakukan penerimaan bahwa

organisasi tempat bekerja atau tujuan-tujuan organisasi didalamnya

merupakan sebuah nilai yang diyakini kebenarannya

2. Keinginan untuk bekerja atau berusaha di dalam organisasi sebagai

kontrak hidupnya

3. Keinginan untuk bertahan dan menjadi bagian dari organisasi

Selanjutnya Robbins (dalam Sjabadhyni,dkk.,2001:456) memandang

komitmen organisasi sebagai satu sikap kerja. Karena merefleksikan perasaan

orang terhadap organisasi ditempat ia bekerja. Robbins mendefinisikannya

sebagai suatu orientasi individu terhadap organisasi yang mencakup loyaitas,

identifikasi dan keterlibatan.

2
John B. Minner (1992:124) mendefinisikan komitmen organisasi

sebagai suatu sikap, memiliki ruang lingkup yang lebih global dari pada

kepuasaan kerja, karena komitmen organisasi menggambarkan pandangan

terhadap organisasi secara keseluruhan, bukan hanya aspek pekerjaan saja.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen

organisasi adalah suatu sikap kerja yang mendasar pada suatu sikap percaya,

perasaan memiliki serta orientasi seseorang terhadap organisasi yang

mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan.

Komitmen organisasi didefinisikan dan diukur dengan berbagai cara

yang berbeda, beberapa pandangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan sikap (Attitudinal Approach)

Komitmen menurut pendekatan ini, menujuk pada permasalahan

keterlibatan dan loyalitas. Menurut pendekatan ini, komitmen

dipandang senagai suatu sikap keterikatan kepada organisasi, yang

berperan penting pada pekerjaan tertentu dan perilaku yang terkait.

Konsep komitmen organisasi dari Mowday, Porter dan Steers (dalam

Luthans,1995:130) merupakan pendekatan sikap; dimana komitmen

didefinisikan sebagai :

a. Keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi

tertentu

b. Keinginan untuk bekerja keras sesuai keinginan organisasi

c. Keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi

2
2. Pendekatan perilaku (Behaviora Approach)

Pendekatan ini menitikberatkan pandangan bahwa investasi karyawan

berupa waktu, pertemanan, pensiun dan lain-lain membuat ia terikat

untuk loyal terhadap organisasi. Dalam pendekatan ini, Kanter, dalam

Suliman dan Iles (dalam Yuwono,dkk.,2005:142) mendefinisikan

komitmen organisasi sebagai “Profit Associated with Continued

Participation and a Cost Associated with Leaving”.

Menurut White (dalam Yuwono,dkk.,2005:142) komitmen organisasi

terdiri dari tiga area keyakinan ataupun perilaku yang ditampilkan oleh

karyawan terhadap tempat ia bekerja. Ketiga area tersebut adalah :

a. Keyakinan dan penerimaan terhadap organisasi

b. Adanya keinginan untuk berusaha sebaik mungkin sesuai

dengan keinginan organisasi

c. Keyakinan untuk mempertahankan keanggotaannya

Spector (dalam Sopiah, 2008:157), menyebutkan dua

pendekatan konsepsi tentang komitmen organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Pertukaran, dimana komitmen pada organisasi

sangat ditentukan oleh pertukaran kontribusi yang dapat oleh

perusahaan anggota dan anggota terhadap oeganisasi

2. Pendekatan Psikologis, dimana pendekatan ini lebih

menekankan orientasi yang bersifat aktif dan positif dari

anggota terhadap organisasi.

2
Menurut Lincoln dalam (Sopiah,2008:155) mendefinisikan komitmen

organisasi mencakup kebanggaan anggota, kesetiaan anggota dan

kemauan anggota pada organisasi.

B. Prinsip dan Bentuk Komitmen Organisasi

Ada lima prisip kunci dalam membangun komitmen organisasi oleh

pimpinan adalah :

1. Memelihara/meningkatkan harga diri

2. Memberikan tanggapan dengan empati

3. Meminta bantun dan mendorong keterlibatan

4. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan rasional

5. Memberikan dukungan tanpa mengambil alih tanggung jawab

Greenberg (1997) mengelompokkan profil komitmen organisasi setiap

individu menjadi empat bagian, yakni :

a. Individu yang komitmen rendah kepada kelompok kerja dan atasan,

disatu pihak dan dipihak lain kepada manajemen puncak dan organisasi

ini dinamakan tidak komit

b. Sebaliknya individu dengan komitmen tinggi kepada kedua pihak

tersebut dinamakan komit

c. Kelompok dengan komitmen yang tinggi kepada kedua pihak

dinakaman komit

d. Kelompok dengan komitmen yang tinggi kepada kelompok kerja dan

atasan, tetapi rendah kepada menejemen puncak dan organisasi

2
dinamakan komitmen secara lokal. Kelompok dengan komitmen yang

tinggi kepada menejemen puncak dan organisasi, tetapi rendah

kekelompok kerja dan atasan di kenal sebagai komitmen secara global.

(Wijaya dan Rifa’i,2016: 169-170)

Berkaitan dengan dimensinya, Meyer dan Allen (1991) merumuskan

tiga dimensi komitmen dalam berorganisasi, yaitu : Affective, Continuance dan

Normative. Ketiga hal ini lebih tepat dinyatakan sebagai komponen atau

dimensi dari komitmen berorganisasi, dari pada jenis-jenis komitmen

berorganisasi. Hal ini disebabkan hubungan anggota organisasi dengan

organisasi mencerminkan perbedaan derajat ketiga dimensi tersebut.

(Sopiah,1997:27-28)

1. Affective commitment

Affective commitment berkaitan dengan hubungan emosional anggota

terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan

anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan

affective commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam

organisasi karena memang memiliki keinginan untuk itu.

2. Continuance commitment

Continuance commitment berkaitan dengan kesadaran anggota

organisasi akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi.

Anggota organisasi dengan continuance commitment yang tinggi akan

terus menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki

kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut.

2
3. Normative commitment

Normative commitment menggambarkan perasaan keterikatan untuk

terus berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan normative

commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi

karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut.

Ungkapan yang sejalan juga dikemukakan Alen dan Meyer dalam

Durham,dkk (1989) bahwa komitmen dapat dilihat dari pengintegrasi tiga

dimensi, yaitu 1. Afektif 2. Kesinambungan 3. Normatif. Dimensi Afektif

menunjukkan bahwa komitmen merupakan pelibatan hubungan antara individu

dengan organisasi, yang sifatnya tergolong emosional. Komitmen afektif dapat

dilihat melalui pengidentifikasian diri, pelibatan diri dan loyalitas terhadap

organisasi. Pengidentifikasian diri adalah kebanggaan individu menjadi

anggota, serta adanya internalisasi terhadap tujuan dan nilai organisasi.

Pelibatan diri dapat dilihat dari aktivitas seseorang dalam menjalankan peran.

Adapun loyalitas dapat dilihat dari perasaan memiliki, anggota organisasi yang

dimanifestasikan dalam keinginan untuk tetap menjadi anggota

organisasi,individu yang memiliki komitmen afektif bertahan dalam organisasi

atas dasar keinginan sendiri.

Senada dengan pendapat diatas Greenberg (1997) menyatakan ada tiga

dasar komitmen organisasi yang dapat diidentifikasi, yaitu komitmen yang

berkesinambungan, komitmen afektif dan komitmen normatif. Komitmen

berkesinambungan adalah komitmen didasarkan kepada kecendurngan,

2
keinginan karyawan untuk terus menerus bekerja pada organsasi karena

karyawan tidak dapat melaksanakan pekerjaan lain.

Komitmen afektif merujuk pada kekuatan dari keinginan karyawan

untuk terus menerus bekerja pada organisasi karena menyetujui tujuan

organisasi dan ingin bekerja pada organisasi. Komitmen normatif menunjukkan

kekuatan dan keinginan karyawan yang berada dalam komunikasi, karena ia

merasa adanya desakan dari pihak lain.

Ketiga dasar komitmen organisasi tersebut dapat membuat seseorang

menjadi bergairah dalam berorganisasi. Komitmen yang berkesinambungan

dapat menggiring seseorang untuk selalu bekerja dan bekerja untuk kemajuan

organisasi. Komitmen afektif merupakan kondisi mental yang menggiring

seseorang untuk selalu berprilaku baik untuk selalu mempertahankan keutuhan

organisasi dengan bekerja keras. Selanjutnya komitmen normatif yakni

berusaha menjaga selalu nama baik organisasi dimanapun dan kapanpun dengan

cara bekerja keras untuk kemajuan organisasi. (Wijaya dan Rifa’i,2016:171-

172)

Colquitt,Lepine dan Wetson (2009) berpendapat bahwa ada tiga bentuk

dimensi komitmen organisasi yaitu :

a. Affective Comitment

Affective Comitment adalah keterkaitan emosional karyawan,

identifikasi dan keterlibatan dalam organisasi.

b. Continuence Comitment

2
Continuence Comitment adalah komitmen berdasarkan kerugian yang

berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini

mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit.

c. Normative Comitment

Normative Comitment adalah adanya perasaan wajib untuk tetap berada

dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut

merupakan hal benar yang harus dilakukan. (Wijaya dan

Rifai’i,2016:170)

C. Dampak Komitmen Organisasi

Dampak komitmen organisasional menurut Sopiah (2008) dapat

ditinjau dari dua sudut yaitu :

1. Ditinjau dari sudut organisasi Pegawai yang berkomitmen rendah akan

berdampak pada turnover, tingginya absensi, meningkatnya kelambanan

kerja dan kurang intensitas kurang bertahan sebagai pegawai di

organisasi tersebut, rendahnya kualitas kerja dan kurangnya loyalitas

pada organisasi

2. Ditinjau dari sudut pegawai Komitmen pegawai yang tinggi akan

berdampak pada peningkatan karir pegawai tersebut

D. Proses dan Pengembangan Komitmen Organisasi

Komitmen organisasional pegawai merupakan proses yang

berkesinambungan dan merupakan sebuah pengalaman individual pegawai.

2
Sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk membangun komitmen

organisasional pegawai adalah: Make It Charismatik, Build The Traditional,

Have Comprehensive Grievance Procedures, Create A Sense Of Community,

Share And Share A Like, Emphasize Barn Rising, Cross-utilization, And Team

Work, Get Together, Promote From Within, Provide Developmental Activities,

etc.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi

Steers (1980) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi

komitmen terhadap organisasi menjadi empat kategori yaitu :

a. Karakter Personal

Pengertian karakteristik personal mencakup: usia, masa, jabatan,

motif berprestasi, jenis kelamin, tas, dan faktor kepribadian.sedang

tingkat pendidikan berkorelasi negatif dengan komitmen terhadap

perusahaan ( Welsch dan Lavan,1981)

b. Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan meliputi kejelasan serta keselarasan peran

umpan balik tantangan pekerjaan, otonomi, kesempatan berinteraksi dan

dimensi inti pekerjaan

c. Karakteristik Struktural

Faktor-faktor yang tercakup dalam karakteristik struktural antara lain

ialah derajat formalisasi, ketergantunagn fungsional, desentralisasi,

tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan dan fungsi kontrol

dalam perusahaan

2
d. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja dipandang sebagai kekuatan sosialisai yang penting,

yang memengaruhi kelekatan psikologi karyawan terhadap perusahaan.

Pengalaman kerja terbukti berkorelasi positif dengan komitmen

terhadap perusahaan sejauh menyangkut taraf seberapa besar karyawan

percaya bahwa perusahaan memperhatikan minatnya, mersakan adanya

kepentingan pribadi dengan perusahaan dan seberapa harapan-harapan

karyawan dapat terpenuhi dalam pelaksanaa pekerjaannya. (Wijaya dan

Rifa’i,2016:174-175)

Glasser dalam Hoy dan Miskel(1987) mengatakan bahwa orang yang

memiliki komitmen organisasi yang tinggi, biasanya menunjukkan loyalitas dan

kemampuan profesionalnya.

David dalam (Sopiah,2008:163) mengemukakan empat faktor yang

mempengaruhi komitmen organisasi yaitu :

1. Faktor personal : usia, jenis kelamin, singkat pendidikan, pengalamn

kerja, kepribadian dan lain-lain

2. Karakteristik pekerjaan : lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan,

konflik pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, dan lain-lain

3. Karakteristik struktur : besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi dan

kehadiran serikat pekerjaan

4. Pengalaman kerja

Menurut Minner (Sopiah,2008) faktor yang mempengaruhi terhadap

komitmen organisasi adalah :

2
1. Karakteristik individu

2. Harapan-harapan anggota pada organisasi

3. Karakteristik pekerjaan

4. Pengalaman bergabung yang ia rasakan

5. Bagaimana pekerjaannya

6. Bagaimana sistem penggajiannya

7. Bagaimana hubungannya dengan rekan seorganisasinya

8. Mobilitas kerja

9. Hubungan sosial yang tercipta di organisasi

10. Pengalaman bergabung

F. Pengukuran Komitmen Organisasi

Berdasarkan pengertian komitmen organisasi yang dikemukakan oleh

berbagai tokoh, ada berbagai pengukuran komitmen pada organisasi. Salah satu

pengukuran komitmen organisasi yang terkenal adalah Organizational

Commitment Questionnaire (OCQ) yang disusun oleh Porter dan Smith pada

tahun Kuesioner ini mengukur komitmen afektif melalui 15 pertanyaan yang

berbentuk skala Likert yang terdiri dari 7 angka, mulai dari sangat tidak setuju

sampai sangat setuju terhadap pernyataan.

Untuk mengukur komitmen organisasi yang terdiri dari tiga komponen,

Allen dan Meyer telah beberapa kali merevisi alat ukur yang telah disusun.

Revisi terakhir dilakukan Meyer dan Allen pada tahun Alat ini terdiri dari 18

item, dimana setiap komponen diwakili oleh 6 item. Skala komitmen organisasi

2
ini memiliki skor yang berkisar antara nilai 1 (sangat tidak setuju dengan

pernyataan) sampai dengan nilai 6 (sangat setuju dengan pernyataan).

2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kompleksitas komitmen organisasi ditentukan oleh sejumlah variabel

dai personal dan organisasi seperti umur, disposisi yaitu perasaan positif dan

negatif keluar masuk organisasi,tanggung jawab, hubungan dengan atasan, rasa

diperlakukan adil,dan kesemptan kerja lain. Untuk memahami sifat

kompleksitas dari komitmen organisasi dipecah dalam komponen-komponen

dasar,antara lain komponen yang menjadi perahatian koimtmen menurut

Greenberg(1997); karyawan dapat menjadi komit pada berbagai entiti dalam

organisasi. contohnya karyawan mempunyai berbagi derajat komitmen pada

teman-teman sekerja, bawahan dan atasan.

Dan dalam membentuk komitmen dibutuhkan beberapa faktor seperti

perasaan memiliki perusahaan, persaan bergairah akan organisasi dan memiliki

persaan akan memiliki.

B. Saran

Pemakalah menyarankan jika seseorang ingin berhasil dalam suatu

organisasi hal yang sangat perlu dimiliki yang paling utama adalah komitmen

organisasi.

Anda mungkin juga menyukai