DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
NURJANNAH 722251007
FARHAN 7223210003
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberi Rahmat dan
DALAM ORGANISASI
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyumbangkan tenaga, pikiran dan materi baik moril maupun
materil serta memberikan dorongan kepada kelompok kami dalam menyelesaikan penulisan
Kelompok kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan dan kemampuan yang kelompok kami miliki. Oleh karena itu kelompok kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan penulisan
makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya.
Kelompok 9
I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................15
3.2 saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18
II
BAB I
PENDAHULUAN
berjerih payah, berkorban dan bertanggungjawab demi mencapai tujuan dirinya dan tujuan
Komitmen memiliki peranan penting terutama pada kinerja seseorang ketika bekerja
hal ini disebabkan oleh adanya komitmen yang menjadi acuan serta dorongan yang
mereka memilih calon-calon yang komitmennya tinggi pada perusahaan. ini dimaksudkan
untuk mendeteksi sejak dini pekerja yang kurang maksimal sehingga tidak terjadi hal yang
1
5. Apa saja dampak dari komitmen dalam organisasi?
membahas lebih detai dan lebih mendalam serta lebih jelas tentang komitmen dalam
organisasi dan juga Ingin menginformasikan melalui makalah ini kepada para pembaca
2
BAB II
PEMBAHASAN
terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Ini mencakup keyakinan dan sikap positif
terhadap tujuan, nilai, dan budaya organisasi. Komitmen organisasi dapat berpengaruh pada
tingkat motivasi, kinerja, retensi karyawan, dan atmosfer kerja secara keseluruhan.
Ada tiga dimensi utama komitmen organisasi yang sering dikemukakan dalam literatur
manajemen:
Individu dengan tingkat komitmen afektif yang tinggi cenderung merasa senang, bangga,
dan memiliki perasaan positif terhadap organisasi mereka. Mereka mungkin merasa
terhubung secara emosional dengan rekan kerja dan merasa bahwa organisasi tersebut
2. Komitmen Kontinu: Komitmen ini berkaitan dengan persepsi individu tentang biaya-
biaya yang akan mereka hadapi jika meninggalkan organisasi. Biaya-biaya ini dapat berupa
atau faktor-faktor lain yang membuat individu berpikir dua kali sebelum mengambil
3. Komitmen Normatif: Ini melibatkan kewajiban moral atau etika terhadap organisasi.
Individu dengan tingkat komitmen normatif yang tinggi merasa memiliki tanggung jawab
3
moral untuk tetap setia pada organisasi, bahkan jika mereka tidak sepenuhnya puas dengan
pekerjaan mereka.
organization rather than specific work role characteristics. The utility or value associated
not contingent on any specific work role behaviors other than not quitting or retiring”.
dan ingin terus berpartisipasi secara aktif dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi
merefleksikan keyakinan karyawan terhadap misi dan tujuan organisasi, keinginan untuk
bekerja keras, dan terus bekerja di organisasi tersebut (Newstrom & Davis, 2002).
organisasi, menyetujui sistem nilai dan tujuan organisasi, dan ingin berusaha keras untuk
dikemukakan oleh Mowday, Porter, dan Steers (dikutip oleh McKeena, 2000). Komitmen
adalah kekuatan relatif identifikasi individu dan keterlibatannya dalam suatu organisasi.
Keterlibatan dapat terlihat dalam keinginan individu untuk melaksanakan tugas melebihi
4
mempunyai penekanan yang hampir sama, yaitu proses karyawan mengidentifikasikan
dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan, dan tujuan organisasi. Selain itu, komitmen
organisasi mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan
berkeinginan untuk lebih memberikan tenaga dan tanggung jawab dalam menyokong
Porter, dan Steers (dikutip oleh Schultz & Schultz, 1998) menyatakan bahwa komitmen
organisasi memiliki tiga komponen sebagai berikut. Pertama, penerimaan nilai-nilai dan
tujuan organisasi . Kedua, keinginan untuk berusaha keras bagi organisasi. Dan ketiga,
memiliki hasrat kuat untuk tetap berada dalam organisasi.O’Reilly dan Chatman (dikutip
oleh Hulin, 1998) mengemukakan terdapat tiga hal yang mendasari komitmen seseorang
5
karyawan ingin tetap bertahan dalam organisasi. Karyawan memiliki keinginan dan
hidup organisasi.
pada organisasi karena membutuhkan pekerjaan tersebut dan tidak dapat berbuat hal
lainnya (Greenberg & Baron, 2000). Karyawan terikat dengan organisasi hanya karena
faktor seperti rencana pensiun dan senioritas, yang tidak dapat berlanjut apabila berhenti
bekerja. Karyawan tidak memiliki identifikasi pribadi dengan tujuan dan nilai-nilai
Semakin lama karyawan berada dalam organisasi, karyawan akan semakin banyak
Banyak karyawan tetap bertahan pada pekerjaannya karena tidak mau kehilangan hal
tinggi (Greenberg & Baron, 2000). Bentuk komitmen yang kedua adalah affective
commitment. Affective commitment adalah kekuatan hasrat karyawan untuk bekerja pada
organisasi karena setuju dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi (Greenberg & Baron,
6
karyawan dengan organisasi (Sweeney & McFarlin, 2002). Karyawan dengan affective
commitment yang tinggi ingin tetap berada dalam organisasi karena mendukung tujuan
organisasi dan ingin membantu misi tersebut (Greenberg & Baron, 2000). Karyawan tetap
berada dalam organisasi karena keinginannya sendiri (Schultz & Schultz, 1998). Karyawan
mengidentifikasi diri pada organisasi, menginternalisasi nilai dan sikap organisasi, dan
tunduk dengan tuntutan organisasi (Schultz & Schultz, 1998).Penelitian yang dilakukan
Shore dan Wayne (dikutip oleh Smither, 1998) dalam membandingkan continuance
dengan affective commitment yang tinggi memiliki sikap yang lebih baik dibandingkan
dengan karyawan dengan continuance commitment yang tinggi. Hal ini disebabkan ketika
commitment adalah kekuatan hasrat karyawan untuk terus bekerja pada organisasi karena
merasa wajib untuk tetap tinggal dalam organisasi. Hal ini karena tekanan dari orang lain
untuk tetap bekerja pada pemimpinnya. Perasaan ini timbul karena telah mendapat
keuntungan dari pemimpin, seperti pembayaran kuliah atau pelatihan keterampilan khusus
Karyawan dengan normative commitent yang tinggi tetap berada dalam organisasi
karena merasa sudah seharusnya melakukan hal tersebut (Schultz & Schultz, 1998).
7
Karyawan dengan normative commitment yang tinggi sangat mempedulikan apa yang
dipikirkan oleh orang lain apabila meninggalkan organisasi. Karyawan tidak ingin
mengecewakan pemimpinnya dan kuatir rekan kerja akan berpikir kurang baik dengan
organisasi tempat mereka bekerja. Proses ini dapat dipahami melalui beberapa tahapan
yang melibatkan pengalaman, persepsi, dan respons individu terhadap lingkungan kerja.
Berikut adalah beberapa tahap yang dapat menjelaskan proses terjadinya komitmen
organisasi:
Proses dimulai dengan seleksi dan rekrutmen karyawan oleh organisasi. Selama
tahap ini, organisasi berusaha menarik individu yang memiliki nilai-nilai, tujuan, dan
ke dalam budaya dan struktur organisasi. Pengalaman ini dapat memainkan peran penting
8
Organisasi yang memberikan penghargaan dan pengakuan kepada karyawan dapat
meningkatkan komitmen afektif. Rasa dihargai dan diakui dapat menciptakan perasaan
Proses pengelolaan kinerja yang efektif, termasuk umpan balik yang konstruktif,
dapat memengaruhi komitmen organisasi. Karyawan yang merasa diperlakukan secara adil
dan mendapatkan dukungan dari atasan mereka cenderung memiliki komitmen yang lebih
tinggi.
antar rekan kerja, dapat mempengaruhi persepsi dan komitmen karyawan. Lingkungan yang
7. Perubahan Organisasi:
9
Respons terhadap perubahan organisasi, baik perubahan positif maupun negatif,
dapat memainkan peran kunci dalam pembentukan komitmen. Karyawan yang merasa
terlibat dalam proses perubahan dan merasakan dampak positifnya mungkin lebih
Proses ini bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu. Faktor-faktor seperti
pengalaman kerja, interaksi dengan rekan kerja dan atasan, serta perubahan dalam
Oleh karena itu, manajemen perlu terus memantau dan merespons dinamika ini untuk
pribadi karyawan dan faktor organisasi. Faktor pribadi karyawan meliputi jenis kelamin dan
menjadikan karir sebagai prioritas utama. Perempuan lebih ingin mengaplikasikan ilmu
yang didapat untuk menguji dirinya sendiri. Perempuan mengetahui bahwa dirinya tidak
akan seumur hidup berkarir. Hal ini membuat karyawan perempuan memberikan segenap
kemampuan kepada organisasi pada saat karyawan perempuan mampu bekerja dan masih
10
karyawan memiliki lebih banyak pilihan pekerjaan, sehingga kelekatan dengan organisasi
berkurang. Hal tersebut menyebabkan komitmen organisasi yang rendah pada karyawan
Usia dan lama bekerja juga mempengaruhi komitmen organisasi (Luthans, 2002).
Karyawan dengan usia tua lebih berkomitmen dibandingkan dengan karyawan usia muda.
bekerja mempengaruhi komitmen organisasi karena karyawan yang telah lama bekerja akan
merasa investasi yang telah ada (berupa waktu, usaha, & jabatan) tidak dapat tergantikan
karakteristik kerja yang berkaitan dengan peran karyawan dalam organisasi. Komitmen
organisasi cenderung lebih tinggi pada karyawan dengan kejelasan peran. Ketidakjelasan
peran yang diberikan oleh organisasi kepada karyawannya akan mengakibatkan timbulnya
konflik peran, yang pada akhirnya akan mempengaruhi komitmen karyawan (Cherrington,
1994).
membuat setiap karyawan dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Hal
ini berkontribusi pada kepuasan karyawan karena karyawan merasa dirinya dianggap
11
Ketiga, pengalaman kerja yang dimiliki oleh karyawan. Komitmen organisasi
cenderung lebih tinggi pada karyawan yang memiliki pengalaman kerja menyenangkan,
seperti sikap positif dari rekan kerja, merasa organisasi dapat memenuhi keinginannya, dan
bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa dampak utama dari komitmen organisasi yang
tinggi:
Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi cenderung bekerja dengan lebih
baik. Mereka lebih termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi, memberikan usaha ekstra,
Komitmen organisasi yang tinggi seringkali berkorelasi dengan tingkat retensi karyawan
yang lebih baik. Karyawan yang merasa terhubung secara emosional dengan organisasi dan
memiliki keterikatan yang kuat lebih mungkin untuk tetap tinggal dalam jangka panjang.
Tingkat komitmen yang tinggi dapat mengurangi tingkat pergantian karyawan. Karyawan
yang merasa terhubung dengan organisasi cenderung lebih sedikit mencari peluang di
12
tempat lain dan lebih bersedia untuk mengatasi tantangan atau ketidakpuasan yang
mungkin muncul.
Komitmen organisasi yang tinggi dapat berkontribusi pada kesejahteraan mental dan fisik
karyawan. Mereka cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka, yang pada
gilirannya dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik.
Tingkat komitmen yang tinggi dapat mengurangi kebutuhan perusahaan untuk merekrut
dan melatih karyawan baru secara terus-menerus. Pergantian karyawan yang rendah
mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk merekrut dan melatih pegawai baru.
Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi biasanya lebih terlibat dalam
pekerjaan mereka, yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja. Mereka
cenderung bekerja dengan tekun dan peduli terhadap hasil pekerjaan mereka.
Komitmen organisasi yang tinggi menciptakan lingkungan kerja yang positif dan
mendukung. Hal ini dapat menciptakan citra perusahaan yang baik di mata karyawan,
13
Karyawan yang merasa terlibat dan memiliki komitmen yang tinggi cenderung lebih kreatif
dan inovatif. Mereka mungkin lebih termotivasi untuk memberikan ide-ide baru dan
mencari solusi yang lebih efektif untuk tantangan yang dihadapi perusahaan.
Komitmen organisasi yang tinggi dapat membantu perusahaan dalam mengelola perubahan
dengan lebih baik. Karyawan yang merasa terlibat mungkin lebih mudah beradaptasi
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komitmen organisasional adalah keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi,
keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan
penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Komitmen organisasi sebagai suatu keadaan
dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuannya dan
keinginanya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
15
Pengalaman kerja : pengalaman kerja karyawan sangat berpengaruh
terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi.
Demikian dapat diartikan bahwa komitmen organisasi tersebut muncul dari keinginan
kuat seorang karyawan yang mana proses ini berjalan secara terus berkelanjutan
sampai pada terwujudnya sikap seorang anggota yang bertujuan untuk kesuksesan
organisasinya
3.2 saran
Berdasarkan apa yang telah dibahas, berikut adalah saran yang diberikan
16
4) Menyarankan untuk lebih memperhatikan atau meningkatkan system
pengembangan karyawan untuk menjamin kepuasan kerja dan memantau
kinerjakaryawan yang ada. Tentunya hal ini membantu mengoptimalkan
kinerja karyawan. Kemudian, untuk karyawan harus lebih aktif terlibat dalam
mengkomunikasikan komitmennya kepada perusahaan, memastikan pertimbangan
perusahaan dalam merumuskan kebijakan perusahaan agar lebih baik
sesuai harapan bersama.
17
DAFTAR PUSTAKA
Aldag, R. (1997). Employee value added: Measuring discretionary effort and its
value to the organization. Retrieved 2005, Mei 26, from http://216.109.
117.135/search/cache?p=dimension+of+organizational+citizenship+behavior
&prssweb=Search&ei=UTF8&fl=0&u=www.greatorganizations.com/pdf/wp
EmpValAdd.pdf&w=dimension+organizational+citizenship+behavior&d=59
C17A35EE&icp=1&.intl=us
Diefendorff, J. M., Brown, D. J., Kamin, A. M., & Lord, R. G. (2002). Examining
the roles of job involvement and work centrality in predicting organizational
citizenship behaviors and job performance. Journal Of Organizational
Behavior, 23, 93-108.
18
Iverson, R. D., & Buttigieg, D. M. (1999). Affective, normative, and continuance
commitment: Can the ‘right kind’ of commitment be managed? Journal of
Management Studies, 36, 307-33
19
20